1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh
potensi siswa.
Secara lengkap
Pendidikan jasmani
bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan social, penalaran, dan tindakan moral
melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Lebih lanjut tenteng tujuan pendidikan jasmani, Lutan 2001: 17
menyatakan sebagai berikut: Tujuan pendidikan jasmani adalah agar anak mencapai taraf kesehatan yang
memuaskan, atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar, tetapi pendapat itu
kurang lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya. Tujuannya bersifat menyeluruh holistik. Pendidikan jasmani
adalah wahana untuk mendidik anak.
Selain hal tersebut di atas pendidikan jasmani juga dapat membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, terutama perkembangan motorik,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Kiram 2000: 31 sebagai berikut : Pada masa anak-anak umur 6
– 14 tahun pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun pertumbuhan waktu itu lambat, tetapi mempunyai waktu
belajar cepat, dan keadaan ini dapat dipertimbangkan pula sebagai konsolidasi pertumbuhan, yang ditandai dengan adanya kesempurnaan dan
kesetabilan terhadap keterampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan dengan yang baru dipelajari.
Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar aktivitas jasmani, bermain dan
berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup
sehat dan aktif sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan 2001: 17
sebagai berikut: “Bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat sepanjang hayat”. Di sekolah pendidikan jasmani diberikan kepada siswa melalui mata
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, yang tercantum dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Dalam KTSP 2006: 10
dijelaskan tentang tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut :
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangkan dan memlihara kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik. 3.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4.
Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis. 6.
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
sportif.
Berdasarkan Kurikulum tersebut, maka proses pembelajaran pendidikan jasmani, dapat disampaikan oleh guru terhadap siswa dengan berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain dan pola pembinaan hidup
sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, tetapi melibatkan unsur fisik, mental intelektual,
emosi dan social. Dan aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan-sentuhan didaktik dan metodik, sehingga aktivitas yang
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar SD yang
menjadi prioritas utama dalam kegiatan tersebut yaitu siswa harus lebih banyak bergerak, dengan demikian siswa akan mendapat berbagai kesempatan bergerak
dan keterampilan yang kreatif, inovatif, memiliki jasmani yang bugar serta memiliki pola hidup sehat dan memiliki pengetahuan terhadap gerak manusia,
karena hal ini bukan hanya merupakan kebutuhan yang mendasar tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa itu sendiri. Sebagai mana yang dinyatakan
Husdarta dan Saputra 2000: 73 Ruang lingkup pendidikan jasmani. Ruang lingkup pendidikan jasmani salah satunya adalah pembentukan
gerak, yang meliputi keinginan untuk bergerak, menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan gerak diri
sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap kinestetik dan memperkaya kemampuan gerak.
Dengan bergerak, anak dapat mencurahkan segala macam ekspresi diri, dengan demikian perlu diupayakan suatu cara agar anak itu aktif bergerak.
Pemenuhan kebutuhan gerak pada anak harus benar-benar diperhatikan, karena pada masa anak-anak adalah suatu masa dimana sangat membutuhkan kebebasan
bergerak. Melalui pembelajaran jasmani, diharapkan dapat turut adil dalam membantu
pengembangan siswa. Perkembangannya yang bersifat totalitas, sebab bukan hanya aspek jasmaniah atau psikomotorik saja melainkan dengan perkembangan
pengetahuan kognitif, dan sikap afektif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mata pelajaran
Penjasorkes 2008: 195 materi-materi yang harus diberikan kepada siswa Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1 Permainan dan olahraga, meliputi : olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya; 2
aktivitas pengembangan; 3 aktivitas senam; 4 aktivitas ritmik; 5 aktivitas air; 6 pendidikan diluar kelas 7 kesehatan.
Cabang olahraga atletik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Penjasorkes di sekolah mempunyai wilayah pembelajaran dari berbagai teknik dasar lari, lompat dan lempar.Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang
gerakannya bersifat naluri. Atletik merupakan dasar bagi semua cabang olahraga. Oleh karena itu, pantaslah dikatakan bahwa atletik merupakan induk dari semua
cabang olahraga. Atletik dapat dijadikan dasar pokok dalam mengembangkan dan meningkatkan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lainnya.
Olahraga atletik terdiri atas nomor lari, lempar dan lompat, di Sekolah Dasar perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan, melalui kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani. Untuk perlu diupayakan tindakan yang nyata dalam menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kegemaran olahraga atletik sedini
mungkin, terutama terhadap siswa Sekolah Dasar melalui berbagai aktivitas olahraga. Dengan demikian sudah selayaknya jika usaha pengembangan dan
membinaan atletik melalui sekolah perlu adanya perhatian khusus terutama dalam penyampaian materi pada pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
Melalui pembelajaran permainan melompati parit, dimana siswa dapat melakukan latihan-latihan jinjit atau jingkat. Permainan melompati parit bagi
siswa Sekolah Dasar sebenarnya merupakan gerakan-gerakan yang tidak asing lagi, karena dalam keseharian bermain tidak luput dari melakukan gerakan-
gerakan jinjit. Dalam permainan melompati parit tersebut dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan, sehingga dengan latihan tersebut akan menghasilkan
kekuatan strength pada otot-otot tungkai. “Strength adalah komponen kondisi
fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja
”. Unsur kekuatan berfungsi sebagai daya
penggerak, menahan atau memindahkan berat badan dan pencegah cedera pada waktu melakukan aktivitas olahraga, serta dapat membantu memperkuat
persendian. Oleh karena itu kekuatan sangat diperlukan dalam melakukan derak dasar tolakan pada lompat jauh gaya jongkok.
Dengan demikian pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan terasa lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan. Selain itu dengan permainan
melompati parit akan memotivasi kreativitas, semangat belajar siswa, sehingga siswa melakukan kegiatan belajar sambil bermain.
Sebagai salah satu bagian dari materi pembelajaran atletik yaitu lompat jauh. Menurut Muhajir 2007: 175,
“Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat dan mengangkat kaki ke atas depan sambil melayang di udara dengan
cepat melalui tolakan satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya minimal 2,5 m
”. Selanjutnya Muhtar, 2009: 90 menyatakan sebagai berikut : Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke
atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melakukan tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Berdasarkan pada pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan lompat jauh adalah suatu aktivitas gerakan yang dilakukan
didalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya. Fasilitas yang digunakan dalam lompat jauh diantaranya lapangan lompat jauh untuk awalan lari
sampai papan tolakan berjarak 45 meter, papan tolakan tebal 10 cm, panjang 1,72 meter, lebar 30 cm. Panjang bak lompatan 9 meter, lebar 2,75 meter, bak
lompatan sedalam kurang lebih 1 meter. Dalam lompat jauh dibutuhkan kecepatan, kekuatan, kelentukan, ketepatan
dan tenaga lompat. Tujuannya lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik diperlukan
unsur pokok yang menjadi karakteristik dari pada lompat jauh itu 1 awalan kecepatan; 2 tolakan; 3 sikap badan diudara; 4 sikap badan waktu
mendarat. Salah satu unsur dalam lompat jauh yang dapat menentukan hasil lompatan
dengan benar yaitu unsur tolakan. Tolakan merupakan sikap awal dalam lompat jauh yang dapat menghasilkan lompatan dan sikap badan di udara untuk
selanjutnya melakukan pendaratan dengan sikap yang benar. Tolakan tersebut dilakukan dengan menggunakan satu kaki tumpuan yang terkuat, dengan disertai
sikap badan dan tangan. Oleh karena itu sikap awalan, sikap tolakan dan sikap mendarat dijadikan sebagai gerak dasar tolakan dalam dalam lompat jauh,
sehingga jika dilakukan dengan benar dapat menghasilkan lompatan yang diharapkan. Dalam kenyataannya di lapangan membuktikan tanpa disadari hampir
pada setiap pembelajaran lompat jauh di Sekolah Dasar sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam melakukan tolakan, terutama dalam unsur-unsur tolakan
meliputi :
1. Sikap kaki tolakan pada saat menolak
2. Perkenaan kaki tolakan pada papan tolak
3. Tidak ada kekuatan kaki tolakan
4. Sikap badan dan tangan pada waktu menolak
Dengan memperhatikan kesulitan siswa dalam melakukan unsur-unsur tolakan tersebut diatas, maka hal ini akan berdampak pada keadaan sikap badan di
udara dan hasil lompatan yang tidak maksimal. Maka dengan demikian guru perlu menyiasati penyampaian dalam pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa Sekolah Dasar SD. Bagi siswa SD bermain merupakan hal perlu ditekankan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, bermain harus
dilakukan dengan rasa senang, sehingga seluruh kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada siswa, sebagaimana yang
dikemukakan Adang dkk 2001: 25 bahwa, ”Untuk anak SD guru harus lebih
menekankan pembelajaran atletik melalui pendekatan bermain…” Berdasarkan pada uraian di atas tersebut maka peneliti mencoba mencari
bentuk permainan yang berhubungan dengan materi lompat jauh, dalam hal ini permainan melompati parit yang di modifikasi. Dengan demikian penulis
mencoba mengadakan penelitian tentang permainan melompati parit yang di modifikasi dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terhadap siswa kelas V
SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.
Dari hasil observasi peneliti di lapangan, pada tanggal 28 Februari 2014, hari
jum’at sekitar pukul 08.15 dengan didampingi guru olahraga yaitu Cicih Eliana.S.pd. Dengan memberikan tes tolakan lompat jauh gaya jongkok kepada
siswa Kelas V di SDN Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, diperoleh hasil dari jumlah siswa 21 orang, siswa yang mampu melakukan dengan
baik hanya 4 orang atau 19, sedangkan 17 orang atau 81 siswa tidak mampu melakukan dengan baik. KKM yang ditentukan adalah 70. Dengan demikian
kemampuan gerak dasar tolakan lompat jauh merupakan suatu masalah yang perlu dicari pemecahannya.
Berikut ini adalah data awal yang diperoleh dari hasil observasi pada siswa kelas V SDN Cilangkap I, sebagaimana yang tercantum pada tabel 1.1 sebagai
berikut.
Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
No. Nama
Aspek yang Dinilai Skor
Nilai KKM
Sikap Awalan
Sikap Tolakan
Sikap Mendarat
T TT
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1.
Usep Kusnadi √
√ √
3 34
√ 2.
Ade Romi √
√ √
8 89
√ 3.
Hendra .S √
√ √
8 89
√ 4.
Tarman .H √
√ √
4 45
√ 5.
Andini Nur √
√ √
4 45
√ 6.
Kiki Mulyana √
√ √
4 45
√ 7.
Ade Pindy √
√ √
3 34
√ 8.
Anggun .Y √
√ √
5 56
√ 9.
Ade Adam √
√ √
4 45
√ 10.
Asep Pirman √
√ √
5 56
√ 11.
Hapid ,A √
√ √
3 34
√ 12.
Fahrul Aripin √
√ √
3 34
√ 13.
Gina Aini √
√ √
3 34
√ 14.
Ade Kuswara √
√ √
4 45
√ 15.
Ade Ginanjar √
√ √
3 34
√ 16.
Dede Usep √
√ √
7 78
√ 17.
Wiwin .W √
√ √
4 45
√ 18.
Dede .K √
√ √
5 56
√ 19.
Fariz Maulana √
√ √
3 34
√ 20.
Sabila Candra √
√ √
5 56
√ 21.
Adit Triana √
√ √
7 78
√ Jumlah
3 10
8 3
5 13
5 16
95 1066
4 17
Presentase 14
47 38
14 23
61 23
78 19
81
Keterangan : Nilai Akhir :
skor yang didapat x 100 Jumlah skor
Dengan demikian keterampilan gerak dasar tolakan lompat jauh gaya jongkok merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cilangkap I Kecamatan
Buahdua Kabupaten Sumedang. Selanjutnya harus dicarikan pemecahannya yaitu dengan melaksanakan pembelajaran gerak dasar tolakan melalui latihan
permainan melompati parit. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meningkatkan kemampuan
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan melompati parit di SDN Cilangkap I, Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang melalui
penelitian tindakan kelas PTK mengenai pembelajaran lompat jauh dengan judul :Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Melalui Permainan Melompati Parit Pada Siswa Kelas V Cilangkap I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah