Pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss Terhadap Perusahaan yang Terdaftar di BEI
SKRIPSI
PENGARUH NOPAT, BIAYA MODAL, DAN GOODWILL IMPAIRMENT LOSS TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BEI
OLEH Artha Febriaty G M
100503091
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss Terhadap Perusahaan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menyerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2014
(3)
100503091 ABSTRAK
PENGARUH NOPAT, BIAYA MODAL, DAN GOODWILL IMPAIRMENT LOSS TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMIS PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss berpengaruh terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah NOPAT dan biaya modal berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan, sedangkan goodwill impairment loss tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan.
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss, secara bersama-sama, berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa NOPAT dan biaya modal berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, sedangkan goodwill impairment loss tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Nilai Tambah Ekonomis, NOPAT, Biaya Modal, Goodwill Impairment Loss
(4)
ABSTRACT
PENGARUH NOPAT, BIAYA MODAL, DAN GOODWILL IMPAIRMENT LOSS TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMIS PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
The problem of this research is the extent to which the effect of NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss on economic value added companies listed in Indonesia Stock Exchange. Its purpose is to determine whether NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss has effect on economic value added of companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The hypothesis of this study is that NOPAT and cost of capital have significant effect on economic value added companies, yet goodwill impairment loss has not.
The data used is secondary data that collected from official site of Indonesia Stock Exchange. This study employs a multiple linier regression to test hypothesis. It reveals that NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss, simultaneously, have effect on economic value added of companies, but the partial test shows that only NOPAT and cost of capital have significant effect to economic value added of companies.
Keywords: Economic Value Added, NOPAT, cost of capital, goodwill impairment loss
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menolong serta menyertai penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss terhadap Nilai Tambah Ekonomis Perusahaan yang Terdapat di BEI”. Adapun selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Makzum, M.Ec, Ac., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Firman Syarief, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberi bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik.
(6)
5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Orang tuaku tercinta, Bapak S. Manalu dan Ibu Suliah, serta adik-adikku, Baringin, Christian dan Dedi, juga keluarga besarku, yang selalu membantu, menyemangati, dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga buat karibku, Kak Frederina dan Susan, juga Vevy, Kak Grace, Maysarah, Kak Vivi, dan yang lain-lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk persahabatan dan dukungannya .
Sebagai manusia yang senantiasa memiliki kekurangan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan segala bentuk kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Oktober 2014 Penulis
Artha Febriaty G M NIM. 100503091
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….... i
ABSTR………...ii
KATA PENGAN………...iii
DAFTAR ISI………..v
DAFTAR TAB………...vii
DAFTAR GAMBAR……….viii
DAFTAR LAMPIRAN ………..ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………..1
1.2. Perumusan Masalah ………5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………5
1.3.1. Tujuan Penelian ………5
1.3.2. Manfaat Penelitian ……….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ……….7
2.1.1. Nilai Tambah Ekonomis (EVA) ………...7
2.1.2. Teori Nilai Tambah Ekonomis (EVA) ………...8
2.1.2.1.Struktur Modal dan Economic Value Added ..8
2.1.2.2.EVA dan MVA………...9
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi EVA ……. 10
2.1.3.1.Net Operating Profit After Tax (NOPAT) .... 10
2.1.3.2.Biaya Modal ………..…….10
2.1.4. Impairment Goodwill ………10
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………...12
2.3. Kerangka Konseptual ……….16
2.4. Hipotesis Penelitian ………18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……… 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………20
3.3 Batasan Operasional ………...20
3.4 Defenisi Operasional dan Variabel ……… 21
3.4.1 Variabel Dependen ………....21
3.4.2 Variabel Independen ……….22
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ………....25
(8)
3.5.2 Sampel ………. 26
3.6 Jenis dan Sumber Data ………....29
3.7 Metode Pengumpulan Data ……….……29
3.8 Metode Analisis Data ………….……….34
3.9 Teknik Analisis ………..……….30
3.9.1 Pengujian Asumsi klasik ………. 30
3.9.2 Pengujian Hipotesis ………..34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyajian Data ……….37
4.1.1. EVA ………..37
4.1.2. NOPAT ……….41
4.1.3. Biaya Modal ……… .45
4.1.4. Goodwill Impairment Loss ………....57
4.2. Analisis Data ……….……. 58
4.2.1. Uji Normalitas ………....63
4.2.2. Uji Heterokesdastisitas ……….. 65
4.2.3. Uji Autokorelasi ……….……65
4.2.4. Uji Multikolinearitas ……….…….66
4.3. Uji Hipotesis ……….. 67
4.3.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ………. 67
4.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T) ……… 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………70
5.2. Saran ………..70
DAFTAR PUSTAKA ………...72
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ………...14
3.1 Skala Pengukuran Variabel ………... 25
3. 2 Data Sampel Penelitian ……… 27
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan ………. 33
4.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan EVA ………….. 37
4.2 Rekapitulasi Perhitungan NOPAT ……….. 42
4.3 Rekapitulasi Perhitungan WACC ………... 45
4.4 Elemen-elemen Invested Capital ………..48
4.5 Rekapitulasi Perhitungan Invested Capital ……..51
4.6 Rekapitulasi Perhitungan Biaya Modal …………54
4.7 Rekapitulasi Goodwill Impairment Loss ………. 57
4.8 Rekapitulasi Variabel Penelitian ………...58
4.9 Descriptive Statistic ………..63
4.2.1.1 Uji Kolmogorov-Smirnov ………63
4.2.1.2 Pengujian Kolmogorov-Smirnov Baru …………64
4.2.3 Hasil Uji Durbin-Watson ………. 66
4.2.4 Kolinear Statistik ………. 66
4.3.1 Uji-F ……… 67
4.3.2 Uji-T ……… 68
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ……….16 4.2.2 Scatterplot ……….. 65
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Konstruksi Pengambilan Sampel ……… 75
2 Rekapitulasi Cost of Equity ……… 76
3 Perhitungan Cost of Debt ………... 80
4 Perhitungan ROIC……….83
5 Transformasi Variabel………. 86
(12)
100503091 ABSTRAK
PENGARUH NOPAT, BIAYA MODAL, DAN GOODWILL IMPAIRMENT LOSS TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMIS PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss berpengaruh terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah NOPAT dan biaya modal berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan, sedangkan goodwill impairment loss tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan.
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss, secara bersama-sama, berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa NOPAT dan biaya modal berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, sedangkan goodwill impairment loss tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Nilai Tambah Ekonomis, NOPAT, Biaya Modal, Goodwill Impairment Loss
(13)
ABSTRACT
PENGARUH NOPAT, BIAYA MODAL, DAN GOODWILL IMPAIRMENT LOSS TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMIS PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
The problem of this research is the extent to which the effect of NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss on economic value added companies listed in Indonesia Stock Exchange. Its purpose is to determine whether NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss has effect on economic value added of companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The hypothesis of this study is that NOPAT and cost of capital have significant effect on economic value added companies, yet goodwill impairment loss has not.
The data used is secondary data that collected from official site of Indonesia Stock Exchange. This study employs a multiple linier regression to test hypothesis. It reveals that NOPAT, cost of capital, and goodwill impairment loss, simultaneously, have effect on economic value added of companies, but the partial test shows that only NOPAT and cost of capital have significant effect to economic value added of companies.
Keywords: Economic Value Added, NOPAT, cost of capital, goodwill impairment loss
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan kegiatan ekonomi bergerak maju seiring dengan perkembangan jaman. Ekonomi sekarang tidak hanya berkutat pada proses produksi, distribusi, serta konsumsi, namun suatu proses kompleks antara tiap-tiap komponen dalam kegiatan ekonomi itu. Untuk menilai efektivitas kegiatan ekonomi dalam perusahaan diperlukan pemahaman terhadap laporan keuangannya. Analisis terhadap penilaian efektivitas kegiatan ekonomi perusahaan dilakukan dengan menilai kinerja perusahaan yang biasanya dilihat dari besar laba yang dihasilkan. Penilaian kinerja perusahaan sering dilakukan dengan analisis rasio yang terbagi menjadi rasio profitabilitas, leverage, aktivitas, dan likuiditas. Namun, penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain: (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansinya. (3) Rasio keuangan hanya mnggambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan (Munawir, 2002:110).
Akibat adanya perkembangan pemikiran-pemikiran dibidang manajemen, maka terciptalah suatu pendekatan atau metode baru untuk menilai kinerja suatu perusahaan yang memperhatikan kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditor dan pemegang saham), yang disebut dengan teknik pengukuran
(15)
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan keuangan di Amerika yang meyakini bahwa Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) adalah kunci dari penciptaan nilai perusahaan, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukannya di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang berhasil menciptakan kekayaan bagi para pemegang sahamnya (Hendrata, 2001: 4).
Di Indonesia sendiri, pengukuran EVA menjadi salah satu elemen penting untuk menilai kinerja perusahaan. Dalam sebuah berita yang dimuat di surat kabar online Warta Ekonomi (2012) bertajuk “Indonesia Best Companies 2012” pendekatan EVA dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian Best Companies Award. Metode EVA atau nilai tambah ekonomis perusahaan dianggap mampu mencerminkan keberhasilan manajemen perusahaan dengan mengukur nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode itu.
Nilai EVA, menurut Hassim (2013), berbeda dari angka laba bersih yang dihitung secara akuntansi biasa karena EVA merupakan angka keuntungan setelah dikurangi dengan biaya atas penempatan modal (cost of capital). Biaya modal (cost of capital) adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan investasi perusahaan.
Elemen lain yang akan mempengaruhi besaran nilai dari EVA adalah NOPAT (net operating profit after tax). Net operating profit after tax menurut Chan (2001 : 4), adalah pendapatan operasi (operating profit) yang bebas dari setiap dampak akibat struktur modal perusahaan.
(16)
Hal yang menarik di sini adalah keyataan bahwa setiap perusahaan yang menghasilkan pendapatan yang tinggi, belum tentu memiliki profitabilitas yang tinggi juga, yang kemudian akhirnya menunjukkan bahwa, nilai perusahaan belum bisa dipastikan hanya dengan melihat pendapatannya saja. Dalam tulisannya Chan menjelaskan hal ini dengan membandingkan Dell Computer dengan Microsoft, yang meskipun Microsoft memiliki margin laba bersih yang lebih besar dari Dell dengan nilai 40.2% sementara Dell hanya memiliki margin laba bersih sebesar 8.0% , namun Dell menghasilkan nilai yang lebih banyak dari nilai yang dihasilkan oleh setiap dollar invested capital dari Microsoft karena memiliki return on invested capital yang jauh melebihi (lebih dari dua kali lipat) Microsoft, hal itu mengindikasikan bahwa ada elemen dalam laba perusahaan yang tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan itu. Menurut Chan, elemen ini adalah penurunan nilai goodwill. Alasan mengapa penurunan nilai goodwill tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan diungkapkan oleh Chan (2001:5), yang menyatakan bahwa, “… Goodwill amortization is non-cash, non-tax deductible and non-operating item, therefore a non-factor when it comes to bussiness operation…” penurunan nilai goodwill bukanlah kas, tidak mempengaruhi pajak dan bukan merupakan item operasional, maka tidak akan mempengaruhi operasi bisnis, sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh AbuGhazaleh et al. (2012) goodwill impairment loss (rugi penurunan nilai goodwill) berpengaruh secara negatif signifikan terhadap nilai pasar (market value) perusahaan itu.
McLaren (2005:23) dalam laporan penelitiannya, menuliskan bahwa: “…Market Value Added related to EVA, can be thought of as the market value of
(17)
the firm (debt plus equity) less the book value, and alternatively, MVA is the present value of future EVAs discounted at the weighted average cost of capital (i.e. incorporates debt and equity.” Market Value Added berhubungan dengan EVA, bisa dianggap sebagai market value dari suatu perusahaan dikurangi dengan nilai bukunya, dan secara alternatif, MVA adalah present value dari future EVA yang dikurangkan dengan WACC. Hal itu menunjukkan bahwa, jika EVA berhubungan dengan MVA, dan goodwill impairment loss berhubungan dengan market value perusahaan, maka secara penelitian, goodwill impairment loss juga berhubungan dengan EVA. Namun hal ini menjadi tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan perbedaan tersebut, dirasa perlu untuk kemudian menguji kembali apakah benar goodwill impairment loss, bersama-sama dengan NOPAT dan biaya modalnya, tidak berpengaruh atau justru memberikan pengaruh pada nilai tambah ekonomis perusahaan (EVA) yang menjadi salah satu acuan investor menilai kinerja sebuah perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss. Berdasarkan uraian latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss Terhadap Nilai Tambah Ekonomis Perusahaan yang Terdaftar di BEI”.
1.1Perumusan Masalah
(18)
1. Apakah NOPAT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA perusahaan?
2. Apakah Biaya Modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA perusahaan?
3. Apakah Goodwill Impairment Loss memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA perusahaan?
4. Apakah NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss, secara simultan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA?
1.2Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh NOPAT terhadap EVA perusahaan. 2. Mengetahui pengaruh Biaya Modal terhadap EVA perusahaan. 3. Mengetahui pengaruh Goodwill Impairment Loss terhadap EVA
perusahaan.
4. Mengetahui pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss, secara simultan terhadap EVA perusahaan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
(19)
1. Bagi Penulis
Penulis akan mendapat kepastian dan tambahan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi EVA perusahaan. 2. Bagi Pihak yang Berkepentingan
Bagi pihak yang berkepentingan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan, khususnya mengenai pengaruh antara NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss dengan Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain
Bagi pihak lain sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pengaruh NOPAT, Biaya Modal, dan Goodwill Impairment Loss terhadap Nilai Tambah Ekonomis (EVA) perusahaan, sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1. Nilai Tambah Ekonomis (EVA)
Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: “EVA is equivalent to economic profits. It is residual income of a company by charging NOPAT (Net Operating Profit After Tax) with a capital charge. A company that generates positive EVA is said to be a value creator. A company that has negative EVA is said to be a value destroyer.” EVA (Nilai Tambah Ekonomis) adalah ekuivalen dengan keuntungan ekonomisnya. Dia adalah pendapatan residu dari sebuah perusahaan dengan mengurangkan NOPAT dengan biaya modal. Sebuah perusahaan yang menghasilkan EVA yang bernilai positif adalah value creator, dan sebaliknya. Dari pengertian itu dapat diketahui bahwa salah satu kriteria perusahaan yang baik adalah mereka yang memiliki EVA bernilai positif, dan tinggi. EVA positif menunjukkan bahwa perusahaan itu memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai (keuntungan) dalam kegiatan operasinya, dan hal ini seharusnya dijadikan indikator untuk menentukan bagaimana sebenarnya kinerja perusahaan itu oleh investor.
Menurut Chan (2001:11), nilai EVA bisa didapat dengan mengurangkan return on invested capital dengan biaya modal rata-rata tertimbangnya, kemudian dikali dengan invested capital perusahaan.
(21)
Rumusnya yaitu:
EVA = (ROIC – WACC) x IC Dimana
EVA = Nilai tambah ekonomis ROIC = Return on invested capital WACC = Weighted average cost of capital IC = Invested Capital
2.1.2. Teori Nilai Tambah Ekonomis (EVA)
2.1.2.1. Struktur Modal dan Economic Value Added
Struktur modal adalah nilai sumber dana jangka panjang (dalam bentuk kewajiban dan ekuitas) yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode laporan. Menurut Warsono (2003:236), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan di masa yang akan datang
2. Struktur kompetitif dalam industri 3. Struktur asset dari perusahaan sendiri 4. Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan
5. Status kendali dari para pemilik dan manajemen
6. Sikap para kreditor modal terhadap industri dan perusahaan 7. Posisi pajak perusahaan
(22)
8. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan modal dalam kondisi yang tidak baik.
9. Konservatisme dan agresivitas manajerial.
Pengukuran EVA dipercaya mampu untuk memberikan gambaran yang lebih dekat pada sisi manajerial dan menghitung besar nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan dalam suatu periode laporan yang menjadi bagian dalam faktor yang mempengaruhi struktur modal. Hasil penelitian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran EVA menurut Rudianto (2006:348) dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu:
1) Nilai EVA > 0 atau EVA bernilai positif.
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2) Nilai EVA = 0
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada pada titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi juga tidak mengalami kemajuan secara ekonomi.
3) Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif.
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan. Dalam arti laba yang dihasilkan tidak memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham (investor).
(23)
Menurut Chan (2001:11) Market Value Added (MVA) digambarkan sebagai present value dari seluruh future EVA. MVA adalah selisih antara nilai pasar suatu perusahaan pada tahun tertentu dengan nilai pasar pada tahun sebelumnya. Jika digambarkan maka akan menjadi:
���= � ���� (1 +����)�
Dengan rumus di atas, dapat diketahui bahwa memang EVA dan MVA berkaitan erat.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi EVA 2.1.3.1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Net operating profit after tax menurut Chan (2005 : 4), adalah pendapatan operasi (operating profit) yang bebas dari setiap dampak akibat struktur modal perusahaan. NOPAT adalah cara terbaik untuk mengukur unit penghasil kas (cash generated). NOPAT bisa diketahui dari selisih antara pendapatan dengan depresiasi dan biaya operasional yang di dalamnya termasuk biaya pajak (McLaren 2005:15).
2.1.3.2. Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan investasi perusahaan. Berdasarkan keterangan yang dikutip dari Chan (2001 : 10) dalam tulisannya, biaya modal dapat dihitung dengan mengalikan biaya rata-rata tertimbang kapital dengan invested capital. Invested capital adalah total aset tetap dan aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar dan kas (Damodaran 2007:10). Dalam penelitian ini,
(24)
invested capital yang diambil adalah rata-rata invested capital dalam tahun yang diamati.
2.1.4. Goodwill impairment Loss
Menurut Stice et al. (2009 : 811), goodwill adalah angka residu, nilai dari seluruh sinergi dari suatu usaha yang berjalan yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik dengan faktor tak berwujud lainnya, diakui hanya ketika ia dibeli sebagai bagian dari akuisisi perusahaan lain. Goodwill timbul dari selisih nilai yang dibayarkan dalam akuisisi dengan nilai pasar perusahaan yang diakuisisi dan diklasifikasikan sebagai bagian dari intangible asset. Standar pencatatan goodwill yang lama mengharuskan pengamortisasian goodwill maksimal 40 tahun. Hal ini, menimbulkan kehawatiran tersendiri bagi para pelaku akuisisi. Mereka menghawatirkan bahwa pengakuan goodwill yang jumlahnya tidak sedikit akan berpengaruh terhadap laba perusahaan mereka. Akibatnya hingga tahun 2001, banyak perusahaan merasa perlu berhati-hati melakukan akuisisi perusahaan untuk menghindari kewajiban pengakuan goodwill. Kemudian timbullah suatu kebijakan bahwa goodwill tidak akan diamortisasi, melainkan diuji nilainya setiap tahun dibawah naungan U.S GAAP FAS 142 yang dikeluarkan pada Juni 2001. Setiap kerugian atas penurunan nilai itu dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan dan nilai goodwill yang telah disesuaikan dicatat dalam laporan neraca, hal ini membuat Goodwill sebagai aset yang masa manfaatnya tidak dapat
(25)
ditentukan. Ketentuan impairment goodwill dalam IFRS sendiri diatur dalam IFRS 3 tentang Kombinasi Bisnis.
Di Indonesia sendiri, ketentuan terhadap pencatatan goodwill tertuang dalam PSAK 22 (REVISI 2010) yang mengharuskan sejak tanggak 1 Januari 2011, perusahaan menghentikan amortisasi goodwill, mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi goodwill terkait, dan melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009), “Penurunan nilai aset.” Pengujian penurunan nilai atas goodwill dilakukan secara tahunan (pada tanggal 31 Desember) oleh perusahaan-perusahaan di BEI yang sesuai dengan PSAK 22 yang mengadopsi IFRS. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap unit penghasil kas (UPK) atau kelompok UPK dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Abughazaleh et. al. (2012) mengatakan bahwa goodwill impairment loss yang dilaporkan berhubungan negatif dan siginifkan dengan nilai pasar perusahaan. Hal ini dikarenakan para investor memasukkan penurunan nilai goodwill ini ke dalam kriteria penilaian perusahaan mereka. Meskipun beberapa kritik terkait dengan goodwill impairment loss ini mengatakan bahwa hal ini memungkinkan para manajer melakukan tindakan-tindakan terselubung dalam memanipulasi nilai perusahaan (karena penentuan nilai pasar untuk
(26)
hal-hal intangible seperti goodwill ini cenderung spekulatif), hal ini sepertinya tidak terlalu dihiraukan oleh investor.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah tinjauan terdahulu yang diuraikan sebagai berikut:
• AbuGhazaleh, Naser M. et al., (2012) melakukan penelitian yang berjudul “The Value Relevance of Goodwill Impairments: UK Evidence”. Penelitian ini menggunakan book value of equity, pretax profit, carrying value of goodwill, serta goodwill impairment loss sebagai variabel independennya, serta market value of equity sebagai variabel dependennya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa book value, pretax profit, dan carrying value of goodwill memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan dengan market value. Sementara itu, goodwill impairment loss menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan terhadap market value of equity.
• Sastamoinen, Jani et.al. (2011) melakukan penelitian berjudul “Reasons for Goodwill Impairments under the IFRS-Finnish Evidence”.
Penelitian ini menggunakan variabel book to market ratio, equity ratio, fixed asset growth, market capitalization, return on asset, serta trading volume ratio untuk menguji keterkaitan goodwill dengan keenam hal itu. Hasilnya adalah bahwa book to market ratio serta volume perdagangan atas saham perusahaan yang tinggi meningkatkan
(27)
kemungkinan pembebanan impairment. Hal ini mengarahkan pada suatu kesimpulan bahwa informasi akuntansi, termasuk pengungkapan impairment loss goodwill, mempengaruhi nilai perusahaan.
• Petersen, Christian (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Is Goodwill Value Relevance – Dannish Persepective” berusaha mencari tahu dampak goodwill dan penurunan nilai goodwill terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan variabel antara lain earning before extraordinary, non-goodwill assets for company, book value of goodwill, dan book value of liability serta stock price for company. Berdasarkan penelitian ini, Petersen mengungkapkan bahwa para investor Denmark menganggap goodwill dipersepsikan sebagai aset sementara penurunan nilai goodwillnya memiliki tanggapan yang beragam.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Naser M.
AbuGhazaleh, Osama M. Al-Hares, Ayman E. Haddad
(2012)
The Value Relevance of Goodwill
Impairments: UK Evidence
Variabel dependen: Market value of equity. Variabel independen: book value of equity, pretax profit carrying value of goodwill, serta
Impairment Goodwill berhubungan secara
negatif dan mempengaruhi secara
signifikan dalam market value
(28)
goodwill impairment loss.
perusahaan yang terdapat di UK.
2 Jani
Sastamoinen
dan Kati Pajunen
(2011)
Reasons for goodwill
Impairments under IFRS-Finnish
Evidence
Variabel dependen: goodwill impairment.
Variabel independen: book to market ratio, equity ratio, fixed asset
growth, market capitalization, return on
asset, serta trading volume ratio.
Book to market rasio
serta volume perdagangan saham perusahaan yang tinggi meningkatkan kemungkinan
pembebanan atas penurunan nilai.
3 Christian Petersen
(2002)
“Is Goodwill Value Relevan – Dannish Persepective”
Variabel dependen: stock price for company Variabel independen:
earning before extraordinary,
non-goodwill assets for company, book value of goodwill, dan book value of liability
Goodwill
dipersepsikan sebagai
aset sementara penurunan nilai goodwillnya memiliki tanggapan yang beragam.
(29)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
X : Variabel Bebas, yaitu NOPAT, biaya modal, dan impairment goodwill. Y : Variabel Terikat, yaitu Economic Value Added (EVA).
: Pengaruh Biaya Modal (X2)
Goodwill Impairment Loss (X3)
EVA (Y) NOPAT (X1)
(30)
Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu NOPAT, biaya modal, serta Impairment Goodwill, dan variabel dependen yaitu Economic Value Added (EVA).
Nilai tambah ekonomis (EVA) adalah sebuah keuntungan residu yang diperoleh dengan mengurangkan pendapatan bersih setelah pajak (NOPAT) dengan biaya modalnya, dan telah menjadi salah satu kriteria penilaian para investor terhadap kinerja perusahaan yang akhir-akhir ini menjadi tren sejak dipopulerkan oleh Stern Stewart. Informasi yang diberikan dari hasil analisis EVA, memungkinkan para investor mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan nilai dalam kegiatan bisnisnya.
Nilai tambah tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan di atas biaya modal perusahaan. Keuntungan berhubungan dengan besaran pendapatan perusahaan. NOPAT adalah pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan, maka dapat diduga bahwa NOPAT berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tambah ekonomis (EVA) perusahaan.
Biaya modal, menurut Chan (2001:8) adalah biaya yang merefleksikan opportunity cost untuk kewajiban dan ekuitas pemilik, yang dibebankan dalam kontribusinya pada struktur modal perusahaan. Biaya ini akan mengurangi pendapatan perusahaan yang juga akhirnya menjadi faktor pengurang nilai tambah yang dihasilkan. Berdasarkan hal itu, dapat ditarik sebuah hipotesis bahwa biaya modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tambah ekonomis (EVA) perusahaan.
(31)
Sedangkan goodwill impairmeht loss adalah penurunan nilai goodwill yang dilaporkan, yang merupakan selisih antara fair value di awal periode dengan saat dilakukan uji nilai. Goodwill impairment loss bukan merupakan beban yang mempengaruhi kas, tidak mempengaruhi pajak, dan bukan merupakan item operasional perusahaan, maka goodwill impairment loss dianggap tidak relevan dengan EVA, yang pada hakikatnya berfungsi sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai. Berdasarkan hal itu dapat diduga bahwa goodwill impairment loss tidak berpengaruh secara signifikan dengan nilai tambah ekonomis perusahaan meskipun impairment goodwill berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaannya.
2.3 Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti melalui teori-teori yang telah dipaparkan berkaitan dengan masalah itu. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris (Erlina, 2008 : 49). Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang dijelaskan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1 : NOPAT berpengaruh signifikan dengan nilai tambah ekonomis (EVA) perusahaan.
H2 : Biaya modal berpengaruh signifikan dengan nilai tambah ekonomis (EVA) perusahaan.
(32)
H3 : Goodwill impairment loss tidak berpengaruh dengan nilai tambah ekonomis (EVA) perusahaan.
H4 : NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss berpengaruh signifikan secara simultan dengan nilai tambah (EVA) perusahaan.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss, oleh sebab itu penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis research).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan melalui media internet pada situs Bursa Efek Indonesia yaitu dan waktu penelitian yang dilakukan peneliti mulai Juni 2014 hingga Juli 2014.
Alasan penulis mengambil mereka sebagai objek penelitian adalah: Entitas yang ada di bursa efek Indonesia umumnya telah mengikuti / mengadopsi sistem pencatatan tentang impairment terhadap goodwill, sehingga penelitian terhadap goodwill impairment loss dianggap penting.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
(34)
3.4 Definisi Operasional dan Variabel
Menurut Erlina (2008 : 57), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan economic value added (EVA) sebagai variabel dependen dan menggunakan NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss sebagai variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam konsep penelitian posisi kedua variabel ( variabel bebas ataupun variabel terikat), selain tergantung pada konsep teoretis peneliti, juga tergantung bagaimana sudut pandang peneliti dalam memandang konsep teoretis yang ada (Idrus: 2009:79). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tambah ekonomis (economic value added) yaitu nilai mengindikasikan besarnya value creator suatu perusahaan. Rumus EVA diambil dari Chan (2001:10) sebagai berikut.
EVA = (ROIC – WACC) x IC
Di mana:
(35)
ROIC : Return on invested capital yang diperoleh dengan membagi NOPAT dengan IC perusahaan.
IC : Invested Capital
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2008 : 59). Variabel independen pada penelitin ini terdiri atas :
(1) Net Operating Profit After Tax
Dalam penelitian ini, NOPAT dihitung dengan menggunakan rumus penentuan EVA oleh perusahaan yang diteliti dalam McLaren (2005:15), yaitu sebagai berikut:
Revenue xxx
Minus: Depreciation xxx
Operating Expenses xxx (xxx) Net operating profit before taxes xxx
Cash Operating Taxes (xxx)
NOPAT xxx
(2) Biaya Modal
Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan modal yang dimiliki entitas yang diperoleh dengan mengalikan biaya modal rata-rata tertimbang dengan invested capitalnya. Biaya modal
(36)
rata-rata tertimbang sendiri dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Chan (2001:8) :
����=��(1− ��) �
(�+��)+��� �� (�+��) Dimana:
rD : Cost of debt
tc : Corporate tax rate
D : Total debt EL : Total equity rE
L
: Cost of equity
WACC: Weighted Average Capital Cost
Invested capital adalah total aset tetap dan aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar dan kas (Damodaran 2007:10), yang jika dirumuskan ditulis sebagai berikut:
Current asset xxx
Fixed asset xxx
Current liabilities (xxx)
Cash (xxx)
Invested Capital xxx
Invested capital yang digunakan dalam penelitian ini adalah invested capital rata-rata, yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
������ − ����= ����ℎ������������+����ℎ������������ 2
(37)
Setelah diketahui berapa besar jumlah dari WACC dan invested capital rata-ratanya, langkah selanjutnya adalah menentukan biaya modalnya dengan rumus:
Biaya modal = WACC X invested capital
(3) Goodwill impairment loss
Goodwill impairment loss adalah penurunan nilai goodwill dalam satu periode laporan. Goodwill timbul dari selisih nilai yang dibayarkan dalam akuisisi dengan nilai pasar perusahaan yang diakuisisi dan diklasifikasikan sebagai bagian dari intangible asset. Goodwill impairment loss diakui jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya.
Goodwill impairment loss = Jumlah tercatat goodwill – jumlah terpulihkan goodwill
(38)
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Variabel Penelitian Indikator Formula Skala
Economic Value Added
(Variabel Dependen)
EVA (ROIC – WACC) x IC Nominal
Net Operating Profit After Tax
(Variabel Independen)
NOPAT Sales – (Depreciation + operating expenses) – cash operating taxes
Nominal
Biaya Modal
(Variabel Independen)
Biaya Modal WACC X invested capital Nominal
Goodwill impairment loss
(Variabel Independen)
Goodwill Impairment
Loss
Jumlah tercatat goodwill – jumlah terpulihkan goodwill (Syarat: jumlah tercatat > jumlah
terpulihkan)
Nominal
Sumber: Hasil Olahan Penulis
3.5Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008 : 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
(39)
adalah perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI yang berjumlah 492.
3.5.2 Sampel
Sudjana (2002: 142) mengatakan:
Dalam hal populasi tak hingga, ialah populasi berisikan tidak terhingga banyak objek, sudah jelas sensus tak mungkin dilakukan. Juga mengingat populasi tak hingga pada dasarnya hanya konseptual sukarlah untuk melakukan sensus terhadapnya. Meskipun kita punya populasi terhingga, sensus belum tentu selalu bisa dilaksanakan. Ambillah populasi berukuran 5 milyar objek. Praktiskah mencatat segala karakteristik ke-5 milyar objek tersebut? Bagaimana cara menganalisis data sebanyak itu?
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008 : 75).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling (sampling bertujuan) dimana pengambilan sampel dilakukan dengan suatu kriteria tertentu. Dalam pengambilan sampel ini, entitas yang termasuk dalam entitas keuangan diabaikan karena memiliki sistem pencatatan yang berbeda dibanding dengan jenis entitas lain. Entitas yang laporan keuangannya tidak dalam rupiah juga diabaikan untuk memudahkan pemrosesan data.
Kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
(1) Perusahaan yang bukan merupakan bagian dari industri keuangan. (2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dan
(40)
(3) Perusahaan yang memiliki goodwill positif di neraca dalam laporan keuangannya.
(4) Perusahaan yang menggunakan rupiah dalam laporan keuangannya. Tabel 3.2
Data Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3 4
1 ABBA Mahaka Media Tbk √ √ √ √
2 AKRA AKR Corporindo Tbk √ √ √ √
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk √ √ √ √
4 ASGR Astra Graphia Tbk √ √ √ √
5 BIPI Benakat Integra Tbk √ √ √ √
6 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ √ √
7 BMTR Global Mediacom Tbk √ √ √ √
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ √
9 BWPT BW Plantation Tbk √ √ √ √
10 DILD Intiland Development Tbk √ √ √ √
11 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ √
12 EMDE Megapolitan Developments Tbk √ √ √ √
13 FREN Smartfren Telecom Tbk √ √ √ √
14 GREN Evergreen Invesco Tbk √ √ √ √
15 HMSP HM Sampoerna Tbk √ √ √ √
16 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ √
17 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √
18 JIHD Jakarta International Hotels & Development Tbk √ √ √ √ 19 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk √ √ √ √
20 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ √
(41)
22 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk √ √ √ √
23 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk √ √ √ √
24 MDRN Modern Internasional Tbk √ √ √ √
25 MNCN Media Nusantara Citra Tbk √ √ √ √
26 PANR Panorama Sentrawisata Tbk √ √ √ √
27 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √ √ √ √
28 SMAR SMART Tbk √ √ √ √
29 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √
30 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk √ √ √ √
31 TRIO Trikomsel Oke Tbk √ √ √ √
32 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk √ √ √ √
33 WIKA Wijaya Karya Tbk √ √ √ √
34 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk √ √ √ √
35 PBRX Pan Brothers Tbk √ √ √ √
36 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ √
37 HERO Hero Supermarket Tbk √ √ √ √
38 ASII Astra International Tbk √ √ √ √
39 COWL COWELL DEVELOPMENT Tbk √ √ √ √
40 BNBR Bakrie & Brothers Tbk √ √ √ √
41 WEHA Panorama Transportasi Tbk √ √ √ √
42 CENT Centrin Online Tbk √ √ √ √
43 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √
44 AALI Astra Agro Lestari Tbk √ √ √ √
45 BHIT PT Bhakti Investama Tbk. √ √ √ √
46 SULI PT SLJ Global Tbk √ √ √ √
47 GZCO Gozco Plantations Tbk √ √ √ √
48 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ √
(42)
Perusahaan yang terpilih menjadi sampel sebanyak 48 perusahaan dengan tahun pengamatan 2 tahun, menghasilkan sampel menjadi 96.
3.6Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diukur dalam skala numerik. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dalam bentuk dokumentasi nilai beta perusahaan yang diambil dari web side www.reuters.com, market risk premium yang didasarkan pada survey Damodaran pada 2012, serta laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yait
3.7Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara NOPAT, biaya modal, dan goodwill impairment loss dengan nilai tambah ekonomis perusahaan pada perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan mengamati laporan keuangan entitas tahun 2011-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi.
Teknik pengumpulan datanya adalah dengan metode dokumentasi, Yaitu dengan menggumpulkan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dan informasi lainnya yang terkait dengan economic value added perusahaan.
(43)
Setelah data diperoleh, penganalisisan data dilakukan sebagai berikut: 1. Menyajikan data perusahaan yang dianalisis, yang terdiri
dari EVA, NOPAT, Biaya modal, dan goodwill impairment lossnya.
2. Menganalisis data variabel.
3. Melakukan uji persyaratan analisis. 3.8Metode Analisis Data
Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing – masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan.
3.9Teknik Analisis
3.9.1 Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan untuk melihat kenormalan data adalah analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
(44)
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho = Data residual tersdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik
maka Ho diterima, yang berarti dat terdistribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Nilai sig. Atau signifikan atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi adalah tidak normal.
b. Nilai sig. Atau signifikan atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi adalah normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006 : 105), Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
(45)
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2008 : 106). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya
(46)
intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan
Metode Durbin-Watson
Kriteria Pengujian
Kesimpulan Keputusan
0 < d < dl Terjadi autokorelasi positif Tolak
dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan 4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negatif Tolak
4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokoelasi negatif Tidak ada keputusan du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi positif atau
negatif
Tidak ditolak
Sumber : (Ghozali, 2006 : 96) d. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006 : 91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance (TOL) mengukur
(47)
variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006 : 92).
3.9.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2008 : 93). Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis linear berganda, yang dapat dinyatakan dengan :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = Struktur Modal pada tahun t X1 = Struktur Aset
X2 = Profitabilitas
X3 = Ukuran Perusahaan
(48)
X5 = Likuiditas
b1, b2, b3, b4 , b5 = koefisien regresi
e = disturbance error
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (uji-f) adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Tahap pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variable independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha : b1 = b2 = b3 = b4 = 0=, berarti ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F). 3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.
4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :
(49)
• Jika nilai sig F > 0.05, maka Ho diterima, artinya variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
• Jika nilai sig F ≤ 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tahap pengujian adalah sebagai berikut :
1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F). 3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.
4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :
• Ho ditolak, Ha diterima yaitu bila nilai signifikan kurang dari tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen atau,
(50)
• Ho tidak ditolak, Ha tidak diterima yaitu bila nilai signifikan lebih dari tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
(51)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Penyajian Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilaksanakan dengan mengamati laporan keuangan dan informasi-informasi lain terkait EVA perusahaan, maka diperoleh data sebagai berikut.
4.1.1. EVA
Perhitungan EVA didasarkan pada pendekatan yang dikemukakan oleh Chan (2001:10). Tabel di bawah ini memperlihatkan perhitungan EVA untuk 48 entitas terpilih selama 2 tahun pengamatan.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Perhitungan EVA
No. Nama Average Invested Capital (IC)
ROIC WACC
ROIC-WACC
EVA
[(ROIC-WACC) X IC]
2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2,011 2,012
1 Mahaka Media Tbk
52,013,86 4,661
42,691,656,08 1
4.63% 24.45% 6.12 %
5.80 %
-1.49 %
18.65 %
-774,918,5 63
7,961,387,2 79
2 AKR Corporindo Tbk
2,648,065, 372,000
3,091,731,314 ,500
21.92% 21.49% 5.87 %
4.55 %
16.05 %
16.94 %
424,974,8 65,765
523,638,50 9,692
3 Aneka Tambang (Persero) Tbk
4,887,813, 233,000
5,501,478,476 ,000
30.89% 12.21% 8.38 %
7.76 %
22.51 %
4.45 %
1,100,229, 337,142
244,918,37 5,223
4 Astra Graphia Tbk 256,281,5 00,000
357,829,500,0 00
49.43% 47.59% 6.89 %
6.83 %
42.54 %
40.76 %
109,013,1 34,895
145,856,44 5,603
(52)
5 Benakat Integra Tbk 263,084,0 00,000 247,205,500,0 00
2.11% 3.64% 7.88 % 6.60 % -5.77 % -2.97 % -15,178,36 8,030 -7,330,866,3 99
6 Bintang Mitra Semestaraya Tbk -21,519,36 7,465 54,518,631,16 5 -185.21%
9.09% 2.86 % 2.58 % -188.0 7% 6.51 % 40,471,51 3,575 3,547,443,4 96
7 Global Mediacom Tbk
5,557,430, 000,000
8,902,673,000 ,000
25.52% 20.69% 9.23 % 8.17 % 16.28 % 12.51 % 904,922,4 97,974 1,113,865,7 04,356
8 Bumi Serpong Damai Tbk 169,648,6 21,105 -649,055,267,8 82
424.65%
-165.42% 9.19 % 8.08 % 415.4 6% -173.5 0% 704,829,8 60,421 1,126,109,4 59,324
9 BW Plantation Tbk
177,460,3 68,000
397,511,629,5 00
204.11% 78.73% 4.67 % 3.60 % 199.4 5% 75.13 % 353,939,0 23,253 298,667,05 9,062
10 Intiland
Development Tbk
1,195,194, 416,027
820,577,490,5 32
11.77% 27.75% 9.36 % 8.86 % 2.42 % 18.90 % 28,882,76 8,150 155,050,59 7,066
11 Bakrieland Development Tbk
4,150,276, 789,742
2,996,454,989 ,677
5.18% 19.65% 8.01 % 8.94 % -2.83 % 10.71 % -117,407,6 77,373 321,054,43 6,775
12 Megapolitan Developments Tbk -134,608,9 51 61,717,821,40 0 -5858.19 %
7.89% 6.96 % 6.38 % -5865. 16% 1.51 % 7,895,027, 877 929,543,02 7
13 Smartfren Telecom Tbk
4,014,209, 887,094
6,931,041,128 ,331
-41.51% -17.34% 4.09 % 4.43 % -45.60 % -21.77 % -1,830,279, 257,802 -1,508,827,2 48,142
14 Evergreen Invesco Tbk
430,926,3 55,272
463,509,234,6 81
2.37% 2.75% 3.69 % 3.43 % -1.32 % -0.68 % -5,690,103, 576 -3,144,971,8 91
15 HM Sampoerna Tbk
7,565,494, 500,000
10,412,751,50 0,000
107.12% 96.16% 4.93 % 4.30 % 102.1 9% 91.86 % 7,730,894, 632,976 9,565,324,1 23,575
16 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3,487,349, 500,000 4,212,777,000 ,000
56.10% 50.60% 7.50 % 6.65 % 48.61 % 43.94 % 1,695,113, 593,371 1,851,268,5 82,310
17 Indofood Sukses Makmur Tbk
11,529,53 0,000,000
13,548,768,00 0,000
47.55% 40.57% 7.31 % 6.66 % 40.24 % 33.91 % 4,639,100, 865,300 4,594,075,6 32,742
(53)
18 Jakarta International Hotels & Development Tbk 1,693,505, 303,500 2,057,153,445 ,000
4.16% 4.99% 10.17 % 8.85 % -6.01 % -3.86 % -101,740,4 82,866 -79,431,860, 633
19 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 53,439,83 2,464 246,233,975,5 38
308.40% 84.59% 3.83 % 3.67 % 304.5 7% 80.92 % 162,762,8 67,331 199,248,13 1,586
20 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
4,074,675, 500,000
5,018,192,000 ,000
21.54% 26.60% 8.93 % 8.24 % 12.61 % 18.36 % 514,019,4 68,625 921,141,09 8,931
21 Jasa Marga Tbk
-2,893,931, 386,500
-4,718,296,663 ,000
-60.40% -47.29% 0.15 % 0.35 % -60.55 % -47.64 % 1,752,253, 074,077 2,247,811,0 93,182
22 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
644,065,0 75,203
488,184,552,1 15
31.12% 45.80% 4.58 % 3.88 % 26.54 % 41.92 % 170,935,8 35,489 204,638,75 1,517
23 Mitra Adiperkasa Tbk
1,387,305, 441,500
1,676,843,286 ,500
35.88% 36.32% 7.64 % 6.69 % 28.24 % 29.63 % 391,818,4 97,640 496,812,10 4,940
24 Modern
Internasional Tbk
414,392,0 07,971
535,399,466,7 45
20.08% 18.17% 7.73 % 9.81 % 12.35 % 8.36 % 51,171,83 2,065 44,771,238, 933
25 Media Nusantara Citra Tbk
3,739,559, 000,000
5,449,972,500 ,000
31.72% 30.48% 11.17 % 10.38 % 20.55 % 20.10 % 768,556,6 52,135 1,095,198,7 64,041
26 Panorama Sentrawisata Tbk
229,534,3 24,000
311,002,036,0 00
16.41% 17.78% 4.98 % 4.45 % 11.43 % 13.33 % 26,224,83 9,052 41,457,776, 254
27 Plaza Indonesia Realty Tbk
1,391,015, 625,000
1,083,769,912 ,500
10.18% 30.96% 8.71 % 8.49 % 1.47 % 22.47 % 20,436,55 3,042 243,523,36 0,231
28 SMART Tbk 6,756,054, 500,000
8,096,446,500 ,000
25.13% 30.21% 5.80 % 5.65 % 19.33 % 24.56 % 1,305,962, 921,368 1,988,474,3 88,156
29 Holcim Indonesia Tbk
7,360,109, 440,585
8,774,031,500 ,000
15.92% 16.76% 8.36 % 7.83 % 7.56 % 8.93 % 556,256,3 55,137 783,336,71 7,850
30 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 222,333,5 00,000 -50,127,500,00 0
238.66%
-1915.70 % 5.11 % 3.93 % 233.5 5% -1919. 63% 519,251,9 54,247 962,261,82 7,359
(54)
31 Trikomsel Oke Tbk 883,104,3 38,202 1,288,442,430 ,862
59.42% 48.14% 4.95 % 5.71 % 54.48 % 42.43 % 481,077,9 59,486 546,690,40 5,994
32 Bakrie Sumatera Plantations Tbk
4,974,094, 476,000
7,550,176,452 ,048
14.44% 3.82% 7.39 % 6.52 % 7.05 % -2.70 % 350,853,3 69,773 -203,783,95 5,353
33 Wijaya Karya Tbk 3,571,991, 572,000
3,491,210,832 ,000
13.73% 18.16% 3.61 % 3.36 % 10.11 % 14.80 % 361,275,0 55,042 516,810,78 1,803
34 Elang Mahkota Teknologi Tbk
943,365,7 67,000
1,410,915,995 ,500
95.17% 72.46% 8.87 % 8.79 % 86.30 % 63.67 % 814,095,6 02,321 898,316,64 7,299
35 Pan Brothers Tbk 407,066,0 55,978
587,087,482,1 22
18.12% 18.03% 4.85 % 4.08 % 13.27 % 13.95 % 54,030,75 9,121 81,891,787, 940
36 Astra Otoparts Tbk
1,604,046, 500,000
1,842,678,000 ,000
24.29% 19.36% 8.81 % 7.74 % 15.48 % 11.61 % 248,362,4 41,773 213,957,66 1,760
37 Hero Supermarket Tbk
973,093,0 00,000
1,160,327,500 ,000
29.58% 28.52% 4.02 % 3.17 % 25.56 % 25.35 % 248,759,1 45,974 294,141,93 9,739
38 Astra International Tbk
7,390,500, 000,000
15,350,000,00 0,000
193.03% 103.56% 5.85 % 5.53 % 187.1 7% 98.02 % 13,833,02 3,453,567 15,046,711, 656,112
39 COWELL DEVELOPMENT Tbk -56,419,87 3,314 41,054,510,52 8
-41.40% 147.90% 4.58 % 6.06 % -45.99 % 141.8 4% 25,945,14 6,223 58,231,099, 112
40 Bakrie & Brothers Tbk
9,968,497, 143,000
3,552,425,800 ,000
0.06% 0.13% 5.17 % 5.91 % -5.11 % -5.77 % -509,601,8 75,208 -205,144,75 4,621
41 Panorama Transportasi Tbk
112,731,3 33,924
170,084,805,2 16
15.91% 14.91% 6.35 % 5.64 % 9.56 % 9.27 % 10,777,02 2,017 15,766,502, 777
42 Centrin Online Tbk
29,869,98 6,131
40,387,944,86 9
4.90% -11.48% 5.48 % 4.00 % -0.58 % -15.48 % -172,010,7 41 -6,252,338,6 33
43 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4,841,261, 000,000 7,420,935,500 ,000
49.73% 37.37% 9.91 % 8.88 % 39.81 % 28.49 % 1,927,485, 537,275 2,114,115,9 38,306
44 Astra Agro Lestari Tbk
2,693,158, 500,000
3,423,109,500 ,000
88.99% 75.67% 6.45 % 5.29 % 82.55 % 70.38 % 2,223,114, 528,126 2,409,185,1 09,436
45 PT Bhakti Investama Tbk.
6,089,946, 500,000
10,362,928,50 0,000
23.90% 19.82% 8.32 % 7.45 % 15.58 % 12.37 % 948,821,5 07,507 1,282,058,3 09,575
(55)
46 PT SLJ Global Tbk
41,702,81 8,071
-213,000,454,3 35
-303.09%
73.10% 4.31 %
2.11 %
-307.4 0%
71.00 %
-128,194,2 10,743
-151,220,01 1,824
47 Gozco Plantations Tbk
237,443,5 52,561
305,092,191,4 22
32.95% 21.14% 7.20 %
6.54 %
25.75 %
14.60 %
61,140,91 4,489
44,554,216, 886
48 Eterindo Wahanatama Tbk
64,714,52 9,241
102,470,852,3 57
85.47% 35.33% 5.05 %
4.38 %
80.42 %
30.95 %
52,042,10 6,389
31,715,703, 932
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Invested capital yang digunakan adalah average invested capital, hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa bukan hanya capital awal saja yang mampu menambah nilai, melainkan capital yang bertambah sepanjang periode pelaporan (McLaren 2005).
4.1.2. NOPAT
NOPAT bisa diketahui dari selisih antara pendapatan dengan depresiasi dan biaya operasional yang di dalamnya termasuk biaya pajak (McLaren 2005:15).
Tabel 4.2
Rekapitulasi Perhitungan NOPAT
No. Nama NOPBT Cash Operating Taxes NOPAT
2,011 2,012 2,011 2,012 2,011 2,012
1 Mahaka Media
Tbk
2,931,611,176 13,550,547,138 803,040,847 3,479,394,858 2,128,570,329 10,071,152,28 0
2 AKR Corporindo Tbk
725,498,352,00 0
830,355,771,00 0
145,099,670,40 0
166,071,154,20 0
580,398,681,6 00
664,284,616,8 00
3 Aneka
Tambang
2,012,878,425,0 00
895,864,056,00 0
503,219,606,25 0
223,966,014,00 0
1,509,658,818, 750
671,898,042,0 00
(56)
4 Astra Graphia Tbk 168,905,000,00 0 227,058,000,00 0
42,226,250,000 56,764,500,000 126,678,750,0 00
170,293,500,0 00
5 Benakat Integra Tbk
-733,000,000 11,985,000,000 1,850,000,000 2,996,250,000 -2,583,000,000 8,988,750,000
6 Bintang Mitra Semestaraya Tbk
25,927,859,435
-20,604,184,166
13,285,222,175 1,652,211,275 12,642,637,26 0
-22,256,395,44 1
7 Global
Mediacom Tbk 1,890,639,000,0 00 2,325,108,000,0 00 472,659,750,00 0 613,845,250,00 0 1,417,979,250, 000 1,711,262,750, 000
8 Bumi Serpong Damai Tbk 960,555,379,69 8 1,431,554,922,5 43 240,138,844,92 5 357,888,730,63 6 720,416,534,7 74 1,073,666,191, 907
9 BW Plantation Tbk 482,960,079,00 0 417,291,336,00 0 120,740,019,75 0 104,322,834,00 0 362,220,059,2 50 312,968,502,0 00
10 Intiland Development Tbk 187,634,545,17 0 303,663,838,23 3
46,908,636,293 75,915,959,558 140,725,908,8 78
227,747,878,6 75
11 Bakrieland
Development Tbk 286,430,148,58 1 785,084,743,44 1
71,607,537,145 196,271,185,86 0
214,822,611,4 36
588,813,557,5 81
12 Megapolitan Developments Tbk
10,514,205,557 6,493,017,019 2,628,551,389 1,623,254,255 7,885,654,168 4,869,762,764
13 Smartfren Telecom Tbk -2,221,628,039,1 82 -1,602,597,403,5 64 -555,407,009,79 6 -400,649,350,89 1 -1,666,221,029, 387 -1,201,948,052, 673
14 Evergreen Invesco Tbk
13,621,100,926 17,017,268,938 3,405,275,232 4,254,317,235 10,215,825,69 5
12,762,951,70 4
15 HM Sampoerna Tbk 10,617,387,000, 000 13,350,450,000, 000 2,701,320,750,0 00 3,337,612,500,0 00 7,916,066,250, 000 10,012,837,50 0,000
16 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2,608,748,000,0 00 2,842,060,000,0 00 652,187,000,00 0 710,515,000,00 0 1,956,561,000, 000 2,131,545,000, 000
17 Indofood Sukses Makmur Tbk 6,852,481,000,0 00 6,870,594,000,0 00 1,370,496,200,0 00 1,374,118,800,0 00 5,481,984,800, 000 5,496,475,200, 000
18 Jakarta International Hotels & Development Tbk
88,110,604,000 128,401,134,00 0
17,622,120,800 25,680,226,800 70,488,483,20 0
102,720,907,2 00
19 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 219,745,164,78 5 277,719,263,26 1
54,936,291,196 69,429,815,815 164,808,873,5 89
208,289,447,4 46
20 JAPFA
Comfeed Indonesia Tbk 1,095,865,000,0 00 1,668,254,000,0 00 219,442,000,00 0 333,650,800,00 0 876,423,000,0 00 1,334,603,200, 000
21 Jasa Marga Tbk 2,330,464,868,0 00 2,975,235,917,0 00 582,616,217,00 0 743,808,979,25 0 1,747,848,651, 000 2,231,426,937, 750
22 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk 266,611,212,56 1 298,108,626,66 8
66,806,690,199 74,527,156,667 199,804,522,3 62
223,581,470,0 01
(57)
23 Mitra Adiperkasa Tbk 611,041,556,00 0 761,290,428,00 0 124,453,005,00 0 152,258,085,60 0 486,588,551,0 00 609,032,342,4 00
24 Modern
Internasional Tbk 102,283,102,90 2 121,599,135,28 8
20,803,582,109 24,319,827,058 81,479,520,79 3
97,279,308,23 0
25 Media
Nusantara Citra Tbk 1,581,570,000,0 00 2,107,656,000,0 00 395,392,500,00 0 553,703,500,00 0 1,186,177,500, 000 1,553,952,500, 000
26 Panorama Sentrawisata Tbk
50,207,519,000 73,718,370,000 12,551,879,750 18,429,592,500 37,655,639,25 0
55,288,777,50 0
27 Plaza Indonesia Realty Tbk 188,828,860,00 0 447,320,747,00 0
47,207,215,000 111,830,186,75 0
141,621,645,0 00
335,490,560,2 50
28 SMART Tbk 2,263,421,000,0
00 3,261,655,000,0 00 565,855,250,00 0 815,413,750,00 0 1,697,565,750, 000 2,446,241,250, 000
29 Holcim Indonesia Tbk 1,689,046,000,0 00 2,038,457,000,0 00 517,354,789,80 0 568,117,965,90 0 1,171,691,210, 200 1,470,339,034, 100
30 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 698,799,000,00 0 1,280,389,000,0 00 176,871,500,00 0 320,097,250,00 0 521,927,500,0 00 960,291,750,0 00
31 Trikomsel Oke Tbk 699,711,202,47 9 827,086,782,01 0 174,927,800,62 0 206,771,695,50 3 524,783,401,8 59 620,315,086,5 08
32 Bakrie Sumatera Plantations Tbk 838,938,859,00 0 360,789,439,00 0 179,582,292,80 0
72,157,887,800 659,356,566,2 00
288,631,551,2 00
33 Wijaya Karya Tbk 651,051,496,00 0 845,416,621,00 0 163,435,291,75 0 211,354,155,25 0 487,616,204,2 50 634,062,465,7 50
34 Elang Mahkota Teknologi Tbk 1,195,115,497,0 00 1,363,138,452,0 00 299,264,810,25 0 340,784,613,00 0 895,850,686,7 50 1,022,353,839, 000
35 Pan Brothers Tbk
98,372,913,933 141,119,880,27 4
24,593,228,483 35,279,970,069 73,779,685,45 0
105,839,910,2 06
36 Astra Otoparts Tbk 519,548,000,00 0 475,534,000,00 0 129,887,000,00 0 118,883,500,00 0 389,661,000,0 00 356,650,500,0 00
37 Hero Supermarket Tbk 383,815,000,00 0 441,232,000,00 0
95,953,750,000 110,308,000,00 0
287,861,250,0 00
330,924,000,0 00
38 Astra International Tbk 17,832,000,000, 000 19,870,000,000, 000 3,566,400,000,0 00 3,974,000,000,0 00 14,265,600,00 0,000 15,896,000,00 0,000
39 COWELL
DEVELOPME NT Tbk
31,144,937,722 80,959,690,948 7,786,234,431 20,239,922,737 23,358,703,29 2
60,719,768,21 1
40 Bakrie & Brothers Tbk
2,220,342,304 2,096,824,065 1,381,286,461 1,172,038,213 839,055,843 924,785,852
41 Panorama Transportasi Tbk
23,912,746,114 33,803,356,266 5,978,186,529 8,450,839,067 17,934,559,58 6
25,352,517,20 0
42 Centrin Online Tbk
(58)
Pokphand Indonesia Tbk
00 00 0 0 000 000
44 Astra Agro Lestari Tbk
3,195,661,000,0 00
3,453,729,000,0 00
798,915,250,00 0
863,432,250,00 0
2,396,745,750, 000
2,590,296,750, 000
45 PT Bhakti Investama Tbk.
1,940,345,000,0 00
2,608,492,000,0 00
485,086,250,00 0
684,691,250,00 0
1,455,258,750, 000
1,923,800,750, 000
46 PT SLJ Global Tbk
-198,212,147,48 0
-222,447,783,42 5
-42,131,966,427
-51,901,410,635
-156,080,181,0 53
-170,546,372,7 91
47 Gozco Plantations Tbk
104,311,555,60 3
85,993,860,888 26,077,888,901 21,498,465,222 78,233,666,70 2
64,495,395,66 6
48 Eterindo
Wahanatama Tbk
69,135,575,854 45,254,064,447 13,827,115,171 9,050,812,889 55,308,460,68 3
36,203,251,55 8 Sumber: Hasil Olahan Penulis
4.1.1. Biaya Modal
Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan modal yang dimiliki entitas yang diperoleh dengan mengalikan biaya modal rata-rata tertimbang dengan invested capitalnya.
Biaya modal rata-rata tertimbang sendiri dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Chan (2001:8) :
���� =��(1− ��) �
(�+��)+��� ��
(�+��)
Dimana: rD : Cost of debt
tc : Corporate tax rate
D : Total debt EL : Total equity
(59)
WACC: Weighted Average Capital Cost Tabel 4.3
Rekapitulasi Perhitungan WACC
No. Nama 1-tc Jumlah Utang (D) Total Equity (EL) Cost of
Debt Cost of Equity WACC 201 1 201 2
2011 2012 2011 2012 201
1 201
2 201
1
2012 201 1
201 2
1 Mahaka Media Tbk 75.0 0% 75.0 0% 294,206,068,0 52 305,768,880, 547 131,657,494, 288 135,785,616, 531 3.41 % 3.31 % 14.0 9% 13.28 % 6.12 % 5.80 %
2 AKR
Corporindo Tbk 80.0 0% 80.0 0% 4,746,103,316 ,000 7,577,784,98 1,000 3,671,759,67 6,000 4,209,740,01 8,000 0.07 % 0.11 % 13.3 8% 12.57 % 5.87 % 4.55 %
3 Aneka Tambang (Persero) Tbk 75.0 0% 75.0 0% 4,429,191,527 ,000 6,876,224,89 0,000 10,772,043,5 50,000 12,832,316,0 56,000 0.38 % 2.56 % 11.7 0% 10.89 % 8.38 % 7.76 %
4 Astra Graphia Tbk 75.0 0% 75.0 0% 569,502,000,0 00 606,917,000, 000 556,553,000, 000 633,010,000, 000 0.07 % 0.41 % 13.8 9% 13.08 % 6.89 % 6.83 %
5 Benakat Integra Tbk 75.0 0% 75.0 0% 641,695,000,0 00 755,441,000, 000 3,122,272,00 0,000 3,723,716,00 0,000 10.3 1% 5.53 % 7.91 % 7.10 % 7.88 % 6.60 %
6 Bintang Mitra Semestaraya Tbk 75.0 0% 75.0 0% 294,712,783,2 00 308,191,103, 983 370,703,075, 806 361,977,462, 903 2.17 % 2.74 % 3.84 % 3.03 % 2.86 % 2.58 %
7 Global Mediacom Tbk 75.0 0% 75.0 0% 4,295,815,000 ,000 5,699,770,00 0,000 10,815,788,0 00,000 14,295,756,0 00,000 6.51 % 4.29 % 10.9 6% 10.15 % 9.23 % 8.17 %
8 Bumi Serpong Damai Tbk 75.0 0% 75.0 0% 4,530,152,109 ,517 6,225,013,62 8,292 8,257,224,80 4,639 10,531,704,3 99,283 2.53 % 1.08 % 13.1 9% 12.38 % 9.19 % 8.08 %
9 BW Plantation Tbk 75.0 0% 75.0 0% 2,163,128,698 ,000 3,246,802,11 8,000 1,425,903,10 8,000 1,666,180,66 9,000 2.37 % 1.63 % 9.04 % 8.23 % 4.67 % 3.60 %
10 Intiland Development Tbk 75.0 0% 75.0 0% 1,892,907,650 ,386 2,140,815,83 3,510 3,799,002,09 1,322 3,950,935,40 7,032 1.91 % 2.87 % 13.3 1% 12.50 % 9.36 % 8.86 %
11 Bakrieland Development Tbk 75.0 0% 75.0 0% 6,805,878,160 ,103 6,071,418,71 0,164 10,902,071,4 38,314 9,164,214,27 3,030 0.52 % 5.85 % 12.7 6% 11.95 % 8.01 % 8.94 %
12 Megapolitan Developments Tbk 75.0 0% 75.0 0% 374,772,103,2 53 362,440,053, 575 519,765,911, 352 523,938,703, 303 2.91 % 2.31 % 10.4 1% 9.60 % 6.96 % 6.38 %
13 Smartfren Telecom Tbk 75.0 0% 75.0 0% 9,027,606,756 ,073 9,355,398,81 2,684 3,268,971,89 4,665 4,984,408,17 8,131 2.89 % 2.95 % 9.40 % 8.59 % 4.09 % 4.43 %
14 Evergreen Invesco Tbk 75.0 0% 75.0 0% 566,946,300,4 70 581,076,926, 718 467,130,445, 903 477,120,299, 447 1.10 % 1.37 % 7.17 % 6.36 % 3.69 % 3.43 %
15 HM Sampoerna Tbk 75.0 0% 75.0 0% 9,027,088,000 ,000 12,939,107,0 00,000 10,302,670,0 00,000 13,308,420,0 00,000 0.08 % 0.12 % 9.20 % 8.39 % 4.93 % 4.30 %
16 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 75.0 0% 75.0 0% 4,513,084,000 ,000 5,766,682,00 0,000 10,709,773,0 00,000 11,986,798,0 00,000 0.77 % 0.70 % 10.4 1% 9.60 % 7.50 % 6.65 %
17 Indofood Sukses Makmur Tbk 80.0 0% 80.0 0% 21,975,708,00 0,000 25,181,533,0 00,000 31,610,225,0 00,000 34,412,674,0 00,000 3.21 % 2.97 % 10.6 1% 9.80 % 7.31 % 6.66 %
18 Jakarta International Hotels & Development Tbk 80.0 0% 80.0 0% 1,050,554,569 ,000 1,076,060,48 7,000 3,311,811,65 2,000 3,378,474,59 9,000 3.59 % 0.00 % 12.4 8% 11.67 % 10.1 7% 8.85 %
19 Jaya Konstruksi Manggala 75.0 0% 75.0 0% 1,347,596,317 ,577 1,542,127,84 1,271 859,561,835, 006 1,015,603,37 8,916 1.47 % 1.71 % 8.10 % 7.29 % 3.83 % 3.67 %
(1)
19 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
164,808,873,589 208,289,447,446 53,439,832,464 246,233,975
20 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
877,768,000,000 1,334,603,200,000 4,074,675,500,000 5,018,192,000,000 21 JSMR Jasa Marga Tbk 1,747,848,651,000 2,231,426,937,750 -2,893,931,386,500 -4,718,296,663,000 22 JSPT Jakarta Setiabudi
Internasional Tbk
200,420,070,597 223,581,470,001 644,065,075,203 488,184,552 23 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 497,812,020,000 609,032,342,400 1,387,305,441,500 1,676,843,286,500 24 MDRN Modern Internasional
Tbk
83,214,328,438 97,279,308,230 414,392,007,971 535,399,466 25 MNCN Media Nusantara Citra
Tbk
1,186,177,500,000 1,661,110,500,000 3,739,559,000,000 5,449,972,500,000 26 PANR Panorama
Sentrawisata Tbk
37,655,639,250 55,288,777,500 229,534,324,000 311,002,036 27 PLIN Plaza Indonesia Realty
Tbk
141,621,645,000 335,490,560,250 1,391,015,625,000 1,083,769,912,500 28 SMAR SMART Tbk 1,697,565,750,000 2,446,241,250,000 6,756,054,500,000 8,096,446,500,000 29 SMCB Holcim Indonesia Tbk 1,171,691,210,200 1,470,339,034,100 7,360,109,440,585 8,774,031,500,000 30 TBIG PT Tower Bersama
Infrastructure Tbk
530,614,500,000 960,291,750,000 222,333,500,000 -50,127,500, 31 TRIO Trikomsel Oke Tbk 524,783,401,859 620,315,086,508 883,104,338,202 1,288,442,430,862 32 UNSP Bakrie Sumatera
Plantations Tbk
718,329,171,200 288,631,551,200 4,974,094,476,000 7,550,176,452,048 33 WIKA Wijaya Karya Tbk 490,305,875,250 634,062,465,750 3,571,991,572,000 3,491,210,832,000 34 EMTK Elang Mahkota
Teknologi Tbk
897,794,430,750 1,022,353,839,000 943,365,767,000 1,410,915,995,500 35 PBRX Pan Brothers Tbk 73,779,685,450 105,839,910,206 407,066,055,978 587,087,482 36 AUTO Astra Otoparts Tbk 389,661,000,000 356,650,500,000 1,604,046,500,000 1,842,678,000,000 37 HERO Hero Supermarket Tbk 287,861,250,000 330,924,000,000 973,093,000,000 1,160,327,500,000 38 ASII Astra International
Tbk
14,265,600,000,000 15,896,000,000,000 7,390,500,000,000 15,350,000,000,000 39 COWL COWELL
DEVELOPMENT Tbk
23,358,703,292 60,719,768,211 -56,419,873,314 41,054,510, 40 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 5,525,145,843 4,688,152,852 9,968,497,143,000 3,552,425,800,000 41 WEHA Panorama
Transportasi Tbk
17,934,559,586 25,352,517,200 112,731,333,924 170,084,805 42 CENT Centrin Online Tbk 1,464,211,513 -4,638,145,265 29,869,986,131 40,387,944, 43 CPIN Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
2,407,370,400,000 2,772,894,400,000 4,841,261,000,000 7,420,935,500,000 44 AALI Astra Agro Lestari Tbk 2,396,745,750,000 2,590,296,750,000 2,693,158,500,000 3,423,109,500,000
45 BHIT PT Bhakti Investama Tbk.
1,455,258,750,000 2,054,073,750,000 6,089,946,500,000 10,362,928,500,000 46 SULI PT SLJ Global Tbk -126,395,899,282 -155,704,231,904 41,702,818,071 -213,000,454 47 GZCO Gozco Plantations Tbk 78,233,666,702 64,495,395,666 237,443,552,561 305,092,191 48 ETWA Eterindo Wahanatama
Tbk
(2)
Untuk mendapatkan nilai ROIC, dampak penurunan nilai goodwill harus
dihilangkan dari NOPAT perusahaan, hal ini sesuai dengan perhitungan ROIC
menurut Chan (2001).
Lampiran 5
TRANSFORMASI VARIABEL
Tabel 6
Variabel Baru Hasil Transformasi
N o.
Kod e
Nama EVAbaru Goodwill Impairment Loss Baru
NOPAT baru
Biaya Modal Baru
201 1
201 2
2011 2012 201
1 201
2
2011 2012
1 ABB A
Mahaka Media Tbk
9.9 8.45 8.56 9.3
3
10 56427 .31
49767 .43
2 AK RA
AKR Corporindo Tbk
11. 63
11. 72
11. 76
11. 82
39423 8.3
37502 8.1
3 ANT M
Aneka Tambang (Persero) Tbk
12. 04
11. 39
12. 18
11. 83
63986 6.8
65343 6.8
4 ASG R
Astra Graphia Tbk
11. 04
11. 16
11. 1
11. 23
13291 2.1
15632 3.6
5 BIPI Benakat Integra Tbk
9.91 9.9
5
14397 3.5
12774 8.3
6 BM SR
Bintang Mitra Semestaraya Tbk
10. 61
9.5 5
10.43 10.43 10.
1
37539 .18
7 BM TR
Global Mediacom Tbk
11. 96
12. 05
11.11 12. 15
12. 23
71627 9.8
85303 5.8
8 BSD E
Bumi Serpong Damai Tbk
11. 85
12. 05
11. 86
12. 03
12484 6.6
9 BW PT
BW Plantation Tbk
11. 55
11. 48
11. 56
11. 5
91000 .2
11958 8.6
(3)
D Developmen t Tbk
46 19 15 36 9.6 4.3
11 ELT Y Bakrieland Developmen t Tbk 11. 51 11. 33 11. 77 57639 4.2 51745 4.5
12 EM DE
Megapolitan Developmen ts Tbk
9.9 8.9 7
9.9 9.6 9
62771 .17
13 FRE N Smartfren Telecom Tbk 40504 1 55396 6.8
14 GRE N Evergreen Invesco Tbk 10. 01 10. 11 12611 8.7 12612 6.6
15 HM SP HM Sampoerna Tbk 12. 89 12. 98
11.27 12.
9
13 61079 2.6
66896 4.4
16 ICB P Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12. 23 12. 27 12. 29 12. 33 51131 9.3 52941 1.4
17 IND F Indofood Sukses Makmur Tbk 12. 67 12. 66 12. 74 12. 74 91808 7.1 94994 7.1
18 JIH D Jakarta International Hotels & Developmen t Tbk 10. 85 11. 01 41500 4.8 42679 3.6
19 JKO N Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 11. 21 11. 3 11. 22 11. 32 45232 .8 95085 .83
20 JPF A JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 11. 71 11. 96
9.13 11.
94 12. 13 60311 5.7 64301 0.2
21 JSM R Jasa Marga Tbk 12. 24 12. 35 12. 24 12. 35
22 JSP T Jakarta Setiabudi Internasiona l Tbk 11. 23 11. 31
8.79 11.
3 11. 35 17170 9.7 13763 2.6
23 MA PI Mitra Adiperkasa Tbk 11. 59 11. 7
10.05 11.
69 11. 78 32556 6.5 33499 2.9
24 MD RN Modern Internasiona l Tbk 10. 71 10. 65
9.24 10.
91 10. 99 17900 4.2 22914 6.4
25 MN CN Media Nusantara Citra Tbk 11. 89 12. 04
11.03 12. 07 12. 19 64623 5.9 75227 1.1
26 PAN R Panorama Sentrawisata Tbk 10. 42 10. 62 10. 58 10. 74 10691 4.9 11760 5.3
(4)
27 PLI N Plaza Indonesia Realty Tbk 10. 31 11. 39 11. 15 11. 53 34811 6.5 30326 0.9
28 SM AR SMART Tbk 12. 12 12. 3 12. 23 12. 39 62578 1.8 67658 4.7
29 SM CB Holcim Indonesia Tbk 11. 75 11. 89 12. 07 12. 17 78449 6.6 82885 6
30 TBI G PT Tower Bersama Infrastructur e Tbk 11. 72 11. 98
9.94 11.
72 11.
98
10659 5.2
31 TRI O Trikomsel Oke Tbk 11. 68 11. 74 11. 72 11. 79 20905 8.5 27133 8.7
32 UNS P Bakrie Sumatera Plantations Tbk 11. 55
10.77 11.
82 11. 46 60619 7.8 70172 3.2
33 WIK A Wijaya Karya Tbk 11. 56 11. 71
9.43 11.
69 11. 8 35920 8.6 34242 0.3
34 EM TK Elang Mahkota Teknologi Tbk 11. 91 11. 95
9.29 11.
95 12. 01 28930 7.5 35218 9.1
35 PBR X Pan Brothers Tbk 10. 73 10. 91 10. 87 11. 02 14053 0.9 15475 1.8
36 AUT O Astra Otoparts Tbk 11. 4 11. 33 11. 59 11. 55 37589 7 37774 7.1
37 HER O Hero Supermarket Tbk 11. 4 11. 47 11. 46 11. 52 19774 2.5 19178 6.5
38 ASII Astra International Tbk 13. 14 13. 18 13. 15 13. 2 65770 5.5 92156 8.4
39 CO WL COWELL DEVELOP MENT Tbk 10. 41 10. 77 10. 37 10. 78 49886 .56
40 BNB R
Bakrie & Brothers Tbk
9.67 9.58 8.9
2 8.9 7 71772 3.5 45807 5.2
41 WE HA Panorama Transportasi Tbk 10. 03 10. 2 10. 25 10. 4 84602 .23 97908 .19
42 CEN T
Centrin Online Tbk
9.08 9.46 8.4 40450
.24
40177 .03
43 CPI N Charoen Pokphand Indonesia Tbk 12. 28 12. 33
9.87 12. 38 12. 44 69273 7.2 81165 1.7
44 AAL I Astra Agro Lestari Tbk 12. 35 12. 38 12. 38 12. 41 41669 0.8 42557 2.1
45 BHI T PT Bhakti Investama 11. 98 12. 11
11.11 12. 16 12. 28 71164 4 87864 4.1
(5)
Tbk.
46 SUL I
PT SLJ Global Tbk
10.47 10.17 42406
.5
47 GZC O
Gozco Plantations Tbk
10. 79
10. 65
10. 89
10. 81
13073 9.3
14121 3.2
48 ET WA
Eterindo Wahanatam a Tbk
10. 72
10. 5
10. 74
10. 56
57152 .03
66989 .16
Dari hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov pada bab sebelumnya,
diketahui bahwa data penelitian terdistribusi secara tidak normal karena memiliki
nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,5. Untuk itu, diperlukan transformasi data
agar menjadi normal. Pentransformasian dilakukan dengan akar kuadrat dan log10
untuk variabel penelitian yang tidak berdistribusi normal. Log10 digunakan untuk
mentransformasi EVA, NOPAT, dan
goodwill impairment loss
, sementara kuadrat
terkecil digunakan untuk mentransformasi biaya modal. Tabel 5 memberikan hasil
transformasi yang dilakukan pada setiap variabel.
(6)