BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan persaingan
yang competitive, khususnya antar perusahaan yang sejenis. Perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai
tujuannya memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh
banyak hal antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Menurut Brigham 2001 : 107 , “profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan
mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang
maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya.”
Ada beberapa ukuran yang dipakai melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan tingkat
pengembalian asset Return On Asset. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak. Rasio ini
diukur dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Semakin tinggi perbandingan laba bersih
terhadap total aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif
Universitas Sumatera Utara
pengelolaaan perusahaan oleh manajemen. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi, akan
tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dapat dipastikan bahwa laba yang dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Return On Asset ROA. Dalam hal ini peranan modal sangat penting karena dibutuhkan
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Begitu pula dengan kemajuan perusahaan akan seiring dengan
kebutuhan modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana semakin besar suatu perusahaan akan semakin
besar pula modal modal yang dibutuhkannya dan tidak mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan atau
menarik modal dari luar perusahaan. Menurut Weston and Brigham 1993 : 353,” pengertian
modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat
berharga. Dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke perusahaan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Modal
yang digunakan untuk investasi pada aktiva lancar disebut modal kerja. “
Komponen modal kerja antara lain : kas, surat berharga, piutang, persedian. Sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan tertanam dalam modal kerja.Dalam penelitian ini peneliti menjabarkan modal kerja dalam arti perputaran kas dan
perputaran piutang. Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal
kerja yang berlebihan menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya perputaran kas, piutang atau
adanya saldo kas yang terlalu besar yang berarti adanya dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan
perusahaan. Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi yang disebabkan tingginya
perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang
lancar, hal inilah yang merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud jasa dengan maksud
meraih keuntungan. Akan tetapi, perusahaan jasa juga membutuhkan produk berwujud dalam menyelenggarakan kegiatan
usahanya. Misalnya, perusahaan angkutan menawarkan jasa transportasi kepada masyarakat. Untuk mendukung usahanya,
perusahaan membutuhkan sarana transportasi berupa mobil atau bus.Dari pengertian di atas, perusahaan jasa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Produk yang ditawarkan berupa benda tidak berwujud
jasa. Jasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat, tetapi manfaatnya bisa dirasakan.
2. Perusahaan dan konsumen kesulitan untuk mengukur
tingkat harga jasa. Tingkat harga merupakan sesuatu yang bersifat tidak mutlak karena mahal atau tidaknya
harga yang ditetapkan perusahaan tergantung tingkat kepuasan konsumen.
3. Produk yang ditawarkan tidak bisa disimpan dalam
bentuk persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan
kepada perusahaan tempat konsumen membeli jasa. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dengan menjadikan perusahaan jasa yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian
dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI”.
1.2 Perumusan Masalah