PENDAHULUAN Buku Bunga Rampai Rev 1
menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Oleh karena itu, PNS harus memiliki profesi dan
menerapkan manajemen ASN yang berdasarkan sistem merit. Sistem merit atau perbandingan antara kualiikasi, kompetensi, dan kinerja yang
diwujudkan melalui pembinaan pegawai. Pembinaan pegawai tidak hanya berkutat pada mutasi, promosi, ataupun demosi, namun lebih luas lagi
yakni mulai dari proses rekrutmen pegawai, pengangkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan, serta penyusunan pola jenjang karir pegawai
sampai pemberhentianpensiun pegawai. Dan disahkannya UU ASN membawa perubahan besar terhadap manajemen PNS, termasuk di
Kejaksaan.
Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil : Proses Awal Menjaring SDM Kejaksaan RI yang Berkualitas
Sebagai unsur utama aparatur negara, pegawai ASN mempunyai peran strategis dalam mengemban tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.
Untuk menghasilkan PNS yang memiliki kredibilitas dan kapasitas yang memadai, maka perlu sistem rekrutmen yang tepat. Sebagai salah satu
organisasi pemerintah, Kejaksaan juga dituntut memiliki SDM yang memiliki kredibilitas dan kapasitas yang baik, yang dihasilkan melalui
suatu sistem rekrutmen pegawai yang obyektif, transparan, dan akuntabel.
Rekrutmen PNS Kejaksaan merupakan proses awal untuk memperoleh SDM yang terbaik. Oleh sebab itu, dibentuk suatu sistem rekrutmen yang
dilandaskan pada prinsip-prinsip yang obyektif, transparan, dan akuntabel serta dengan melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga yaitu konsultan
SDM independen dipilih melalui proses lelang dengan Sistem Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik LPSE, sehingga diharapkan
dapat mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme KKN dalam proses rekrutmen.
Rekrutmen Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-048AJA122011 tanggal 29
Bunga Rampai Kejaksaan RI Bambang Waluyo
6
Desember 2011 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan Republik Indonesia. Dalam PERJA tersebut diatur mengenai pelaksanaan
pengadaan pegawai yang meliputi : perencanaan, pengumuman, persyaratan umum, persyaratan khusus, pendataran, penyaringan,
hasil penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS, pengangkatan CPNS menjadi PNS, dan pemberhentian CPNS.
Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 197 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Bagi Jabatan
yang Dikecualikan Dalam Penundaan Sementara Penerimaan CPNS, pelaksanaan pengadaan CPNS dikoordinasikan oleh Panitia Pengadaan
Calon Pegawai Negeri Sipil Nasional PANSELNAS yang dibentuk oleh Kementerian PAN RB. Setiap instansi membentuk panitia pengadaan
CPNS yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yang ditunjuk. Untuk menjamin obyektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan
pengadaan CPNS Pusat dan Daerah, maka penyusunan soal kompetensi dasar dan pengolahan Lembar Jawaban Komputer LJK dilakukan oleh
PANSELNAS. Dalam penyusunan soal kompetensi dasar dan pengolahan LJK, pemerintah bekerjasama dengan Konsorsium Perguruan Tinggi
Negeri. Sedangkan dalam penyusunan soal kompetensi bidang dilakukan oleh instansi Pembina Jabatan Fungsional.
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai: Sebuah Ikhtiar Membentuk Karakter dan Keahlian Aparatur Kejaksaan
Program pengembangan SDM merupakan bagian dari manajemen SDM secara menyeluruh. Manajemen SDM menjalankan fungsi attraction,
retention, dan development. Peran SDM dalam manajemen SDM, menurut
Corner Ulrich
4
merupakan model peran SDM dalam membangun daya saing organisasi. Peran utama SDM adalah menciptakan nilai create
value baik nilai organisasi yang akan menjadi budaya organisasi maupun nilai yang berkaitan dengan menghasilkan outputoutcome deliver result.
4
J. Conner and D. Ulrich, Human Resource Roles : Creating Value, Not Rhetoric, Human Resource Planning, 19 3, 1996, hlm. 24.
7
Untuk dapat mengetahui strategi peningkatan kemampuan SDM, ada dua pertanyaan yang harus dijawab, yaitu: bagaimana posisi SDM yang ada
sekarang, dan bagaimana kualitas yang dibutuhkan.
Tuntutan reformasi birokrasi pada instansi pemerintah termasuk Kejaksaan merupakan program prioritas. Reformasi birokrasi Kejaksaan
mencakup penataan organisasi, perbaikan proses bisnis, peningkatan manajemen SDM, akuntabilitas, transparansi, partisipasi, dan pelayanan
publik prima. Hal tersebut, merupakan upaya untuk mengatasi ineisiensi, inefektivitas dan perubahan pola pikir menuju PNS sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan percepatan reformasi birokrasi tersebut diperlukan SDM aparatur yang memiliki
kompetensi dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Karena itu peningkatan profesionalisme dan sikap pengabdian merupakan bagian
tidak terpisahkan dari pembinaan PNS.
Permasalahan yang terjadi dalam struktur birokrasi Indonesia adalah rendahnya kualitas pegawai dan kurang memiliki daya saing dalam
menghadapi era globalisasi. Untuk mengatasinya, UU ASN menjamin bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi.
5
Pengembangan kompetensi dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Dan
pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh pejabat yang berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier.
6
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Diklat PNS merupakan proses transformasi kualitas SDM aparatur negara yang menyentuh
empat dimensi utama, yaitu spiritual, intelektual, mental, dan isik yang
5
Pasal 7 UU ASN
6
Pendidikan dan pelatihan bagi PNS berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Bunga Rampai Kejaksaan RI Bambang Waluyo
8