7 merupakan data uji kepekaan terhadap 10 isolat uji yang dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi UMS.
a. Peta Resistensi Kuman Gram Positif
Hasil uji kepekaan Staphylococcus aureus terhadap 7 antibiotika yaitu ampisilin+sulbaktam, sefazolin, seftriakson, klindamisin, trimetoprim + sulfametoksasol,
meropenem dan gentamisin. Staphylococcus aureus memiliki tingkat resistensi yang tinggi sebesar 80 terhadap antibiotik ampisilin+sulbaktam dan sebesar 60 terhadap antibiotik
trimetoprim + sulfametoksasol. Persentase resistensi kuman Gram positif terhadap beberapa antibiotika dapat dilihat pada Gambar 4.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
SAM KZ
CRO DA
SXT MEM
CN S. aureus
S. haemolyticus S. epidermidis
Gambar 2. Peta resistensi kuman Gram positif terhadap beberapa antibiotika. Keterangan: SAM: Ampisilin+Sulbaktam; KZ: Sefazolin; CRO: Sefrtiakson; DA: Klindamisin; SXT:
Trimetoprim+sulfametoksazol; MEM: Meropenem; CN: Gentamisin.
Tingginya angka resistensi yang terjadi disebabkan karena antibiotik golongan ini paling banyak tersedia diunit-unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit
yang sering digunakan untuk masyarakat menengah ke bawah. Sehingga kemungkinan resistensi yang terjadi pada antibiotik ini juga semakin besar.
Staphylococcus aureus merupakan kuman dapat menghasilkan enzim β-laktamase
yang menyerang cincin β-laktam pada molekul penisilin. Enzim ini bertanggung jawab
dalam peningkatan perlawanan terhadap penisilin. Dalam Gram positif, enzim dibebaskan kedalam medium dan menghancurkan antibiotika sebelum mencapai sel Johnson
Livermore, 2001. Penisilin bekerja dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan pada tahap akhir
sintesis dinding sel dengan cara mengikat protein pengikat penisiln penicillin binding protein. Protein ini merupakan enzim dalam membran plasma sel kuman yang secara
normal terlibat dalam penambahan D-ala-D-ala yang berikatan silang membentuk peptidoglikan dinding sel kuman dan mengeblok aktivitas penicillin binding protein
sehingga gagal membentuk peptidoglikan Pratiwi, 2008.
8
b. Peta Resistensi Kuman Gram Negatif
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae merupakan kuman Gram negatif terbanyak yang ditemukan pada pus pasien gangren
diabetik di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014. Pseudomonas aeruginosa resisten 100 terhadap antibiotik ampisilin+sulbaktam, sefazolin, seftriakson dan
sulfametoksazol+trimethoprim. Escherichia coli resisten terhadap antibiotik
sulfametoksazol+trimethoprim dan hampir 80 resisten terhadap ampisilin+sulbaktam, sedangkan Klebsiella pneumoniae lebih dari 60 resisten terhadap gentamisin. Berbeda
dengan meropenem, baik Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap antibiotik meropenem Gambar 5.
1 2
3 4
5 6
Category 1
Category 2
Category 3
Category 4
Series 1 Series 2
Series 3
Gambar 3. Resistensi kuman Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae terhadap beberapa antibiotika
Keterangan: SAM: Ampisilin+Sulbaktam; KZ: Cefazolin; CRO: Ceftriakson; SXT: Sulfametoksazol+Trimethoprim; MEM: Meropenem; CN: Gentamisin.
Resistensi β-laktam terutama disebabkan oleh beta laktamase. Enzim ini
menonaktifkan antibiotik beta-laktam melalui hidrolisis. ESBL resistensi terhadap penisilin, sefalosporin dan aztreonam tetapi tidak untuk cephamycins atau carbapenems
dengan hidrolisa antibiotik dan dihambat oleh inhibitor beta-laktamase seperti asam klavulanat, sulbaktam dan tazobactam Kocsis Szabo, 2013. Kombinasi antibiotik
sefalosporin golongan ketiga sering digunakan dengan β-laktamase inhibitor seperti asam
klavulanat, tazobaktam dan sulbaktam Jog et al., 2013. Munculnya resistensi beta laktamase spektrum luas terhadap golongan antibiotika
sefalosporin disebabkan oleh pemakaian secara luas di rumah sakit. Beberapa studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa adanya peta resistensi yang besar terhadap golongan
sefalosporin, aminoglikosida maupun quinolon. Resistensi terhadap sulfonamid dan trimetoprim sering kali terjadi, hal ini
disebabkan karena mutasi gen pengkode enzim yang terlibat dalam jalur metabolisme sintesis asam tetrahidrofolat. Enzim berubah fungsi secara normal tapi tidak dihambat oleh
sulfonamid dan trimetoprim Pratiwi, 2008. Resistensi Eschericia coli terhadap golongan aminoglikosida juga dapat terjadi pada kondisi anaerob Gillespie Bamford, 2008.
9 Antibiotik yang paling poten dalam penelitian ini adalah golongan karbapenem
yaitu meropenem. Antibiotik ini termasuk dalam golongan betalaktam. Karbapenem mempunyai aktifitas spektrum luas yang efektif untuk organisme Gram negatif maupun
Gram positif. Obat golongan karbapenem dapat diberikan jika telah terjadi multi drug resisten pada pasien yang dirawat lama di rumah sakit Decroli et al., 2008.
c. Peta Resistensi Isolat Uji