Penggunaan Oleokimia Dalam Industri Polimer Polimer

bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam lemak ini mudah dijumpai dalam minyak masak minyak goreng, margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas karena lemak yang terhidrolisis maupun yang terikat dengan gliserida Tambun, 2006.

2.5 Penggunaan Oleokimia Dalam Industri Polimer

Turunan lemak dan minyak dalam industri polimer dapat dimanfaatkan sebagai monomer pembentuk bahan polimer maupun sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki sifat polimer tersebut, termasuk memperbaiki permukaan maupun memperkuat ketahanan polimer. Asam lemak tidak jenuh seperti oleat C18:1, linoleat C18:2, maupun risinoleat C18:1-OH telah dikembangkan untuk dioksidasi menjadi asam azelat Reck,1984; Brahmana,1994. Demikian juga dari asam lemak tidak jenuh melalui oksidasi dapat dihasilkan senyawa poliol yang banyak digunakan sebagai monomer pembentuk polimer seperti poliester, polieter, dan poliuretan. Sebagai bahan tambahan penggunaan oleokimia dapat digunakan sebagai : slip agent, pelumas, plastisizer dan stabilizer, anti static agent, katalis dan emulsifier Reck,1984.

2.6 Polimer

Polimer yang memiliki kestabilan termal dan oksidasi istimewa, dipakai dalam aplikasi-aplikasi ruang angkasa berkinerja tinggi. Polimer juga digunakan untuk aplikasi medis yang penggunaanya sangat luas, seperti benang jahitan bedah yang dapat terurai dengan mudah dan dalam pembuatan organ-organ Universitas Sumatera Utara buatan. Polimer konduktif merupakan polimer-polimer yang memperlihatkan konduktivitas listrik yang sebanding dengan konduktivitas logam-logam Steven, 2001. Reaksi kimia yang terjadi diantara dua molekul merupakan proses pembentukan atau pemecahan satu atau lebih ikatan kimia yang terdapat pada suatu senyawa kimia. Reaksi polimerisasi berbeda dengan reaksi sintesis pada umumnya, karena pada polimerisasi molekul-molekul yang bereaksi harus mempunyai dua atau lebih gugus fungsi. Pada dasarnya reaksi polimerisasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu reaksi polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi yang paling dikenal adalah reaksi pada senyawa yang mengandung ikatan karbon rangkap dua umunya dikenal dengan polimerisasi vinil polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap : a. Inisasi pemicuan Inisiasi BF 3 + H 2 O BF 3 .H 2 O BF3.H2O + H 3 C C CH 3 CH 2 H 3 C C + CH 3 CH 3 + BF 3 OH - Universitas Sumatera Utara b. Propagasi perambatan c. Terminasi pengakhiran Gambar 2.6.1 Reaksi polimerisasi adisi Karena polimerisasi ini menggunakan bahan baku senyawa ikatan rangkap dua, maka polimerisasi adisi selanjutnya dapat melalui radikal bebas atau melalui ion kation dan anion. Propagasi H 3 C C + CH 3 CH 3 + H 3 C C CH 3 CH 2 H 3 C C H 2 C C + CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 H 3 C C H 2 C C + CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 + H 3 C C CH 3 CH 2 H 3 C C H 2 C C CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 H 2 C C + CH 3 CH 3 H 3 C C H 2 C C CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 H 2 C C + CH 3 CH 3 + BF 3 OH - C H 2 C C CH 3 CH 3 CH 3 CH 3 H 2 C C CH 3 CH 3 C CH 2 CH 3 + H + BF 3 OH - atau BF 3 .H 2 O Universitas Sumatera Utara Polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang terjadi antara dua molekul bergugus fungsi dua atau lebih dan menghasilkan satu molekul besar serta molekul kecil seperti air. Sebagai contoh reaksi pembuatan poliester Dacron, reaksi berasal dari polimerisasi antara etilena glikol dan metil terefalat Riswiyanto, 2009. n HO CH 2 CH 2 OH + n H 3 CO C O C O OCH 3 H O CH 2 CH 2 O C O C O O CH 3 n + n CH 3 OH Gambar 2.6.2 Reaksi sintesis polimer Sintesis polimer melalui polimerisasi bertujuan menciptakan polimer baru dengan struktur rantai tertentu sehingga menghasilkan bahan polimer dengan karakteristik dan sifat mekanis yang diinginkan. Penerapan bahan polimer kesegala kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan memerlukan berbagai standart mutu bahan polimer dari polimer komoditas, sampai bahan polimer teknik, dan polimer khusus. Penyediaan berbagai mutu bahan polimer ini tidak dapat dipenuhi bila hanya digunakan cara polimerisasi, lebih lanjut molekul polimer yang terbentuk dapat dimodifikasi menjadi polimer Universitas Sumatera Utara baru melalui reaksi polimer lainnya atau senyawa aditif berbobot molekul rendah Wirjosentono,dkk,1995.

2.7 Epoksidasi