BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang berlangsung selama kira-
kira enam minggu Saifuddin,et al. 2002. Selama masa ini, saluran reproduksi mengalami perubahan yaitu perubahan struktur permanen pada serviks, vagina, dan
perineum sebagai akibat dari persalinan dan kelahiran Williams,et al.2006, hlm.281. Sharman 1953, dalam Williams, et al, 2006, hlm 281 pada sebuah penelitian mengenai
uterus pada masa nifas menemukan pemulihan endometrium lengkap pada spesimen biopsi pada hari ke-16 atau lebih.
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu terjadi pengerutan pada uterus yang merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum
hamil dengan bobot hanya 60 gram Williams,et al.2006, hlm.282. Uterus mengalami perubahan paling besar pada akhir persalinan kala tiga, ukuran uterus kira-kira sebesar
pada saat kehamilan 20 minggu dan beratnya 1000 gr, dan ukuran ini cepat mengecil sehingga pada akhir minggu pertama masa nifas beratnya kira-kira 500 gr. Involusio ini
dapat dibuktikan oleh fakta bahwa pada pemeriksaan abdomen yaitu pada hari ke 12
Universitas Sumatera Utara
uterus tidak teraba lagi, setelah itu involusio berlangsung lebih lambat Liewellyn,et al.2002,hlm.83.
Universitas Sumatera Utara
Setelah persalinan, tubuh seorang ibu akan memasuki masa pemulihannya dan perlahan kembali ke kondisi semula. Tindakan tirah baring dan senam nifas membantu
proses fisiologis ini secara perlahan Brayshaw, 2008,hlm.105. Umumnya yang menjadi perhatian ibu selama masa nifas adalah bagaimana memulihkan bentuk tubuh dan
dinding perut seperti sediakala Mochtar, 1999,hlm.251. Dalam penelitian Larson dan kawan-kawan pada tahun 2002 yang melakukan
survey secara acak tentang efek senam nifas bagi ibu nifas pada 1003 wanita Amerika mengaku setelah mengikuti program senam nifas dengan latihan yang teratur
mengalami pengerutan pada rahim yang lebih kuat, selain itu juga mengalami penurunan pada berat badan selama enam minggu setelah melahirkan. Dan dalam studi dari 1432
ibu nifas di Swedia yang melakukan senam nifas ditemukan bahwa mayoritas 71 wanita tersebut mengalami metabolisme tubuh yang lancar, dan pemulihan fisik yang
lebih cepat Larson, 2002. Manfaat senam nifas diantaranya adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan
otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagia-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
akibat kehamilan dan persalinan, serta mencegah perlemahan dan peregangan lebih lanjut Danuatmaja,et al.2003,hlm.100. Latihan senam nifas dapat segera dimulai 24
jam setelah melahirkan Bobak,et al.2005, hlm532.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil wawancara peneliti terhadap ibu nifas pada tanggal 1 November 2008 bahwa senam nifas jarang dilakukan oleh ibu-ibu yang telah melakukan persalinan, dan
bisa dikatakan tidak pernah dilakukan. Ada tiga alasan mengapa ibu nifas tidak melakukannya. Pertama, karena ibu tidak tahu bagaimana senam nifas.
Kedua, karena bahagianya melahirkan anak yang sehat, jadi yang terpikirkan hanya bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Ketiga, karena kondisi tubuh ibu masih
lemah dan untuk bangun masih terasa sakit, maka tidak terpikirkan oleh ibu untuk melakukan senam nifas.
Dari hasil wawancara peneliti kepada bidan sebagai penolong persalinan pada tanggal 1 November 2008 peneliti mendapat kesimpulan bahwa bidan kurang
mamberikan informasi mengenai senam nifas kepada ibu nifas disebabkan karena masih adanya pasien lain yang harus ditangani oleh bidan, sehingga bidan merasa direpotkan
jika harus mengajarkan senam nifas lagi. Dari latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008”.
B. Perumusan Masalah