5.2.3. Pengolahan Data Antropometri 5.2.3.1. Uji Keseragaman Data
Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum dapat menggunakan persamaan seperti di bawah ini.
e. Nilai rata-rata
n X
n X
... X
X X
n n
2 1
__
∑
= +
+ +
=
Dimana :
__
X = Nilai rata-rata
∑
n
X = Jumlah pengamatan ke n n
= Banyak pengamatan ke n f.
Nilai standar deviasi
1 n
X X
σ
i
− −
=
∑
Dimana : σ
= Standar deviasi X
i
= Data ke – i
__
X = Nilai rata-rata
n = Banyak pengamatan ke n
g. Nilai maksimum dan minimum Nilai maksimum dan minimum diperoleh dari data hasil pengukuran yang
merupakan nilai terbesar dan nilai terkecil setelah data diurutkan. h. Batas kontrol
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
satu pengukuran dimensi terdapat satu atau lebih data yang tidak seragam atau dengan kata lain tidak berada dalam batas kontrol maka akan langsung
ditolak dan dilakukan revisi data dengan cara mengeluarkan data yang berada di luar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.
BKA =
__
X + 2σ
BKB =
__
X - 2σ
Maka pengolahan data untuk dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD akan dijelaskan di bawah ini.
Tabel 5.13. Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD dalam cm Opr
TBD Data
TBD Data
TBD Data
TBD Data
TBD
1 53,1
11 56,6
21 56
31 60,5
41 52,1
2 53,8
12 56,5
22 56,5
32 62,5
42 59,6
3 55,3
13 57
23 56,6
33 58,2
43 57,9
4 57,5
14 56
24 58,5
34 51
44 58,9
5 57
15 55,6
25 56
35 54,5
45 55,8
6 57
16 54,5
26 59,6
36 58,5
46 54,5
7 59
17 56,5
27 57,9
37 60
47 56,6
8 58,2
18 59
28 58,9
38 56
48 59,8
9 57
19 56,5
29 55,8
39 60,6
49 57
10 54,5
20 56,5
30 54,5
40 60,7
50 56,5
Sumber : Hasil pengolahan
56,97 50
5 ,
56 ...
8 ,
53 53,1
X =
+ +
+ =
27 ,
2 1
50 97
, 6
5 5
, 6
5 ...
97 ,
6 5
8 ,
3 5
56,97 53,1
σ
2 2
2
= −
− +
+ −
+ −
=
max
X = 61,3
min
X
= 52,1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BKA = 56,97 + 2 x 2,27 = 61,53 BKB = 56,97 - 2 x 2,27 = 52,42
Untuk menguji keseragaman data pengamatan, dapat dilihat dari sebaran data pada Gambar 5.59.
Gambar 5.16. Sebaran Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD
Dari gambar di atas terlihat masih adanya data out of control sehingga perlu dilakukan revisi pertama. Data yang out of control yang dibuang adalah data
ke 32, 34 dan 41. Adapun data baru setelah data out of control dibuang dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD Revisi I dalam cm Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD
1 53,1
11 56,6
21 56
31 60,5
41 58,9
2 53,8
12 56,5
22 56,5
32 58,2
42 55,8
3 55,3
13 57
23 56,6
33 54,5
43 54,5
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD Revisi I Lanjutan dalam cm
Opr TBD
Opr TBD
Opr TBD
Opr TBD
Opr TBD
4 57,5
14 56
24 58,5
34 58,5
44 56,6
5 57
15 55,6
25 56
35 60
45 59,8
6 57
16 54,5
26 59,6
36 56
46 57
7 59
17 56,5
27 57,9
37 60,6
47 56,5
8 58,2
18 59
28 58,9
38 60,7
9 57
19 56,5
29 55,8
39 59,6
10 54,5
20 56,5
30 54,5
40 57,9
Sumber : Hasil pengolahan
57,08 47
5 ,
56 ...
8 ,
53 53,1
X =
+ +
+ =
89 ,
1 1
47 08
, 7
5 5
, 6
5 ...
08 ,
7 5
8 ,
3 5
57,08 53,1
σ
2 2
2
= −
− +
+ −
+ −
=
max
X = 60,7
min
X
= 53,1 BKA = 57,08 + 2 x 1,89 = 60,86
BKB = 57,08 - 2 x 1,89 = 53,31 Untuk menguji keseragaman data pengamatan, dapat dilihat dari sebaran
data pada Gambar 5.23.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17. Sebaran Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD Revisi I
Dari gambar di atas terlihat masih adanya data out of control sehingga perlu dilakukan revisi kedua. Data yang out of control yang dibuang adalah data
ke 1. Adapun data baru setelah data out of control dibuang dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD Revisi II dalam cm Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD Opr
TBD
1 53,8
11 56,5
21 56,5
31 58,2
41 55,8
2 55,3
12 57
22 56,6
32 54,5
42 54,5
3 57,5
13 56
23 58,5
33 58,5
43 56,6
4 57
14 55,6
24 56
34 60
44 59,8
5 57
15 54,5
25 59,6
35 56
45 57
6 59
16 56,5
26 57,9
36 60,6
46 56,5
7 58,2
17 59
27 58,9
37 60,7
8 57
18 56,5
28 55,8
38 59,6
9 54,5
19 56,5
29 54,5
39 57,9
10 56,6
20 56
30 60,5
40 58,9
Sumber : Hasil pengolahan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
57,17 46
5 ,
54 ...
3 ,
55 53,8
X =
+ +
+ =
81 ,
1 1
46 17
, 7
5 5
, 4
5 ...
17 ,
7 5
3 ,
5 5
57,17 53,1
σ
2 2
2
= −
− +
+ −
+ −
=
max
X = 60,7
min
X
= 53,8 BKA = 57,17 + 2 x 1,81 = 60,79
BKB = 57,17 - 2 x 1,81 = 53,54 Untuk menguji keseragaman data pengamatan, dapat dilihat dari sebaran
data pada Gambar 5.24.
Gambar 5.18. Sebaran Data Dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD Revisi II
Dari gambar di atas terlihat bahwa seluruh data sudah berada di dalam batas kontrol. Maka dari itu, data dikatakan telah seragam.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama seperti diatas, maka hasil uji keseragaman data setelah revisi yang diperoleh pada masing-masing dimensi antropometri dapat
dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Rekapitulasi Perhitungan Uji Keseragaman Data cm No.
Dimensi Antropometri
__
X σ
X
max
X
min
BKA BKB
Out of control
1 Tinggi Siku Duduk
21,45 1,72
24,5 18,1
24,89 18,00
- 2
Pantat Popliteal 44,43
2,81 48,5
39 50,05
38,81 -
3 Tinggi Popliteal
41,78 2,30
46,2 37,4
46,37 37,18
- 4
Lebar Bahu 36,51
1,43 39,2
33,7 39,37
33,65 -
5 Lebar Pinggul
32,86 3,00
38,4 27,2
38,86 26,86
- 6
Jangkauan Tangan 70,50
4,35 79
62 79,21
61,79 -
7 Rentang Tangan
158,89 7,66 171
146 143,58 174,20
Sumber : Hasil pengolahan
Perhitungan uji keseragaman data untuk dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD, Tinggi Siku Duduk TSD, Pantat Popliteal PP, Tinggi Popliteal TPo,
Lebar Bahu LB, Lebar Pinggul LP, Jangkauan Tangan JT, dan Jarak Rentang
Tangan RT setelah direvisi dapat dilihat pada Lampiran.
5.2.3.2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisis jumlah pengukuran apakah sudah representatif, dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data
sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Untuk melakukan uji kecukupan data digunakan persamaan berikut:
2 2
2
− =
∑ ∑
∑
X X
X N
s k
N
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dimana: N’
= Jumlah pengamatan yang harus dilakukan N
= Jumlah pengamatan yang dilakukan k
= Tingkat kepercayaan 95 = 2 s
= Tingkat ketelitian 5 Dengan ketentuan:
Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi. Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi.
Uji kecukupan untuk dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD dilakukan setelah melakukan revisi uji keseragaman data sebanyak dua kali. Adapun
perhitungan uji kecukupan data adalah sebagai berikut: N = 46
k = 2 s = 0,05
50 ,
150503 ,5
4 5
... 3
, 5
5 ,8
3 5
X 90
, 2629
5 ,
54 ...
3 ,
5 5
8 ,
3 5
X
2 2
2 2
i i
= +
+ +
= =
+ +
+ =
∑ ∑
maka :
57 ,
1 2629,90
2629,90 50
, 150503
46 05
, 2
2 2
=
−
= N
Dari perhitungan terlihat bahwa nilai N’= 1,57 46. Sehingga jumlah data pengamatan telah mencukupi.
Dengan cara yang sama seperti diatas, maka hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel
5.17.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Rekapitulasi Perhitungan Uji Kecukupan Data No.
Dimensi Antropometri
∑
i
X
∑
2 i
X N
N’ Ket.
1 Tinggi Siku Duduk
1029,5 22219,73
48 10,08
Data Cukup 2
Pantat Popliteal 2177,5
97142,25 49
6,23 Data Cukup
3 Tinggi Popliteal
2047,2 85784,68
49 4,74
Data Cukup 4
Lebar Bahu 1715,9
62739,01 47
2,40 Data Cukup
5 Lebar Pinggul
1544,5 51169,27
47 13,06
Data Cukup 6
Jangkauan Tangan 3384,2
239491,7 48
5,98 Data Cukup
7 Rentang Tangan
7785,7 1239898
49 3,64
Data Cukup
Sumber : Hasil pengolahan
Perhitungan uji keseragaman data untuk dimensi Tinggi Bahu Duduk TBD, Tinggi Siku Duduk TSD, Pantat Popliteal PP, Tinggi Popliteal TPo,
Lebar Bahu LB, Lebar Pinggul LP, Jangkauan Tangan JT, dan Rentang
Tangan RT setelah direvisi dapat dilihat pada Lampiran.
5.3.2.3. Uji Kenormalan Data
Uji kenormalan data merupakan uji kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan, yang tidak memerlukan anggapan
tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil. Pengujian distribusi normal dengan Chi-Square dapat dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 17.0. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.49. Tabel 5.18. Uji Kenormalan Data dengan
Chi-Square Menggunakan Software SPSS 16.0
Test Statistics
TBD TSD
PP TPo
LB LP
JT RT
Chi-Square 21.565
a
18.458
b
11.102
c
21.224
c
40.894
d
21.043
e
24.917
f
20.000
g
Df 20
28 30
30 26
25 24
20 Asymp. Sig.
.365 .914
.999 .881
.032 .690
.410 .458
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a. 21 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.2. b. 29 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.7.
c. 31 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.6. d. 27 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.7.
e. 26 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.8. f. 25 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.9.
g. 21 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.3.
5.3.2.4. Perhitungan Persentil
Setelah diperoleh data antropometri dari pengukuran seluruh operator dan mahasiswa, selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari
adalah nilai persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data antropometri tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh :
Perhitungan persentil Tinggi Bahu Duduk TBD
P
5
=
__
X – 1,645σ
= 57,17 – 1,6451,81
= 54,19 P
50
=
__
X = 57,17
P
95
=
__
X + 1,645σ
= 57,17 + 1,6452,97
= 60,15
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Nilai-nilai persentil ke-5, 50 ,dan 95 untuk seluruh dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri cm
No. Dimensi Antropometri
__
X Σ
P
5
P
50
P
95
1 Tinggi Bahu Duduk
57,17 1,81 54,19 57,17
60,15 2
Tinggi Siku Duduk 21,45 1,72 18,62
21,45 24,28
3 Pantat Popliteal
44,44 2,8
39,83 44,44
49,05 4
Tinggi Popliteal 41,78
2,3 38
41,78 45,56
5 Lebar Bahu
36,51 1,43 34,16 36,51
38,86 6
Lebar Pinggul 32,86
3 27,93
32,86 37,8
7 Jangkauan Tangan
70,50 4,35 63,34 70,50
77,66 8
Rentang Tangan 158,89 7,66 146,29 158,89 171,49
Sumber : Hasil pengolahan
5.3.2.5.Prinsip Perancangan Data Antropometri
Data antropometridimensi tubuh yang ada akan digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Tiga prinsip antropometri yang digunakan dalam
perancangan suatu produk adalah : 1. Prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim
2. Prinsip penggunaan data antropometri rata-rata 3. Prinsip penggunaan data antropometri yang dapat disesuaikan
Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja ini menggunakan prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim dengan tujuan
hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh populasi yang ada. Hasil pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1. Tinggi meja kerja pengepakan Tinggi dari meja pengepakan yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
antropometri Tinggi Siku Duduk ditambah dengan Tinggi Popliteal dengan nilai persentil 5 serta di tambahkan dengan toleransi. Tujuan pemilihan
dimensi dengan persentil 5 adalah agar pekerja yang memiliki dimensi Tinggi Siku Duduk kecil dapat menjangkau tinggi meja sedangkan pekerja
yang memiliki dimensi tinggi dapat menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk tinggi meja pengepakan :
Dimensi : Tinggi Siku Duduk Ukuran data : 18,62 cm
Dimensi : Tinggi Popliteal Ukuran data : 38 cm
Ukuran data : 18,62 cm + 38 cm + 6 cm = 62,62 ≈ 63 cm
2. Panjang meja kerja pengepakan Panjang dari meja operator yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
antropometri jarak rentang tangan dengan nilai persentil 5 di tambah dengan toleransi. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 5 adalah agar
pekerja yang memiliki dimensi jarak Rentang Tangan kecil dapat menjangkau panjang meja operator sedangkan pekerja yang memiliki dimensi besar dapat
menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk panjang meja kerja pengepakan:
Dimensi : Jarak Rentang Tangan Ukuran data : 146,29 cm + 14 cm = 160,29
≈ 160 cm
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Lebar meja operator Lebar dari meja operator yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
antropometri jarak Jangkauan Tangan dengan nilai persentil 5 . Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 5 adalah agar pekerja yang memiliki
dimensi jarak Jangkauan Tangan kecil dapat menjangkau lebar meja operator sedangkan pekerja yang memiliki dimensi besar dapat menyesuaikan. Berikut
hasil perhitungan dimensi antropometri untuk lebar meja kerja pengepakan : Dimensi : Jarak Jangkauan Tangan
Ukuran data : 63,34 cm ≈ 63 cm
4. Tinggi kursi operator Tinggi dari kursi operator yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
antropometri Tinggi Popliteal dengan nilai persentil 95 di tambahkan dengan toleransi . Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 95 adalah
agar pekerja yang memiliki dimensi Tinggi Popliteal besar dapat menjangkau tinggi kursi operator sedangkan pekerja yang memiliki dimensi tinggi kecil
dapat menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk tinggi kursi operator :
Dimensi : Tinggi Popliteal Ukuran data : 45,56 cm + 2 cm = 47,56 cm
≈ 48 cm 5. Panjang kursi operator
Panjang dari kursi operator yang dirancang disesuaikan dengan dimensi antropometri Pantat ke Popliteal dengan nilai persentil 5 di tambahkan
dengan toleransi. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 5 adalah agar
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pekerja yang memiliki dimensi jarak Pantat ke Popliteal kecil dapat menggunakan panjang kursi sedangkan pekerja yang memiliki dimensi kecil
dapat menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk panjang kursi operator :
Dimensi : Pantat ke Popliteal Ukuran data : 39,83 cm
6. Lebar kursi operator Lebar dari kursi operator yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
antropometri Lebar Pinggul dan Lebar Bahu dengan nilai persentil 95 di tambahkan dengan toleransi. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 95
adalah agar pekerja yang memiliki dimensi Lebar Pinggul dan Lebar Bahu besar dapat menggunakan lebar kursi sedangkan pekerja yang memiliki
dimensi kecil dapat menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk lebarkursi operator :
Dimensi : Lebar Pinggul Ukuran data : 37,8 cm + 3 cm = 40,8 cm
≈ 41 cm Dimensi : Lebar Bahu
Ukuran data : 38,86 cm + 5 cm = 43, 86 cm ≈ 44 cm
7. Tinggi sandaran kursi operator Tinggi dari sandaran kursi operator yang dirancang disesuaikan dengan
dimensi antropometri Tinggi Bahu Duduk dengan nilai persentil 5 b ditambahkan toleransi. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 5
adalah agar pekerja yang memiliki dimensi Tinggi Bahu Duduk kecil dapat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menjangkau tinggi sandaran sedangkan pekerja yang memiliki dimensi tinggi dapat menyesuaikan. Berikut hasil perhitungan dimensi antropometri untuk
tinggi sandaran kursi operator: Dimensi : Tinggi Bahu Duduk
Ukuran Data : 54,19 cm + 2 cm = 56,19 cm ≈ 56 cm
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Keluhan Musculoskeletal Disorders
Dari hasil rekapitulasi kuisoner SNQ yang diberikan kepada operator terlihat adanya keluhan muskuloskeletal pada dimensi tubuh tertentu, yaitu
Kategori Sakit dan sangat sakit terdapat pada punggung sebesar 5,31, pinggang5,31, bokong 4,42 dan leher 4,87 Sedangkan bagian tubuh
yang mengalami keluhan sakit adalah bahu3,54, lengan3,54, pergelangan tangan3,98, pergelangan kaki3,98, dan kaki 3,98. Kategori agak sakit
dan tidak sakit berada di bawah persentase berdasarkan kategori di atas. Hal ini disebabkan aktivitas yang dilakukan operator adalah membungkuk pada saat
mengambil dan melipat pakaian . Untuk mengurangi resiko keluhan ini maka dirancang alat bantu meja dan kursi yang mengikuti kaidah antropometri. Dengan
adanya alat bantu ini, pekerja tidak perlu membungkuk pada mengambil dan melipat pakaian. Pada rancangan ini, baju yang telah diseterika diltekan di atas
meja.
6.2. Analisis fasilitas kerja aktual
Pada saat pengamatan berlangsung, tidak adanya fasilitas kerja pada lantai produksi di bagian pengepakan. Operator tidak menggunakan fasilitas kerja
apapun sehingga operator bekerja selama jam kerja dengan cara membungkuk dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara