Pengaturan Malpraktek Medis di Luar Hierarki Sistem Hukum

commit to user 1 Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. Pasal 37 1 Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan di Rumah Sakit harus mendapat persetujuan pasien atau keluarganya. Pasal 38 1 Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rahasia kedokteran 2 Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang- undangan Pasal 46 “Rumah Sakit wajib bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit” Pasal 62 “Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan Rumah Sakit tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000 lima milyar rupiah Pasal 63 1 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 tiga kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62. 2 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 tiga kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62. Ketentuan pidana terletak pada Pasal 62 dan Pasal 63. Bila pasal- pasal dalam UU Rumah Sakit dilanggar maka membuka jalan bagi timbulnya malpraktek medis, baik secara perdata, pidana maupun administrasi.

5. Pengaturan Malpraktek Medis di Luar Hierarki Sistem Hukum

Indonesia a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585MenkesPerIX1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik Pasal-Pasal yang berkaitan dengan malpraktek medis antara lain: commit to user Pasal 2 2 Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Pasal 3 1 Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Pasal 4 1 Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta. 2 Dokter harus memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak memberikan informasi. Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawatparamedik lainnya sebagai saksi. Pasal 6 1 Dalam hal tindakan bedah operasi atau tindakan invasif lainnya, informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi itu sendiri. Pasal 11 “Dalam hal pasien tidak sadarpingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun” Pasal 12 1 Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan tindakan medik. 2 Pemberian persetujuan tindakan medik yang dilaksanakan di rumah sakitklinik, maka rumah sakitklinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab. Pasal 13 “Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat izin praktiknya”. Bila pasal-pasal tersebut dilanggar maka membuka jalan bagi timbulnya malpraktek medis, baik secara perdata, pidana maupun administrasi.

b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

512MenkesPerIV2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran Pasal-pasal yang berkaitan dengan malpraktek medis: commit to user Pasal 2 2 Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib memiliki SIP. Pasal 14 1 Praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan hubungan kepercayaan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pasal 16 1 Pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Pasal 17 1 Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik perorangan wajib memasang papan nama praktik kedokteran. Pasal 18: 1 Dokter dan dokter gigi yang berhalangan melaksanakan praktik atau telah menunjuk dokter pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 3 wajib membuat pemberitahuan. Pasal 19: 1 Dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran harus sesuai dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki serta kewenangan lainnya yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. 2 Dokter dan dokter gigi, dalam rangka memberikan pertolongan pada keadaan gawat darurat guna penyelamatan jiwa atau pencegahan kecacatan, dapat melakukan tindakan kedokteran dan kedokteran gigi diluar kewenangannya sesuai dengan kebutuhan medis. Bila pasal-pasal tersebut dilanggar maka membuka jalan bagi timbulnya malpraktek medis, baik secara perdata, pidana maupun administrasi.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269MenkesPerIII2008 tentang Rekam Medis Pasal-pasal yang berkaitan tentang malpraktek medis: Pasal 5 3 Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajb membuat rekam medis. Pasal 6 “Dokter, dokter gigi danatau tenaga kesehatan tertentu bertanggungjawab atas catatan danatau dokumen yang dibuat pada rekam medis” Pasal 7 “Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis” commit to user Pasal 10 1 Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan” Pasal 14 “Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggungjawab atas hilang, rusak, pemalsuan, danatau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis” Bila pasal-pasal tersebut dilanggar maka membuka jalan bagi timbulnya malpraktek medis, baik secara perdata, pidana maupun administrasi.

6. Upaya Hukum Bagi Pasien Terhadap Malpraktek