KESIMPULAN 5.1. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Rumus molekul dan nama alkana dengan jumlah atom 21 Tabel 2.2. Nama, rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkena 23 Tabel 2.3. Nama, rumus struktur dan rumus molekul senyawa alkuna 24 Table 3.1. Rancangan Penelitian 31 Tabel 4.1. Rata-rata hasil belajar 43 Tabel 4.2. Hasil uji normalitas 44 Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas 45 Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 46 Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa 46 Tabel 4.6. Aktivitas Siswa 47 Table 4.7. Rangkuman Reabilitas 128 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Skema Diskusi TSTS 14 Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 32 Gambar 4.1. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47 Gambar 4.2. Diagram Penilaian Indikator Aktivitas Siswa 48 Gambar 4.3. Diagram Aktivitas Belajar Siswa 48 xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 60 Lampiran 3. Kisi-kisi soal instrument test 102 Lampiran 4. Instrumen Penelitian 103 Lampiran 5. Kunci Jawaban Test 111 Lampiran 6. Kisi - Kisi Instrumen Tes Setelah Di Validasi 112 Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 113 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi 118 Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 119 Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 120 Lampiran 11. Tabel Uji Daya Beda 122 Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Beda 123 Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 124 Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 125 Lampiran 15. Tabel Reabilitas Tes 126 Lampiran 16. Reliabilitas Tes 127 Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa 129 Lampiran 18. Standar Deviasi Dari Data Pretest Dan Postest 133 Lampiran 19. Uji Normalitas 136 Lampiran 20. Uji Homogenitas 140 Lampiran 21. Data Gain Kelas Eksperimen 143 Lampiran 22. Standar Deviasi dari Data Pretest dan Postest 147 Lampiran 23. Uji Hipotesis 149 Lampiran 24. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 151 Lampiran 25. Pedoman Penskoran Observasi 152 Lampiran 26. Tabel Aktivitas Siswa 153 Lampiran 27. Data Aktivitas Belajar Siswa 161 Lampiran 28. Uji Hipotesis Korelasi 162 Lampiran 29. Peta Konsep 164 Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 168

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat saat ini tidak lepas kaitannya dengan dunia pendidikan. Oleh karena itu, dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan kerjasama yang efektif. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Keterampilan kimia merupakan salah satu ilmu penting yang harus dimiliki oleh semua kalangan, termasuk siswa di sekolah. Kimia disekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh beberapa siswa, sehingga beberapa siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Adapun kesulitan tersebut terkait dengan ilmu kimia itu sendiri dan pengajaran yang dilakukan oleh guru yang dianggap kurang menarik bagi siswa. Selain itu siswa cenderung menganggap belajar itu sebagai suatu beban, bukan suatu kebutuhan. Oleh karena itu pembelajaran kimia harus dirancang sedemikian rupa agar menjadi lebih efektif dan inovatif. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan calon peneliti kepada beberapa orang siswa di sekolah SMA Negeri 4 Kisaran, mereka mengatakan bahwa mereka kurang tertarik dengan pelajaran kimia, karena banyak konsep- konsep yang harus dihapalkan dan perhitungan-perhitungan yang sangat rumit yang dianggap sulit. Mereka juga mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran kimia selama ini terlihat kurang menarik karena guru hanya menjelaskan saja sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat dalam belajar, sehingga suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya kepada guru meskipun materi yang disampaikan guru belum dapat dipahami. Hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Kisaran, diperoleh informasi bahwa hasil belajar kimia siswa dalam mata pelajaran kimia masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa yang masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal 72. Sedangkan siswa yang kriteria ketuntasan minimalnya dibawah 72 belum dikatakan tuntas dalam belajar kimia. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai rendah pada saat ujian akan diadakan remedial, sehingga nilai mereka memasuki kriteria ketuntasan. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal. Abdurrahman,2003 Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Karena kurang kreatifan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Perbaikan metode mengajar, pemilihan media pengajaran dan sumber belajar yang tepat sangat memegang peranan penting, metode mengajar harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri. Suyatno, 2009 Hal ini diperkuat oleh wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kisaran, khususnya di kelas X. Calon peneliti menanyakan kepada guru kimia SMA Negeri 4 Kisaran mengenai model apa yang pernah atau sering digunakan

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 4 24

PENGARUH MEDIA PUZZLE DAN MOLYMOD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

5 16 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA STRUKTUR ATOM SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERPADUKAN MEDIA PETA KONSEP.

0 5 18

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5