40
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan menyajikan dan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan di Kantor Bank Indonesia
Medan. Penyajian data ini meliputi data-data tentang identitas informan, pendapat pegawai terhadap pemimpin mereka dengan sistem pengisian kuesioner, yang
kemudian di uraikan dalam tabel frekuensi. Sedangkan, hasil wawancara dengan informan utama disajikan dalam bentuk petikan wawancara.
4.1 Karakteristik Informan
Jenis informan dalam penelitian ini ada dua, yakni informan utama, informan tambahan. Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data
mengenai identitas informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja di Kantor Bank Indonesia Medan.
Adapun karakteristik informan tentang peranan kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Kantor Bank Indonesia Medan adalah
sebagai berikut :
1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang bersedia menjadi informan. Informan penelitian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan yang
ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Baik informan kunci merupakan orang- orang yang langsung peneliti temui di Kantor Bank Indonesia Medan sebagai
objek lokasi penelitian.
41
Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1 Laki-laki
6 60
2 Perempuan
4 40
Total 10
100 Sumber : Kuesioner penelitian 2015
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 10 orang informan yang ada, jumlah informan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6orang 60,
sedangkan informan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4orang 40. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa informan berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak daripada informan wanita. Hal itu bukan berarti terdapat perbedaaan gender antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal perbankan. Perbedaan
tersebut hanyalah suatu kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi informasi yang diberikan kepada
peneliti. Data-data yang peneliti sajikan merupakan informasi yang diberikan melalui wawancara dan kuisioner. Pada saat wawancara dan kuisioner peneliti
mengajukan pertanyaan yang sama baiknya kepada informan laki-laki dan perempuan.
2. Klasifikasi Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
Usia informan yang akan dipakai dalam penelitian ini berkisar antara 20 tahun sampai 50 tahun keatas. Dibawah ini adalah tabel 4.2 yang menjelaskan
tentang usia informan.
42
Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Usia No.
Usia Frekuensi
Persentase
1 20-30
10 100
2 31-40
3 41-50
4 50 tahun keatas
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari informan, kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 10 orang 100, jumlah informan yang berumur antara 31-40
tahun sebanyak 0 orang, dan jumlah informan yang berumur antara 41-50 tahun serta yang berumur 50 tahun keatas tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas informan adalah pegawai yang umurnya pada kelompok 20-30tahun.
3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pengklasifikasian kedua yang peneliti sajikan yaitu informan berdasarkan tingkat pendidikan.. Adapun temuan terhadap informan menurut pendidikannya
seperti dibawah ini :
Tabel 4.3 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Frekuensi Persentase
1 SMA
2 20
2 D3
3 30
3 S1
5 50
4 S2
Total 10
100
43
Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Data tabel 4.3 dapat terlihat bahwa dari 10 orang informan jumlah informan dengan tingkat SMA sebanyak 2 orang 20, jumlah informan dengan
tingkat D3 sebanyak 3 orang 30, dan jumlah informan dengan tingkat S1 sebanyak 5 orang 50, dan dengan tingkat S2 tidak ada. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwasebagian besar tingkat pendidikan informan adalah S1.
4. Klasifikasi Informan Berdasarkan Masa Bekerja
Penulis juga meneliti sudah berapa lama masa berkerja para infoman di Kantor Bank Indonesia Medan, dengan informasi dari data tersebut peneliti dapat
mendapatkan informasi yang lebih akurat jika adanya perubahan yang terjadi pada Kantor Bank Indonesia yang berhubungan dengan disiplin kerja pegawai.
Dibawah ini adalah tabel 4.4 yang menjelaskan tentang lamanya bekerja informan.
Tabel 4.4 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Masa Bekerja No.
Usia Frekuensi
Persentase
1 5 tahun
5 50
2 5-10 tahun
3 30
3 11-25 tahun
1 10
4 Lebih dari 25 tahun
1 10
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari informan, yang telah bekerja pada 5 tahun sebanyak 5 orang 50, jumlah informan yang telah bekerja 5-10
tahun sebanyak 3 orang 30, jumlah informan yang telah bekerja 11-25 tahun
44
sebanyak 1 orang 10, dan jumlah informan yang telah bekerja lebih dari 25 tahun sebanyak 1 orang 10. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas usia
informan adalah pegawai yang mempunyai masa kerja dibawah 5tahun.
4.2 Pendapat Informan Mengenai Peranan Pemimpin Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan
Pada Penelitian ini, Penulis membuat pedoman wawancara dan metode kuesioner. Penulis mewawancarai informan utama. Didalam pengambilan data
wawancara, penulisdapat mewawancarai informan utama yaitu Ibu Elly Sarianti dan penulis juga mengambil hasil pembagian kuisioner kepada informan
tambahan yaitu pegawai unit komunikasi dan layanan publik yang berjumlah 10 orang.
Informan utama bersedia dan telah menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai peran kepemimpinan dalam meningkatkan disiplin pegawai
pada kantor Bank Indonesia Medan, serta informan tambahan sudah menjawab pertanyaan dari kuisioner mengenai kinerja pimpinan pada unit komunikasi dan
layanan publikmenurut pendapat mereka. Kemudian, seluruh jawaban dari informan akan di abstraksikan dan disimpulkan. Berikut ini adalah hasil data
mengenai pertanyaan yang diajukan melalui kusioner yang diperoleh selama penelitian beserta kutipan hasil wawancara tentang peranan kepemimpinan dalam
meningkatkan disiplin kerja pegawai pada kantor Bank Indonesia Medandapat dilihat, antara lain :
45
1. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Sudah Menjalankan Disiplin
Kerja Dengan Baik
Disiplin kerja yang baikadalah suatu kondisi atau sikap hormat yang timbul pada diri karyawan untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku yang
merupakan perjanjian yang dibuat antara pegawai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana terdapat sanksi jika melanggar peraturan kedisiplinan. Tabel
4.5 ini adalah jawaban dari informan tentang pertanyaan apakah sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik.
Tabel 4.5Pegawai Yang Menjalankan Disiplin Kerja Dengan Baik No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1 Iya
10 100
2 Terkadang
3 Tidak
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 10 orang informan yang ada, sebanyak 10 orang 100 menjawab “iya” , maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat kedisiplinan pegawai di Bank Indonesia Medan tergolong baik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan utama yaitu Ibu
elly Sarianti mengatakan bahwadalammenjalankan disiplin kerja, para pegawai sudah menjalankannya dengan baik yaitu dalam hal ketepatan waktu, berpakaian
maupun penyelesaian perkerjaan, namun Ibu Elly Sarianti mengungkapkan juga terdapat hal-hal kecil mengenai kurangnya kedisiplinan pegawai seperti
keterlambatan dalam absen maupun lupa melakukan absen. Hal itu diharapkan
46
agar dapat dikurangi karena mempengaruhi penilaian kinerja yang dilakukan oleh kantor.
2. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pernah Melakukan Pelanggaran
Disiplin Kerja Selama Berkerja
Dalam menjalankan perkerjaan terkadang terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan pegawai. Kesalahan tersebut dapat berasal dari individu maupun
kondisi tertentu yang sulit dihindari mengakibatkan terjadinya pelanggaran dalam disiplin kerja. Tabel 4.6 ini adalah hasil dari jawaban informan tentang
pelanggaran disiplin yang pernah dilakukan pegawai. Tabel 4.6 Pegawai Yang Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin Kerja
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
2 Terkadang
5 50
3 Tidak
5 50
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan, menyatakan tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin kerja yaitu sebanyak 5
orang 50 dan informan yang menjawab terkadang sebanyak 5 orang 50. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pegawai yang tidak
pernah melakukan pelanggaran disiplin kerja di Kantor Bank Indonesia Medan cukup tinggi.
47
3. Distribusi Jawaban Informan MengenaiPimpinan Sudah Menjalankan
Disiplin Kerja Yang Baik
Penegakan disiplin kerja harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai yang berkerja. Menjadi seorang pemimpin juga wajib menjalankan disiplin dengan
baik.. Tabel 4.7 ini adalah hasil dari jawaban informan mengenai pimpinan menjalankan disiplin kerja yang baik.
Tabel 4.7 Pimpinan Sudah Menjalankan Disiplin Kerja Yang Baik No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1 Iya
6 60
2 Terkadang
2 20
3 Tidak
2 20
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan, yang menyatakan bahwa pimpinan sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik
sebanyak6 orang 60 menjawab “iya” dan sebanyak 2 orang 20 menjawab terkadang dan informan yang menjawab “tidak” sebanyak 2 orang 20. Dari
data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat disiplin pimpinan di Bank Indonesia Medan tergolong baik.
4. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pimpinan Menjadi
PanutanTauladan Bagi Pegawai Tentang Disiplin Kerja
Pegawai akan mencontoh dari pemimpinnya, maka peran pemimpin sebagai panutan bagi pegawainya dalam menjalankan perkerjaannya sangat
mempengaruhi disiplin kerja pegawainya juga. Maka dari itu, sudah seharusnya
48
pemimpin memberikan contoh yang baik bagi pegawainya. Tabel 4.8 ini adalah jawaban informan dari pertanyaan mengenai Pimpinan menjadi panutantauladan
bagi pegawai dalam hal disiplin kerja.
Tabel 4.8Pimpinan Menjadi PanutanTauladan Bagi Pegawai Dalam Hal Disiplin Kerja
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
4 40
2 Terkadang
3 30
3 Tidak
3 30
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan menjawab “iya” sebanyak 4 orang 40 , yang menjawab “terkadang” sebanyak 3 orang
30 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 3 orang 30. Maka dari hasil data diatas pimpinan cenderung mampu menjadi contohpanutan bagi pegawai dalam
hal disiplin kerja.
5. Distribusi Jawaban InformanMengenaiPeran Pimpinan Dalam
Menegakkan Disiplin Kerja Para Pegawainya
Menjadi seorang pemimpin harus memiliki andil dalam penegakan disiplin. Dan sebaiknya pemimpin membuat suatu sikap dalam perannya dalam
meningkatkan disiplin pegawai . Tabel 4.9 ini adalah jawaban dari informan mengenai peran pimpinan dalam menegakkan disiplin kerja pegawai.
49
Tabel 4.9 Pimpinan Melakukan Peran Dalam Menegakkan Disiplin Kerja Pegawai
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
4 40
2 Terkadang
3 30
3 Tidak
3 30
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan yang ada mengenai pimpinan melakukan peran dalam menegakkan disiplin kerja pegawai,
sebanyak 4 orang 40 menjawab “iya” sebanyak 3 orang 30 menjawab “terkadang” dan sebanyak 3 orang 30 menjawab “tidak”.Maka dari data diatas
pimpinan sudah melakukan peran dalam meningkatkan disiplin kerja para pegawai
6. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pimpinan Mengarahkan Pegawai
dalam Disiplin Kerja
Dalammenjalankan sebuah disiplin yang sudah tertulis dalam aturan sebuah perusahaan, dalam praktiknya butuh adanya pengarahan secara langsung
dari seorang pemimpin agar aturan tersebut tetap dijalankan dengan baik oleh pegawainya. Namun ada beberapa kendala dimana seorang pemimpin merasa
tidak perlu memberikan arahan karena lebih mengacuhkan kepada kesadaran masing-masing pegawai.Tabel 4.10 ini adalah hasil dari jawaban informan
mengenai pimpinan memberikan pengarahan kepada pegawai dalam disiplin kerja.
50
Tabel 4.10 PimpinanMengarahkan Pegawai Dalam Disiplin Kerja No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1 Iya
6 60
2 Terkadang
3 Tidak
4 40
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.10dapat dilihat bahwa dari hasil 10orang informan mengenai pimpinan memberikan pengarahan dalam disiplin kerja pegawai maka, sebanyak 6
orang 60 menjawab “iya” sebanyak 4 orang 40 menjawab “tidak”, maka dari data diatas menunjukan bahwa pimpinan cenderung mengarahkan para
pegawai dalam hal disiplin kerja pegawai.
7. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peranan Pimpinan Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai
Seorang pemimpin sebaiknya mendukung pegawainya dalam penegakan disiplin kerja. Dengan adanya dorongan dari pimpinan maka dapat menumbuhkan
motivasi bagi pegawai. Tabel 4.11 ini adalah jawaban dari informan mengenai peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai dapat memotivasi
pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja.
51
Tabel 4.11 Peranan Pimpinan Dapat Memotivasi Disiplin Kerja Pegawai
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
8 80
2 Terkadang
2 20
3 Tidak
2 20
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan mengenai peranan pimpinan yang dapat memotivasi pegawai dalam disiplin kerja dan
sebanyak 8 orang 80 menjawab “iya”,sebanyak 2 orang 20 menjawab “terkadang” dan sebanyak 2 orang “20 menjawab “tidak”. Maka dari data
diatas dapat dilihat bahwa peranan pimpinan dalam disiplin kerja dapat memotivasi pegawai untuk ikut melakukan disiplin.
8. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Teguran Dan Sanksi Dari Pimpinan Terhadap Pelangaran Disiplin Kerja Pegawai
Dalam sebuah penegakan aturan perlu diberlakukannya sebuah sanksi yang tegas yang bertujuan agar tidak terjadinya pelanggaran dan efek jera pada
disiplin kerja, pimpinan sebaiknya melakukan teguran yang tegas terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai.Tabel 4.12 ini adalah jawaban dari
informan mengenai sanksi dan teguran tegas dari pimpinan terhadap pelanggaran disiplin kerja pegawai.
52
Tabel 4.12Sanksi Dan Teguran Tegas Dari Pimpinan Terhadap Pelanggaran Disiplin Kerja Pegawai
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
9 90
2 Terkadang
1 10
3 Tidak
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan mengenai saknsi dan teguran tegas dari pimpinan terhadap pelanggaran disiplin kerja
pegawai dan sebanyak 9 orang 90 menjawab “iya” dan sebanyak 1 orang 1 0 menjawab “terkadang”. Maka dari data tersebut dapat dilihat bahwa
pimpinan sudah menetapkan sanksi atau teguran jika terjadi pelanggaran disiplin kerja.
9. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peraturan Tegas Tentang Disiplin Yang Berlaku Di Bank Indonesia Medan
Pada setiap instansi tentu memiliki kode etik , maupun peraturan tertulis mengenai kedisiplinan pegawai , hal ini juga perlu ditetapkan oleh Bank Indonesia
dalam hal peningkatan disiplin kerja dan kinerja pegawainya. Tabel 4.13 ini adalah jawaban dari informan mengenai adakah peraturan yang berlaku di Bank
Indonesia Medan mengenai disiplin kerja pegawai.
53
Tabel 4.13Adakah Peraturan Yang Berlaku Tentang Disiplin Kerja Pegawai Di Bank Indonesia Medan
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
10 100
2 Terkadang
3 Tidak
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan mengenai adakah peraturan yang berlaku mengenai disiplin kerja pegawai di bank Indonesia
medan dan seluruh informan menjawab “iya” 100 . Maka dari data tersebut dapat dilihat bahwa Bank Indonesia Medan sudah menentukan aturan disiplin
kerja pegawainya .
10. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peraturan Yang Berlaku Memotivasi Pegawai Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai
Sebuah peraturan yang berlaku pada sebuah instansi menjadi pedoman dan batasan yang tidak boleh dilanggar oleh pegawainya, maka hal ini mampu
memotivasi pegawai untuk tidak melanggarnya. Tabel 4.14 ini adalah jawaban dari informan mengenai peraturan disiplin yang berlaku apakah dapat memotivasi
pegawai untuk lebih disiplin bekerja.
54
Tabel4.14Peraturan Disiplin Yang Berlaku Pada Kantor Bank Indonesia Medan Memotivasi Pegawai Untuk Disiplin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Iya
8 80
2 Terkadang
2 20
3 Tidak
Total 10
100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari hasil 10 orang informan peraturan disiplin yang berlaku di Bank Indonesia Medan apakah mampu memotivasi
pegawai untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai , dan sebanyak 8 orang 80 menjawab “iya”, dan sebanyak 2 orang 20 menjawab“terkadang”. Maka dari
data tersebut dapat dilihat bahwa peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia Medan mengenai disiplin kerja pegawai mampu memotivasi pegawai untuk
menegakkan disiplin.
55
BAB V ANALISIS DATA
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif yaitu setiap data-data dan fakta yang diteliti dilapangan, lalu dideskriptifkan atau
digambarkan sebagaimana adanya dan diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Hal tersebut penting dilakukan agar dapat ditarik kesimpulan atas
penelitian yang telah dilakukan. Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang
supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Pemimpinan juga berperan penting dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena
pemimpinlah yang membina dan mengarahkan secara langsung pegawainya, agar bekerja sesuai dengan tujuan serta harapan yang diberikan maupun yang
dibebankan kepadanya agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta bekerja dengan motivasi yang tinggi untuk menegakkan disiplin kerja yang bagus dan
menghasilkan sebuah kinerja yang baik. Bank Indonesia merupakan salah satu instansi independen Negara yang
memiliki peraturan yang jelas dan ketat mengenai manejemen sumber daya manusianya terutama dalam hal kedisiplinan pegawai. Kedisiplinan pegawai Bank
Indonesia menentukan produktivitas kerja yang dihasilkan, sehingga Bank Indonesia yang merupakan pusat perbankan dituntut untuk memiliki sumber daya
manusia yang unggul dan memiliki produktivitas serta integritas yang tinggi dalam kinerjanya. Bank Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk
mengatur arus perekonomian di Indonesia yang mana hal tersebut menjadi dasar setiap badan perbankan untuk menetapkan setiap kebijakan perusahaannya.
56
Untuk mencapai hal tersebut, maka dibutuhkan tingkat kedisiplinan yang tingi oleh setiap sumber daya manusianya, dan dalam praktiknya kedisiplinan
membutuhkan peranan seorang pemimpin dalam mengatur manejemen sumber daya manusianya.
5.1 Hasil Analisis Data Mengenai Peranan Kepemimpinan Dalam Pengingkatan Disiplin Kerja Pegawai di Bank Indonesia Medan
Di Bank Indonesia Medan berdasarkan hasil kuisioner menunjukan bahwa pegawai di Bank Indonesia Medan sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik
dengan presentasi 100. Hal tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan salah satu pimpinan pada Divisi Unit Komunikasi dan Pelayanan Publik yang
memiliki tugas mengatur tentang sumber daya manusia di Bank Indonesia Medan yang menyatakan bahwa Kedisiplinan di Kantor Bank Indonesia digolongkan
baik. Hal tersebut disebabkan karena pada Kantor Bank Indonesia Medan memiliki peraturan yang jelas dan tegas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
Pusat, sehingga dengan sendirinya pegawai di Kantor Bank Indonesia sudah memahami tentang prosedur kerja mereka sebagai seorang pegawai Bank
Indonesia yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam perbankan. Sehingga dengan sendirinya para pegawai sudah memiliki kesadaran sendiri untuk
menjalankan disiplin yang telah ditetapkan oleh pihak kantor. Selain memiliki kesadaran disiplin kerja yang baik, pegawai cenderung
jarang melakukan pelanggaran disiplin selama bekerja dengan presentasi sebanyak 50, namun terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh pegawai
tetapi masih dalam batas kewajaran, pelanggaran-pelanggaran tersebut berupa kurang tepatnya pegawai dalam melakukan absensi maupun terkadang adanya
57
pegawai yang lupa melakukan absensi yang masih dapat dimaklumi, tetapi sebagai instansi yang memiliki aturan disiplin kerja yang ketat dan jelas, Bank
Indonesia memiliki penyelesaian masalah yang jelas sesuai aturan yang ditetapkan yaitu dengan melampirkan surat keterangan bahwa pegawai tersebut melakukan
kesalahan dalam disiplin waktu bekerja sebagai salah satu contohnya. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian ternyata pimpinan divisi unit
komunikasi dan pelayanan publik termasuk pimpinan juga sudah menjalankan disiplin kerja dengan baik dengan hasil presentasi sebesar 60. Dalam
menjalankan disiplin kerja peran pimpinan juga menjadi seorang panutan dan contoh bagi para pegawainya , dan dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata
pimpinan pada divisi unit komunikasi dan pelayanan publik cenderung mampu menjadi seorang panutan dan contoh baik bagi pegawai dalam hal disiplin kerja di
Bank Indonesia Medan dengan presentasi sebanyak 40 . Jika dalam aturan disiplin kerja seluruh pegawai dituntut untuk melakukan
disiplin kerja, tetapi masih ada kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi yang dilakukan pegawai maka dari itu dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata
cenderung adanya peran pimpinan dengan presentasi sebesar 40 yang juga didukung dengan hasil wawancara dengan pimpinan divisi unit komunikasi dan
pelayanan publik yang menyatakan melakukan peran seperti mengingatkan kepada para pegawai jika melakukan kesalahan tersebut agar tidak terulang
kembali. Berhubungan dengan peran pimpinan tersebut yang mengingatkan para pegawainya untuk selalu disiplin, ternyata secara tidak langsung para pegawai
mendapatkan pengarahan mengenai disiplin dalam berkerja , hal ini juga didukung oleh hasil penelitian sebesar 60 yang berarti bahwa pegawai Bank Indonesia
58
Medan pada divisi unit komunikasi dan pelayanan publik mendapatkan arahan secara langsung dari pimpinannya dalam hal meningkatkan disiplin kerja mereka.
Selanjutnya dalam meningkatkan disiplin pegawai di Bank Indonesia Medan yang memiliki pengaruh dari peran seorang pimpinan, ternyata dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa peran dari pimpinan tersebut memberikan dampak yang baik bagi pegawai di divisi unit tersebut karena menimbulkan motivasi bagi
pegawai untuk lebih meningkatkan disiplin dan dibuktikan dengan hasil presentasi sebesar 80 yang menunjukan motivasi tersebut turut meningkatkan
disiplin pegawai. Dalam hasil penelitian disiplin pada Kantor Bank Indonesia Medan menunjukan bahwa tingkat disiplin pegawai baik, namun seperti yang
sudah dibahas sebelumnya tentu saja ada kesalahan kecil yang dilakukan pegawai, dan dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata pimpinan juga memberikan
teguran yang tegas kepada pegawai yang melakukan disiplin jika hal tersebut beberapa kali terjadi meski dalam tingkat kewajaran yang rendah yang dibuktikan
dengan hasil presentasi sebesar 90, hal itu juga didukung oleh hasil wawancara denga pimpinan divisi unit tersebut yang menyatakan bahwa melakukan
komunikasi melalui teguran secara langsung kepada pegawai yang melakukan kesalahan dalam berdisiplin. Cara ini dilakukan oleh pimpinan untuk menjaga
disiplin yang berdampak kepada kinerja pegawai, karena sesuai dengan tanggung jawabnya untuk bekerja di instansi perbankan, pegawai tentu di tuntut untuk
memiliki integritas dan produktivitas yang tinggi. Berhubungan dengan peraturan mengenai disiplin kerja yang diatur oleh
Bank Indonesia Pusat, peraturan yang sama juga diterapkan di Bank Indonesia cabang Regional 9 Medan Sumatera Utara, pada hal mengenai peraturan tertulis
59
yang mengatur tentang aturan disiplin kerja pegawai, penulis tidak mendapatkan data yang tertulis karena hal itu dianggap rahasia oleh Bank Indonesia dan tidak
bisa dipublikasikan kepada publik, tetapi dari hasil penelitian melalui kuisioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa Bank Indonesia Medan memiliki
peraturan tertulis yang mengatur tentang disiplin kerja pegawai dengan presentasi sebesar 100 meskipun hal itu hanya dapat diketahui oleh para pegawai Bank
Indonesia. Berhubungan dengan adanya peraturan tertulis yang dengan tegas dan jelas mengatur tentang disiplin kerja pegawainya , melalui hasil penelitian bahwa
peraturan tersebut juga turut memotivasi para pegawai untuk berdisiplin sebesar 80 ,di dukung lagi dengan kondisi dan tingkat disiplin pegawai yang sudah
digolongkan baik karena adanya tingkat kesadaran yang tinggi oleh pegawai untuk berdisiplin semakin memberikan nilai tambah lagi bagi para pegawai
menjadi lebih meningkatkan disiplin mereka dalam berkerja pada Kantor Bank Indonesia Medan. Maka dapat di analisis dari keseluruhan mengenai peranan
kepemimpinan dalam disiplin kerja para pegawai di Kantor Bank Indonesia Medan dapat dikatakan baik, selain itu dengan adanya peranan pimpinan dalam
bentuk komunikasi antara pimpinan dan para pegawai dan didukung dengan adanya peraturan yang jelas yang mengatur tentang disiplin kerja pegawai yang
sudah sangat dipatuhi dan disadari oleh para pegawai sehingga menimbulkan motivasi yang baik bagi para pegawai semakin menambah dan meningkatkan
disiplin kerja para pegawai pada Bank Indonesia Medan.
60
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan