Uji Multikolonearitas Hasil Analisis .1 Uji Normalitas

Grafik 4.3 Tahun 2011 Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari gambar grafik di atas. Jika data menyebar disekitar garis diagonal maka itu menunjukkan pola distribusi data normal, maka regresinya memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian, variabel independen dan variabel dependen yang digunakan telah terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Multikolonearitas

Uji multikolinearitas memiliki bahwa arti bahwa antara variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan yang sempurna. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika korelasinya signifikan. . Universitas Sumatera Utara Pengujian multikolonearitas dilakukan dengan melihat : 1. Nilai tolerance dan lawannya 2. VIF Variance Inflation Factor, nilai cut off tolerance 0.01 atau sama dengan nilai VIF 10. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 maka dapat dilihat hasilnya sebagai berikut. Tabel 4.9 Uji Multikolonearitas tahun 2009 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk tahun 2009 tidak terjadi multikolonearitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF diatas 10. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .045 .016 2.883 .034 WCT -.011 .008 -.477 -1.445 .208 .700 1.428 CT .005 .002 1.299 2.638 .046 .315 3.178 ART -.002 .002 -.558 -1.252 .266 .384 2.603 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Uji Multikolonearitas 2010 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di tahun 2010 untuk data olah tersebut telah terjadi multikolonearitas. Hal ini dapat dilihat dengan nilai VIFdiatas 10. Tabel 4.11 Uji Multikolonearitas 2011 Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2012 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .059 .020 2.960 .032 WCT -.011 .014 -.289 -.802 .459 .843 1.186 CT .008 .004 1.972 1.894 .117 .101 9.930 ART -.005 .003 -1.623 -1.563 .179 .101 9.878 a. Dependent Variable: ROA Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .038 .016 2.364 .064 WCT .004 .008 .165 .493 .643 .808 1.238 CT .007 .003 2.276 2.267 .073 .090 11.104 ART -.005 .002 -1.928 -1.919 .113 .090 11.124 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Dari tabel coefficient terlihat bahwa nilai VIF yaitu dominan jumlahnya berada di atas 10 sehingga masih dapat dianggap terjadi multikolonearitas atau tepatnya hanya strong collinearity.

4.2.3 Uji Heteroskesdastisitas