BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Revolusi industri, tentu kita sudah mengenal istilah tersebut dan tak asing lagi di telinga kita. Pada mulanya revolusi industri dimulai pada tahun 1750-1850 atau
tepatnya pada abad 18an yangterjadi selama kurun waktu satu abad dipelopori oleh Negara Inggris dimana alat-alat yang bersifat konvensional mulai digantikan
dengan alat yang lebih modern dengan menggunakan mesin. Pada kala itu menggunakan mesin uap sebagai pengoperasian mesin seperti alat pemintal,
pembangkit mesin, di maksudkan untuk mempermudah dan mengefisiensikan waktu. Dari revolusi industri pula lah banyak terciptanya alat modern, lapangan
pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat Inggris khususnya. Revolusi industripun berkembang pesat hingga terdengar gaungnya keseluruh dunia di
mulai dari Eropa Barat, Amerika Utara dan Jepang dan perkembangannya masih berlangsung dan dirasa hingga pada saat ini. Inggris begitu gencarnya
membangun industri hingga berdiri banyak industri sampai-sampai asap hitam yang membumbung ke udara sebagai hasil pembuangn dari industri mampu
menutupi sebagian kawasan Negara tersebut sehingga Inggris dijuluki Negara hitam.
Mengapa roda kehidupan yang bergairah ini berawal di Inggris dan bukan di negara Eropa daratan? Alasan pertama adalah negri Inggris negara kaya,
kemudian sirkulasi dagangnya yang ramai dengan perdagangan budak, perampokan. Peperangan. Alasan kedua, warga inggris adalahwarga pelaut.
Mereka dapat melakukan transakasi barang dagangan dengan berbagai negaradi dunia, baik itu di Eropa daratan maupun negara-negara di Asia.
Ruang lingkup lintasan dagang mereka yang luas menjadikan Inggris negeri yang dinamis dan terkaya di masa itu. Alasan lain adalah karena di negeri ini
semangat ilmu pengetahuan yang berkembang pesat. Newton ahli fisika, memberi inspirasi tersendiri pada kaum intelektual Inggris. Kemudian hampir
semua filusuf-filusuf empiris muncul di Inggris seperti Bacon, Locke.
Pemikiran para filusuf ini memberi andil tertentu dalam perkembangan ilmu empiris di Inggris dan Eropa pada umumnya.
1
Keberadaan industri bagai dua mata uang yang berbeda, satu sisi kita diuntungkan dan satu sisi yang kita dirugikan. Era dewasa kini gempuran industri
semakin berkembang menggeliat, menurut bank dunia yang mengamati perekonomian Indonesia diperkirakanakan meningkat sebesar 6,3 pada tahun
2013 ini dan salah satu sektor penyumbangnya adalah industri. Tangerang adalah kawasan fokus industri, julukannya adalah kota 1000
industri salah satunya adalah kecamatan Balaraja yang terletak di Tangerang Barat merupakan salah satu kota otonomi daerah atau kecamatan yang banyak berdiri
pabrik industri yang diantaranya tekstil, elektronik, sepatu, dll. Praktis daerah ini banyak berdiri industri dengan skala kecil hingga menengah ke atas.Dengan
begitu praktis pula tersedia lapangan pekerjaan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menggelutinya dengan kata lain berprofesi sebagai mata pencaharian
utama. Dilihat dari jumlah industri yang ada, Kota Tangerang termasuk kota industri.
Kedekatan dengan Ibu kota negara dan kemudahan akses terhadap berbagai prasarana dan sarana transportasi darat, laut dan udara, menyebabkan Kota
Tangerang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bagi pelaku industri. Oleh karena itu, sektor industri memegang peranan penting terhadap pertumbuhan
ekonomi Kota Tangerang. Total nilai investasi Kota Tangerang pada periode tahun 2000-2005
mengalami kecenderungan meningkat. Periode peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2005, dengan total investasi sebesar Rp. 777.722.017.000,-. Namun
peningkatan yang signifikan tersebut kemudian mengalami penurunan yang signifikan pula pada tahun 2006. Penurunan nilai investasi pada tahun 2006 dapat
disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada akhir tahun
1
Save M. Dagun, Sosio Ekonomi Analisi: eksistensi kapitalisme dan sosialisme, Jakarta: PT Rineka Citra, 1992 hal.69
2005. Hingga April 2008, nilai total investasi yang ada di Kota Tangerang adalah Rp. 140.521.181.000.
Penurunan jumlah investasi ini juga dapat terlihat dari menurunnya pertumbuhan jumlah industri di Kota Tangerang. Peningkatan jumlah industri
terbesar terjadi pada tahun 2002 namun terus mengalami penurunan hingga pada tahun 2006. Pada tahun 2007 pertumbuhan jumlah industri sudah menunjukkan
kecenderungan yang meningkat. Sektor industri yang perlu terus dikembangkan adalah industri pengolahan
karena memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan yang tinggi. Untuk pengembangannya, perlu dibangun kawasan-kawasan industri baru dengan
infrastruktur yang memadai. Untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif industrialiasasi terhadap lingkungan, perlu dipilih industri-industri non-
polutif dan kewajiban bagi pengembang kawasan industri untuk membangun sarana IPAL.
2
Berikut adalah data jumlah industri berdasarkan jenisnya yang ada di Tangerang.
3
Tabel 1.1 Data Jumlah Industri Kabupaten Tangerang
Kecamatan AI
IUI TDI
JML BATUCEPER
64 54
109 227
BENDA 18
17 52
87 CIBODAS
37 43
98 178
CILEDUG 1
35 36
CIPONDOH 7
7 331
345 KARAWACI
38 41
152 231
KR. TENGAH 3
43 46
LARANGAN 1
4 39
44 NEGLASARI
12 23
93 128
PINANG 2
4 58
64 TANGERANG
9 11
105 125
PERIUK 43
70 120
233
2
Dinas Perindagkopar Kota Tangerang, Juni 2008, http:www.tangerangkota.go.idmobiledetailprofilkota120, diakses Hari Rabu 6 November
2013 Pukul 20.15
3
Dinas Perindagkopar Kota Tangerang, Juni 2008, http:www.tangerangkota.go.idmobiledetailprofilkota120, diakses Hari Rabu 6 November
2013 Pukul 20.15
JATIUWUNG 134
77 75
286 JUMLAH
365 355
1,310 2,030
Keterangan : TDI Industri Kecil
Investasi Rp.5.000.000,-sd
Rp.200.000.000,- IUI Industri Menengah Investasi
Rp.200.000.000,-sdRp.1.000.000.000,- AI Industri Besar Investasi Diatas Rp. 1.000.000.000,-
Sumber: Dinas Perindagkopar Kota Tangerang, Juni 2008. Akhir-akhir ini marak terjadi demo buruh dikarenakan Karyawan pabrik
menuntut kesejahteraan upah atas naiknya BBM bahan bakar minyak, tercatat pada saat pengamatan skripsi ini berlangsung terjadi aksi demo pada Hari Sabtu
Tanggal 26 Maret 2013 Pukul 15.00 di pertigaan lampu merah Cikupa jalan raya Serang terjadi aksi demo yang menuntut pemerintah tangerang menaikan upah
minimum regional dari Rp 2.200.000 menjadi Rp 3.700.000. demo aksi ini merupakan aksi gabungan dari para karyawan pabrik sekabupaten Tangerang.
Desa Tobat adalah Desa yang terletak di Kecamatan Balaraja yang di apit beberapa pabrik industri skala kecil, sedang dan besar, berdasarkan data
monografi Desa setempat, Tahun 2013penduduknya berjumlah 14.885 Jiwa. Rata- rata penduduk setempat bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik dengan
upah minimum regional UMR sekitar Rp 2.200.000bulan sudah cukup mensejahterakan masyarakat setempat jika di ukur dengan kesejahteraan menurut
pemerintah 1 atau jika di kurs ke Rupiah setara Rp 9.473 terhitung pada 2 Februari 2013 dan jika dibulatkan menjadi Rp 9.500,-hari jika di total perbulan
menjadi Rp. 285.000,-. Jadi tersisa sekitar Rp 1915000,-bulan. Meski pada kenyataannnya sepertinya mustahil jika masyarakat membelanjakan uangnya
demi memenuhi kebutuhan sehari-hari berdasarkan standar kesejahteraan pemerintah namun dapat dipastikan dengan gaji UMR tersebut lebih dari cukup
untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder bahkan kebutuhan tersier
masyarakat setempat. Bahkan masyarakat sekitar masihbisa berpenghasilan lebih dengan mendirikan bangunan berupa ruko atau warung makanan sebagai
penghasilan tambahan, kontrakan atau tempat tinggal bagi para pendatang yang berurbanisasi guna mendapatkan pekerjaan di pabrik industri yang berada di desa
tersebut. Biasanya hasil dari gaji setiap karyawan pabrik digunakan untuk mengkredit motor guna sebagai alat transportasi menuju pabrik yang sebenarnya
jaraknya tidak begitu jauh, motor ini juga biasanya digunakan untuk keperluan lain seperti kepasar atau mengantar anak ke sekolah.
Hal sebaliknya yang pertama muncul ketika saya mengamati beberapa industri yang ada di Desa tersebut adalah ternyata tak semata-mata masyarakatnya
dibuai dengan kenyamanan, kemudahan bahkan kesejahteraan. Beberapa masalah klasik terindikasi muncul ketika pengamatan pertama dilakukan di Desa setempat.
Masalah yang terindikasi mencakup alih funsgsi lahan dimana lahan sawah yang digunakan untuk pertanian menjadi pabrik industri akibatnya mengurangi
eksistensi petani dalam mengarap sektor agraris. Masalah yang terindikasi berikutnya adalah pencemaran limbah kimia
berupa bahan kimia cair yang bercampur logam dan zat yang berbahaya lainnya melalui daerah aliran sungai DAS yang terjadi sepanjang daerah aliran sungai
Hauan sepanjang Desa Tobat yang berbatasan langsung dengan Desa Balaraja mengakibatkan pencemaran air sungai menjadi keruh, berbau dan tak layak pakai.
Debit aliran sungai yang sedikit dan cenderung tidak berarus di tumbunhi tanaman eceng gondok serta bahu sungai yang sudah mulai mengalami penyempitan baik
itu oleh lahan perumahan maupun tumbuhan rambat yang dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan. Sebenarnya ini menjadi tugas bagi Pemerintah dan instansi
terkait atau pabrik sekitar dengan pengelolaan AMDAL Analisis Mengenai Dampak Ligkungan.
Polusi adalah adalah masalah lain yang ditimbulkan baik berupa pencemaran udara dari cerobong asap pembuangan pabrik dan polusi suara yang
ditimbulkan pengoperasian mesin industri. Asap yang dibuang melalui cerobong
udara dikhawatirkan udara yang terhirup dapat membahayakan kesehatan dan jika ditinjau secara luas hal ini bisa mempercepat pemanasan global. Sebenarnya
pabrik tidak bisa disalahkan sepenuhnya dalam memproduksi polusi tidak hanya disebabkan oleh pengoperasian mesin pabrik. Tetapi, dari kendaraan yang
menghasilkan gas buang berupa asap knalpot motor maupun mobil dari warga sekitar dan karyawan yang hilir mudik di area tersebut
Masalah yang terindikasi berikutnya adalah timbulnya bangunan kumuh di sekitar area industri baik lapak pedagan kaki lima yang bersifat semi permanen
maupun permanen yang mengakibatkan sampah plastik, sterofoam, dan kertas berserakan karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar maupun para
karyawan untuk membuang sampah pada tempatnya. Sekalipun industri di Balaraja terhitung banyak, tetapi tidak dapat
menyediakan banyak lapangan kerja mengikuti pertumbuhan masyarakat dan urbanisasi yang pesat tidak memadai mengakibatkan masyarakat Kecamatan
Balaraja sulit mencari dan mendapatkan pekerjaaan, khususnya pada masyarakat Desa Tobat.
“The industrial sector is the most dominant sector in Indonesia, but the employment of it’s sector is lower than the agricultural sector and trade sector.
The aim of this research is to analyze the affect of industrial sector GDP, real wages, real interest rates and the number of business units to labor in large and
medium manufacturing industry and to find the most affecting variable ”.
4
Dari pernyataan di atas, dapat diartikan bahwa sektor industri merupakan sektor dominan dalam perekonomian di indonesia. Tetapi, pemberdayaannya
masih lebih rendah dari pertanian. Kemacetan adalah masalah klasik berikutnya yang menjadi masalah di daerah
tersebut karena pada jam-jam berangkat kerja 06.30 hingga jam 08.30 serata jam seusai kerja dimulai 15.30 hingga 17.00 sering terjadi kemacetan lalu lintas
4
Rezal Wicaksono, Jurnal: Analisis Pengaruh PDB Sektor Industri, Upah Riil, Suku Bunga Riil, dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pengolahan Sedang
dan Besar di Indonesia Tahun 1990-2008.
sepanjang jalan raya Serang dan jalan raya Kresek yang disebabkan banyaknya karyawan pabrik hilir mudik menggunakan kendaraan roda duasepeda motor dan
kendaraan pribadi roda emapatmobil serta bus jemputan karyawan pabrik yang sering memakan badan jalan. Belum lagi ada beberapa pasar tradisional yang
memperparah kemacetan lalu lintas karena seringnya penjual pasar yang tumpah kebadan jalan serta pembeli yang sering parkir sembarangan di badan jalan pula.
Contohnya Pasar Sentiong yang terletak di jalan raya kresek yang merupakan akses utama karyawan pabrik pulang pergi, Kecamatan Balaraja mempunyai akses
jalan keluar masuk tol menuju pelabuhan Merak dan dimanfaatkan sebagai jalur utama untuk mendistribusikan barang-barang kebutuhan sandang, pangan dan
papan dari berbagai industri di daerah Tangerang. Untuk mendistribusikan barang kedaerah lain, praktis kendaraan besar seperti truk tronton yang mengangkut
barang akan melewati jalan raya Serang dan sering menimbulkan kemacetan. Diberlakukannya sistem shift atau penggantian waktu kerja pegawai dalam
satu hari mengakibatkan pola hidup masyarakat menjadi tidak sehat, dalam satu hari biasanya terdapat 2 hingga 3 shift. 2 shift biasanya dimulai pada jam 07.00
sampai jam 16.00 dengan waktu istirahat 1 jam, dilanjutkan shift ke dua 16.00 sampai 01.00 secara keseluruhan maksimal waktu kerja 9 jam dengan rentan
waktu 5 hari kerja dalam satu minggu. Sitem kerja dengan 3 shift yaitu 8 jam dengan waktu istirahat 1 jam dalam perputaran waktu hingga 24 jam per hari
selama rentan waktu 6 hari dalam seminggu belum lagi jika ditambah dengan jam lemburan yang biasanya tiga jam perhari tergantung banyaknya stok barang
dengan bayaran 3 kali lipat perjam, disisi lain kita diuntungkan dengan bayaran yang cukup tinggi namun kesehatan kita terancam akibat terkurasnya tenaga dan
berkurangnya waktu beristirahat. Biasanya para karyawan pabrik menyisatinya dengan meminum suplemen atau obat guna membugarkan dan menghilangkan
kantuk. Hasilnya kurang begitu maksimal, para karyawan tetap saja merasa ngantuk saat bekerja shift malam.
Sistem kerja outsorcingkontrak adalah sistem kerja yang memberlakukan masa kerja dengan kurun batas waktu tertentu, setiap pabrik industri menetapkan
jangka waktu outsorcing yang berbeda-beda antara lain 3-12 bulan. Seperti PT.
Miyako misalnya menerapkan sistem kerja out scorsing selama 3 bulan saja. Jika kita menilik pada sistem penerapan kerja secamam ini tentunya akan merugikan
para karyawan pabrik, ketika masa kontrak kerjanya telah habis dan tidak di perpanjang maka karyawan pabrik harus mencari pekerjaan yang lain agar tidak
menganggur. Pada dasarnya manusia sudah terkonsep nilai ekonomi sebagai mahluk
sosial sejak lahir. Sandang, pangan dan papan sudah merupakan sesuatu hal yang perlu dipenuhi bahkan sebelum kita lahir maka indutri tertuntut untuk memenuhi
pemenuhan sandang, pangan dan papan sejak lahir. Sehingga dalam penelitian ini akan dianalsis tentang perubahan-perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan
oleh keberadaan industri di kawasaan balaraja. Besar harapan penulis dalam penelitian ini dapat berguna dan dikembangkan pada penelitian-penelitian
selanjutnya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH