Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan setiap individu dalam memperoleh pekerjaan semakin ketat di Indonesia. Hal ini dikarenakan jumlah pertumbuhan lapangan
pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan mahasiswa setiap tahun dari seluruh universitas di Indonesia. Apabila setiap tahunnya, satu perguruan
tinggi di Indonesia mencetak lulusan lebih dari 1.000 sedangkan di Indonesia terdapat lebih dari 3.000 perguruan tinggi swasta www.dikti.go.id, maka akan
terdapat lebih dari 3 juta lulusan baru setiap tahunnya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya 5.5 yang artinya tidak akan tersedia
lapangan kerja yang cukup untuk menampung lulusan baru setiap tahunnya. Dengan demikian, angka pengangguran usia produktif di Indonesia pada tahun
2010 mencapai 23 juta jiwa. www.mediaindonesia.com Berdasarkan kenyataan tersebut, setiap perguruan tinggi berusaha
mencetak lulusan-lulusan baru dengan kualitas yang terbaik. Mahasiswa diberikan fasilitas dan program pendidikan yang terbaik dengan harapan mereka dapat
bersaing dengan mahasiswa lain di dunia kerja. Selain itu, pihak orang tua juga berusaha untuk memberikan
kesempatan kepada putra-putrinya untuk memperoleh layanan pendidikan yang terbaik. Para orang tua mencari perguruan
tinggi terbaik dan fakultas yang dianggap dapat memberikan peluang kerja yang
Universitas Kristen Maranatha
lebih besar. Harapannya adalah ketika putra-putri mereka lulus dari perguruan tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan.
Namun, pada kenyataannya solusi yang ingin diterapkan oleh pihak perguruan tinggi dan orang tua siswa tidak sejalan dengan kondisi yang dialami
oleh para mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa berada pada tahap perkembangan dewasa. Pada tahap
perkembangan ini seseorang sedang menghadapi perubahan perkembangan mengenai karir Santrock, 2009. Dengan
demikian, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di fakultas tertentu diharapkan sudah memiliki kejelasan dalam dalam pemilihan karir atau bidang
pekerjaan yang akan dihadapinya. Sebab ketika mahasiswa masuk dalam fakultas tertentu di perguruan tinggi, maka mahasiswa tersebut akan mempelajari bidang
pekerjaan atau karir tertentu secara spesifik. Mahasiswa tersebut juga akan diarahkan secara spesifik diarahkan pada suatu keahlian tertentu terkait dengan
karir yang akan mereka hadapi. Mahasiswa yang berada dalam fakultas tertentu belum memiliki arah yang
jelas mengenai karir atau bidang kerja yang akan mereka tekuni. Mahasiswa cenderung memilih fakultas berdasarkan saran orang tua, teman, atau berdasarkan
nama baik fakultas tersebut dan bukan berdasarkan orientasinya terhadap bidang pekerjaan yang akan mereka jalani. Dengan demikian meskipun mahasiswa sudah
bergabung dalam fakultas tertentu mereka masih belum memiliki kejelasan cita- cita. Dengan demikian, dapat dikatakan meskipun mahasiswa sudah memasuki
tahap perkembangan dewasa awal dan sedang menempuh pendidikan di fakultas
Universitas Kristen Maranatha
tertentu, mereka belum memiliki orientasi masa depan yang jelas tentang dirinya ruangpsikologi.com.
Kondisi tersebut juga terjadi pada mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X, di Kota Bandung. Fakultas Psikologi, universitas X di kota
Bandung memiliki berbagai macam pilihan mata kuliah yang dapat menunjang mahasiswa untuk dapat bersaing di sunia pekerjaan. Termasuk juga mata kuliah
pilihan yang berupa sertifikasi dalam bidang tertentu, misalnya sertifikasi assessment centre, sertifikasi perancangan modul pelatihan, dan sertifikasi PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini. Namun, fasilitas yang disediakan oleh Fakultas Psikologi, univeritas X tersebut tidak dimanfaatkan secara oleh optimal oleh
mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang sudah menentukan pilihannya untuk melanjutkan pendidikannya di fakultas Psikologi tersebut belum memiliki
gambaran yang jelas mengenai bidang pekerjaan yang akan mereka jalani dalam bidang Psikologi dimasa depan.
Orientasi masa depan merupakan proses yang mencakup tiga tahap yaitu menentukan tujuan motivation, menyusun rencana untuk mencapai tujuan
planning dan mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut dapat direalisasikan evaluation, yang semuanya itu diarahkan pada masa depan Nurmi, 1989.
Menurut Nurmi 1989 orientasi masa depan merupakan suatu bentuk antisipasi seseorang terhadap masalah yang mungkin timbul di masa depan. Terdapat tiga
bidang dalam orientasi masa depan, yaitu bidang pendidikan, bidang pekerjaan, dan bidang keluarga.
Universitas Kristen Maranatha
Dalam kaitannya dengan orientasi bidang pekerjaan, tahap motivation memungkinkan mahasiswa untuk memiliki cita-cita yang jelas mengenai
pekerjaan yang akan dijalaninya pada saat mahasiswa tersebut lulus dari perguruan tinggi. Kondisi ini akan mengarahkan mahasiswa tersebut untuk dapat
mempersiapkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat
memenuhi persyaratan dari pekerjaan tersebut, misalnya untuk menjadi seorang trainer maka dibutuhkan keterampilan berkaitan dengan TNA Training Need
Analysis, merancang modul dan lain sebagainya. Apabila mahasiswa fakultas Psikologi memahami persyaratan ini maka mahasiswa tersebut akan mengambil
mata kuliah perancangan modul pelatihan. Dalam hal ini tahap motivation memungkinkan mahasiswa untuk membuat perencanaan untuk mengantisipasi
kehidupan pekerjaan di masa yang akan datang atau yang disebut dengan tahap planning.
Sebelum memasuki tahap planning, mahasiswa harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pekerjaan yang dicita-citakan.
Dengan demikian, mahasiswa harus melakukan eksplorasi yang cukup memadai mengenai pekerjaan tersebut, misalnya keterampilan yang dibutuhkan, jenjang
pendidikan yang perlu diselesaikan, karakteristik kepribadian yang dibutuhkan dan aktivitas pekerjaan yang akan dilakukan. Melalui pengetahuan yang cukup
mengenai pekerjaan tersebut mahasiswa dapat membuat perencanaan yang jelas, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Sebagai contoh mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X memiliki pengetahuan dalam bidang pekerjaannya dimasa depan akan mampu menyusun
Universitas Kristen Maranatha
rencana mata kuliah pilihan yang akan diambil semenjak awal perkuliahnya. Dengan dmikian, proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut
menjadi lebih terarah. Setelah tahap planning, mahasiswa akan memasuki tahap selanjutnya yaitu mengevaluasi evaluation yaitu mahasiswa melakukan
penilaian mengenai kemungkinan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan rencana yang telah disusun itu dapat direalisasikan.
Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dapat membantu mahasiswa dalam mengantisipasi mengenai kesulitan-kesulitan yang mungkin mereka hadapi
dalam dunia kerja pada saat mereka lulus. Mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan akan lebih terfokus dalam pengambilan mata kuliah
pilihan yang dapat melengkapi persyarataan dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga pada saat lulus dirinya akan lebih yakin dalam melamar pekerjaan.
Sebaliknya mahasiswa yang belum memiliki orientasi masa depan di bidang pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan tujuan karir mereka
sehingga mereka kurang mampu dalam menentukan mata kuliah pilihan yang menjadi persyaratan dalam bidang pekerjaan tertentu. Sehingga, mereka tidak
dapat membuat perencanaan yang tepat selama menempuh pendidikan di universitas. Pada akhirnya, ketika mereka lulus mereka mengalami kesulitan
dalam melamar pekerjaan. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa mahasiswa gagal membentuk skemata kognitif untuk dapat mengantisipasi masa
depannya. Skemata ini memberi gambaran mengenai diri dan lingkungan individu yang diantisipasi di masa mendatang Nurmi, 1989.
Universitas Kristen Maranatha
Hal lain yang mendukung pentingnya orientasi masa depan bagi kehidupan mahasiswa adalah perubahan perkembangan yang sedang mereka hadapi.
Mahasiswa sebagian besar berada dalam rentang usia 18 – 24 tahun. Pada rentang usia ini mahasiswa dapat digolongkan berada dalam tahap perkembangan dewasa
awal Santrock, 2009. Pada tahap perkembangan ini mahasiswa sedang menghadapi perubahan perkembangan mengenai karir di masa yang akan datang.
Kondisi ini akan mendorong mahasiswa untuk mengekplorasi diri dan karir yang akan dijalani di masa yang akan datang. Ekplorasi ini menjadi penting dalam
tahap perkembangan ini karena mahasiswa akan mulai melihat value yang mereka miliki sebagai dasar menentukan karir masa yang akan datang Santrock, 2009.
Selain itu, pada tahap perkembangan dewasa awal, seseorang telah mencapai tahap berpikir formal operational yang memungkinkan seseorang memiliki
kemampuan menyusun strategi untuk mencapai tujuan Nurmi, 1991. Dalam rangka mendapatkan gambaran fenomena mengenai orientasi masa
depan dalam bidang pekerjaan maka dilakukan wawancara terhadap 24 mahasiswa semester I di Fakultas Psikologi, Universitas X. Pertanyaan
wawancara meliputi: Cita-cita apa yang mereka miliki setelah lulus dari perguruan tinggi? Bidang pekerjaan seperti apa yang mereka inginkan setelah mereka lulus?
Apa yang mereka ketahui mengenai bidang pekerjaan tersebut? Persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di bidang tersebut? Hal-hal apa saja
yang perlu mereka lakukan untuk memenuhi persyaratan tersebut? Apakah mereka memiliki perencanaan untuk mencapai cita-cita atau bidang pekerjaan
yang mereka inginkan? Sampai sejauh mana perencanaan yang mereka miliki?
Universitas Kristen Maranatha
Apakah rencana yang mereka miliki dijalankan secara konsisten? Dalam menjalankan rencana tersebut pernah mengalami perubahan? Dan seberapa sering
mereka melakukan perubahan rencana untuk mencapai tujuan? Berdasarkan survei awal terhadap 24 mahasiswa semester I di Fakultas
Psikologi, Universitas X dikota Bandung, sebanyak 83,3 20 mahasiswa belum miliki cita-cita atau tujuan mengenai pekerjaan yang akan mereka hadapi di masa
depan. Hanya 16,67 4 mahasiswa yang memiliki cita-cita mengenai pekerjaan di masa yang akan datang. Namun, cita-cita yang dimiliki oleh mahasiswa
tersebut masih belum spesifik. Salah satu cita-cita yang spesifik adalah menjadi sorang psikolog.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa kebanyakan dari 24 mahasiswa tersebut tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pekerjaan atau karir
yang akan mereka jalani. Mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai persyaratan keterampilan ataupun jenjang pendidikan yang harus mereka
selesaikan untuk memperoleh pekerjaan tertentu. Hasil survei juga menampilkan bahwa mahasiswa 24 orang = 100 belum memiliki planning yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka di masa depan. Ini berarti, mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih mata pilihan ataupun mata kuliah sertifikasi yang akan
diambil untuk mendukung pekerjaannya di masa yang akan datang. Berkaitan dengan ekplorasi diri pada tahap dewasa awal, sebanyak 91,67
22 mahasiswa belum mengetahui value yang ada dalam diri mereka. Hanya 8,33 2 mahasiswa yang memiliki pengetahuan mengenai value yang mereka
Universitas Kristen Maranatha
miliki. Hal ini semakin mempersulit mahasiswa untuk memiliki orientasi masa depan di bidang pekerjaan.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa semester I Fakultas Psikologi belum memiliki tujuan atau cita-cita yang jelas mengenai pekerjaannya
di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan mahasiswa tersebut kurang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
suatu pekerjaan di masa yang akan datang, misalnya pengetahuan mengenai persyaratan yang harus dimiliki untuk melamar suatu pekerjaan. Kurangnya
pengetahuan tersebut menyebabkan mahasiswa tidak mampu menetapkan tujuan dalam bidang pekerjaan. Selain itu, kondisi tersebut membuat mahasiswa tidak
mampu membuat perencanaan mengenai mata kuliah pilihan yang akan diambil untuk mendukung pekerjaannya di masa yang akan datang. Dengan demikian
mahasiswa tersebut tidak dapat melakukan evaluasi terhadap perencanaan mereka. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa semester I Fakultas Psikologi,
Universitas X belum memiliki keseluruhan tahapan yang harus dimiliki untuk memiliki kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan, yaitu penetapan
tujuan, perencanaan dan evaluasi. Berdasarkan fakta tersebut, peneliti tertarik untuk membuat perancangan
modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan untuk dapat membekali mahasiswa dalam menetapkan tujuan, membuat perencanaan dan melakukan
evaluasi terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan. Dengan demikian, setelah diberikan pelatihan diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan mengenai diri dan pekerjaan yang dapat mereka jalani di masa
Universitas Kristen Maranatha
depan, dan membuat perencanaan langkah demi langkah mengenai hal-hal yang mereka perlu persiapkan untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan serta dapat
mengevaluasi kemungkinan tercapainya tujuan tersebut. Fakta bahwa pelatihan semacam ini belum pernah dilakukan oleh pihak
universitas X, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji program pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan. Rancangan program pelatihan ini disusun
untuk diberikan kepada mahasiswa fakultas Psikologi, dengan pertimbangan bahwa sejak dini mereka perlu memiliki keterampilan yang memadai dalam
menentukan orientasi masa depannya di bidang pekerjaan.
1.2 Identifikasi Masalah