Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan

(1)

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR BANK INDONESIA MEDAN

DISUSUN OLEH :

INDIRA NOVIA SARUMPAET 130921043

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Sarjana Pada Departemen

Ilmu Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Indira Novia Sarumpaet

NIM : 130921043

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan

Medan, April 2015

Ketua Departemen Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Arlina, SH, M.Hum

NIP. 195603041977102001 NIP. 196401081991021001

Drs.M.HusniThamriNasution,M.Si

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan ” , untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi S1 Ekstensi Administrasi Negara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda Ahmad Pangian dan Ibunda Susy Astuti Sianturi, yang dengan kasih sayang dan ridhonya memberikan doa restu serta dukungan moril dan materil bagi penulis selama menempuh masa pendidikan. Terima kasih kepada Allah SWT karena senantiasa memberkahi orang tua dan seluruh keluarga penulis.

Selama pengerjaan skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali arahan, bimbingan, motivasi, saran serta kritik dari semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikannya. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.


(4)

ii

4. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku dosen pembimbing akademik selama masa perkuliahan sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi yang begitu tulus dan murah hati dalam membimbing dan memotivasi penulis selama pengerjaan skripsi ini .

5. Bapak Drs. Kariono, M.si , selaku dosen penguji yang juga turut memberikan arahan dan bimbingan untuk skripsi ini.

6. Ibu Elly Sarianti, selaku Manajer Bagian Unit Komunikasi dan Layanan Publik yang memberikan izin kepada saya untuk melakukan riset pada Kantor Bank Indonesia Medan dan Berkenan menjadi Informan Kunci saya dalam penyelesaian skripsi ini

7. Abangnda Dwi Sulistyo sebagai salah satu pegawai Bank Indonesia yang bersedia membantu penulis dalam penyebaran dan pengisian informan selama melakukan riset.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen dan staf pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Negara yang menambahkan ilmu dan wawasan kepada penulis. 9. Seluruh staf pegawai administrasi di Departemen Ilmu Administrasi Negara,

khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang turut meringankan langkah penulis selama masa pendidikan.

10.Untuk Kakanda Sri Suspa Hotmaidah dan seluruh saudara penulis yang telah memberi semangat dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Dan kepada teman terdekat di kelas ekstensi administrasi negara 2013 yaitu : Rina Febriani, Raja Wina Handayani, Eki Prayudi, Rezki Tahir, Bagus Setia Gumelar dan Henny serta seluruh teman seangkatan 2013 yang memberikan


(5)

iii

banyak bantuan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Serta kepada Tazri Hasibuan yang memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang Administrasi Negara khususnya tentang Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan pada skripsi ini. Namun, penulis telah secara maksimal melakukan penyempurnaan-penyempurnaan sedemikian rupa untuk memperbaiki skripsi ini agar dapat lebih baik lagi. Penulis juga memohon maaf apabila ada kata-kata yang salah atau kurang tepat dalam penulisan Skripsi ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Meski begitu, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan isi, mohon saran dan kritik yang dapat membangun kebaikan skripsi ini. Akhir kata, kiranya setiap pembaca dapat menemukan hal bermanfaat didalam skripsi ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, April 2015


(6)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR TABEL GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Kerangka Teori ... 5

1.5.1 Peranan ... 5

1.5.2 Kepemimpinan ... 6

1.5.3 Peranan Kepemimpinan ... 7

1.5.4 Disiplin Kerja ... 12

1.6 Defenisi Konsep ... 18

1.7 Sistematika Penulisan ... 19

BAB II METODE PENELITIAN ... 21

2.1 Bentuk Penelitian ... 21

2.2 Lokasi Penelitian ... 22


(7)

v

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.5 Teknik Analisa Data ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 24

3.1 Sejarah Singkat Kantor Bank Indonesia Medan ... 24

3.2 Dasar Hukum Pendirian Kantor Bank Indonesia Medan ... 25

3.3 Visi dan Misi dan Sasaran Strategi Kantor Bank Indonesia Medan .. 25

3.4 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Medan ... 26

3.5 Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Medan ... 27

3.5 Uraian Tugas Kantor Bank Indonesia Medan ... 29

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 41

4.1 Karakteristik Informan ... 41

1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

2. Karakteristik Informan Berdasarkan Usia ... 43

3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Pendidikan ... 43

4. Klasifikasi Informan Berdasarkan Masa Bekerja ... 44

4.2 Pendapat Informan ... 45

1. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Dengan Baik ... 46

2. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin Kerja Selama Berkerja ... 47

3. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pimpinan Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Yang Baik ... 48


(8)

vi

4. Distribusi Jawaban Informan Mengenai

Pimpinan Menjadi Panutan/Tauladan Bagi Pegawai

Tentang Disiplin Kerja ... 49 5. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peran

Pimpinan Dalam Menegakkan Disiplin Kerja Para

Pegawainya ... 50 6. Distribusi Jawaban Informan Mengenai

Pimpinan Mengarahkan Pegawai dalam Disiplin Kerja ... 51 7. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peranan

Pimpinan Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai ... 52 8. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Teguran

Dan Sanksi Dari Pimpinan Terhadap Pelangaran Disiplin

Kerja Pegawai ... 53 9. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peraturan

Tegas Tentang Disiplin Yang Berlaku Di Bank Indonesia

Medan ... 54 10 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peraturan Yang

Memotivasi Pegawai Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja... 55

BAB V ANALISIS DATA ... 57 5.1 Hasil Analisis Data Mengenai Peranan Kepemimpinan

Dalam Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai di Bank


(9)

vii

BAB VIPENUTUP ... 62 6.1 Kesimpulan ... 62 6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Per Divisi/Unit Di Bank Indonesia

Medan Tahun 2015 ……….. 39 Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin………... 42 Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Usia ………. 43 Tabel 4.3 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan,, 44 Tabel 4.4 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Masa Bekerja ……… 45 Tabel 4.5 Pegawai Yang Menjalankan Disiplin Kerja Dengan Baik ……. 47 Tabel 4.6 Pegawai Yang Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin Kerja.. 48 Tabel 4.7 Pimpinan Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Yang Baik …….. 49 Tabel 4.8 Pimpinan Menjadi Panutan/Tauladan Bagi Pegawai

Dalam Hal Disiplin Kerja ……… 50 Tabel 4.9 Pimpinan Melakukan Peran Dalam Menegakkan Disiplin

Kerja Pegawai ……….. 51

Tabel 4.10 Pimpinan Mengarahkan Pegawai Dalam Disiplin Kerja …….. 52 Tabel 4.11 Peranan Pimpinan Dapat Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai.. 53 Tabel 4.12 Sanksi Dan Teguran Tegas Dari Pimpinan Terhadap Pelanggaran

Disiplin Kerja Pegawai ………. 54 Tabel 4.13 Adakah Peraturan Yang Berlaku Tentang Disiplin Kerja

Pegawai Di Bank Indonesia Medan ………. 55 Tabel 4.14 Peraturan Disiplin Yang Berlaku Pada Kantor Bank


(11)

ix

DAFTAR TABEL GAMBAR

Tabel Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Indonesia ……….. 28 Tabel Gambar 3.2 Informan Kunci ………. 39 Tabel Gambar 3.3 Kantor Bank Indonesia Medan ……….. 40


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Penelitian

2. Daftar Pertanyaan Wawancara 3. Daftar Kuisioner

4. Dokumentasi Peneliti Dengan Informan 5. Dokumentasi Lokasi Penelitian

6. Surat Permohonan Persetujuan Judul

7. Surat Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 8. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

9. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal 10.Berita Acara Seminar Proposal

11.Surat Penunjukan Dosen Pembimbing


(13)

xi

ABSTRAK

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR BANK INDONESIA MEDAN

Nama : Indira NoviaSarumpaet Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Arlina, SH, M.Hum

Kepemimpinan kini tidak lagi dipandang sebagai penunjuk jalan dan hanya sebagai seseorang dengan posisi dan peran teratas, namun sebagai partner yang bersama-sama dengan anggota lain berusaha mencapai tujuan bersama. Untuk proses pencapaian tujuan diperlukan sebuah kualitas kerja yang dipengaruhi oleh sebuah disiplin perkerjaan, Dalam peranan sebagai pemimpin, pemimpin mempunyai andil dalam pembentukan disiplin kerja pegawainya.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu Manejer Divisi Unit Komunikasi dan Layanan Publik sebagai informan kunci. Sementara itu, pegawai dari Divisi Unit Komunikasi dan Layanan Publik sebanyak 10 orang merupakan informan tambahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan tergolong baik dan berpengaruh positif terhadap tingkat disiplin kerja pegawai. Dan permasalahan yang dihadapi pemimpin dalam mengatasi masalah disiplin pegawai di Kantor Bank Indonesia terbilang minim dan mampu diatasi antara pemimpin dan pegawai.

Kata Kunci(Keywords):Kepemimpinan, Peranan Kepemimpinan, DisiplinKerja, Kantor Bank Indonesia Medan


(14)

xi

ABSTRAK

PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR BANK INDONESIA MEDAN

Nama : Indira NoviaSarumpaet Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Arlina, SH, M.Hum

Kepemimpinan kini tidak lagi dipandang sebagai penunjuk jalan dan hanya sebagai seseorang dengan posisi dan peran teratas, namun sebagai partner yang bersama-sama dengan anggota lain berusaha mencapai tujuan bersama. Untuk proses pencapaian tujuan diperlukan sebuah kualitas kerja yang dipengaruhi oleh sebuah disiplin perkerjaan, Dalam peranan sebagai pemimpin, pemimpin mempunyai andil dalam pembentukan disiplin kerja pegawainya.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu Manejer Divisi Unit Komunikasi dan Layanan Publik sebagai informan kunci. Sementara itu, pegawai dari Divisi Unit Komunikasi dan Layanan Publik sebanyak 10 orang merupakan informan tambahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan tergolong baik dan berpengaruh positif terhadap tingkat disiplin kerja pegawai. Dan permasalahan yang dihadapi pemimpin dalam mengatasi masalah disiplin pegawai di Kantor Bank Indonesia terbilang minim dan mampu diatasi antara pemimpin dan pegawai.

Kata Kunci(Keywords):Kepemimpinan, Peranan Kepemimpinan, DisiplinKerja, Kantor Bank Indonesia Medan


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut bidang yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan kehidupan sehari - hari. Dalam setiap masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya, yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang ada. Jika melihat perkembangan berbagai teori mengenai kepemimpinan yang ada, maka timbul suatu kesadaran bahwa perkembangan teori kepemimpinan telah berkembang sedemikian pesat sejalan dengan perkembangan kehidupan yang ada.

Dalam sebuah kepemimpinan maka adanya bentuk nyata seseorang dalam sebuah peran, yang kemudian ia berlaku menjadi seorang pemimpin. Dan dalam sebuah bentuk nyata peranannyalah dapat dilihat bahwa ia dianggap sebagai seorang pemimpin yang berperan sebagai seseorang menduduki posisi teratas. Namun, kini kepemimpinan tidak lagi dipandang sebagai penunjuk jalan dan hanya sebagai seseorang dengan posisi dan peran teratas namun sebagai partner yang bersama - sama dengan anggota lain berusaha mencapai tujuan bersama. Menurut S.P Siagian dalam bukunya yang berjudul organisasi kepemimpinan dan perilaku organisasi mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang yang menduduki jabatan atau sebagai pimpinan satuan kerja untuk


(16)

2

mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif untuk memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan bergantung kepada kepemimpinannya, yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan semua sumber daya manusia, sarana, dana, waktu dan kedisiplinan secara efektif, efisien dalam suatu sistem manejemen yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitas hasil kerja para pegawainya. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dominan dalam permasalahan tersebut. Sumber daya manusia yaitu para pegawai mempunyai posisi yang sangat penting dalam melaksanakan fungsi sebagai perumus, perencana, pelaksana, pengendali, maupun yang mengevaluasi aktivitas perusahaan.

Disiplin mempengaruhi kinerja pegawai, jika kinerjanya baik maka akan baik pula hasil kerja tersebut hal itu dipengaruhi oleh disiplin kerja pegawai. Pelaksanaan disiplin kerja pegawai tidak lepas dari peran seorang pemimpin. Dalam kondisi ini maka tindakan yang seharusnya dilakukan seorang pemimpin adalah menjadi tauladan sebagi seorang pimpinan, yang menjadi panutan karyawan dan menjadi pengawas dalam lingkungan kerja sesuai fungsinya sebagai seorang pemimpin, sehingga terciptanya iklim dan suasana kerja yang baik di kantor tersebut dan menjadikan disiplin sebagai sebuah kewajiban yang patut dijalankan oleh pegawai, baik seorang pimpinan maupun karyawan biasa dibawahnya, dengan peningkatan disiplin kerja, dapat mengurangi resiko kesalahan pegawai dalam bekerja dan menghasilkan kulitas kerja yang baik hingga berdampak positif kepada perusahan dalam pencapaian tujuannya. Disiplin


(17)

3

yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya, ketepatan waktu maupun sikap yang baik . Hal ini menumbuhkan gairah dan semangat kerja pegawai. Pada Kantor Bank Indonesia Medan, penegakan disiplin sudah dijalankan dengan baik, hal itu juga ditunjang dengan adanya peran dalam bentuk komunikasi yang baik dilakukan seorang pemimpin dalam menegakkan disiplin para pegawai dibawahnya. Dalam hal ini penulis dapat menilai pimpinan memiliki gaya demokratis dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, dan tingkat disiplin pegawai dapat digolongkan baik, salah satu ukuran yang dilihat penulis dari segi ketepatan waktu pegawai dengan penentuan waktu jam masuk kerja yaitu pukul 07.40 wib dan jam keluar kerja pukul 16.40 wib yang sudah di patuhi oleh para pegawai meski masih ada sebagian kecil terjadinya kendala namun hal tersebut tidak begitu fatal dan hal tersebut juga disebabkan oleh faktor keadaan lingkungan pegawai yang sulit dihindari sehingga terjadi pelanggaran. Namun hal tersebut masih mampu diatasi dan dalam kadar yang kecil dan dapat dimaklumi, namun secara keseluruhan tingkat disiplin pegawai di Bank Indonesia Medan dapat dikatakan baik dan secara tidak langsung juga berdampak pada kinerja para pegawai di Bank Indonesia Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Bertitik tolak pada uraian sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Peranan Kepemimpinan dalam Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan ?.


(18)

4

2. Apakah Kendala Yang Dihadapi Pimpinan Dalam Peranannya Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai dan harus sejajar dengan judul dan permasalahan penelitian. Dari penelitian yang berjudul “ Peranan Kepemimpinan dalam Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan terdapat tujuan yang hendak dicapai antara lain :

1. Untuk Menggambarkan peran seorang pemimpin dalam Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Bank Indonesia Medan ?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi seorang pemimpin dalam perannya meningkatkan disiplin pegawai pada Kantor Bank Indonesia Medan ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam hal :

a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir bagi penulis melalui karya ilmiah, sesuai dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah di FISIP.

b. Sebagai karya tulis untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana FISIP USU sekaligus menjadi referensi bagi perpustakaan Departemen Ilmu Adminisrasi Negara FISIP USU dan kalangan yang tertarik untuk melakukan kajian penelitian di masa yang akan datang dalam bidang ini.


(19)

5

c. Sebagai bahan tambahan referensi untuk penulis karya ilmiah yang berhubungan dengan kepemimpinan dan peningkatan disiplin dimasa yang akan datang.

1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Peranan

Peran berarti laku,bertindak. Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (E.St. Harahap,2007). Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan peran dalam masyarakat,dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis. Menurut penjelasan historis, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut (Syaiful Bahri Djamarah,1997).Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari status yang disandangnya. Dalam kaitannya dengan peran, tidak semuanya mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Oleh karena itu, tidak jarang terjadi kurang berhasilnya dalam menjalankan perannya.


(20)

6 1.5.2 Kepemimpinan

a. Defenisi Kepemimpinan

Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama - sama melakukan aktifitas tertentu demi pencapaian suatu sasaran dan tujuan (Kartono,2005). Pada bukunya yang berjudul Kepemimpinan : Dasar - Dasar dan Pengembanganya, Bernadine R. Wirjana dan Susilo Supardo (2005), mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau sasaran, dan mengarahkan organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohersif dan lebih masuk akal.

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati sehingga orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut. Pengertian pemimpin yang diutarakan Fairchild (dalam kartini kartono, 2005) yang menyatakan pemimpin dalam pengertian luas seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasi, atau mengontrol usaha atau upaya orang lain melalui kewenangan,kekuasaan atau posisi.


(21)

7

Pengertian kepemimpinan menurut Siagian (2002) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Dari pengertian - pengertian luas diatas dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang melekat pada diri seseorang pemimpin yang bergantung pada bermacam faktor intern dan ekstern serta esensi kepemimpinan itu adalah kepengikutan serta yang mempunyai peran sebagai pemberi contoh dan dorongan atau motivator mengarahkan kegiatan - kegiatan bersama orang yang mampu memperhatikan kepentingan bawahan penentu hubungan kerjasama.

1.5.3 Peranan Kepemimpinan

Definisi Peranan adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Aspek dinamika dari status (kedudukan) apabila seseorang atau beberapa orang atau sekelompok orang atau organisasi yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan jabatannya (Soerjono Soekanto).

Definisi Peranan Kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.

Peranan Pemimpin di organisasi , peran pemimpin saat ini yaitu : 1. Arsitek penyusunan visi organisasi

2. Pembentuk budaya organisasi dari nilai - nilai yang ada, 3. Pemimpin dalam mengembangkan manajemen strategis, 4. Pengamat untuk memahami lingkungan serta kinerja 5. Penggerak penggalian.


(22)

8

Siagian (2002) mengemukakan bahwa peran pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu:

1. Peran yang bersifat interpersona.

Peran yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusaaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorag pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung.

2. Peran yang bersifat informasional.

Peran yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi.

3. Peran pengambilan keputusan.

Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.

a. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi sering diartikan dengan kegunaan sesuatu hal sedangkan, fungsi kepemimpinan sangat berhubungan dengan situasi sosial dalam kelompok atau organisasi dimana seorang pemimpin kelompok itu berbeda. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena berlangsung dalam interaksi antar manusia sebagai makhluk sosial.


(23)

9

Menurut Hadari Nawawi fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi interaksi sosial yang harus diperhatikan adalah :

1. Dimensi Kemampuan Pemimpin Mengarahkan (Direction) :

Dimensi ini merupakan aktivitas yang berisi tindakan - tindakan pemimpin dalam interaksi dengan anggota organisasinya, yang mengakibatkan semuanya berbuat sesuatu di bidangnya masing - masing yang tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak boleh dilihat dari segi aktivitas pemimpin, tetapi nampak dalam aktivitas anggota organisasinya.

2. Dimensi Tingkat Dukungan (Support)

Dari Anggota Organisasinya. Dimensi ini terbentuk keikutsertaan (keterlibatan) anggota organisasi dalam kegiatan - kegiatan melaksanakan tugas - tugas pokoknya.

Hadari Nawawi menjelaskan lebih lanjut bahwa dari kedua dimensi tersebut, secara operasional dapat dibedakan enam fungsi pokok kepemimpinan, kemudian selanjutnya keenam fungsi tersebut dikelompokkan kedalam dua dimensi, pengelompokannya adalah dimensi kemampuan pemimpin didalam mengarahkan terdiri dari fungsi instruktif, funsi konsultatif, fungsi pengendalian dan fungsi keteladanan. Sedangkan pada dimensi tingkat dukungan (support) dari anggota organisasinya terdiri dari fungsi partisipasi dan fungsi delegasi. Untuk lebih jelasnya keenam fungsi tersebut adalah

a. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah, namun harus komunikatif karena sekurang - kurangnya harus dimengerti oleh anggota organisasi yang menerima perintah.


(24)

10 b. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, karena berlangsung dalam bentuk interaksi antara pemimpin dan anggota organisasinya. Fungsi ini dapat diwujudkan pemimpin dalam menghimpun bahan sebagai masukan ( input) apabila akan menetapkan berbagai keputusan penting dan bersifat strategis.

c. Fungsi Partisipasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin harus berusaha mengaktifkan setiap anggota organisasinya, sehingga selalu terdorong untuk selalu berkomunikasi, baik secara horizontal, maupun vertikal. Setiap anggota didorong agar aktif dalam melaksanakan tugas pokoknya, sesuai dengan posisi/jabatan dan wewenangnya masing - masing. Kondisi partisipasi anggota akan meningkatkan efisiensi penyelesaian masalah, penetapan keputusan dan penyelesaian tugas pokok yang terarah pada pencapaian tujuan.

d. Fungsi Delegasi

Fungsi delegasi adalah fungsi pemimpin dalam melimpahkan sebagian wewenangnya kepada staf pimpinan yang membantunya. Fungsi pendelegasian pada dasarnya berarti persetujuan atau pemberian izin pada anggota organisasi dalam posisi tertentu untuk menetapkan keputusan. e. Fungsi Pengendalian

Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, namun akan lebih efektif jika dilaksanakan melalui komunikasi dua arah. Fungsi ini dilaksanakan melalui kegiatan kontrol atau pengawasan, bimbingan kerja,


(25)

11

memberikan penjelasan dan contoh dalam kerja, latihan dilingkungan organisasi lain. Pengawasan yang bersifat pengendalian dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, dengan maksud preventif yakni mencegah terjadinya penyimpangan atau kekeliruan dalam melaksanakan keputusan atau perintah pimpinan.

f. Fungsi Keteladanan

Para pemimpin merupakan tokoh utama di lingkungan masing-masing. Seorang pucuk pimpinan diantara para pemimpin yang membantunya dan orang-orang yang dipimpin lainnya, merupakan tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian. Seorang pemimpin harus mampu memberikan teladan yang baik bagi para bawahannya, dan menghiasi dirinya dengan sifat - sifat terpuji. Karena sikap dan perilaku pemimpin selalu dapat dirasakan dan diamati orang-orang yang dipimpinnya, dalam interaksi antar sesamanya setiap hari.

b. Tipe Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang menurut Gilles (2005) dibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Otoriter, merupakan kepemimpinan berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas.

2. Demokratis, merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan


(26)

12

pribadinya untuk mendorong ide dari staff, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka, 3. Partisipatif, merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu

pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok

4. Bebas tindak, merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri.

1.5.4 Disiplin Kerja a. Defenisi Disiplin

Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma - norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan kesediaan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Malayu,2000) .Disiplin merupakan keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada karyawan untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma - norma atau aturan yang telah ditetapkan.

Menurut Singodimedjo (2002:86) “ Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memahami dan mentaati norma - norma peraturan yang berlaku disekitarnya”. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika


(27)

13

sebagian besar karyawan mematuhi peraturan - peraturan yang ada. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin pada perusahaan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan yang dibuat manajemen yang mengikat setiap anggota perusahaan agar terdapat standar organisasi yang dapat dijalankan semua karyawan baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan dan adanya hukuman.

Seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya. Menurut Siswanto (2006) “ Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan - peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dantidak mengelak, menerima sanksi - sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya ”.

b. Faktor Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2005) faktor - faktor yang mempengaruhi disiplin kerja seorang karyawan adalah:

1. Seorang karyawan harus mengerti tujuan berdasarkan kemampuannya dalam bekerja. Tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar para karyawan bekerja sungguh - sungguh dan disiplin dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Akan tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh dibawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah Disinilah letak pentingnya asas the right man in the the right place and the right man inthe right job.


(28)

14

2. Teladan pimpinan, Pimpinan harus memberi contoh yang baik, jujur, adil serta sesuai dengan kata dan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahannya pun akan ikut baik pula.

3. Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4. Keadilan. Keadilan turut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan karena ego dan sifat manusia selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan.

5. Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem - sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 6. Sanksi hukuman, Berat atau ringannya sanksi hukum yang diterapkan

dalam suatu organisasi, berarti memelihara kedisiplinan karyawan. Karyawan akan semakin takut melanggar peraturan - peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.


(29)

15

7. Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas dalam bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.

8. Hubungan kemanusiaan. Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawan. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan kerja karyawan yang baik pada perusahaan.

c. Pendekatan Disiplin Kerja

Disiplin kerja dibutuhkan untuk menjaga agar prestasi kerja pegawai meningkat. Terdapat tiga jenis disiplin dalam organisasi, yaitu: Disiplin preventif, Disiplin korektif dan Disiplin Progresif (Siagian,2008).

1. Disiplin Preventif.

Disiplin yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola, sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para pegawai berperilaku negatif. Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada pribadi para anggota organisai. Agar disiplin pribadi tersebut semakin kokoh, paling sedikit tiga hal perlu mendapatkan perhatian manajemen yaitu:


(30)

16

a) Para anggota organisasi perlu didorong agara mempunyai rasa memiliki organisasi, karena segala logika seorang tidak akan merusak sesuatu yang menjadi miliknya.

b) Para pegawai perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud seyogianya disertai informasi yang lengkap mengenai latar belakang berbagi ketentuan yang bersifat normatif.

c) Para pegawai didorong menentukan sendiri cara pendisiplinan diri dalam rangka ketentuan - ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.

2. Disiplin korektif

Disiplin yang bersifat korektif adalah jika pegawai yang nyata - nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan - ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hirarki. Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung pegawai yang bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang berwenang untuk itu. Prosedur tersebut ditempuh dengan dua maksud, yaitu bahwa pengenaan sanksi dilakukan secara objektif dan sifat sanksi sesuai dengan bobot pelangaran yang dilakukan. Disamping faktor objektivitas dan kesesuaian bobot hukuman dan pelanggaran, pengenaan sanksi harus pula bersifat mendidik dalam arti agar terjadi perubahan sikap dan


(31)

17

perilaku dimasa mendatang dan bukan terutama menghukum seseorang karena tindakannya dimasa lalu. Pengenaan sanksipun harus mempunyai nilai pelajaran dalam arti mencegah orang melakukan pelanggaran yang serupa. Pihak manajemen harus mampu menerapkan berbagai ketentuan yang berlaku secara efektif dan tidak hanya sekedar merupakan pernyataan di atas kertas. 3. Disiplin Progresif

Disiplin progresif yaitu pengulangan kesalahan yang sama akan mengakibatkan hukuman yang lebih berat. Tindakan indispliner biasa dilakukan melalui proses:

a. Teguran lisan, kalau masih terulang

b. Teguran tertulis (yang menjadi catatan negatif bagi pegawai), kalau masih terulang,

c. Skorsing satu minggu, kalau masih terulang d. Skorsing satu bulan, kalau masih terulang e. Memecat pegawai tersebut.

Tindakan - tindakan yang dilakukan di atas hanya sebagai kerangka umum yang didasarkan pada pendekatan rasional/ilmiah. Bentuk disiplin yang baik menurut Siagian (2008) akan tercermin pada suasana :

a. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam

melakukan pekerjaan

c. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya


(32)

18

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai

e. Meningkatkan efisiensi dan prestasi kerja pegawai.

1.6 Defenisi Konsep

Berdasarkan teori, pendapat, atau gagasan seperti yang dikemukakan sebelumnya, penulis merumuskan konsep–konsep yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Peranan Kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. 2. Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan

taat terhadap peraturan - peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak, menerima sanksi - sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya

3. Kaitan antara Kepemimpinan dengan disiplin kerja adalah fungsi dan peran seorang pemimpin untuk membuat sebuah aturan dalam meningkatkan disiplin, serta menjadi tauladan dan pengawas bagi pegawai dibawahnya agar terciptanya disiplin kerja yang baik.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan.


(33)

19

Bab ini berisi tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah dan gambaran umum lokasi penelitian

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menguraikan tentang penyajian data yang diperoleh BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini memuat tentang pembahasan atau interprestasi dari data yang disajikan sebelumnya

BAB VI : PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan


(34)

20 BAB II

METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif mempelajari masalah - masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.


(35)

21 2.2Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Bank Indonesia Medan yang beralamatkan di Jalan Balai Kota No. 4 Medan , Sumatera Utara.

2.3 Informan

Pada penelitian ini hanya menggunakan informan sebagai sumber data penelitian, tidak menggunakan populasi dan sampel karena bentuk penelitiannya merupakan deskriptif dengan analisa kualitatif sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara jelas, mendetail, akurat dan terpercaya hanya bisa diperoleh melalui informan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan tambahan yaitu :

1. Informan Kunci adalah Manajer Unit Komunikasi dan Layanan Publik pada Bank Indonesia Medan

2. Informan Tambahan adalah Pegawai Kantor Bank Indonesia Medan berjumlah 10 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yakni pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian atau objek yang diteliti atau data yang diperoleh ini disebut data primer. Dalam hal ini data diperoleh dengan cara - cara sebagai berikut :

a. Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan berhadapan langsung dengan responden.


(36)

22

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yakni data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Data sekunder yang digunakan antara lain :

a. Studi Kepustakaan, yakni pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori - teori dan konsep konsep dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian.

b. Dokumentasi, yakni memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, foto atau benda - benda lain yang berkaitan dengan aspek - aspek yang diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti akan mencoba mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menyusun kedalam pola , memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(37)

23 BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR BANK INDONESIA MEDAN

3.1 Sejarah Ringkas Berdirinya Kantor Bank Indonesia Medan

Kantor Bank Indonesia (KBI) Medan merupakan kantor Cabang De Javasche Bank yang ke 11 dan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka tanggal 15 Januari 1908 dan 03 Februari 1908. Pembukaan Kantor Cabang Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura merupakan kebutuhan untuk menunjang kebijakan moneter Pemerintah Hindia Belanda (atas usul De Javasche Bank) yang ketika itu memberlakukan Guldenisasi bagi keresidenan Pantai Timur Sumatera.

Dengan berkembangnya kegiatan Kantor Bank Indonesia Medan dan adanya pengaruh resesi dunia tahun 1930-an maka kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura pada akhirnya tutup. Pada saat berdirinya, kantor Cabang Medan hanya menempati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung yang permanen, atas petunjuk Pemerintah disediakan sebidang tanah di dekat Esplanade (lapangan umum) yang pembangunannya dilaksanakan sebelum selesainya politik moneter “Guldenisasi” keresidenan Pantai Timur Sumatera. Untuk persiapan kantorkantor di Tanjung Balai dan Tanjung Pura, Kepala biro perancang Hulswit diminta untuk merancang pembangunan kantor kedua tempat itu. Rencana pembangunan gedung kantor yang permanen bagi kantor cabang Medan dilakukan bersamaan dengan perluasan tahap kedua Kantor Pusat (Jakarta Kota) pada tahun 1912 dan beberapa gedung kantor lainnya. Gedung-gedung ini menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri arsitektur Eropa pada zamannya. Setelah kemerdekaan, De Javasche Bank mengalami nasionalisasi dan


(38)

24

berubah menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai Bank Sentral dan Bank Komersial sesuai dengan UU Bank Sentral tahun 1953.

Dengan perubahan tersebut, De Javasche Bank berubah menjadi Kantor Bank Indonesia Medan. Setelah reorganisasi Bank Indonesia pada tahun 1996, sebutan kantor Cabang berubah menjadi Kantor Bank Indonesia Medan dan berlaku sampai saat ini. Kantor Bank Indonesia Medan pertama kali dipimpin oleh L. Von Hormert. Pada tahun 1951 saat nasionalisasi, Pemimpin Cabang adalah S.F. Van Musschenbroek dan pada saat Undang-undang Bank Indonesia tahun 1953 diberlakukan, Pemimpin Cabang Medan adalah M. Planteman. Putra Indonesia pertama yang mengendalikan Bank Indonesia Cabang Medan adalah M. Rifai.

3.2 Dasar Hukum Pendirian Kantor Bank Indonesia Medan

Sesuai dengan Undang - undang No. 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang No. 3 tahun 2004 yaitu Pasal 5 ayat (2) : “ Bank Indonesia dapat mempunyai kantor-kantor dalam dan luar wilayah Negara Republik Indonesia ”.

3.3 Visi, Misi dan Sasaran Strategis Kantor Bank Indonesia Medan a. Visi Kantor Bank Indonesia Medan

Adapun yang menjadi Visi Kantor Bank Indonesia Medan adalah Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.

b. Misi Kantor Bank Indonesia Medan

Kantor Bank Indonesia Medan mempunyai misi yaitu berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan


(39)

25

tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran dan pengawasan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya.

c. Sasaran Strategis Kantor Bank Indonesia Medan

Kantor Bank Indonesia Medan mempunyai beberapa sasaran strategis yaitu sebagai berikut :

1. Informasi berkualitas dalam rangka mendukung kebijakan Kantor Pusat dan Pengembangan Ekonomi di wilayah kerja.

2. Peningkatan sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung ekonomi daerah.

3. Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran di wilayah kerja. 4. Pengelolaan keuangan satuan kerja secara efektif dan efisien. 5. Mengoptimalkan kajian dan penyediaan informasi di wilayah kerja.

3.4 Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Status dan kedudukan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : a. Sebagai Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen di mulai ketika sebuah Undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undangundang ini memberikan status kedudukan Kantor Bank Indonesia sebagai suatu Lembaga Negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.

b. Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum yang


(40)

26

merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

3.5 Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Medan

Bentuk struktur organisasi Kantor Bank Indonesia Medan adalah struktur organisasi garis dan staf. Secara struktural, Kantor Bank Indonesia Medan dipimpin oleh seorang pemimpin dengan kualifikasi pegawai Golongan VIII. Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Bank Indonesia dibantu oleh seorang Deputi Pemimpin (Golongan VIII) yang mengkoordinir bidang-bidang yang ada pada Kantor Bank Indonesia Kelas I, sebagai mana Kantor Bank Indonesia Medan, terdiri dari 2 (dua) tim dan 2 (dua ) bidang yang terdiri atas beberapa seksi/kelompok, yaitu :

a. Tim Ekonomi dan Moneter b. Tim Pengawasan Bank c. Bidang Sistem Pembayaran d. Bidang Manajemen Intern


(41)

27


(42)

28

3.6 Uraian Tugas Kantor Bank Indonesia Medan 1. Pemimpin Bank Indonesia

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok Kantor Bank Indonesia mencakup bidang moneter, pengawasan Bank, sistem pembayaran dan manajemen intern.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KKBI (Kordinator Kantor Bank Indonesia) dan Kantor Bank Indonesia yang berada dibawah koordinasinya. c. Menyediakan informasi dan masukan/sasaran untuk Pemerintah Daerah,

Perbankan dan pihak terkait dalam rangka pengembangan ekonomi daerah. d. Mengkoordinasikan dengan pihak terkait upaya pemberdayaan sektor riil &

UMKM didaerah serta mendorong pengembangan potensi ekonomi daerah. e. Memberikan masukan kepada Kantor Pusat mengenai kondisi ekonomi dan

keuangan daerah di wilayah kerjanya. 2. Deputi Pemimpin Bank Indonesia

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugas di bidang sistem pembayaran dan manajemen intern di Kantor Bank Indonesia.

b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional kas dan atau sistem pembayaran sesuai dengan kebutuhan ekonomi di wilayah kerjanya.

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang sistem pembayaran dan manajemen intern di Kantor Bank Indonesia yang berada di wilayah koordinasinya.


(43)

29

d. Mengelola sumber daya internal untuk mendukung pelaksanaan tugas di Kantor Bank Indonesia.

e. Mendukung kelancaran bidang ekonomi dan perbankan di Kantor bank Indonesia.

3. Pengawas Bank Utama

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengkoordinasi dan melaksanakan tugas pokok pengawasan Bank termasuk menyelesaikan masalah perizinan terkait dengan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menjadi obyek pengawasan.

b. Memberikan arahan dalam kegiatan mediasi perbankan.

c. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka investigasi terhadap dugaan tindak pidana bidang perbankan termasuk sebagai saksi ahli.

d. Memberikan bantuan atas pembinaan dan pengawasan kantor-kantor Bank yang mempunyai kantor pusat di luar wilayah kerja.

e. Melakukan kegiatan yang mendukung terciptanya pelaksanaan tugas pokok bidang pengawasan bank yang efektif dan efisien.

4. Pengawas Bank Madya

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinasi dan melaksanakan tugas pokok pengawasan Bank termasuk menyelesaikan masalah perizinan terkait dengan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menjadi obyek pengawasan.


(44)

30

b. Memberikan kegiatan dalam mediasi perbankan.

c. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka investigasi terhadap dugaan tindak pidana bidang perbankan termasuk sebagai saksi ahli.

d. Memberikan bantuan atas pembinaan dan pengawasan kantor-kantor Bank yang mempunyai kantor pusat di luar wilayah kerja.

e. Melakukan kegiatan yang mendukung terciptanya pelaksanaan tugas pokok bidang pengawasan Bank yang efektif dan efisien.

5. Kepala Bagian Informasi dan Administrasi Bank Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan pengawasan bank.

b. Membuat data yang lengkap tentang profil Bank Umum, BPR, PP (Perusahaan Pembiayaan/dedicated bank) baik secara individu maupun gabungan di wilayah kerja.

c. Menyampaikan laporan terkait dengan database perbankan nasional secara berkala ke Kantor Pusat.

d. Melakukan pendendaan atas kelambatan dan kesalahan laporan. e. Mengirim data informasi bank di wilayah kerja ke kantor pusat.

f. Menyelesaikan permohonan izin berkaitan dengan kelembagaan dan operasional bank.


(45)

31 6. Kepala Bidang Sistem Pembayaran

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengkoordinasikan mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok seksi yang dibawahinya di bidang operasional kas dan system pembayaran.

b. Melakukan komunikasi intensif dengan pihak terkait untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

c. Meningkatkan dan memelihara komitmen serta kompetensi SDM yang dibawahi untuk dapat berkinerja tinggi.

7. Seksi Layanan Nasabah

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan settlement transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pemerintah dan rekening lainnya.

b. Mengelola rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan lembaga lain terkait dengan Bank Indonesia)

c. Pengelolaan cek/bilyet giro.

d. Melakukan settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke rekening pemerintah.

e. Melakukan Business Contuinity Planning (BCP).

f. Melakukan sosialisasi terkait dengan kebijakan di bidang SP. g. Melaksanakan survey atas layanan sistem pembayaran.

8. Seksi Penyelenggaraan Kliring

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:


(46)

32

b. Mengelola Data Keuangan Elektronik (DKE)

c. Menatausahakan cek/bilyet giro kosong dengan penerbitan Daftar Hitam Lokal.

d. Memonitoring Penyelenggaraan Kliring lokal Non BI. e. Mneyediakan layanan helpdesk SKNBI.

f. Melaksanakan Business Contuinity Planning (BCP). g. Mengelola laporan hasil kegiatan SKNBI.

h. Melakukan perhitungan dan pembebanan biaya proses warkat.

9. Seksi Distribusi Uang dan Layanan Kas

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi kebutuhan uang untuk wilayah kerjanya.

b. Melakukan pengelolaan uang khazanah.

c. Melakukan tindak lanjut temuan hasil selisih lebih/kurang atas hitung ulang dan laporan temuan uang palsu, serta laporan terkait dengan uang dan pengedaran uang.

d. Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang. e. Melakukan administrasi kegiatan dan anggaran operasional kas, serta

pengaturan tugas kasir.

f. Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukan pihak ke 3 (tiga) sebagai pelaksana jasa kas.

g. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan peralatan/sarana kas. h. Memantau dan melaporkan pemeliharaan peralatan/sarana kerja kas. i. Memantau penggunaan dan persediaan supplies.


(47)

33

j. Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang.

k. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung jawaban kegiatan layanan kas.

10. Seksi Pengolahan Uang.

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut: a. Memeriksa rencana pengambilan modal kerja.

b. Menerima dan mencocokan fisik uang dari pengelola khazanah denganformulir antar kasir.

c. Mendaftarkan petugas pengolahan uang di setiap sub kelompok dalam sistem OAP.

d. Melakukan serah terima fisik uang sesuai modal kerja.

e. Menandatangani warkat, formulir, SP/ST, BA dan laporan atas kegiatan pengolahan uang.

f. Menyerahkan uang palsu yang ditemukan dari hasil hitung ulang.

g. Melakukan pengawasan kegiatan pengolahan uang yaitu hitung ulang dan pemusnahan uang.

h. Melakukan pengawasan kegiatan atas pemeliharaan dan perbaikan peralatan kas.

11. Peneliti Ekonomi Utama

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas pokok unit kerja yang dibawahinya agar sejalan dengan upaya pengembangan ekonomi daerah.


(48)

34

b. Bertanggung jawab dalam rangka menyediakan informasi dan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah, Perbankan dan pihak terkait dalam rangka pengembangan ekonomi daerah.

c. Mengkoordinasikan upaya pemberdayaan sektor riil dan UMKM di daerah serta mendorong pengembangan potensi ekonomi daerah.

d. Mendesimenasikan hasil penelitian serta kebijakan moneter, perbankan dan system pembayaran.

e. Melakukan hubungan komunikasi secara intensif dengan stakeholders di daerah dalam rangka strategi pengembangan ekonomi daerah.

f. Mengkoordinasikan penyusunan riset/kajian serta Kajian Ekonomi Regional (KER) di wilayah koordinasinya.

12. Analis Madya Senior (Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM) Adapun tugas-tugas pokonya adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinir dan melakukan identifikasi atas hasil-hasil kajian yang potensial dalam pemberdayaan sektor riil dan UMKM.

b. Mengkoordinasikan pemberian bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan penyesdiaan info serta memfasilitasi proses intermediasi perbankan dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan UMKM.

c. Melaksanakan komunikasi hasil penelitian dalam rangka mendorong perbankan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil dan UMKM.

d. Mengkoordinasikan penyediaan data profil UMKM yang potensial dibiayai oleh lembaga keuangan.

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan pembebanan rekening khusus dalam rangka bantuan luar negeri.


(49)

35

f. Mengkoordinasikan penatausahaan KLBI termasuk perhitungan bunga dan laporan-laporan lainnya.

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan dan pembinaan serta pengelolaan informasi PVA di daerah.

13. Kepala Bidang Manajemen Intern

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan produk pokok pada seksi yang dibawahnya.

b. Melakukan komunikasi intensif dan professional dengan bidang lain untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Kantor Bank Indonesia.

c. Meningkatkan dan memelihara komitmen serta kompetensi SDM di Kantor Bank Indonesia untuk dapat berkinerja tinggi.

d. Mendukung pelaksanaan fungsi koordinator Kantor Bank Indonesia dengan bidang tugasnya.

14. Kepala Bidang SDM

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan proses penerimaan, penempatan, pembinaan dan PHK sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh satuan kerja kantor pusat.

b. Menatausahakan data kepegawaian.

c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pegawai.

d. Melakukan penyelesaian pembayaran yang berkaitan dengan gaji, insentif, manfaat dan fasilitas lainnya.


(50)

36

e. Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan kepegawaian kepada satuan kerja terkait di kantor pusat.

15. Kepala Seksi Logistik

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan penyusunan dan evaluasi realisasi program kerja Kantor Bank Indonesia.

b. Melaksanakan dan menatausahakan pengadaan barang dan jasa. c. Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.

d. Melaksanakan pemeliharaan gedung, inventaris kantor, rumah dinas, rumah istirahat dan perabotannya serta sarana lainnya.

e. Menyelesaikan tagihan listrik, air, telepon dan gas serta jasa pihak ketiga lainnya.

f. Membuat laporan berkala yang berkaitan dengan logistik.

16. Kepala Seksi Sekretariat

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Memfasilitasi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan aspek hukum. b. Mengelola surat masuk, warkat masuk keluar serta sentral khasanah arsip. c. Mengelola kegiatan protokoler

d. Mengawasi pengoperasian alat komunikasi masuk keluar (telepon, fax, telex) serta pemberian dan pencocokan kode rahasia telex.

e. Mengelola pengamanan gedung kantor, tata tertib kantor dan penjemputan uang, kas keliling, rumah dinas dan rumah peristirahatan lainnya.

f. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitna dengan tugas pengamanan.


(51)

37

g. Membuat laporan berkala mengenai kesekretariatan, pengamanan dan protokol.

17. Kepala Seksi Sumber Daya

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan proses penerimaan, penempatan, pengembangan, pembinaan dan PHK pegawai termasuk THOS (tenaga honorer out sourcing)

b. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pegawai.

c. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian gaji, insentif, manfaat dan fasilitas lainnya.

d. Membuat laporan pegawai yang berkaitan dengan kepegawaian dan logistik. e. Melakukan penyusunan dan evaluasi realisasi program kerja dan anggaran

Kantor Bank Indonesia.

f. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

g. Melaksanakan pemeliharaan gedung, inventaris kantor, rumah dinas dan rumah istirahat dan perabotannya serta sarana lainnya.

h. Menyelesaikan tagihan listrik, air, telepon, gas serta jasa pihak ketiga lainnya.


(52)

38

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Per Divisi/Unit Di Bank Indonesia Medan Tahun 2015

No Divis / Unit Jumlah Pegawai

1 Direktur Eksekutif 1

2 Direktur 1

3 Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah

25

4 Divisi SP Komunikasi dan Layanan Publik 19

5 Tim Pengelolaan Uang Rupiah 42

5 Tim Manejemen Intern 41

6 Pegawai MPP 4

7 Pegawai CLTB 1

JUMLAH 134

Sumber : Kantor Bank Indonesia Medan Tahun 2015 Tabel Gambar 3.2 Informan


(53)

39


(54)

40 BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan dan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan di Kantor Bank Indonesia Medan. Penyajian data ini meliputi data-data tentang identitas informan, pendapat pegawai terhadap pemimpin mereka dengan sistem pengisian kuesioner, yang kemudian di uraikan dalam tabel frekuensi. Sedangkan, hasil wawancara dengan informan utama disajikan dalam bentuk petikan wawancara.

4.1 Karakteristik Informan

Jenis informan dalam penelitian ini ada dua, yakni informan utama, informan tambahan. Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data mengenai identitas informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja di Kantor Bank Indonesia Medan.

Adapun karakteristik informan tentang peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Kantor Bank Indonesia Medan adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang bersedia menjadi informan. Informan penelitian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Baik informan kunci merupakan orang-orang yang langsung peneliti temui di Kantor Bank Indonesia Medan sebagai objek lokasi penelitian.


(55)

41

Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 6 60

2 Perempuan 4 40

Total 10 100

Sumber : Kuesioner penelitian 2015

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 10 orang informan yang ada, jumlah informan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6orang (60%), sedangkan informan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4orang (40%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa informan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada informan wanita. Hal itu bukan berarti terdapat perbedaaan gender antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal perbankan. Perbedaan tersebut hanyalah suatu kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi informasi yang diberikan kepada peneliti. Data-data yang peneliti sajikan merupakan informasi yang diberikan melalui wawancara dan kuisioner. Pada saat wawancara dan kuisioner peneliti mengajukan pertanyaan yang sama baiknya kepada informan laki-laki dan perempuan.

2. Klasifikasi Karakteristik Informan Berdasarkan Usia

Usia informan yang akan dipakai dalam penelitian ini berkisar antara 20 tahun sampai 50 tahun keatas. Dibawah ini adalah tabel 4.2 yang menjelaskan tentang usia informan.


(56)

42

Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 10 100

2 31-40 0 0

3 41-50 0 0

4 50 tahun keatas 0 0

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari informan, kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 10 orang (100%), jumlah informan yang berumur antara 31-40 tahun sebanyak 0 orang, dan jumlah informan yang berumur antara 41-50 tahun serta yang berumur 50 tahun keatas tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas informan adalah pegawai yang umurnya pada kelompok 20-30tahun.

3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pengklasifikasian kedua yang peneliti sajikan yaitu informan berdasarkan tingkat pendidikan.. Adapun temuan terhadap informan menurut pendidikannya seperti dibawah ini :

Tabel 4.3 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMA 2 20

2 D3 3 30

3 S1 5 50

4 S2 0 0


(57)

43 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Data tabel 4.3 dapat terlihat bahwa dari 10 orang informan jumlah informan dengan tingkat SMA sebanyak 2 orang (20%), jumlah informan dengan tingkat D3 sebanyak 3 orang (30%), dan jumlah informan dengan tingkat S1 sebanyak 5 orang (50%), dan dengan tingkat S2 tidak ada. Dari data tersebut dapat dilihat bahwasebagian besar tingkat pendidikan informan adalah S1.

4. Klasifikasi Informan Berdasarkan Masa Bekerja

Penulis juga meneliti sudah berapa lama masa berkerja para infoman di Kantor Bank Indonesia Medan, dengan informasi dari data tersebut peneliti dapat mendapatkan informasi yang lebih akurat jika adanya perubahan yang terjadi pada Kantor Bank Indonesia yang berhubungan dengan disiplin kerja pegawai.

Dibawah ini adalah tabel 4.4 yang menjelaskan tentang lamanya bekerja informan.

Tabel 4.4 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Masa Bekerja

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 < 5 tahun 5 50

2 5-10 tahun 3 30

3 11-25 tahun 1 10

4 Lebih dari 25 tahun 1 10

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari informan, yang telah bekerja pada < 5 tahun sebanyak 5 orang (50%), jumlah informan yang telah bekerja 5-10 tahun sebanyak 3 orang (30%), jumlah informan yang telah bekerja 11-25 tahun


(58)

44

sebanyak 1 orang (10%), dan jumlah informan yang telah bekerja lebih dari 25 tahun sebanyak 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas usia informan adalah pegawai yang mempunyai masa kerja dibawah 5tahun.

4.2 Pendapat Informan Mengenai Peranan Pemimpin Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan

Pada Penelitian ini, Penulis membuat pedoman wawancara dan metode kuesioner. Penulis mewawancarai informan utama. Didalam pengambilan data wawancara, penulisdapat mewawancarai informan utama yaitu Ibu Elly Sarianti dan penulis juga mengambil hasil pembagian kuisioner kepada informan tambahan yaitu pegawai unit komunikasi dan layanan publik yang berjumlah 10 orang.

Informan utama bersedia dan telah menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai peran kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin pegawai pada kantor Bank Indonesia Medan, serta informan tambahan sudah menjawab pertanyaan dari kuisioner mengenai kinerja pimpinan pada unit komunikasi dan layanan publikmenurut pendapat mereka. Kemudian, seluruh jawaban dari informan akan di abstraksikan dan disimpulkan. Berikut ini adalah hasil data mengenai pertanyaan yang diajukan melalui kusioner yang diperoleh selama penelitian beserta kutipan hasil wawancara tentang peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada kantor Bank Indonesia Medandapat dilihat, antara lain :


(59)

45

1. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Dengan Baik

Disiplin kerja yang baikadalah suatu kondisi atau sikap hormat yang timbul pada diri karyawan untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku yang merupakan perjanjian yang dibuat antara pegawai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana terdapat sanksi jika melanggar peraturan kedisiplinan. Tabel 4.5 ini adalah jawaban dari informan tentang pertanyaan apakah sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik.

Tabel 4.5Pegawai Yang Menjalankan Disiplin Kerja Dengan Baik

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 10 100

2 Terkadang 0 0

3 Tidak 0 0

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 10 orang informan yang ada, sebanyak 10 orang (100%) menjawab “iya” , maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan pegawai di Bank Indonesia Medan tergolong baik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan utama yaitu Ibu elly Sarianti mengatakan bahwadalammenjalankan disiplin kerja, para pegawai sudah menjalankannya dengan baik yaitu dalam hal ketepatan waktu, berpakaian maupun penyelesaian perkerjaan, namun Ibu Elly Sarianti mengungkapkan juga terdapat hal-hal kecil mengenai kurangnya kedisiplinan pegawai seperti keterlambatan dalam absen maupun lupa melakukan absen. Hal itu diharapkan


(60)

46

agar dapat dikurangi karena mempengaruhi penilaian kinerja yang dilakukan oleh kantor.

2. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin Kerja Selama Berkerja

Dalam menjalankan perkerjaan terkadang terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan pegawai. Kesalahan tersebut dapat berasal dari individu maupun kondisi tertentu yang sulit dihindari mengakibatkan terjadinya pelanggaran dalam disiplin kerja. Tabel 4.6 ini adalah hasil dari jawaban informan tentang pelanggaran disiplin yang pernah dilakukan pegawai.

Tabel 4.6 Pegawai Yang Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin Kerja

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 0 0

2 Terkadang 5 50

3 Tidak 5 50

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan, menyatakan tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin kerja yaitu sebanyak 5 orang (50%) dan informan yang menjawab terkadang sebanyak 5 orang (50%). Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pegawai yang tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin kerja di Kantor Bank Indonesia Medan cukup tinggi.


(61)

47

3. Distribusi Jawaban Informan MengenaiPimpinan Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Yang Baik

Penegakan disiplin kerja harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai yang berkerja. Menjadi seorang pemimpin juga wajib menjalankan disiplin dengan baik.. Tabel 4.7 ini adalah hasil dari jawaban informan mengenai pimpinan menjalankan disiplin kerja yang baik.

Tabel 4.7 Pimpinan Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Yang Baik

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 6 60

2 Terkadang 2 20

3 Tidak 2 20

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan, yang menyatakan bahwa pimpinan sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik sebanyak6 orang (60%) menjawab “iya” dan sebanyak 2 orang (20%) menjawab terkadang dan informan yang menjawab “tidak” sebanyak 2 orang (20%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat disiplin pimpinan di Bank Indonesia Medan tergolong baik.

4. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pimpinan Menjadi Panutan/Tauladan Bagi Pegawai Tentang Disiplin Kerja

Pegawai akan mencontoh dari pemimpinnya, maka peran pemimpin sebagai panutan bagi pegawainya dalam menjalankan perkerjaannya sangat mempengaruhi disiplin kerja pegawainya juga. Maka dari itu, sudah seharusnya


(62)

48

pemimpin memberikan contoh yang baik bagi pegawainya. Tabel 4.8 ini adalah jawaban informan dari pertanyaan mengenai Pimpinan menjadi panutan/tauladan bagi pegawai dalam hal disiplin kerja.

Tabel 4.8Pimpinan Menjadi Panutan/Tauladan Bagi Pegawai Dalam Hal Disiplin Kerja

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 4 40

2 Terkadang 3 30

3 Tidak 3 30

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan menjawab “iya” sebanyak 4 orang (40%) , yang menjawab “terkadang” sebanyak 3 orang (30%) dan yang menjawab “tidak” sebanyak 3 orang (30%). Maka dari hasil data diatas pimpinan cenderung mampu menjadi contoh/panutan bagi pegawai dalam hal disiplin kerja.

5. Distribusi Jawaban InformanMengenaiPeran Pimpinan Dalam Menegakkan Disiplin Kerja Para Pegawainya

Menjadi seorang pemimpin harus memiliki andil dalam penegakan disiplin. Dan sebaiknya pemimpin membuat suatu sikap dalam perannya dalam meningkatkan disiplin pegawai . Tabel 4.9 ini adalah jawaban dari informan mengenai peran pimpinan dalam menegakkan disiplin kerja pegawai.


(63)

49

Tabel 4.9 Pimpinan Melakukan Peran Dalam Menegakkan Disiplin Kerja Pegawai

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 4 40

2 Terkadang 3 30

3 Tidak 3 30

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan yang ada mengenai pimpinan melakukan peran dalam menegakkan disiplin kerja pegawai, sebanyak 4 orang (40%) menjawab “iya” sebanyak 3 orang (30%) menjawab “terkadang” dan sebanyak 3 orang (30%) menjawab “tidak”.Maka dari data diatas pimpinan sudah melakukan peran dalam meningkatkan disiplin kerja para pegawai

6. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pimpinan Mengarahkan Pegawai dalam Disiplin Kerja

Dalammenjalankan sebuah disiplin yang sudah tertulis dalam aturan sebuah perusahaan, dalam praktiknya butuh adanya pengarahan secara langsung dari seorang pemimpin agar aturan tersebut tetap dijalankan dengan baik oleh pegawainya. Namun ada beberapa kendala dimana seorang pemimpin merasa tidak perlu memberikan arahan karena lebih mengacuhkan kepada kesadaran masing-masing pegawai.Tabel 4.10 ini adalah hasil dari jawaban informan mengenai pimpinan memberikan pengarahan kepada pegawai dalam disiplin kerja.


(64)

50

Tabel 4.10 PimpinanMengarahkan Pegawai Dalam Disiplin Kerja

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 6 60

2 Terkadang 0 0

3 Tidak 4 40

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.10dapat dilihat bahwa dari hasil 10orang informan mengenai pimpinan memberikan pengarahan dalam disiplin kerja pegawai maka, sebanyak 6 orang (60%) menjawab “iya” sebanyak 4 orang (40%) menjawab “tidak”, maka dari data diatas menunjukan bahwa pimpinan cenderung mengarahkan para pegawai dalam hal disiplin kerja pegawai.

7. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peranan Pimpinan Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai

Seorang pemimpin sebaiknya mendukung pegawainya dalam penegakan disiplin kerja. Dengan adanya dorongan dari pimpinan maka dapat menumbuhkan motivasi bagi pegawai. Tabel 4.11 ini adalah jawaban dari informan mengenai peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai dapat memotivasi pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja.


(65)

51

Tabel 4.11 Peranan Pimpinan Dapat Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 8 80

2 Terkadang 2 20

3 Tidak 2 20

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan mengenai peranan pimpinan yang dapat memotivasi pegawai dalam disiplin kerja dan sebanyak 8 orang (80%) menjawab “iya”,sebanyak 2 orang (20%) menjawab “terkadang” dan sebanyak 2 orang “20%) menjawab “tidak”. Maka dari data diatas dapat dilihat bahwa peranan pimpinan dalam disiplin kerja dapat memotivasi pegawai untuk ikut melakukan disiplin.

8. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Teguran Dan Sanksi Dari Pimpinan Terhadap Pelangaran Disiplin Kerja Pegawai

Dalam sebuah penegakan aturan perlu diberlakukannya sebuah sanksi yang tegas yang bertujuan agar tidak terjadinya pelanggaran dan efek jera pada disiplin kerja, pimpinan sebaiknya melakukan teguran yang tegas terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai.Tabel 4.12 ini adalah jawaban dari informan mengenai sanksi dan teguran tegas dari pimpinan terhadap pelanggaran disiplin kerja pegawai.


(66)

52

Tabel 4.12Sanksi Dan Teguran Tegas Dari Pimpinan Terhadap Pelanggaran Disiplin Kerja Pegawai

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Iya 9 90

2 Terkadang 1 10

3 Tidak 0 0

Total 10 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan mengenai saknsi dan teguran tegas dari pimpinan terhadap pelanggaran disiplin kerja pegawai dan sebanyak 9 orang (90%) menjawab “iya” dan sebanyak 1 orang (1 0%) menjawab “terkadang”. Maka dari data tersebut dapat dilihat bahwa pimpinan sudah menetapkan sanksi atau teguran jika terjadi pelanggaran disiplin kerja.

9. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peraturan Tegas Tentang Disiplin Yang Berlaku Di Bank Indonesia Medan

Pada setiap instansi tentu memiliki kode etik , maupun peraturan tertulis mengenai kedisiplinan pegawai , hal ini juga perlu ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam hal peningkatan disiplin kerja dan kinerja pegawainya. Tabel 4.13 ini adalah jawaban dari informan mengenai adakah peraturan yang berlaku di Bank Indonesia Medan mengenai disiplin kerja pegawai.


(1)

59

yang mengatur tentang aturan disiplin kerja pegawai, penulis tidak mendapatkan data yang tertulis karena hal itu dianggap rahasia oleh Bank Indonesia dan tidak bisa dipublikasikan kepada publik, tetapi dari hasil penelitian melalui kuisioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa Bank Indonesia Medan memiliki peraturan tertulis yang mengatur tentang disiplin kerja pegawai dengan presentasi sebesar 100% meskipun hal itu hanya dapat diketahui oleh para pegawai Bank Indonesia. Berhubungan dengan adanya peraturan tertulis yang dengan tegas dan jelas mengatur tentang disiplin kerja pegawainya , melalui hasil penelitian bahwa peraturan tersebut juga turut memotivasi para pegawai untuk berdisiplin sebesar 80% ,di dukung lagi dengan kondisi dan tingkat disiplin pegawai yang sudah digolongkan baik karena adanya tingkat kesadaran yang tinggi oleh pegawai untuk berdisiplin semakin memberikan nilai tambah lagi bagi para pegawai menjadi lebih meningkatkan disiplin mereka dalam berkerja pada Kantor Bank Indonesia Medan. Maka dapat di analisis dari keseluruhan mengenai peranan kepemimpinan dalam disiplin kerja para pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan dapat dikatakan baik, selain itu dengan adanya peranan pimpinan dalam bentuk komunikasi antara pimpinan dan para pegawai dan didukung dengan adanya peraturan yang jelas yang mengatur tentang disiplin kerja pegawai yang sudah sangat dipatuhi dan disadari oleh para pegawai sehingga menimbulkan motivasi yang baik bagi para pegawai semakin menambah dan meningkatkan disiplin kerja para pegawai pada Bank Indonesia Medan.


(2)

60 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Kantor Bank Indonsia Medan, seperti yang telah dikemukakan pada uraian dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Kantor Bank Indonesia Medan tergolong baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya komunikasi yang baik yang terjalin antara pimpinan dan pegawai dalam hal disiplin berkerja, dimana pimpinan melakukan pengarahan dan pengawasan dalam hal disiplin kerja, sehingga peranan tersebut memberikan dampak positf terhadap pegawai yang termotivasi dalam melakukan peningkatan disiplin kerja mereka selama berkerja di Bank Indonesia Medan.

2. Dalam hal kendala, pimpinan pada Divisi Unit Komunikasi dan Unit Layanan Publik pada Kantor Bank Indonesia Medan, tidak menghadapi kendala yang besar, bahkan dapat dikatakan minim terdapat pelanggaran dalam hal disiplin pegawai, namun masih ada kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh pegawai namun masih dalam tingkat kewajaran yang dapat dimaklumi oleh pimpinan dan terjadi lebih kepada keadaan yang sulit untuk dihindari oleh pegawai, tetapi hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik oleh pimpinan dan pegawai melalui komunikasi , sehingga kesalahan tersebut dapat diminimalisir dan tidak terulang kembali oleh para pegawai di Bank Indonesia Medan.


(3)

61 6.2 Saran

1. Pemimpin adalah sosok yang menjadi panutan dan pedoman kepada para pegawainya, selain dengan menjadi pengarah dalam hal disiplin saat bekerja, sebaiknya melihat dengan sudah baiknya tingkat disiplin kerja para pegawai meski ada kesalahan kecil yang dilakukan pegawai, hendaknya ada sebuah apresiasi yang diberikan kepada pegawai sebagai sebuah penghargaan bahwa pegawai sudah melakukan disiplin kerja yang tinggi, sehingga dengan adanya motivasi dari apresiasi tersebut dapat lebih menumbuhkan tingkat kesadaran dan disiplin yang tinggi pada diri pegawai serta pimpinan sendiri, sehingga menumbuhkan gairah kerja yang tinggi dalam hal positif saat berkerja serta komunikasi dan hubungan antara pimpinan dan pegawai pun semakin baik.

2. Dalam hal kendala yang dihadapi pimpinan mengenai kesalahan kecil yang dilakukan pegawai, diharapkan tetap diselesaikan dengan pemberitahuan yang baik, namun jika hal kecil tersebut terulang sebaiknya pimpinan memberikan sanksi yang lebih berat, sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu dengan melampirkan surat dengan keterangan kesalahan yang dilakukan pegawai agar menimbulkan efek jera dan kesalahan kecil tersebut tidak terulang kembali.


(4)

62

DAFTAR PUSTAKA

Bernadine R. Wirjana, M.S.W dan Prof. Dr. Susilo Supardo, 2005, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya.Yogyakarta: CV. Andi offset

Djamarah, Syaiful Bahri, 1997. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Gilles R.G., Baker, David A. 2005. Infectious diseases in obstetrics and gynecology

5th ed. 1. The Parthenon Publishing Group

Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Siagian, Sondang P, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Singodimedjo, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Penerbit SMMAS

Siswanto, Sastrohadiwiryo, 2006. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasiona., Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.


(5)

65

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA – FISIP UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan Nomor 1, Kampus USU Padang Bulan Medan Kode Pos 20155

Bapak/Ibu yang saya hormati,

Saya mahasiswa jurusan Administrasi Negara (Ekstensi), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik di Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini saya sedang melakukan penelitian untuk Skripsi saya, kuisioner ini berhubungan dengan persepsi anda sebagai pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan. Hasil kuisioner ini bukan untuk di publikasikan tetapi hanya untuk kepentingan peneliti semata.

Atas bantuan, kesediaan, dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. 1. Jenis Kelamin : laki laki perempuan

2. Usia : 20-30 thn 31-40 thn 41-50 thn >50 thn 3. Pendidikan : SMA Diploma S1 S2

4. Masa Berkerja : < 5 THN 5-10 11-25 >25

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik ?

a. iya b. terkadang c. Tidak 2. Apakah anda pernah melakukan pelanggaran

disiplin kerja selama berkerja ?

a. Iya b. Terkadang c. Tidak


(6)

66

3. Apakah pimpinan anda selama ini sudah menjalankan disiplin kerja yang baik ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 4. Menurut anda, apakah atasan anda menjadi

panutan/tauladan bagi pegawai dalam hal disiplin kerja ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 5 Adakah peran atasan anda dalam menegakkan

disiplin kerja para pegawainya ?

a. Iya b. Terkadang c. Tidak 6. Apakah atasan anda mengarahkan anda dalam

menegakkan disiplin kerja para pegawai ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 7. Apakah peranan atasan anda dalam menegakkan

disiplin kerja, memotivasi anda untuk meningkatkan disiplin kerja ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 8. Adakah teguran ataupun sanksi yang tegas dari

atasan anda jika terjadi pelanggaran disiplin kerja oleh pegawai ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 9. Adakah aturan tegas yang berlaku di Bank

Indonesia yang mengatur tentang disiplin kerja pegawai ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak 10. Apakah peraturan tersebut memotivasi anda untuk

meningkatkan disiplin kerja anda selama berkerja di Kantor Bank Indonesia Medan ?

a. Iya

b. Terkadang c. Tidak