Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor PT Bank Muamalat cab. Medan

(1)

Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

Terhadap Disiplin Kerja Pegawai

(Studi pada Kantor Bank Muamalat, Tbk Cab. Medan)

Diajukan oleh :

050903011

Septika Adriansyah

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

NAMA : SEPTIKA ADRIANSYAH

NIM : 050903011

DEPARTEMEN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

JUDUL : PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI (STUDI PADA KANTOR PT. BANK MUAMALAT CAB. MEDAN)

Medan, Desember 2011

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Drs. Robinson Sembiring, M.Si

NIP. 196004201988031002 NIP. 19640108199102001 Drs. M. Husni Thamrin, M.Si

DEKAN FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

ABSTRAK

Hasil dari penelitian ini terbukti dengan pengujian hipotesis yaitu : uji F, uji t, dan koefisien determinasi (R2). Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) pada PT Bank Muamalat cabang Medan secara bersama-sama atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT Bank Muamalat cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung = 3.758 > nilai Ftabel = 3.320. Pada tingkat kesalahan α =5%, nilai Fhitung

Nilai t

tersebut dinyatakan signifikan, dengan signifikansi = 0.478 < tingkat kesalahan α = 5%.

hitung untuk variabel Kepemimpinan (X1) adalah 0.565, untuk variabel Motivasi Kerja Pegawai (X2) adalah 0.986. Berdasarkan kriteria uji hipotesis yaitu jika thitung < ttabel maka H0

Melalui identifikasi Determinasi diketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0.661 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat di mana koefisien determinasi (R

diterima. Dan disimpulkan bahwa Variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai berpengaruh signifikan terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada kantor PT Bank Muamalat cabang Medan.

2

) sebesar 0.437 berada di antara 0 ≤ R 2 ≤ 1. Hal ini menunjukkan bahwa Disiplin kerja pegawai pada PT Bank Muamalat cabang Medan dipengaruhi oleh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Penguasa Alam karena atas rahmat dan petunjuk-Nya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan kuliah yang diakhiri dengan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada

Kantor PT Bank Muamalat cab. Medan”. Tidak lupa pula penulis sampaikan

salam atas junjungan dan suri tauladan sekalian alam, pemimpin yang paling bijaksana, Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah sebuah karya yang masih banyak terdapat kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas, untuk itu penulis dengan rendah hati akan menerima saran dan petunjuk yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai pihak. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POlitik Universitas Sumatera Utara.

Penulis mempersembahkan terima kasih yang tak terhingga dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada orang tua tercinta Ayahanda Sukariadi dan Ibunda yang mulia Sulastri yang telah memberi motivasi dengan penuh kesabaran, kasih sayang, serta do’a yang selalu mengalir dan juga bantuan moril selama kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini.

Selama penulis kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara hingga terselesaikannya skripsi ini penulis banyak memperoleh


(5)

pendidikan, pembinaan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diterima, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Muhammad Husni Thamrin Nst, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si, yang teristimewa atas kebaikannya yang telah bersedia meluangkan waktu, memberi pengarahan, dan menambah wawasan keilmuan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak / Ibu Dosen yang telah memberi bimbingan dan begitu banyak ilmu

pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya pagawai Departemen Ilmu Administrasi Negara.

6. Pimpinan dan Seluruh Pegawai PT Bank Muamalat cabang Medan yang telah berpartisipasi dan membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Teristimewa untuk sahabat sekaligus adik dari penulis, Eka Sawitri. Begitu banyak hal yang telah dilewati, begitu banyak senyum yang menghiasi. Terima kasih penulis ucapkan karena telah mengenalkan penulis kepada kebahagiaan. 8. Untuk teman seperjuangan, Tyas Wahyu Fadhilla. Akhirnya kita S.Sos juga. “we


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kerangka Teori ... 7

E.1. Kepemimpinan ... 8

E.1.1. Pengertian Kepemimpinan ... 8

E.1.2. Fungsi Kepemimpinan ... 11

E.1.3. Tipe-tipe Kepemimpinan ... 12

E.2. Motivasi Kerja ... 15

E.2.1. Pengertian Motivasi ... 15

E.2.2. Teori-teori Motivasi ... 16

E.2.3. Tipe-tipe Motivasi ... 21

E.2.4. Manfaat Motivasi ... 22

E.2.5. Metode Motivasi ... 23

E.3. Disiplin Kerja Pegawai ... 24

E.3.1. Pengertian Disiplin ... 24

E.3.2. Tipe-tipe Kegiatan Disiplin ... 26

E.3.3. Indikator Yang Mempengaruhi Kedisiplinan ... 28

E.4. Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai ... 30

F. Hipotesa ... 30

G. Defenisi Konsep ... 31

H. Defenisi Operasional ... 32

I. Sistematika Penulisan ... 35

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Bentuk Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Pengukuran Skor ... 38

F. Teknik Analisa Data ... 39

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 42

A. BANK SYARIAH ... 42

A.1. Pengertian Bank Syariah ... 42

A.2. Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 43


(7)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ... 52

A. ANALISIS DESKRIPTIF ... 52

1. Deskripsi Responden ... 52

2. Deskripsi Variabel ... 54

B. ANALISIS STATISTIK ... 66

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 66

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

3. Pengujian Hipotesis ... 70

BAB V PENUTUP ... 74

1. KESIMPULAN ... 74

2. SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 52

Tabel 4.2 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Perilaku Kepimipinan .. 54

Tabel 4.3 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Motivasi Kerja Pegawai ... 59

Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Disiplin Kerja Pegawai ... 64

Tabel 4.5 Validitas Tiap Pernyataan ... 67

Tabel 4.6 Reliabilitas Kuesioner ... 69

Tabel 4.7 Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Fhitung Tabel 4.9 Pengujian Koefisien Determinan ... 72

... 72


(9)

ABSTRAK

Hasil dari penelitian ini terbukti dengan pengujian hipotesis yaitu : uji F, uji t, dan koefisien determinasi (R2). Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) pada PT Bank Muamalat cabang Medan secara bersama-sama atau serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT Bank Muamalat cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung = 3.758 > nilai Ftabel = 3.320. Pada tingkat kesalahan α =5%, nilai Fhitung

Nilai t

tersebut dinyatakan signifikan, dengan signifikansi = 0.478 < tingkat kesalahan α = 5%.

hitung untuk variabel Kepemimpinan (X1) adalah 0.565, untuk variabel Motivasi Kerja Pegawai (X2) adalah 0.986. Berdasarkan kriteria uji hipotesis yaitu jika thitung < ttabel maka H0

Melalui identifikasi Determinasi diketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0.661 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat di mana koefisien determinasi (R

diterima. Dan disimpulkan bahwa Variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai berpengaruh signifikan terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada kantor PT Bank Muamalat cabang Medan.

2

) sebesar 0.437 berada di antara 0 ≤ R 2 ≤ 1. Hal ini menunjukkan bahwa Disiplin kerja pegawai pada PT Bank Muamalat cabang Medan dipengaruhi oleh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membicarakan kepemimpinan memang menarik dan dapat dimulai dari sudut manapun ia ingin diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa masalah kepemimpinan itu sama tuanya dengan sejarah manusia. Hal ini tidaklah berlebihan kiranya karena kepemimpinan itu dibutuhkan manusia sebab ada keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Dari sinilah munculnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini senantiasa meberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang yang ingin mengadakan suatu penelitian. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, serta syarat-syarat pemimpin yang baik.

Suatu organisasi akan memperoleh keberhasilan atau bahkan kegagalan sebagian besar ditentukan oleh sisi kepemimpinan ini. Suatu ungkapan yang bijak mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Ungkapan tersebut kian memantapkan kedudukan seorang pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang cukup penting. Sementara itu digambarkan pula bahwa pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap penggembala akan diminta pertanggungjawabannya atas perilaku penggembalannya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun


(11)

wujudnya, di manapun letaknya akan mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu suatu kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang/kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Setiap orang pada hakikatnya adalah sebagai pemimpin, akan tetapi kekuasaan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan antara orang yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Di sinilah yang membedakan siapa yang sebenarnya pemimpin dan siapa yang bukan atau tidak pemimpin.

Dari penjelasan di atas jelaslah rambu-rambunya bahwa seorang pemimpin dalam kepemimpinannya juga harus disertai tanggung jawab dan mampu membangun atau mendorong atau memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan baik. Di dunia kerja, motivasi sering diartikan sebagai suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mau bekerja untuk mewujudkan kebutuhannya /keinginannya.

Kata motivasi ini sendiri berasal dari kata motivation yang dapat diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam usaha yang tekun untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sifatnya menguntungkan. Kalau pemimpin memotivasi seseorang/ kelompok orang agar mereka mempunyai motivasi kerja yang baik artinya pemimpin berusaha menimbulkan kebutuhan tertentu pada diri mereka, agar tingkah laku mereka tertuju kepada tujuan yang dikehendaki.

Ketika seorang pemimpin memotivasi karyawannya agar mereka mempunyai motivasi kerja yang baik artinya pemimpin tersebut sedang berusaha menimbulkan kebutuhan tertentu pada diri karyawannya, agar tingkah laku mereka tertuju kepada tujuan yang dikehendaki oleh pimpinan maupun oleh perusahaan. Kalau pemimpin sudah mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi (kemauan)


(12)

kerja seseorang, maka kemudian pemimpin perlu menetapkan tentang apa yang bisa dilakukan sebagai atasan dalam rangka menimbulkan motivasi kerja bawahan.

Kalau pegawai yang ada itu dipengaruhi oleh lingkungan fisik tempat mereka bekerja, maka alangkah baiknya jika pemimpin membuat suatu keputusan yang dapat menciptakan satu lingkungan fisik yang optimal yang dapat diberikan misalnya tempat yang bersih, peralatan yang mudah dipakai, udara ruangan yang sejuk, dan seterusnya.

Pemimpin dalam rangka memotivasi karyawannya sesungguhnya membutuhkan satu dasar yang terkadang terlewatkan, yaitu keteladanan. Motivasi yang diberikan pemimpin melalui contoh teladan yang konkrit sesungguhnya lebih ampuh untuk memberikan semangat pada karyawan dibandingkan motivasi yang diberikan melalui kata-kata semu. Dalam hal disiplin waktu misalnya, seorang pemimpin yang datang lebih awal pada saat jam masuk kantor maka dengan sendirinya akan memberikan rasa malu dan cambukan bagi karyawan untuk tidak datang terlambat.

Banyak hal-hal lainnya di dalam organisasi yang sebenarnya bisa membuktikan bahwa keteladanan adalah hal yang cukup fundamental yang sifatnya ringan serta esensinya dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk melaksanakan setiap aktivitas dalam organisasi dengan lebih baik.

Terkait dengan masalah kepemimpinan, peneliti dalam hal ini mencoba untuk menginterpretasikannya ke dalam ruang lingkup perusahaan perbankan. Bank sebagai suatu manifestasi dalam menyukseskan pembangunan suatu bangsa. Keberadaan bank sebagai suatu lembaga keuangan tidak akan terlepas fungsinya dalam memberikan suatu pelayanan baik dalam bentuk penyimpanan maupun penyaluran dana yang ada pada masyarakat. Untuk itu fungsi bank tersebut akan tercermin dari seberapa besar


(13)

aktivitas yang dijalankan dalam menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya baik dalam bentuk investasi maupun portofolio, yang jelas bank sebagai penggerak dari perekonomian negara diharapkan dapat memberikan suatu pembiayaan atau modal pada nasabah yang memerlukannya yang biasanya disalurkan dalam bentuk kredit.

Berbicara tentang perbankan, Bank Muamalat merupakan bagian dari perbankan nasional. Keyakinan pada kebenaran perekonomian dan kegiatan muamalat yang sesuai dengan syari’ah, dan penerimaan masyarakat atas kegiatan perbankan syari’ah, telah memberikan semangat kepada Bank Muamalat untuk memberikan pelayanan terbaik dengan berlandaskan empat prinsip operasional, yakni: Keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan universalitas; yang berorientasi pada pelayanan seluruh golongan masyarakat tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan ras.

Dalam melaksanakan setiap kegiatan pekerjaan, ibadah merupakan orientasi utama yang menjadi prinsip dalam melaksanakan setiap aktivitas pekerjaan. Inilah yang menjadi motivasi utama seluruh unsur organisasi Bank Muamalat khususnya pegawai serta -yang paling utama- pemimpin untuk bekerja sebaik-baiknya. Karena pekerjaan bukan hanya menjadi tanggung jawab pribadi, tetapi juga tanggung jawab kepada Tuhan. Karena itu setiap disiplin akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena bukan hanya pemimpin yang mengawasi, melainkan juga Tuhan. Dan karena itulah disiplin menjadi satu hal yang dilaksanakan dengan penuh kerelaan.

Dalam kaitannya dengan hal di atas, kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu kemampuan seorang untuk dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan tidak hanya berbicara namun lebih dari itu yakni memberikan keteladanan yang lebih bermakan dari pada nasihat


(14)

yang pastinya teladan itu dapat diikuti oleh ppara anggotanya agar termotivasi untuk melakukan sesuatu.

Dari penjelasan ini jelaslah bahwa seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab dan mampu membangun motivasi para bawahannya untuk bekerja dengan baik. Kepemimpinan yang bertanggung jawab dan motivasi yang baik dari pimpinan dalam organisasi merupakan dua unsur yang penting untuk membangun disiplin kerja yang baik bagi para anggota organisasi.

Secara sederhana dapat dicontohkan jika pemimpin dapat memberikan teladan dengan hadir tepat waktu pada setiap agenda organisasi, maka para anggotanya akan termotivasi untuk mengikuti pemimpin tersebut dengan datang lebih awal dari pemimpinnya sebagai wujud dari disiplin waktu.

Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Displin Kerja Pegawai (Studi pada Kantor PT. Bank Muamalat Cab. Medan)”.

B. Perumusan Masalah

Guna memudahkan peneliti nantinya ketika melakukan proses penelitian, dan agar peneliti memiliki arahan yang fokus dalam menginterpretasikan hasil penelitian ke dalam skripsi, maka terlebih dahulu permasalahan yang ada harus diakumulasikan menjadi rumusan-rumusan.

Berdasarkan hal tersebut serta berpedoman pada perumusan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut :


(15)

1. Adakah pengaruh yang positif antara Kepemimpinan terhadap Disiplin Pegawai ?

2. Adakah pengaruh yang positif antara Motivasi Kerja terhadap Disiplin Pegawai ?

3. Adakah pengaruh yang positif antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Disiplin Pegawai ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya harus diketahui secara jelas sebelumnya. Menurut Arikunto (1997:51), tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengukur pengaruh kemampuan yang dimiliki seorang Pemimpin terhadap tingkat disiplin kerja karyawan Bank Muamalat.

2. Untuk mengukur pengaruh Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja karyawan Bank Muamalat.

3. Untuk mengukur pengaruh kemampuan Pemimpin dan Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja karyawan Bank Muamalat.

D. Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah :

1. Bagi penulis penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang


(16)

telah diterima di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi FISIP USU, penelitian ini juga diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh insan akademis sebelumnya dan dapat menjadi bahan refrensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

3. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan masukan kepada segenap unsur organisasi di Bank Muamalat akan pentingnya peran Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai terhadap peningkatan Disiplin Kerja karyawan.

E. Kerangka Teori

Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan yang sifatnya hanya coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2003:55).

Menurut Hoy dan Miskel (dalam Sugiyono, 2003:55), teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.

Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam bagian ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, serta gagasan yang akan menjadi titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini, yaitu :


(17)

E.1. Kepemimpinan

E.1.1. Pengertian Kepemimpinan

Secara lugas kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu proses rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama. Dalam kegiatan administrasi dan organisasi yang dimaksud dengan orang lain sebagian besar adalah karyawan atau pegawai.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku bawahan untuk mencapai tujuan, mempengaruhi utnuk memperbaiki kelompok dan disiplin kerja dari personal organisasi tersebut. Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan dalam mempengaruhi bergantung pada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap bawahan, kolega, maupun alasan pimpinan itu sendiri.

Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara seorang pemimpin dengan sekelompok orang yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang berbuat yang sesuai dengan kehendak pemimpin, (Nawawi, 1993: 72)

Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksana otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh lagi George R. Terry merumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan untuk tujuan organisasi. (Miftah Thoha, 2005:259)

Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/ mutu perilakunya yang


(18)

dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan sebuah teori yang dikenal dengan The Traitist Theory of Leadership.

Ordway Tead dalam tulisannya (dalam Winardi, 2000:83) mengemukakan sepuluh sifat yaitu sebagai berikut:

1. Energi jasmaniah dan mental.

Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmaniah dan rohaniah yang luar biasa; yaitu mempunyai daya tahan, keuletan atau tenaga dan semangat yang istimewa yang tampaknya tidak pernah habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin, kesabaran, keuletan, ketahanan batin dan kemauan yang luar biasa ntuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.

2. Kesadaran akan tujuan dan arah.

Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan; dia tahu persis keman arah yang akan ditujunya, serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya. Tujuan tersebut telah disadari benar, menarik, dan sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama dalam organisasi.

3. Antusiasme

Pekerjan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat dan bernilai positif, sukses, dan menimbulkan semangat esprit de corps. Semua ini membangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat besar pada pribadi pemimpin maupun para anggota kelompok.


(19)

4. Keramahan dan kecintaan

Keramahan atau Affection itu berarti kasih sayang, kecintaan, simpati yang tulus, disertai kerelaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang dicintai. Sebab pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia, dan sejahtera. Maka kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melaksanakan kegiatan yang positif pula untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak.

5. Integrasi.

Pemimpin itu harus bersifat terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya; bahkan merasa senasib sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu dia bersedia memberikan pelayanan dan pengorbanan kepada pengikutnya dan juga menghormati aspirasi bawahannya

6. Pengusaha teknis

Setiap pemimpin harus benar-benar menguasai satu atau beberapa kemahiran tekhnis tertentu agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.

7. Ketepatan dalam mengambil keputusan

Pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas, dan cepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. Selanjutnya dia mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran dari keputusan-keputusannya.

8. Keceradasan

Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan hal yang berfungsi untuk melihat dan memahami sesuatu yang terjadi dengan baik, mengerti sebab dan akibat dari suatu kejadian, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat menemukan penyelesaiannya dalam waktu singkat.


(20)

9. Keterampilan mengajar

Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang baik yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, memotivasi, dan menggerakkan anak buahnya untuk melakukan sesuatu yang baik sesuai dengan tujuan organisasi

10.Kepercayaan

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu didukung oleh kepercayaan dari anggotanya yang memiliki keyakinan bahwa mereka akan dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif, dan dapat diarahkan pada sasaran-sasaran yang benar. (Kartono, 1998:37-40)

E.1.2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut M. Karjadi (dalam Sunindhia, 1993:181-184), untuk dapat memenuhi dan mencapai tujuan organisasi, maka seorang pemimpin itu mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan, diantara fingsi-fungsi tersebut yaitu:

1. Fungsi Perencanaan.

Oleh karena pekerjaan pemimpin itu terdiri dari banyak tindakan-tindakan yang berlainan dan berubah-ubah, maka guna kelancaran kegiatan-kegiatan itu ia harus membuat perencanaan. Perencanaan yang terus-menerus dan menyeluruh bagi organisasinya dan juga perencanaan bagi dirinya sendiri selaku pimpinan dan penanggung jawab dari keuntungan akan berhasilnya seluruh pekerjaan.

2. Fungsi Memandang ke Depan.

Dengan paradigma yang memandang segala hal pada masa depan dan sikap yang futuristic maka seorang pemimpin harus memiliki pemikiran dan penglihatan yang mampu meneropong apa yang akan terjadi, dan kemampuan untuk melihat ke depan segala kemungkinan yang akan terjadi adalah merupakan hal yang benar-benar


(21)

penting apabila seorang pemimpin hendak membawa para pengikut atau anak buahnya kearah yang akan dituju.

3. Fungsi Pengembangan Loyalitas

Fungsi ke tiga dari kepemimpinan ialah pengembangan loyalitas atau kesetiaan para pembantu dan pengikut kepada pemimpin dan organisasi, bahkan merupakan tanggung jawab yang tidak kecil.

4. Fungsi Pengawasan terhadap Pelaksanaan Rencana

Tentang pengawasan ini harus dibuatkan rencana tersendiri, sehingga segala sesuatu dapat berjalan lancer dan tidak akan ada hal-hal yang sampai tertinggal.

5. Fungsi Pengambilan Keputusan.

Mengambil keputusan yang tepat tidak selamanya mudah untuk seorang pemimpin. Karena sulitnya itu maka ada yang terjadi di mana seorang pemimpin yang kurang pandai terpaksa menunda-nunda keputusan yang ia ambil sehingga masalahnya menjadi terkatung-katung.

6. Fungsi Memberi Anugrah

Anugrah dalam hal ini berarti hukuman dan juga penghargaan. Sebagai pucuk pimpinan dan sebagai seorang pengawas ia harus aktif mengawasi segala kegiatan para anak buah atau para anggota dalam organisasi yang dipimpinnya.

E.1.3. Tipe-tipe Kepemimpinan

Menurut pendapat para ahli (dalam Sunindhia, 1993:29-40) tentang tipe-tipe kepemimpinan ada enam unsur yaitu:

1. Tipe Otokratis

Yaitu tipe pemimpin yang beranggapan bahwa organisasi adalah miliknya. Ia bertindak terhadap bawahan bukan sebagai manusia, melainkan sebagai alat. Cara


(22)

menggerakkan para anggota organisasi adalah dengan unsure-unsur paksaandan ancaman pidana (Sunindhia, 1993:29). Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang yang sangat egois. Egonya yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan.

Misalnya dalam menginterpretasikan disiplin para bawahan dalam organisasi, seorang pemimpin yang otokratis akan menerjemahkan disiplin kerja yang sangat tinggi yang ditunjukkan oleh para bawahannya sebagai perwujudan kesetiaan bawahannya itu kepadanya, padahal sesungguhnya disiplin itu didasarkan pada kerelaan, dan bukan ketakutan. (Siagian, 1994: 31)

2. Tipe Militeristis

Kepemimpinan yang dimaksud di sini adalah cara yang memang lazim dan harus dilaksanakan oleh pemimpin dalam organisasi militer dalam ketentaraan yang sudah sewajarnya, akan tetapi melaksanakan kepemimpinan yang seperti ini dalam organisasi sipil juga tidak jarang ditemui. Seorang pemimpin yang bersifat “militeristis” yaitu pemimpin yang memiliki beberapa sifat antara lain seperti di bawah ini:

a. Untuk menggerakkan bawahannya ia menggunakan system perintah langsung yang biasa digunakan dalam ketentaraan.

b. Gerak-geriknya senantiasa tergantung pada pangkat dan jabatannya. c. Senang akan formalitas yang berlebihan

d. Menerapkan disiplin keras dan kaku kepada bawahannya.

e. Senang akan upacara-upacara dan kegiatan yang bersifat seremonial. f. Tidak menerima kritik dari bawahannya.


(23)

3. Tipe Peternalistis

Tipe kepemimpinan ini biasa disematkan pada seorang pemimpin yang bersifat “kebapakan”, ia menganggap anak buahnya sebagai “anak” atau manusia yang belum dewasa yang dalam segala hal masih membutuhkan bantuan dan perlindungan, yang terkadang cenderung berlebihan. Tipe pemimpin yang paternalistik seperti ini banyak ditemui di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di daerah yang masyarakatnya agraris. Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. (Siagian, 1994:31-34)

4. Tipe Kharismatik

Drs. Omong Uchjana Effendy, MA mengemukakan bahwa kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang berdasarkan kepercayaan. Kharisma berarti “penumpahan ampun”

5. Tipe “Laisses Faire” atau secara bebas.

Melaksanakan kepemimpinan dengan cara ini dapat diartikan sebagai cara yang “membiarkan anak buahnya berbuat sekehendak dengan keinginan mereka sendiri”. Dapat dikatakan bahwa persepsi seorang pemimpin berkisar pada pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.


(24)

6. Tipe Demokratis

Dalam pelaksanaan tugas pemimpin semacam ini mau menerima saran-saran dari anak buah dan bahkan kritik-kritik dimintanya dari mereka demi keberhasilan pekerjaan dalam organisasi. Ia memberi kebebasan yang cukup bahwa mereka itu akan berusaha sendiri menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya

E.2. Motivasi Kerja

E.2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi memiliki akar kata motif. Motif adalah pendorong manusia untuk bertindak dan berbuat. Berelson dan Steiner (dalam Handayaningrat, 1995:81) mengatakan bahwa “motif” sebagai suatu pernyataan batin yang berwujud daya kekuatan untuk bertindak atau bergerak secara langsung atau melalui saluran perilaku yang mengarah terhadap sasaran.

Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan kesatuan kerjanya dan organisasi di mana dia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi hanya akan memberikan upaya minimum dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya (Winardi, 2001:2). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada suatu faktor pendorong mengapa manusia itu berbuat dan bertindak. Faktor pendorong atau motif ini seringkali diidentifikasi dengan kebutuhan dan keinginan, baik berupa kebutuhan yang sifatnya fisik maupun non fisik dan dari pengertian motif di atas, motivasi diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan.

Stanley Vance (dalam Danim, 2004:15) mengatakan bahwa pada hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada


(25)

kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi.

Dan menurut Siagian, motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi agar tujuannya tercapai (Siagian, 2002:102).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu pendorong atau penggerak pada diri seseorang untuk mau dan mampu bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya khususnya pada posisi di dalam organisasi. Seperti telah dijelaskan bahwa motivasi kerja akan timbul apabila harapan atau keinginan dari seseorang itu terpenuhi dalam organisasi di mana ia berada, baik itu kebutuhan fisik maupun non fisik.

Berbagai arti yang diberikan kepada motif yakni motif sebagai kebutuhan, sebagai keinginan, dorongan, dan gerak hati dalam diri seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang mendorong kegiatan ke arah suatu tujuan tertentu disebut motivasi. Sedangkan pemotivasian itu sendiri adalah proses pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia agar kekuatan motif mempunyai daya dorong yang optimal menggerakkan kegiatan mencapai tujuan.

E.2.2. Teori-Teori Motivasi

Menurut Gibson (1996:343), teori motivasi dikelompokkan atas dua kategori, yaitu:

1. Teori Kepuasan (content theory), teori kepuasan ini berdasarkan

pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini


(26)

memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Sub teori yang termasuk dalam kategori teori kepuasan adalah:

a. Teori Kebutuhan dari Abraham Maslow

Hal yang tidak dapat dibantah bahwa mayoritas manusia melakukan kerja sama adalah disebabkan karena faktor keterbatasan manusia itu sendiri. Oleh karena itu manusia bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan memasuki suatu organisasi. Apabila kebutuhan yang paling mendasar sudah terpenuhi, maka manusia akan meningkatkan kebutuhannya ke tahap yang lebih tinggi lagi. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Maslow untuk mengemukakan teori hirarki kebutuhan sebagai salah satu timbulnya motivasi untuk bekerja lebih giat dalam diri seseorang pada kapasitasnya sebagai karyawan.

Maslow (dalam Robbins, 1999:48) mengklasifikasikan tingkat kebutuhan pegawai dalam lima tingkatan, yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis, yakni kebutuhan yang bersifat materi atau sering disebut kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. 2. Kebutuhan akan rasa aman seperti kebutuhan akan keamanan jiwa dan harta. 3. Kebutuhan sosial, yakni kebutuhan manusia akan perasaan disayangi,

dibutuhkan dan dianggap ada dalam kelompok, penerimaan dalam lingkungan kerja, dan persahabatan.

4. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, yakni kebutuhan yang mencerminkan pengakuan atas harkat, martabat, dan kehormatan diri.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni kesempatan untuk menimba ilmu dan pengetahuan baru dan memperoleh pendidikan baik di dalam maupun di luar organisasi.


(27)

Teori yang dikemukakan Maslow ini mengasumsikan bahwa pegawai lebih dulu memenuhi kebutuhan pokoknya sebelum mengarah kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Apabila seperangkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivasi.

b. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg.

Selanjutnya teori motivasi kepuasan yang terkenal seperti yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Hasibuan (1997:174-175) dengan Teori Motivasi Dua Faktor. Teori ini menjelaskan bahwa orang memerlukan dua macam faktor kebutuhan. Faktor yang pertama adalah kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan yang bersifat jasmaniyah. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan bermacam-macam tunjangan lainnya. Faktor yang kedua adalah faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Adapun faktor-faktor ini meliputi kemauan untuk berprestasi, pengakuan, kenikmatan akan pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pengembangan potensi individu (Ishak, 2003:28).

Herzberg mengklasifiksasikan pegawai ke dalam dua golongan besar yaitu mereka yang termotivasi oleh faktor intrinsik dan mereka yang termotivasi oleh faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang dapat berupa sikap, kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia yang dapat berupa gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan dari seseorang dan perkembangan situasi.


(28)

c. Teori Prestasi dari Mc Clelland.

Menurut teori ini ada tiga kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh pemimpin untuk memotivasi pegawainya, yaitu :

1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement).

Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu kerjanya serta selalu ingin menonjol dkalangan sesame.

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation).

Adalah kebutuhan yang menjadi daya penggerak untuk memotivasi semangat kerja seseorang. Kebutuhan berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul, dan bersifat menolong terhadap sesama.

3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power).

Kebutuhan akan kekuasaan ini merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta menggerakkan semua kemampuan demi mencapai semua kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.

2. Teori Proses (process theory), teori ini pada dasarnya berusaha menjawab

pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai dengan keinginan dari pimpinan. Apabila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan akibat dari bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Yang termasuk dalam bagian dari teori proses ini adalah :

a. Teori Harapan.

Pencetus dari teori ini adalah Victor H. Vroom. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang atau pegawai akan termotivasi untuk bekerja atau melakukan hal-hal tertentu, jika mereka yakin bahwa dari prestasi itu mereka akan mendapatkan imbalan, seperti misalnya kenaikan gaji, atau juga kenaikan jabatan apabila seseorang


(29)

bekerja dengan giat. Contoh dari imbalan yang seperti inilah yang yang menjadi perangsang seseorang untuk meningkatkan kinerjanya.

b. Teori Keadilan

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan cenderung membandingkan masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya (dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha) dengan hasil-hasil (penghargaan-penghargaan) yang mereka terima. Ketidakadilan akan ditanggapi dengan perilaku yang berbeda, misalnya menurunkan prestasi, mogok kerja, dan bermalas-malasan. Di sini pegawai membandingkan imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan. Jika mereka telah mendapatkan keadilan dalam bekerja, maka mereka akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya..

c. Teori Pembentukan Perilaku (Penguatan)

Teori ini berasumsi bahwa perilaku pegawai dapat dibentuk dan diarahkan kepada kebutuhan arah aktivitas pencapaian tujuan. Pendekatan perilaku ini didasarkan atas hukum pengaruh (law effect) yaitu perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang. Perilaku pegawai di masa yang akan datang dapat diperkirakan dan dipelajari berdasarkan pengalaman di masa yang lalu.

Menurut teori pembentukan perilaku ini, perilaku pegawai dipengaruhi oleh kejadian-kejadian atas situasi di masa lalu. Apabila konsekuensi perilaku tersebut positif, maka pegawai akan memberikan tanggapan yang sama terhadap situasi yang lama, tetapi apabila konsekuensi ini tidak menyenangkan, maka pegawai akan cenderung mengubah perilakunya untuk menghindar dari konsekuensi tersebut.

Contoh kecilnya adalah misalkan ada seorang pegawai yang sering datang terlambat dapat dimotivasi agar datang tepat waktu dengan memberikan penghargaan untuk pegawai terdisiplin. Keterlambatan juga dapat dihentikan dengan pernyataan


(30)

celaan atau hukuman. Tetapi peneltian sebelumnya menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi lebih efektif dilakukan dengan bentuk memberikan penghargaan atas perilaku yang diinginkan dibandingkan dengan memberikan hukuman atau celaan terhadap perilaku yang tidak diinginkan.

E.2.3. Tipe-tipe motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu dengan yang lainnya memberi warna terhadap efektifitas manusia. Motivasi yang dimaksudkan di sini tidak terlepas dari konteks manusia organisasional (Danim, 2004:17).

Empat jenis motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional dalam bekerja atau mungkin menjauhi pekerjaan adalah seperti yang akan dijelaskan berikut ini :

1. Motivasi positif.

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja di dalam organisasi jika dia merasakan bahwa setiap upaya yang dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu. Dengan demikian motivasi positif merupakan pemberian motivasi atau usaha untuk membangkitkan motif, di mana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya.

2. Motivasi Negatif.

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya jika seseorang itu tidak bekerja dengan baik maka akan


(31)

muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan kerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan.

3. Motivasi dari dalam.

Motivasi dari dalam ini adalah dorongan untuk bekerja yang muncul pada diri pegawai sewaktu dia menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pegawai itu sendiri. Dengan demikian berarti juga bahwa kesenangan pegawai akan muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaan tersebut.

4. Motivasi dari luar.

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar, biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan cuti, dan lain sebagainya. Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan pada subjek yang dapat didorong oleh adanya faktor dari luar. Manusia bekerja semata-mata karena didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor luar subjek.

E.2.4. Manfaat motivasi.

Motivasi dalam diri seorang pegawai akan sangat bermanfaat karena hal tersebut menyebabkan seseorang dapat menyalurkan dan mendukung perilaku pegawai tersebut supaya giat bekerja dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi ini semakin penting jika dikaitkan kepada pimpinan yang memberikan pembagian kerja pada pegawai dan bagaimana cara pimpinan tersebut mendorong pegawainya agar bekerja dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.


(32)

Manfaat motivasi bagi seorang pegawai selain memberikan keuntungan kepada pegawai itu sendiri juga menguntungkan organisasi itu sendiri seperti :

1. Dapat meningkatkan moral dan kepuasan kerja 2. Dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai 3. Dapat mendorong gairah dan semangat kerja pegawai 4. Dapat mempertahankan kestabilan mental pegawai

5. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai 6. Dapat mengefektifkan pengadaan pegawai

7. Dapat menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

8. Dapat meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan pertisipasi pegawai 9. Dapat mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya 10.Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Keuntungan-keuntungan tersebut di atas sebagai manfaat dari motivasi sangat mendukung tujuan pegawai (dalam hal memuaskan kebutuhannya dan juga mendukung tercapainya tujuan organisasi yang ditetapkan).

E.2.5. Metode motivasi

Ada dua metode yang digunakan untuk memotivasi pegawai, yaitu :

1. Metode langsung, adalah motivasi (materil dan non-materil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Metode ini bersifat khusus dan sebagai contohnya seperti misalnya memberikan pujian, penghargaan, bonus pesangon, dan lain sebagainya.

2. Metode tidak langsung, adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau


(33)

kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

E.3. Disiplin Kerja Pegawai E.3.1. Pengertian Disiplin

Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional (Handoko, 1998:208). Berbicara masalah disiplin maka akan menemukan kaitannya dengan unsure perilaku, sikap, dan tingkah laku seseorang. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang dilaksanakan oleh manajerial Bank Muamalat Kota Medan, maka diperlukan arah dan landasan berfikir yang jelas dalam penelitian. Oleh karena itu penulis mengambil beberapa konsep teori yang telah dirumuskan oleh para ahli yang dianggap mempunyai relevansi tentang “disiplin” sesuai dengan masalah penelitian seperti yang akan dikemukakan berikut ini:

Kata disiplin berasal dari kata “disipel” (Lateimin, 1995:67) yang berarti pengikut yang sungguh-sungguh dan yakin dengan ketekunan menyebarkan ajaran-ajaran pimpinannya, ketekunan dan keyakinan tersebut merupakan dasar utama dari setiap ajaran.

Disiplin tidak hanya diartikan tunduk kepada peraturan-peraturan dan ketentuan yang sudah lazim dilaksanakan, akan tetapi dapat mendorong manusia melaksanakan kegiatan-kegiatan secara sadar dan yakin akan manfaatnya.

Menurut Westra (1989:131) mengatakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan trtib, di mana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati.


(34)

“Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Karena sudah menyatu dalam dirinya maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagimana lazimnya.”

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa disiplin adalah :

1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). 2. Ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, dan sebagainya. 3. Bidang studi yang memiliki obyek system dan metode tertentu

Lebih lanjut lagi Prajudi (1982:125) mengemukakan bahwa disiplin kerja mempunyai 3 (tiga) aspek, yaitu:

1. Suatu sikap mental, yaitu sesuatu yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil dari perhatian dan pengendalian diri dan watak oleh pimpinan secara tertentu.

2. Suatu pengetahuan, yaitu pemahaman tingkat tinggi tentang sistem aturan-aturan perilaku, sistem dari norma-norma, kriteria dan standar-standar sedemikian rupa sehingga pengetahuan tersebut menimbulkan sekaligus kepekaan dan kesadaran bahwa ketaatan akan hal-hal di atas adalah mutlak untuk mencapai keberhasilan.

3. Suatu sikap perlakuan, yaitu suatu sikap yang menunjukkan kesanggupan hati dan kesadaran untuk mentaati segala apa yang diketahui secara cermat dan tertib.


(35)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap tertib seseorang yang menunjukkan kepatuhan atau ketaatan kepada peraturan dan ketentuan yang telah ada dengan sukarela dan senang hati dalam arti tanpa paksaan. Untuk membentuk dan membina disiplin itu perlu adanya peraturan-peraturan atau ketentuan yang dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan dalam bertindak, berperilaku atau bersikap yang diharapkan dapat menjadi suatu kebiasaan atau sesuatu yang wajar dengan senang hati.

Namun disiplin kerja itu tidak datang begitu saja akan tetapi melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh pimpinan agar anak buahnya dapat disiplin dalam bekerja. Dan dalam proses pendisiplinan itu seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memotivasi para karyawannya dengan berbagai macam cara dan metode.

E.3.2. Tipe-Tipe Kegiatan Disiplin

Handoko (1998:208) menguraikan bahwa secara komprehensif ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu:

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa oleh aturan organisasi maupun perintah pimpinan.

Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin preventip di mana berbagai standar diketahui dan dipahami. Bila para karyawan tidak mengetahui standar-standar apa yang harus dicapai, mereka


(36)

cenderung menjadi salah arah atau eratik. Di samping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-standar secara positif dan bukan secara negative, seperti “Jaga Keamanan!” dan bukan “Jangan Berisik!”. Mereka biasanya juga perlu mengetahui alasan-alasan yang meletarbelakangi suatu standar peraturan agar mereka dapat memahaminya dan menjalankannya dengan baik.

2. Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini pada umumnya berupa suatu bentuk hukuman dan biasa disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary action). Sebagai contoh, tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing.

Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengevaluasi. Dan bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang bersalah. Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yang akan datang dan bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan, seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan dalam bekerja, dan ketakutan pada pengawasan. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan secara ringkas adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperbaiki setiap pelanggaran

b. Untuk menghalangi karyawan yang lain melakukan tindakan yang serupa

c. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif Bentuk tindakan disiplin yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini sering dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen personalia, tetapi pandangan


(37)

tersebut tidak realistic. Alasannya adalah bahwa tiadk ada manajer maupun karyawan yang sempurna, sehingga hampir pasti ada berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan. Terkadang lebih baik bagi seorang karyawan untuk pindah bekerja di perusahaan lain. Bagaimanapun juga organisasi mempunyai keterbatasan kemampuan yang dapat dicurahkan untuk mempertahankan seorang karyawan.

E.3.3. Indikator Yang Mempengaruhi Kedisiplinan.

Adapun indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (Dharma, 2003) adalah:

1. Kehadiran Karyawan Setiap Hari

Karyawan wajib hadir di perusahaannya sebelum jam kerja dimulai, dan pada biasanya digunakan sarana berupa kartu absensi yang diaplikasikan pada mesin absensi.

Pada Bank Muamalat setiap hari pegawai wajib mengisi absen di kepegawaian dan bagi pegawai yang sakit harus menyatakan surat keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa pegawai yang bersangkutan tersebut adalah benar sedang sakit.

2. Ketepatan Jam Kerja

Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur dan ditentukan oleh perusahaan. Karyawan diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahatdan jadwal kerja lain yang telah ditetapkan, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja per hari.

Pada kantor Bank Muamalat, setiap pegawai harus mematuhi ketepatan jam kerja yang telah ditetapkan yaitu mulai pukul 07.30 – 16.00. Memang terkadang masih terdapat pelanggaran-pelanggaran di dalam ketepatan jam kerja ini. Namun hal itu tidak begitu berarti karena masih bisa diatasi oleh Pimpinannya.


(38)

3. Mengenakan Pakaian Kerja dan Tanda Pengenal

Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yang rapi dan sopan serta mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas di kantor. Bank Muamalat menyediakan pakaian seragam yang sama untuk semua karyawannya sebagai bentuk simbol dari kebersamaan dan keakraban antar pegawai.

4. Ketaatan Karyawan Terhadap Peraturan

Adakalanya karyawan secara terang-terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan menimbulkan dampak terhadap kinerjanya maupun kinerja organisasi perusahaan maka para pemimpin harus siap melakukan tindakan pendisiplinan.

Kedisiplinan kerja di Kantor Bank Muamalat dilakukan dengan menetapkan peraturan-peraturan dan tata tertib yang dibatasi oleh rambu-rambu peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pimpinan dan seluruh pegawai.

Adapun peraturan yang berkaitan dengan disiplin antara lain adalah: a. Peraturan jam masuk, istirahat, dan pulang kerja

b. Peraturan dasar tentang tata cara berpakaian dan bertingkah laku dalam melaksanakan pekerjaan

c. Peraturan mengenai cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit-unit kerja

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai selama melakukan pekerjaannya.


(39)

E.4. Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin

Kerja Pegawai

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu kemampuan seorang untuk dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap orang pada hakikatnya ialah pemimpin, akan tetapi kekuasaan seseorang untuk bisa mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan antara orang yang satu dengan yang lain tidak sama. Kepemimpinan tidak hanya berbicara namun lebih dari itu yakni memberikan keteladanan yang lebih bermakan dari pada nasihat yang pastinya teladan itu dapat diikuti oleh ppara anggotanya agar termotivasi utnuk melakukan sesuatu.

Dari penjelasan ini jelaslah bahwa seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab dan mampu membangun motivasi para bawahannya untuk bekerja dengan baik. Kepemimpinan yang bertanggung jawab dan motivasi yang baik dari pimpinan dalam organisasi merupakan dua unsur yang penting untuk membangun disiplin kerja yang baik bagi para anggota organisasi.

Secara sederhana dapat dicontohkan jika pemimpin dapat memberikan teladan dengan hadir tepat waktu pada setiap agenda organisasi, maka para anggotanya akan termotivasi untuk mengikuti pemimpin tersebut dengan datang lebih awal dari pemimpinnya sebagai wujud dari disiplin waktu.

F. Hipotesa.

Hipotesa adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2003:70), maka dari rumusan masalah dan kerangka teori yang dikemukakan di atas, penyusun menurunkan hipotesa penelitian sebagai berikut :


(40)

1. Terdapat pengaruh positif tingkat Kepemimpinan terhadap Disiplin kerja pegawai.

2. Terdapat pengaruh positif tingkat Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai

3. Terdapat pengaruh positif tingkat Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak; kejadian atau keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:37)

Untuk menetapkan batasan-batasan yang lebih jelas dari setiap variabel yang akan diteliti, maka peneliti akan mengemukakan defenisi dari beberapa konsep dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama serta menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan.

2. Motivasi kerja adalah daya pendorong yang menciptakan kegairahan seseorang baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang pegawai agar mereka mau bekerja dan bekerja sama secara efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.


(41)

3. Disiplin kerja adalah adalah sikap tertib pegawai yang menunjukkan kepatuhan atau ketaatan kepada peraturan dan ketentuan yang telah ada baik itu dari pimpinan maupun dari aturan organisasi yang telah baku dengan sukarela dan senang hati dalam arti tanpa paksaan.

H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:46).

Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengetahui dan mengidentifikasi suatu variabel, sehingga dalam pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam variabel. Dengan ini maka penulis mengoperasionalkan konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kepemimpinan sebagai Variabel bebas (X1

a. Mengenal tujuan dan arah, yaitu pengukuran tentang pemahaman seorang pemimpin dalam mengenal dan mengetahui tujuan sebenarnya yang akan dicapai oleh organisasi

) diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

b. Antusiasme, yaitu pengukuran tentang seberapa kuat keinginan pimpinan untuk mau dan mampu mengembangkan dan memajukan organisasi serta memimpin para anggotanya

c. Keramahan dan kecintaan, yaitu pengukuran tentang seberapa besar sikap pimpinan untuk membuat pegawai merasa nyaman karena mendapatkan sikap yang bersahabat dari pimpinan


(42)

d. Kemampuan tekhnis, yaitu pengukuran tentang spesialisasi ilmu dan kemampuan tekhnis yang dimiliki oleh pimpinan.

e. Komunikasi, yaitu pengukuran tentang intensitas hubungan personal antara pemimpin dengan semua pihak terutama bawahan baik melalui hubungan formal maupun informal.

2. Motivasi Kerja sebagai variabel bebas (X2

a. Internal (dari dalam diri individu)

) diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kesenangan yang muncul pada diri pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, seperti:

1) Rasa senang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan 2) Kepuasan karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik 3) Gairah dan minat kerja yang tinggi

2. Kekuatan atas keinginan pegawai terhadap beberapa aspek kebutuhannya, baik kebutuhan material maupun kebutuhan non-material, seperti:

1) Perasaan aman dalam melaksanakan pekerjaan

2) Kepercayaan dan perhatian yang diberikan oleh atasan b. Eksternal (dari luar diri individu)

1. Harapan di mana pegawai berfikir secara subjektif terhadap suatu imbalan (pemenuhan kebutuannya) jika pegawai melakukan pekerjaan dengan baik, seperti:

1) Mendapatkan promosi jabatan yang lebih tinggi

2) Mendapatkan jaminan pekerjaan yang lebih baik oleh oleh perusahaan tempat bekerja


(43)

4) Memperoleh penghargaan yang diberikan oleh atasan.

2. Peraturan atau ketentuan bagi pegawai dalam melaksanakan tugasnya: 1) Taat kepada peraturan yang berlaku di perusahaan yang bersangkutan 2) Sanksi yang diberikan atas perbuatan yang telah melanggar ketentuan 3. Disiplin Kerja sebagai variabel terikat (Y) diukur dengan menggunakan

indikator-indikator sebagai berikut: 1. Mentaati jam kerja kantor:

1) Masuk kantor sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan. 2) Pulang kantor sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan. 3) Keluar kantor pada jam kerja dengan seizin pimpinan

2. Ketertiban dalam melaksanakan tugas:

1) Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab 2) Melaksanakan setiap pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada 3) Menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu dan benar.


(44)

I. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran skor, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan gambaran umum atau karakteristik yang mendeskriptifkan tentang lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian. Keseluruhan data-data yang diperoleh disajikan terlebih dahulu dalam bab ini. Dalam bab ini juga nantinya akan berisi uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan,


(45)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang berdasarkan jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel yang lain. Dalam penelitian ini nantinya bisa dikelompokkan menjadi asosiatif/ hubungan (penelitian yang bertujuan ntuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih). Sehingga dengan penelitian ini nantinya akan dapat membangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2003:11).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Bank Muamalat Cab. Medan yang terletak di daerah Balai Kota di bundaran Lapangan Merdeka Medan.

C. Populasi dan Sampel.

C.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:90). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya, maka penelitiannya merupakan sebuah populasi (Arikunto, 1997:115).


(46)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Bank Muamalat Cab. Medan yang berjumlah 80 orang. (Sumber: Kantor Bank Muamalat Cab. Medan).

C.2. Sample

Sampel adalah sebahagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan data tertentu. Mengutip dari pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang maka sampel dapat diambil secara keseluruhan, sedangkan populasi di atas 100 orang maka sampel diambil 10%-15% atau 20%-25% dari popuasi. Dan karena populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: n= 33 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi dan jenis sumbernya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

b. Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian seperti Kepala Cabang PT. Bank Muamalat cab. Medan dan Kepala Bagian dari masing masing divisi.


(47)

c. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/ arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Pengukuran Skor

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan skor yang digunakan adalah teknik skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative (Sugiyono, 2003:107). Adapun skor pada setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk pilihan jawaban ke-1 diberi nilai / skor 1 2. Untuk pilihan jawaban ke-2 diberi nilai / skor 2 3. Untuk pilihan jawaban ke-3 diberi nilai / skor 3 4. Untuk pilihan jawaban ke-4 diberi nilai / skor 4 5. Untuk pilihan jawaban ke-5 diberi nilai / skor 5

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

BANYAKNYA BILANGAN SKOR TERTINGGI - SKOR TERENDAH


(48)

X1

X2

Y Maka diperoleh angka 0,80

5 1 5

= −

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :

a. Skor untuk kategori Sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori Tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori Sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori Rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori Sangat Rendah = 1,00 – 1,80

F. Teknik analisa data

Sugiono (2003:169), analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam pengolahan data menggunakan analisis hubungan antara variabel bebas dengan terikat, yaitu Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai, yang akan dilakukan dengan rumus:

rx1

rx

y

1x2 Ryx1x2

rx2y

F.3.

a. Regresi Linier Sederhana. Uji hipotesis dengan Regresi Linier


(49)

Regresi Linier Sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Regresi sederhana diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Y’ = a + bX

Untuk melihat harga a, b dapat digunakan persamaan di bawah ini: a

( )

( )

(

)(

)

(

)

− − = 2 1 2 1 1 1 2 1 X X n Y X X X Y

b =

(

)( )

(

)

− − 2 1 2 1 1 1 X X n Y X Y X n Keterangan:

Y’ = Subjek/ nilai dalam variabel dependen yang diprediksi a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi

X = Subjek pada variabel dependen yang mempunyai nilai tertentu

b. Regresi Linier Ganda

Regresi Linier Ganda didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen (Sugiyono, 2003: 243).

Y’ = a + b1x1 + b2x

Untuk melihat harga-harga a, b 2

1, b2

∑y = aN + b

dapat menggunakan persamaan di bawah ini:

1∑x1 + b2∑x ∑x

2

1y = a∑x1 + b1∑x12 + b2∑x1x2


(50)

Keterangan :

y = nilai yang diprediksikan x = nilai variabel prediktor b = bilangan koefisien prediktor


(51)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. BANK SYARI’AH

A.1. Pengertian Bank Syari’ah

Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank Syari’ah. Menurut Warkum Sumitro dalam bukunya Azas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, mengatakan bahwa “Menurut Ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam”

Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara pengoperasiannya didasarkan pada tata cara bermuamalat Islam yakni mengacu pada Al-Quran dan Hadits. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain baik itu hubungan antar pribadi maupun perorangan dengan masyarakat.

Dalam bank syariah hubungan antara perusahaan perbankan dengan nasabahnya bukan hanya sekedar hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Hubungan kemitraan ini merupakan bagian yang khas dari proses dan prosedur berjalannya mekanisme pada bank syariah.


(52)

A.2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum di dalam pembukaan standar akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut:

a. Manajer Investasi, Bank Syariah dapat mengolah investasi dana nasabah b. Investasi, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembangunan, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa pelayanan perbankan sebagaimana lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan social, sebagai ciri yang melekat pada lembaga keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban mengeluarkan dan mengelola/menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan zakat serta dana-dana sosial lainnya.

B. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gagasan berdirinya bank islam di Indonesia lebih konkrit pada saat loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. ide tersebut ditindaklanjuti dalam Munas IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Sahid tanggal 22 – 25 Agustus 1990.

Setelah itu MUI membentuk suatu Tim Steering Commite yang diketuai oleh Dr. Ir. Amin Aziz. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan berdirinya Bank Islam di Indonesia. Untuk membantu kelancaran tugas Tim MUI ini maka dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendikiawa Muslim Indonesia (ICMI) di bawah kepemimpinan Drs. Karnaen Perwataadmaja, MPA. Tim


(53)

ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum dari bank Islam karena baik pada proses berdirinya maupun pada saat operasinya Bank Islam selalu berhubungan dengan aspek hukum.

Selain mempersiapkan proses berdirinya Bank Islam, Tim MUI juga mempersiapkan aspek sumber daya manusianya, yaitu menyelenggarakan training calon staff Bank Muamalat Indonesia melalui Manajemen Development Programe (MDP) di LPPI yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan Nasruddin Sumeruputra.

Tahap awal berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai lembaga keuangan tentunya membutuhkan dana. Oleh karena tugas Tim MUI juga melobi pengusaha-pengusaha muslim untuk menjadi pemenang saham sendiri. Tim MUI ternyata dapat menyelesaika tugasnya dengan baik, terbukti dalam waktu satu tahun saja sejak ide berdirinya Bank Islam tersebut digagaskan, dukungan umat islam dari berbagai pihak sangat kuat. Setelah semua persyaratan dipenuhi barulah pada pada tanggal 1 November 1991 dilakukan penandatanganan akte pendirian Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dengan Akte Notaris Yudo Paripurno, SH, dengan izin Menteri Kehakiman No. C.2.2413.H.T.01.01, pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp. 84 milyar.

Akhirnya dengan izin prinsip surat Menteri Keuangan RI No. 430/KMK:03/1992 pada tanggal 1 Mei 1991 Bank Muamalat Indonesia bisa memenuhi operasi untuk melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya.

Sebelum didirikannya Bank Muamalat Indonesia Cab. Medan, terlebih dahulu dibentuk sebuah tim yang diberi nama Muamalat Service Centre pada tanggal 4 November 1999.


(54)

1. Memberikan layanan informasi secara rasional

2. Mengadakan sosialisasi tentang Bank Muamalat Indonesia kepada masyarakat kota Medan, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan alim ulama.

3. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana berdirinya Bank Muamalat cab. Medan baik operasional maupun izin-izinnya.

4. Melakukan kajian-kajian mengenai potensi pasar baik dari segi funding (penghimpunan dana) maupun lending (penyalura dana)

Setelah melakukan kajian-kajian akhirnya Bank Muamalat Indonesia cab. Medan resmi beroperasi pada tanggal 17 April 2000 dengan modal awal Rp. 500.000.000,- dan 16 orang karyawan yang berkantor di Jl. Gajah Mada No.21 Medan.

Tujuan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, harus disesuaikan dengan bermuamalat menurut ketentuan syariat Islam serta situasi dan kondisi di Indonesia, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum, maupun politik. Adapun tujuan Bank Muamalat Indonesia adalah:

1. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia sehingga akan semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, sebagai praktik-praktik dari kegiatan ekonomi yang tidak Islami.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan lembaga perbankan yang dinilai masih kurang sebagai akibat dari sikap keraguan terhadap hukum bunga bank.

3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, sehingga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat.untuk menggalakkan ekonomi rakyat, antara lain dengan memperluas jarngan perbankan ke daerah-daerah yang terpencil.


(55)

4. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berfikir secara ekonomi dan berprilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

a. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional misalnya dalam hal komisaris dan direksi tetapi unsur yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional yaitu adanya keharusan akan hadirnya dewan pengawas syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.

Dewan pengurus syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjalin efektifitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengurus Syariah. Peran utama para ulama dalam Dewan Pengurus Syariah adalah mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar sesuai dengan ketentuan syariah. Dewan pengurus syariah harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya satu tahun sekali) bahwa bank yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan syariah. Pernyataan ini dimuat dalam laporan tahunan bank yang bersangkutan. Tugas lain DEwan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya.

Laporan tahunan yang dibuat oleh Dewan Pengurus Syariah disampaikan pada Dewan Syariah Nasional (DSN). DSN ialah dewan syariah yang bersifat nasional dan membawahi seluruh lembaga keuangan yang berbasis Islam termasuk di dalamnya perbankan syariah. Dewan Syariah Nasional dibentuk pada tahun 1997 dan merupakan hasil rekomendasi lokakarya reksadana syariah pada bulan Juli tahun yang sama.

Lembaga ini merupakan lembaga otonom dibawah Majelis Ulama Indonesia yang diketuai oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan sekretarisnya.


(56)

Kegiatan sehari-hari dewan syariah nasional dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian dengan seorang ketua dan sekretaris serta beberapa anggota.

Di dalam struktur organisasi BMI yang bertindak sebagai pemilik modal adalah para pemegang saham. Lembaga yang dipilih sebagai penentu Garis-garis Besar Kebijakan Perusahaan adalah Dewan Komisaris yang terdiri dari bebrapa komisaris yang dipimpin oleh seorang Presiden Komisaris

Desain struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, khususnya cabang Medan didasrakan atas beberapa hal diantaranya luas jaringan, sifat kegiatan usaha, keanekaragaman dan tingkat kompleksitas organisasi.


(57)

PRESIDENT DIRECTOR

BRANCH COORDINATOR

INTERNAL AUDIT GROUP / SKAI DEPUTY BC BISNIS

BRANCH MANAGER

RESIDEN AUDITOR / DATA CONTROL

ACCOUNT MANAGER

DA’I MUAMALAT

ADMINISTRATIO N GROUP

PETUGAS OPERASI

KASA TELLER

SUPPORT PENYALURRAN DANA

CUSTOMER SERVICE

BO / SUNDRIES

KANTOR DI BAWAH KANTOR CABANG (CAPEM / KANTOR KAS/ GERAI)

Di bawah ini merupakan struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia cabang Medan secara umum.


(58)

Pimpinan Cabang

Pimpinan cabang merupakan penanggung jawab Bank Muamalat cab. Medan secara keseluruhan dalam top manajemen, menjaga dan mempertahankan kredibilitas bank dalam bentuk perkembangan laba usaha, pengelolaan sumber dana yang efektif dan menjaga stabilitas likuiditas bank serta menuju pada prinsip kehati-kehatian selanjutnya melaksanakan pengawasan intern secara berkesinambungan dengan menunjuk salah satu bidang yang independent untuk melaksanakan pemeriksaan hsil-hasil kerja operasional dan marketing.

Petugas Operasi

Petugas operasi bertanggung jawab sepenuhnya pada operasional bank dan melakukan pengawasan terhadap likuiditas bank serta menyusun anggaran biaya operasi dengan koordinasi bersama pimpinan cabang, memeriksa saldo box teller dan melakukan review performance karyawan serta memeberikan motivasi untuk menggairahkan konsep team work antar bagian untuk mendukung keberhasilan usaha bank.

Residen Auditor

Adalah bagian independent yang ditunjuk oleh pimpinan cabang dan memberikan laporan kepada pimpinan cabang dan internal audit group pusat atas hasil kerja operasional dan marketing.

Kas dan Teller

Adalah bagian yang bertugas memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah, bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi dan laporan kas, baik setoran, tarikan, maupun pemindahbukuan serta melakasanakan tugasnya sesuai dengan Prosedur Pelaksanaan Operasi Bank Muamalat.


(59)

Support Penyaluran Dana

Support Penyaluran Dana bertugas memberikan pelayanan yang baik pada seluruh nasabah dan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan support pembiayaan, memonitor, memelihara serta bertanggung jawab atas penyimpanan dokumen pembiayaan.

Customer Service

Customer service bertugas untuk memberikan pelayanan yang baik pada seluruh nasabah dan sesuai dengan prosedur operasi Bank Muamalat, melayani keperluan dan kebutuhan nasabah diantaranya pembukaan rekening tabungan, giro, deposito, pembayaran ONH, penutupan rekening dan memberikan informasi-informasi serta menampung dan menyelesaikan komplain nasabah dengan tepat dan cepat.

Back Office / Sundries

Adalah bagian yang terdiri dari petugas:

1. Kliring, yang bertugas melaksanakan kliring penyerahan dan kliring penerimaan sesuai dengan jadwal dari BI, melaksanakan Inkaso atas permintaan nasabah.

2. Operasional Pembiyaaan perusahaan, bertugas melakukan pencatatan dan monitoring yang berhubungan dengan seluruh fasilitas pembiayaan

3. Logistik/ umum, bertugas nelakukan pengadaan monitoring registrasi dan stock opname atas keperluan dan persediaan barang-barang dan inventaris kantor.


(1)

31 4 5 4 4 5 2 4 3 4 2 4 5 4 5 1 5 4 5 4 5 37 42 79 32 3 3 5 4 5 1 5 1 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 35 43 78 33 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 2 5 5 5 5 4 40 42 82


(2)

SKOR PENILAIAN ATAS PERTANYAAN VARIABEL X KEPEMIMPINAN (X1) DAN MOTIVASI KERJA (X2)

No Sampel Disiplin Kerja Pegawai (Y) Total Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 2 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 39 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 41 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 5 3 2 4 4 5 3 4 4 4 4 37 6 4 4 5 5 5 3 2 5 3 4 40 7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 42 8 4 2 4 4 5 5 5 5 3 5 42 9 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 40 10 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 41 11 5 2 4 4 4 4 3 5 4 4 39 12 4 4 3 5 5 3 4 4 4 4 40 13 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 39 14 5 4 1 5 5 4 4 5 3 4 40 15 3 4 4 5 4 4 5 5 4 5 43 16 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 43 17 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 40 18 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 41 19 3 4 4 5 5 4 4 5 4 5 43 20 4 5 4 4 5 3 3 5 3 4 40 21 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 43 22 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 42 23 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 41 24 3 5 5 5 5 4 4 1 4 5 41 25 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 45 26 4 3 4 5 5 2 2 5 4 4 38 27 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 40 28 4 4 4 5 4 3 2 5 3 4 38 29 4 4 4 5 5 4 2 5 4 4 41 30 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 43 31 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 39 32 4 5 4 4 4 3 1 4 4 5 38 33 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 41


(3)

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAFTAR PERTANYAAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI

PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon Bapak/Ibu mengisi kolom identitas yang telah disediakan sesuai identitas Bapak/Ibu dengan baik dan benar.

2. Mohon Bapak/Ibu memberi tanda cheklist (√) pada pilihan jawaban dari setiap pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai

3. Mohon periksa kembali jawaban Bapak/Ibu sebelum dikembalikan kepada yang memberi kuesioner ini.

IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden : (diisi oleh peneliti)

2. Nama :

………

3. Jenis kelamin : Laki-laki

Perempuan

4. Usia : 20 s/d 30 tahun

31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 51 s/d 60 tahun

5. Pendidikan : SD / sederajat

SLTP / sederajat SMA / sederajat

Sarjana

Lain-lain

(sebutkan:………..)


(4)

11 – 15 tahun 16 – 20 tahun PERTANYAAN MENGENAI KEPEMIMPINAN Kriteria Jawaban

1 2 3 4 5

Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

Kepemimpinan (X1)

No Item Pertanyaan 1 2 3 4 5

1 Pimpinan anda selalu memberi pengarahan kepada anda mengenai tujuan perusahaan tempat anda bekerja saat ini

2

Pimpinan anda memberikan sikap yang baik sebagai teladan bagi anda dan pegawai yang lain untuk bersikap sebagaimana mestinya.

3

Sebagai karyawan, anda lebih senang untuk mencontoh teladan dari seorang pemimpin yang bersikap baik daripada hanya kata-kata.

4

Pimpinan anda selalu bersemangat untuk mendukung pekerjaan yang anda lakukan agar dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

5

Sikap yang baik serta perlakuan yang menyenangkan dari pimpinan anda dapat anda rasakan ketika anda melaksanakan pekerjaan di perusahaan ini.

6 Pipmpinan anda senang menerima saran dan masukan serta kritikan yang baik dari karyawan, termasuk anda. 7 Pimpinan anda lebih mengutamakan kerja sama dalam

usaha mencapai tujuan perusahaan

8

Pimpinan anda senang berdiskusi kepada anda untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

9

Berdasarkan pengamatan sederhana dari anda, pimpinan anda adalah seorang yang mampu menjalankan perusahaan dengan ilmu praktis yang baik dan benar.

10 Pimpinan anda adalah seorang yang memiliki

kemampuan komunikasi yang baik dan menyenangkan

Motivasi Kerja Pegawai (X2)

No Item Pertanyaan 1 2 3 4 5

11 Anda akan termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik apabila anda merasa senang

12

Pemeriksaan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap persiapan/rencana kerja pegawai, meningkatkan semangat saya untuk berperan serta dalam melaksanakan tugas


(5)

13

Keterlibatan yang diberikan pimpinan kepada saya dalam menyusun rencana kerja, memotivasi saya untuk bekerja maksimal

14

Dengan adanya pemberian bonus uang tunai dan penghargaan dari pimpinan kepada pegawai yang berprestasi, memotivasi saya untuk bekerja lebih baik di masa yang akan datang

15

Adanya kunjungan pimpinan ke ruang kerja karyawan ketika jam kerja sedang berlangsung, memotivasi saya untuk bekerja lebih baik.

16

Dengan adanya pujian dari pimpinan kepada pegawai yang berprestasi, memotivasi saya untuk bekerja dengan lebih baik.

17

Aturan-aturan dan standar operasional prosedur yang dibuat oleh pimpinan secara jelas, memberikan dorongan bagi saya untuk melaksanakan setiap pekerjaan dengan tepat.

18

Promosi jabatan dan kenaikan pangkat yang dijanjikan kepada setiap pegawai yang berprestasi, memberi semangat kepada saya untuk bekerja lebih baik dan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan

19

Rasa kebersamaan dan persaudaraan sesama pegawai, memberi perasaan aman dan nyaman bagi saya untuk melaksanakan setiap pekerjaan.

20

Pemberian sanksi yang tegas ketika melakukan kesalahan membuat saya harus bekerja dengan lebih teliti sehingga pekerjaan yang saya lakukan dapat terlaksana dengan benar.

PERTANYAAN MENGENAI DISIPLIN KERJA PEGAWAI Kriteria Jawaban

1 2 3 4 5

Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

Disiplin Kerja Pegawai (Y1)

No Item Pertanyaan 1 2 3 4 5

1

Anda akan merasa sangat senang ketika anda datang tepat waktu sesuai dengan standar jam kerja yang diatur oleh perusahaan tempat anda bekerja.

2

Anda akan melaksanakan setiap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan anda dengan senang hati tanpa merasa terbebani oleh aturan tersebut

3

Ketika anda melanggar peraturan, secara otomatis anda akan merasa malu kepada diri anda sendiri karena menjadi pribadi yang tidak disiplin.


(6)

sebagai identitas perusahaan tempat anda bekerja.

5 Anda hanya akan beristirahat ketika jam istirahat telah tiba.

6

Jika tidak ada pekerjaan tambahan, anda tidak akan pulang terlebih dahulu sebelum waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan anda

7

Tanggung jawab anda adalah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan secara benar dan tepat waktu

8 Pimpinan anda adalah seorang yang disiplin

9 Anda harus tiba di kantor tepat waktu sebelum pimpinan anda tiba.

10

Memanfaatkan waktu dengan efisien adalah salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan di dalam pekerjaan anda


Dokumen yang terkait

Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bank Indonesia Medan

25 166 78

Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Serdang Bedagai

1 33 125

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. BANK Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pt. Bank Bukopin Tbk. Cabang

0 4 24

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Muamalat Kota Surakarta.

0 2 5

Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Sukaramai Medan

0 0 14

Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Sukaramai Medan

0 0 2

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR POS BOYOLALI Indriyatmoko

0 1 11