4.1. Batas Wilayah Desa Tobat
Batas DesaKelurahan
Kecamatan
Sebelah Utara Parahu dan Saga
SukamulyaBalaraja Sebelah Selatan
Sentul dan Sukamurni Balaraja
Sebelah Timur Balaraja dan Saga
Balaraja Sebelah Barat
Sukamurni dan Pabuaran BalarajaJayanti
Bentang alam Desa Tobat merupakan dataran rendah dengan curah hujan 40 Mm dengan jumlah 4 Bulan hujan, tingkat kelembaban 18 dengan suhu rata-
rata harian 21°C. Memiliki tinggi tempat 610 mdl dari permukaan laut. Karena Desa Tobat merupakan bagian dari wilayah Tangerang yang notabene merupakan
kawasan terikat dan fokus industri maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik industri dengan jumlah 5413 orang mulai
dari indusrti kecil, menengah dan besar hingga kepada pemilik perusahaan. disusul dengan pertanian sebanyak 669 orang dengan luas lahan sawah sekitar 200
Ham
2
, kemudian perkebunan 317 orang, peternakan 88 orang, perikanan 16 orang, jasa dan perdagangan baik lembaga pemerintah dan non pemerintah
sebanyak 6764 orang .
B. HASIL PENELITAN
Dari 10 hal pokok yang diteliti dalam skripsi Dampak Industri Terhadap Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Desa Tobat Kecamatan Balaraja
Tangerang Banten
yaitu tentang nilai kekeluargaan, interaksi masyarakat, perubahan lahan, peningkatan mutu pendidikan, kesehatan, transportasi,
kesejahteraan, perubahan mata pencaharian, pendapatan ekonomi, dan etos kerja.Berikut adalah uraian Deskripsinya.
A. Hasil Wawancara
1 Nilai Kekeluargaan Tetap Terjalin Dengan Baik
Meski penduduk Desa Tobat Yang mayoritas bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik yang dalam kehidupan sehari-hari menghabiskan waktu sekitar
8-12 jam perhari di pabrik namun tak mengurangi nilai kekeluargaan karena tetap
terjadi interaksi, saling memperhatikan, dan menghabiskan waktu luang dalam keluarga tersebut. Hal ini tergambar dari pernyataan 10 responden yang
menyatakan tetap berhubungan atau berkomunikasi dengan baik di keluarga. Seorang responden bernama Ibu Neneng menyatakan bahwa hubungannya tetap
baik dengan keluarga baik suami maupun dengan anak-anaknya, apalagi jika Ibu Neneng terkena bagian kerja Shift2. Jadi ketika waktu kerja malam maka Ibu
Neneng berkesempatan mengurus keluarga di pagi harinya meski memeng terkadang masih mengantuk karena waktu tidur yang kurang cukup karena jam 1
dini hari baru saja pulang kerja. Jadi beliau berkesempatan membangunkan anak dan suami, menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian kerja suami dan pakaian
sekolah anak. Hal lain terjadi pada Bapak Sukaryo yang merupakan duda beranak dua, meski tinggal terpisah dengan anaknya beliau tetap rutin mengunjungi anak-
anak nya setiap seminggu satu hingga dua kali dan tak jarang berkomunikasi dengan handphone.
79
2 Interaksi Masyarakat Terjalin Dengan Baik
Sebagian besar yang menyatakan tetap berinteraksi dengan baik adalah responden pria yang aktif dalam kegian yang diadakan oleh RT setempat seperti
rapat musyawarah atau pun kegiatan bersih-bersih kampung dan kegiatan lainnya oleh warga seperti contohnya di Kampung Tegalame RT 0406. Beberapa
responden perempuan pun menyatakan berhubungan baik dengan warga sekitar seperti contonya Ibu Anita, Ibu Ros, Ibu Neneng yang menyatakan berinteraksi
baik dengan tetangga ditambah lagi dengan suasana kampung yang kian hari kian ramai oleh penduduk pendatang yang mengontrak di lingkungan sekitar.
80
3 Perubahan Lahan Dianggap Negatif Akibat Monopoli Industri
Secara keseluruhan responden menyatakan sangat menyayangkan perubahan lahan produktif pertanian beralih fungsi menjadi bangunan industri, walaupun
79
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Neneng dan Bapak Sukaryo, Ds. Tobat, 28 Desember 2013 Siang Hari.
80
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Anita, Ros, dan Neneng, Ds. Tobat, 28-29 Desember 2013 Siang Hari.
memang sebagian lahan yang terpakai sebagai bangunan industri adalah lahan kosong tetapi ada pula lahan pertanian yang beralih fungsi. Sebagian lagi
merupakan pertanian yang diubah menjadi lahan kosong yang dibiarkan mengering dan tidak ditanami padi lagi. Banyak lahan kosong yang sudah dibatasi
oleh pagar batako dan ditanami palang sebagai penanda milik perusahaan yang sewaktu-waktu siap mendirikan bangunan industri. Sedangkan alih fungsi lahan
sawah atau lahan kosong menjadi pemukiman warga atau kontrakan masih di anggap wajar karena faktor pertumbuhan penduduk dan warga pendatang terang
Bapak Supendi.
81
4 Masyarakat Memiliki Kesadaran Mutu Pendidikan Tinggi
Sebagian besar masyarakat Desa Tobat pada umumnya lulusan SD, SMP dan SMA. Lulusan Sekolah Dasar masih mendominasi pendidikan masyarakat Desa
Tobat berdasarkan laporan profil Desa sekitar 13.087 orang. Namun masyarakatnya saat ini memiliki kesadaran akan mutu pendidikan tinggi dengan
pemenuhan buku, alat tulis dan seragam sekolah guna menunjang mutu pendidikan. Serta ketika para responden di wawancara mereka berkeinginan
menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi sarjana guna mendapatkan penhidupan atau pekerjaan yang lebih layak. Meski beberapa responden seperti
Bapak Suhebi yang tidak mendapatkan tunjangan pendidikan anak karena tidak mendapatkan tunjangan pendidikan dari perusahaan karena sistem kerja kontrak.
Tetapi, beliau tetap ingin menyekolahkan anaknya hingga tinggi.
82
5 Tunjangan Kesehatan Merata
Rata-rata masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan pabrik memiliki jaminan kesehatan Jamsostek yang kini berganti nama menjadi BPJS
Ketenagakerjaan guna menunjang kesehatan, jaminan kesehatan bukan hanya bagi para keryawan akan tetapi rata-rata masyarakat Desa Tobat Memiliki jaminan
81
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Supendi, Ds. Tobat, 28 Desember 2013 Siang Hari.
82
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Suhebi, Ds. Tobat, 29 Desember 2013 Siang Hari.
kesehatan yang diselenggarakan pemerintah atau lebih dikenal Jamkesmas guna menunjang kesehatan masyarakat agar mendapatkan pengobatan murah bahkan
gratis saat sakit atau terjadi kecelakaan. Di dalam perusahaan industri biasanya sudah tersedia semacam posko layanan kesehatan dan terdapat pelayan
didalamnya yang melayani gejala sakit ringan seperti pusing, meriang dan mual mengingat sistem kerja shift malam yang rentan membahayakan kesehatan para
karyawan pabrik. Apabila perlu penanganan lebih maka hanya perlu melapor dan mendapatkan surat rujukan untuk pergi ke klinik atau rumah sakit yang sudah
terintegrasi dengan perusahaan. Dari 10 responden menyatakan sudah merasakan jaminan kesehatan. Tunjangan jaminan kecelakaan kerja pun sudah terintegrasi
menyatakan perusahaan tempat mereka bekerja sudah mengupayakan jaminan kesehatan semaksimal mungkin.
83
6 Tunjangan Transportasi Tidak Merata
Hal ini terjadi karena perusahaan memberlakukan sistem jarak tempuh karyawan ke pabrik, salah satunya adalah Pak Supendi yang jarak rumah ke
perusahaan yang kurang dari 1 Km tidak mendapatkan tunjangan transport karena jarak rumah yang dekat dengan pabrik. Demikian dengan Pak Suhebi yang tidak
mendapatkan tunjangan transport meski jarak dari rumah yang jauh dengan pabrik. Lain halnya dengan Ibu Ros dan Ibu Imas yang mendapat Transport Rp
5.000 hari, Bapak Tami Rp 7500, Bapak Saridin dan Bapak Sukaryo Rp 10.000 hari, Ibu Neneng Rp 13.000 hari, Ibu Anita 15.300 hari, sedangkan Ibu Rini
mendapatkan akomodasi bus karyawan karena jarak tempuh ke pabrik yang sangat jauh, untuk pembayaran tunjangan transport di alikan kepada penyedia bus
karyawan dan bukan pada gaji setiap bulan. Praktis tidak meratanya tunjangan transport ini dapat mempengaruhi pengeluaran sehari-hari yang menggunakan
kendaraan pribadi.
84
83
Wawancara Pribadi Dengan Kesepuluh Responden, Ds. Tobat, 28-29 Desember 2013 Siang Hari.
84
Ibid,.
7 Tingkat Kesejahteraan Berbeda-Beda
6 dari terwawancara yakni Ibu Neneng, Ibu Yuli, Ibu Anita, Bapak Saridin, Bapak Supendi, Bapak Sukaryo menyatakan sudah sejahtera, karena
berpendapatan di atas Rp 2.200.000 bulan dan itu merupakan pendapatan bersihnya, jika ditambahkan dengan tunjangan transport kesehatan, lembur maka
pendapatan mereka akan lebih dari itu. dua diantaranya yaitu Ibu Ros dan Ibu Imas menyatakan cukup dan Bapak Tami dan Bapak Suhebi Menyatakan masih
kurang sejahtera karena pendapatan mereka antara Rp 1.800.000-2.000.000 bulan serta minimnya overtime lembur serta standar UMR yang tergolong sedang. Hal
ini juga dapat dilihat dari barang-barang tersier yang mereka punya di rumah yang bersifat prestis contohnya seperti motor, untuk karyawan yang memiliki standar
UMR lebih ditambah dengan tunjangan lainnya biasanya memiliki motor lebih dari satu contonya seperti bapak Supendi.
85
8 Mata Pencaharian Sampingan
Sekitar 6 dari 10 reponden memiliki usaha sampingan lain selain sebagai karyawan pabrik, itu di karenakan gaji UMR yang berbeda dari setiap pabrik, jika
penghasilan di pabrik di rasa kurang memadai maka masyarakatnya akan mencari sampingan lain atau hanya sekedar menginvestasikan sebagian uang yang mereka
punya meningat sistem kerja outsorcing yang bisa mengancam PHK pemutusan hubungan kerja yang sewktu-waktu bisa terjadi ketika perusahaan industri goyah.
Ada pun beberapa usaha sampingan yang dilakoni antara lain: Pak Tami yang membuka konter pulsa dirumahnya, Ibu Anita dan Bapak Suhebi yang berternak
ayam di belakang rumah mereka, Pak Supedi dan Ibu Neneg membuka warung sembako serta Ibu imas yang berjualan bakmi serta bakso di desanya. Sedangkan
4 terwawancara lainnya menyatakan tidak punya waktu dan tidak punya keahlian lain selain menjadi buruh kasar seperti yang dituturkan Bapak Sukaryo.
86
85
Ibid,.
86
Ibid,.
9 Pendapatan Ekonomi Tidak Merata
Seperti hal nya tunjangan transport, pendapatan ekonomi pun tidak merata di karenakan standar UMR yang ditetapkan setiap pabrik berbeda-beda serta para
terwawancara yang berkerja berlainan pebrik. Alasan perbedaan pendapatan berbeda-beda dikarenakan jenis industri yang berbeda-beda seperti garmen,
tekstil, kayu dan sepatu. Hal lain yang dapat membedakan gaji adalah pangkat di pabrik tersebut, tentunya gaji karyawan biasa akan berbeda dengan yang bekerja
di bagian kantornya dan umumnya kebijakan masing-masing perusahaan berbeda- beda. Pak Tami dan Pak Suhebi serta Ibu Ros dan Ibu Imas tergolong bergaji
kecil yakni antara Rp 1.800.000-2.000.000 bulan sedangkan untuk Ibu Yuli, Anita, Neneng, Pak Saridin, Supendi, dan Pak Sukaryo bergaji diatas Rp
2.200.000 bulan, diatas ketentuan standar UMR Tangerang.
87
10 Memiliki Etos Kerja Yang Baik Disiplin dan Rajin
Dari keseluran terwawancara menuturkan bahwasannya mereka memiliki etosetika kerja baik, ini dapat tercermin dari jadwal kegiatan sehari-hari yang
rata-rata masuk kerja tepat waktu, mengikuti lembur dan pergi bekerja setiap hari sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak pabrik. Ibu Rini
menuturkan bahwasannya is harus datang tepat waktu karena jika terlambat gaji akan dipotong atau dianggap tidak masuk kerja. Ibu Neneng menuturkan jika
karyawan sudah seharusnya punya sikap giat bekerja.
88
B. Hasil Kuisioner