2. Konsep Persalinan Seksio Sesarea
2.1 Pengertian Seksio Sesarea Persalinan adalah proses ketika janin, plasenta, dan membran dikeluarkan
melalui jalan lahir. Ketika ibu tidak mampu melahirkan tanpa bantuan medis atau bedah maka metode alternatif yang digunakan adalah persalinan dengan seksio
sesarea.Seksio sesarea adalah prosedur operatif yang dilakukan dibawah anastesi sehingga janin, plasenta, dan ketuban dilahirkan melalui insisi dinding abdomen
dan uterus Myles, 2009.Sedangkan menurut Cuningham dkk.2009 seksio sesarea adalah kelahiran janin melalui insisi dinding abdomen dan dinding uterus.
2.2 Indikasi Seksio Sesarea Menurut Oxorn 2003 indikasi seksio sesarea pada ibu yaitu : 1 Distosia
panggul sempit terjadi ketika ketidakseimbangan dimana panggul memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding ukuran bayi; 2 Pembedahan sebelumnya pada
uterus dimana terdapat kebiasaan ketika prosedur sesarea dikerjakan maka pada persalinan selanjutnya harus diakhiri dengan cara yang sama; 3 Perdarahan
hebat dengan indikasi plasenta previamaka diperlukan tindakan seksio sesarea untuk menyelamatkan bayi dan ibu; 4 Toxemia gravidarum dapat menyebabkan
pengakhiran kehamilan sebelum waktunya. Jika serviks belum matang dan induksi sukar terlaksana maka dikerjakan dengan seksio sesarea; 5 Indikasi fetal
terjadi ketika gawat janin yang ditunjukkan denyut jantung yang tidak stabil dan bradikardia berat; 6 selain itu, terdapat indikasi sosial ketika peningkatan
permintaan pasien walaupun tidak ada masalah atau kesulitan melakukan persalinan normal.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kontra Indikasi Seksio Sesarea Seksio sesarea dilakukan untuk kepentingan atau keselamatan ibu dan
janin. Oleh sebab itu, seksio sesarea tidak boleh dilakukan dalam keadaan berikut ini: 1 Janin sudah mati dalam kandungan atau berada dalam keadaan jelek
sehingga kemungkinan hidup kecil; 2 Terjadi infeksi yang luas pada jalan lahir dan fasilitas untuk caesarea extraperitoneal tidak tersedia: 3 Dokter bedah tidak
berpengalaman atau tidak tersedia tenaga asisten yang memadai Oxorn, 2003. 2.4 Mortalitas dan Morbiditas Sesudah Seksio Sesarea
Resiko kematian ibu yang menyertai seksio sesarea adalah 26 kali lebih besar daripada kelahiran pervaginam, peningkatan risiko kematian ibu pada
pembedahannya sendiri sebanyak 10 x lipat. Dengan begitu penggunaan seksio sesarea untuk melindungi bayi dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi
ibu. Sebab-sebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, anastesi, emboli paru- paru, toxemia gravidarum.Morbiditas terjadi dalam 2 hari dari 10 hari pertama
postpartum, diluar 24 jam pertama. Morbiditas lebih sering terjadi setelah seksio sesarea daripada setelah kelahiran normal, insidensinya antara 15-20 Oxorn,
2003. 2.5 Evidence Based Prosedur Seksio Sesarea
Rekomendasi teknik yang tepat dan telah terbukti memiliki komplikasi paling kecil sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas operasi seksio
sesarea. Terdapat beberapa teknik yang disarankan berdasarkan penelitian, yaitu: 1 Pembersihan kulit pada persalinan seksio sesarea. Berdasarkan penelitian
terhadap 100 wanita secara acak pemberian parachlorometaxylenol selam 5 menit
Universitas Sumatera Utara
dan povidon iodin 7,5 dan larutan povidon iodin 10 tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap luka pasca operasi. Oleh karena itu, penggunaan larutan
iodin saja dianggap mencukupi pada pembersihan kulit; 2 Insisi kulit untuk persalinan seksio sesarea. Berdasarkan penelitian yang diikuti 411 wanita dalam 2
penelitian acak menunjukkan bahwa insisi transversal lebih direkomendasikan dibanding insisi secara vertikal karena nyeri paska yang lebih ringan dan efek
kosmetik yang lebih baik Rasjidi, 2009. 2.6 Kebutuhan Ibu Selama Persalinan
Sama seperti kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, Ibu selama proses persalinan juga memiliki kebutuhan khusus yang harus diperhatikan oleh
seorang perawat, yaitu: 1 Kebutuhan fisiologis terdiri dari oksigen, makan dan minum, istrahat selama tidak ada his, kebersihan badan, BAB dan BAK,
pertolongan persalinan yang standar, penjahitan perineum bila perlu; 2 Kebutuhan rasa aman terdiri dari memilih tempat dan penolong persalinan,
informasi tentang proses persalinan, posisi tidur yang dikehendaki ibu, pendampingan oleh keluarga, pantauan selama persalinan, dan intervensi yang
diperlukan; 3 Kebutuhan dicintai dan mencintai terdiri dari pendampingan, kontak fisik sentuhan ringan, massase untuk mengurangi rasa sakit, berbicara
dengan suara lemah lembut serta sopan; 4 Kebutuhan harga diri terdiri dari merawat dan menyusui bayinya sendiri, privasi ibu, pelayanan bersifat empati dan
simpati, informasi untuk setiap tindakan, pujian untuk hal positif 5 Kebutuhan aktualisasi diri terdiri dari memilih tempat persalinan, pendampingan, bounding
Universitas Sumatera Utara
and attachment, ucapan selamat atas kelahiran anaknya Sumarah, 2008 dalam Diah, 2012.
3. Konsep Kecemasan