B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang tahun Pelajaran 20132014 yang
berjumlah 21 orang siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan 6 orang. Dengan alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa
berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran lompat jauh, dan hasil belajar siswa sebagian besar kurang mampu melakukan gerak dasar tolakan lompat jauh
gaya jongkok dengan benar, sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan
permainan lompat parit.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki
kegunaan serta tujuan tertentu. http:koffieenco.blogspot.com201308definisi- metode-penelitian.html. Jenis-jenis metode Penelitian. Metode penelitian
berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang
dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. http:belajarpsikologi.compende
katan-jenis-dan-metode-penelitian-pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskripsi analisis dengan bantuan perhitungan presentase. Pendekatan kualitatif dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor
Moleong, 2002: 3 yaitu, “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati”. Dasar pertimbangan peneliti menggunakan metode tersebut adalah berdasarkan yang diungkapkan Moleong 2002: 6 yaitu, “data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya
penerapan metode kualitatif”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang dilakukan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan proses dan hasil pembelajaran. Penelitian dilaksanakan pada waktu
proses pembelajaran berlangsung, dengan demikian proses akan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata. Penggunaan metode
kualitatif sangat sesuai untuk proses pembelaaran, karena yang dijadikan obyek penelitian di dalam proses pembelajaran adalah siswa. Adapun peneliti ialah orang
yang mengumpulkaan data dari obyek yang dijadikan alat pengumpul data utama. Metode penelitian sangat berperan dalam mengumpulkan data yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dan memberikan petunjuk bagaimana penelitian dilaksanakan. Karena tanpa adanya metode penelitian yang jelas, maka
data dan hasil penelitian akan jauh dari yang diharapkan. Dengan demikian, penggunaan penelitian kualitatif diharapkan guru dapat mengetahui sampai sejauh
mana ketepatan metode, materi, media, dan prosedur dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui segala kekurangan yang dihadapi, maka guru
akan berupaya untuk melakukan suatu aksi atau tindakan perbaikan. Sebagai mana Wiraatmadja, 2005 : 10-11 menyatakan bahwa:
Karakteristik lain dalam penelitian kualitatif adalah : latarnya alamiah, tempat kejadian dan prilaku manusia berlangsung, peneliti adalah
instrument teutama dalam mengumpulkan data, fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipasi, proses sama pentingnya dengan
produk, perhatian peneliti diarahkan kepada bagaimana berlangsungnya kejadian.
Penelitian ini beranjak dari permasalahan yang secara nyata dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru dan siswa. Sehingga penulis berupaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada materi lompat jauh, terutama untuk meningkatkan kemampuan unsur tolakan, penulis mempersiapkan
tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dengan segala sesuatu yang harus ditempuh sesuai dengan prosedur.
Suherman 2011: 59 mengemukakan tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK, sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas classroom action research merupakan suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Lebih lanjut Arikunto, 2008: 2-3 mengemukakan sebagai berikut. a.
Penelitian ialah suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan ialah menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas ialah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut Wiriaatmadja 2005: 13 PTK adalah:
Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka
dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penulis dapat simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan di
kelas atau di lapangan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru dan siswa. Dengan demikian, maka penulis melakukan
kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatan kemampuan gerak dasar tolakan dalam lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat
parit di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.
2. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan
permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam
hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa
dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan. Berikut beberapa model desain penelitian tindakan kelas:
a. Model Desain Kurt Lewin
Gambar 3.2 Desain PTK Model Lewin ditafsirkan oleh Kemmis
Wiriaatmadja, 2005: 62
Penafsiran Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar
kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja.
Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan
seoptimal mungkin Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 63.
b. Model John Elliot
Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan kedua model yang telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima Evaluasi
dst Perbaikan
Rencana Implementasi
Langkah 2 Langkah 1
Langkah 2 RENCANA
UMUM Langkah 1
Langkah dst Langkah 2
Evaluasi Implementasi
Langkah 1
GAGASAN AWAL
RECONNAISSANCE
tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Siklus 2
Siklus 3
dst
Gambar 3.3 Desain PTK Model Jhon Elliot
Wiriaatmadja, 2005: 64
Siklus 1
Revisi perencanaan Rencana umum
Tindakan 1 Tindakan 2
Tindakan 3 Recannisen:diskusi
kegagalan dan refleksi Tindakan selanjutnya
Rencana umum
Tindakan 1 Tindakan 2
Tindakan 3 Implementasi tindakan
Observasi pengaruh Identifikasi gagasan
aaaawalawal
Survey penemuan fakta dan
Recannisen: Pencarian data penyebab
kegagalan
Revisi gagasan umum
Tindakan 1 Tindakan 2
Tindakan 3 Rencana umum
Tindakan selanjutnya
Observasi pengaruh
Recannisen diskusi
kegagalan refleksi
Observasi pengaruh
Adapun desain penelitian ini mengacu kepada desain penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart Wiriaatmadja, 2005: 66 yaitu model spiral
yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian
mengadakan peencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.
Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart Wiriaatmadja, 2005: 66 yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang. Semakin lama
diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang- ancang pemecahan permasalahan sebagaimana tampak pada gambar berikut:
Dari beberapa model desain penelitian di atas peneliti menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart Wiriaatmadja, 2005: 66 karena lebih spesifik
desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan
perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai.
Gambar 3.4 Model Spiral Kemmis dan Mc. Toggart
Wiriaatmadja, 2005: 66
PELAKSANAAN OBSERVASI REFLEKSI
PERENCANAA N
PELAKSANAAN OBSERVASI REFLEKSI
REVISI PERENCANAA N
Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan.
a. Perencanaan tindakan planing yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi. b.
Penerapan tindakan action yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang ingin dicapai.
c. Tahapan akhir yaitu refleksi reflection, suatu kegiatan mengkaji, dan melihat
dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana
tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus, yang terdiri dari satu sampai tiga kali pertemuan, dan lama waktu tiap
pertemuan selama 2 x 35 menit 2 jam pelajaran. Tiap siklus akan dilakukan perlakuan sesuai kebutuhan jika dalam pembelajaran belum terlihat adanya
perubahan ke arah peningkatan hasil yang diharapkan. Berikut ini langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas.
1. Tahapan Perencanaan Tindakan
Setelah mendapat persetujuan dari semua pihak, kepala sekolah dan rekan- rekan guru, selanjutnya diakukan observasi langsung terhadap pelaksanaan
pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok di kelas V SDN Cilangkap I, guna mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian, setelah
ditemukan permasalahan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang mampu dalam melakukan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok.
Dikarenakan faktor guru dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran kurang tepat.
Oleh karena itu untuk menanggulangi masalah ini maka dilakukan terlebih dahulu menganalisis kurikulum pendidikan jasmani yang terdapat di dalam
silabus, terutama tentang lompat jauh. Selanjutnya dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan model pembelajaran menggunakan permainan lompat
parit dalam pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok. Rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dituangkan dalam tiga
siklus diantaranya : a.
Siklus I, dalam kegiatan siklus ini yaitu memperbaiki permasalahan yang muncul dalam pembelajaran dengan menerapkan permainan lompat parit dalam
gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok. Langkah-langkah perencanaan dalam siklus I, sebagai berikut.
1 Mengobservasi awal pembelajaran gerak dasar tolakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam melalakukan tolakan. 2
Menyiapkan instrument, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran lompat jauh, seperti tali rapia, botol, pluit dan sebagainya.
3 Menyiapkan lembar observasi perencanaan dan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. 4
Menyusun indikator keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran. b.
Siklus II, bertujuan untuk memperbaiki permasalahan yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Langkah-langkah perencanaan siklus II, sebagai berikut. 1
Membuat skenario pembelajaran guna meningkatkan atau memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I.
2 Menyiapkan instrument dan media pembelajaran, yang akan digunakan dalam
pembelajaran lompat jauh, seperti tali rapia, botol, peluit dan sebagainya. 3
Menyiapkan lembar observasi perencanaan dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Siklus III, bertujuan untuk memperbaiki permasalahan yang muncul pada
perbaikan pembelajaran yang terjadi pada siklus II. Dengan demikian pada siklus III semua permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran
sebelumnya dapat diperbaiki atau lebih ditingkatkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Langkah-langkah kegiatan perencanaan pada siklus III, sebagai berikut. 1
Membuat skenario pembelajaran gerak dasar tolakan untuk meningkatkan pembelajaran.
2 Menyiapkan intrumen, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
3 Menyiapkan lembar observasi perencanaan pembelajaran dan kinerja guru
dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu tahapan- tahapan yang sudah direncanakan di dalam proses pembelajaran yang sebenarnya,
sebagai berikut.
a. Kegiatan awal
1 Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran
tolakan lompat jauh gaya jongkok. 2
Guru memimpin siswa untuk berdo’a. 3
Guru memimpin siswa melaksanakan pemanasan meliputi peregangan statis dan dinamis, diteruskan berlari mengelilingi lapangan upacara.
b. Kegiatan Inti
1 Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dengan permainan lompat parit. 2
Siswa memperhatikan demontrasi gerakan teknik tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan lompat parit.
3 Siswa melakukan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
lompat parit dengan awalan, maju dengan menolak sebelah kaki dan mendarat dua kaki, secara berlomba.
c. Kegiatan Akhir
1 Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala yang muncul selama proses pembelajaran ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
2 Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran terhadap siswa,
3 Guru mengoreksi jalannya kegiatan pembelajaran.
4 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Tahapan Observasi
Pada tahap pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian obyek yang diamati. Observasi dilaksanakan bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesulitan, kemajuan, kelebihan dan kekurangan, serta hasil maupun dampak yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung,
baik yang dialami oleh siswa maupun guru. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diobservasi meliputi efektivitas pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh dengan menggunakan permainan
lompat parit, dan kinerja guru. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut yaitu format observasi dan catatan lapangan.
Dengan dilaksanakan observasi, data selama proses pembelajaran berlasung dapat dikumpulkan. Data tersebut mencakup segala sesuatu yang terjadi pada
waktu proses pembelajaran dapat teramati secara keseluruhan, sesuai dengan format observasi yang telah ditentukan.
4. Tahapan Refleksi
Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisis, interpretasi, dan eksplorasi secara mendalam dan menyeluruh terhadap semua informasi yang
diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus yang telah dilaksanakan. Semua informasi tersebut dianalisis dan
dibandingkan dengan keadaan data awal. Hasil informasi yang telah dianalisis melalui proses refleksi kemudian disimpulkan. Selanjutnya dijadikan sebagai
acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam refleksi, sebagai berikut :
a. Analisis, sintesis, dan interpretasi, mengkaji terhadap semua informasi yang
diperoleh dari observasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. b.
Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. c.
Memperbaiki proses pembelajaran apabila hasil refleksi belum menunjukkan hasil yang optimal.
5. Instrumen Penelitian
a. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengukur perencanaan dan pelaksanaan tindakan, instrument yang digunakan, sebagai berikut :
1 Instrumen perencanaan pembelajaran, dengan menggunakan format Instrumen
Penilaian Kemampuan Guru IPKG I, meliputi komponen-komponen rencana pembelajaran sebagai berikut.
a perumusan tujuan pembelajaran,
b mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan
metode pembelajaran c
merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, d
merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian, e
tampilan dokumen rencana pembelajaran. Format penilaian ini digunakan sebagai alat ukur dan untuk mengetahui
kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, khususnya dalam perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok, format
terlampir. 2
Instrumen penilaian kinerja guru, dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru IPKG 2, meliputi komponen-komponen : a pra
pembelajaran, b membuka pembelajaran, c mengelola inti pembelajaran, d mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, e
melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, dan f kesan umum kinerja guru. Format penilaian ini digunakan sebagai alat ukur dan untuk mengetahui
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, format dilampirkan.
b. Tes Hasil Belajar
Tes dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan belajar yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah pemberian tindakan dalam melakukan tolakan yang
sesungguhnya pada waktu pembelajaran tolakan lompat jauh gaya jongkok. Tes yang dipergunakan yaitu tes perbuatan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
melakukan gerak dasar tolakan yang sebenarnya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria penilaian yang digunakan sebagai berikut. 1
Sikap Awalan lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing siswa, menambah lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertolak,
pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir dari ancang-ancang. 2
Sikap Tolakan ayunkan paha kaki ke posisi horizontal dan dipertahankan, luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pinggang pada waktu bertolak, bertolak ke
depan dan ke atas, Sudut tolakan sekitar 45 derajat. 3
Sikap Mendarat kedua kaki diacungkan ke depan, kepala ditundukkan ke depan, kedua lengan diayunkan ke depan pada waktu kaki menyentuh pasir,
sikap kaki mengeper tidak tegang dan sendi lutut sedikit menekuk. Untuk mencatat hasil tes tersebut maka digunakan format tes hasil belajar
seperti di bawah ini. Format tes hasil belajar meliputi aspek-aspek yang dinilai yaitu:
a Sikap Awalan
b Sikap Tolakan
c Sikap Mendarat
Berikut contoh format penilaian tes hasil belajar tolakan lompat jauh gaya jongkok, format terlampir.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat seluruh kejadian yang terjadi pada waktu proses pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok
berlangsung.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data kualitatif, yaitu dilakukan pada waktu pelaksanaan refleksi pada
setiap siklus berdasarkan setiap tindakan. Pengolahan data dilakukan pada waktu melakukan refleksi pada setiap siklus yang dilaksanakan dalam penelitian.
Pengolahan data dilakukan dengan cara memasukkan data dari seluruh instrument
hasil observasi, catatan lapangan, tes praktek yang telah didapat dalam proses pembelajaran. Data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah, berdasarkan kriteria
aspek yang dinilai dalam deskriptor untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar tolakan dalam lompat jauh melalui permainan lompat parit.
Langkah langkah pengolahan data dilakukan melalui tiga langkah sebagai berikut.
1 Reduksi data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk menyederhanakan, abstraksi, transformasi data kasar yang diperoleh
menjadi informasi hasil tindakan. 2
Paparan data Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk paparan naratif dan representatif grafik, dan
menghitung rata-rata. 3
Penyimpulan Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperoleh yang mungkin ada, alur kasualitas dari fenomena, dan proporsi. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan,
kemudian disajikan, dimaknai dan terakhir diperiksa keabsahannya.
b. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, data yang telah diperoleh oleh peneliti dikategorikan dan diklasifikasikan, kemudian ditafsirkan
dan disajikan secara aktual dan sistematis.
Dalam menganalisis data hasil yang dilakukan oleh peneliti bersama guru sebagai paraktikan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah
dilakukan serta hasil observasi proses berupa tingkah laku guru dan siswa selama pembelajaran, beserta dampak yang ditimbulkannya. Hal ini dikuatkan dengan
pendapat Moleong 2008: 248 yang menjelaskan bahwa analisis data adalah : Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data Mengorganisasikan
data, memilah
milihnya menjadi
satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yangdapat diceritakan kepada orang lain.
7. Validasi Data
Dalam menetapkan validasi data yang diperoleh diperlukan teknik dalam pemeriksaan data. Dalam hal ini merujuk kepada pendapat Hopkins dalam
Wiriaatmaja, 2005 : 168-171 sebagai berikut.
a. Triangulasi
Pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian Moloeng, 2004: 330. http:dunia penelitian.blogspot.c om201110pengertian-teknik-triangulasi.html.
Dalam hal ini peneliti melakukan diskusi untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dan sumber yang menunjang data, sebagai
keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh, kegiatan ini dilaksanakan melalui kegiatan reflektif
– kolaboratif antara guru dan observer.
1 Langkah-langkah dalam kegiatan triangulasi sebagai berikut.
a Mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang berlaku yaitu
KTSP 2006. b
Menentukan materi dalam silabus mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas V semester 2.
c Menyesuaikan Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi.
d Menentukan waktu pelaksanaan.
2 Waktu Pelaksanaan
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Maret 2014
Tempat : SDN Cilangkap I Sumedang
3 Penulis mengadakan diskusi dengan :
1. Nama
: Cicih Eliana, S.Pd 2.
NIP : 196304271983052002
3. Jabatan
: Guru Penjaskes
1. Nama
: Wintaya, S.Pd 2.
NIP :196308101984101005
3. Jabatan
: Kepala Sekolah
b. Member Cek
Menurut Sugiyono 2007: 375, member check adalah “Proses pengecekan
data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data”. Jika data tersebut disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid dan dapat dipercaya.
Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan.
Caranya dapat dilakukan secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok
peneliti menyampaikan temuan kepada sekelompok pemberi data. Dalam diskusi kelompok tersebut, mungkin ada data yang disepakati, ditambah, dikurangi, atau
ditolak oleh pemberi data. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih otentik. Selain itu juga sebagai
bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.. Pelaksanaan validasi data dengan menggunakan member check pada penelitian ini
yaitu dilakukan secara individual yakni peneliti datang ke pemberi data. Mengkonfirmasikan keterangan-keterangan atau informasi data yang
diperoleh selama observasi dengan peneliti maupun siswa melalui kegiatan reflektif-kolaboratif pada setiap akhir pembelajaran. Kegiatan member cek ini
peneliti mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan dengan mengadakan diskusi kembali dengan kepala SDN Cilangkap I Kecamatan
Buahdua Kabupaten Sumedang, sehingga diperoleh data yang benar dan memiliki
derajat validasi yang tinggi.
Pada kegiatan ini peneliti menyampaikan keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut dengan melaksanakan pengecekan terhadap beberapa hal:
1 Intrumen Perencanaan Pembelajaran; Instrumen Penilaian Kemampuan Guru
IPKG 1, Format terlampir.
2 Instrument Pelaksanaan Pembelajaran; Instrumen Penilaian Kemampuan Guru
IPKG 2, Format terlampir. 3
Format Penilaian Hasil Belajar Siswa, Format terlampir.
c. Pemeriksaan Teman Sejawat Audit Trail
Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log. secara rinci. Audit
Trail secara default akan mencatat waktu, user, data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. http:wisnucreation.wordpress.com20110404pengertian-audit-
trail. Dalam kegiatan Audit trail penulis berdiskusi dengan teman-teman sejawat,
serta observer untuk memeriksa keabsahan data dengan berbagai catatan tentang pelaksanaan keseluruhan proses pembelajaran dan hasil belajar, kemudian
dikonfirmasikan kepada peserta diskusi. Dan dalam audit trail ini juga penulis memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan
peneliti di dalam pengambilan kesimpulan. Hal-hal yang menjadi bahan diskusi dengan teman sejawat diantaranya,
sebagai berikut. 1
Data awal nilai tes awal tolakan lompat jauh gaya jongkok.
2 Data akhir observasi nilai aktivitas siswa serta nilai belajar siswa pada siklus
pertama pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui
permainan lompat parit.
3
Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut. d.
Expert Opinion
Menurut Wiriaatmadja 2005: 171 expert opinion merupakan “Kegiatan
yang anda dapat melakukannya dengan meminta nasihat kepada pakar”. Pada kegiatan akhir validasi ini menurut Wiriaatmadja 2005: 171 ada beberapa
prosedur yaitu. Pakar atau pembimbing anda akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian anda, dan memberikan arahan atau judgements terhadap
masalah-masalah penelitian yang anda kemukakan. Perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar atau pembimbing, akan
selanjutnya memvalidasi hipotesis, konstruk, atau kategori, dan pada tahap
selanjutnya analisis yang anda lakukan, dan dengan demikian akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian anda.
Pelaksanaan validasi data dengan menggunakan expert opinion pada penelitian ini yaitu meminta nasihat dari pembimbing penelitian ini.
Pada tahap akhir validasi data ini, dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan selama proses penelitian berlangsung kepada para ahli. Dalam hal
ini, penulis melakukan expert opinion terhadap dosen-dosen yang berkompeten dalam bidangnya, serta kepada dosen pembimbing :
1
Bapak Dr.Herman Subarjah, M.Si, Pembimbing I
NIP.190609181986031003 2
Ibu Dewi Susilawati, M.Pd, Pembimbing II. NIP.197803102008122001
Waktu Pelaksanaan a
Selama pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian b
Selama pelaksanaan penyusunan laporan penelitian. Masalah yang dibahas
a Hambatan-hambatan dalam proses penelitian.
b Meminta pertimbangan, dan saran untuk mengatasi hambatan tersebut.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
lompat parit di kelas V SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan gerak dasar tolakan dalam lompat jauh gaya jongkok, dimulai dari data awal semua komponrn keseluruhan
baru mencapai 62, belum mencapai target. Sedangkan di siklus I menunjukkan bahwa hasil kegiatan merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan,
jumlah hasil keseluruhan komponen adalah 70. Di siklus II persentase total yang diperoreh dalam perencanaan pembelajaran mencapai 82. Dalam siklus III
diperoleh hasil tentang pembuatan perencanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru terjadi peningkatan pada seluruh komponen dengan tingkat
ketercapaian 97. Dengan demikian pada siklus III seluruh perencanaan pembelajaran telah mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan oleh guru untuk menilai kinerja guru selama proses pembelajaran dilaksanakan.
Pada data awal diperoleh hasil dari seluruh prosentase keseluruhan baru mencapai 65. Mengingat hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran tersebut kurang
berhasil, maka diperlukan upaya untuk memperbaiki agar dapat mencapai hasil yang lebih meningkat persentase keberhasilannya. Dengan demikian secara
keseluruhan kinerja guru pada pembelajaran siklus I mencapai 75, tetapi masih banyak kekurangannya yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya. Dengan
demikian secara keseluruhan kinerja guru pada pembelajaran siklus II baru mencapai 84, walaupun telah terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan
siklus I, tetapi dapat dikatan belum mencapai target, dengan demikian guru
berupaya untuk meningkatkan kinerjanya sampai mengalami perubahan ke arah pencapaian target yang telah ditentukan pada siklus selanjutnya. Dari siklus III
diperoleh hasil kinerja guru dari seluruh komponen yang diamati telah mencapai target 96. Dengan demikian secara keseluruhan kinerja guru pada pembelajaran
siklus III telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 90.
3. Hasil Belajar Siswa
Dengan penerapan permainan lompat parit dalam meningkatkan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok menunjukkan adanya peningkatan terhadap
kemampuan siswa yang signifikan. Berdasarkan hasil tes praktek tolakan lompat jauh gaya jongkok yang telah dilaksanakan siswa, diperoleh data dari data awal,
siklus I sampai dengan siklus III. Dari data awal hasil belajar siswa mencapai KKM, jumlah siswa 4 orang atau 19 yang tuntas, sedangkan 17 siswa atau 81
belum tuntas. Pada siklus I jumlah siswa yang telah tuntas 10 siswa 48, hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari data awal yang berjumlah 4 siswa 19.
Pada siklus II siswa yang telah tuntas bertambah menjadi 16 siswa 76 atau bertambah dari siklus I. Selanjutnya pada siklus III siswa yang telah tuntas
berjumlah 19 siswa bertambah 3 siswa, sehingga tingkat ketuntasan pada siklus III menjadi 91, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil
belajar siswa telah sesuai dengan yang diharapkan.
B. Saran