Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH STATUS PIONIR SEBUAH MEREK TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA KATEGORI MINUMAN ISOTONIK POCARI

SWEAT (STUDI KASUS PADA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MEDAN)

SKRIPSI

Oleh

NINA KARINA TARIGAN 060502139

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Nina Karina Tarigan (2010), Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan). Ketua Departemen: Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, Msi. Dra. Ulfah, Msi. selaku dosen pembimbing, Dra. Marhayanie, Msi. sebagai dosen penguji I, Frida Ramadhi, SE, MM. sebagai dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan. Status pionir dan sikap konsumen adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang pernah mengkonsumsi Pocari Sweat paling sedikit tiga kali dalam jangka waktu satu bulan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for windows, yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linear sederhana, uji hipotesis, dan identifikasi determinan (R2).

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa status pionir sebuah merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya yang diberikan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Status Pionir Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan).” Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Pada penulisan skripsi ini hingga selesai, penulis telah mendapat banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ulfah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis.


(4)

5. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si dan Ibu Frida Ramadhi, SE, MM, selaku Dosen Penguji yang memberikan banyak dukungan dan saran dalam memperbaiki skripsi.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk arahan dan bantuan selama masa perkuliahan.

7. Keluarga yang kukasihi, Bapak, Mama & Bang Paul. Terima kasih buat semua dukungan, doa, dan kasih sayang kalian. Itu semua takkan pernah tergantikan. Kalian hal terindah yang pernah kumiliki.

8. Teman-temanku CIU (Ndie, Nita. Loly, Yenny, Melda, K’Malem). Luar biasa motivasi dan rasa persahabatan sejati dari kalian. Aku sayang kalian. 9. Teman seperjuanganku Manajemen 2006 semuanya dan khususnya Group C. Tanpa motivasi dan bantuan kalian aku nggak mampu menyelesaikan skripsi ini.

10. Rinut, Tesa, Nopi, Rika, “JoDiDePaNiSe”, dan B’Herry. Terima kasih buat semangat, kekuatan, keceriaan, dan kebersamaan kita selama ini. 11.Guru Sekolah Minggu (Winda, Dewi, K’Arny, K’Vidya, K’Rimna,

B”Elwin), Anak-anak Sekolah Minggu & Permata GBKP Psr VI. Smoga makin kompak dalam melayaniNya.


(5)

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kasih dan berkatNya kepada semua pihak yang membantu.

Medan, Mei 2010

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Jenis dan Sumber Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Metode Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Merek ... 18

C. Merek Pionir ... 21

1. Pengertian Merek Pionir ... 21

2. Keunggulan dan Risiko Merek Pionir ... 22

D. Sikap Konsumen ... 24

1. Pengertian Sikap Konsumen ... 24

2. Model Sikap Konsumen ... 24

3. Fungsi Sikap Konsumen ... 27

4. Karakteristik Sikap Konsumen ...29

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Konsumen ...31


(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PT AMERTA INDAH OTSUKA ... 34

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

B. Struktur Organisasi ... 37

C. Kinerja Usaha Terkini ... 39

D. Produk ... 40

1. Pocari Sweat ... 40

2. Soyjoy ... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Metode Analisis Deskriptif ... 42

1. Deskriptif Responden ... 43

2. Deskriptif Variabel ... 45

B. Metode Analisis Statistik ... 49

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

2. Regresi Linear Sederhana ... 51

3. Uji Hipotesis ……….. 53

4. Koefisien Determinasi ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Produsen Minuman Isotonik……….. 4

Tabel 1.2 Top Brand Indeks Kategori Minuman Isotonik 2008 ... 4

Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel ...9

Tabel 1.4 Instrumen Skala Likert ...10

Tabel 3.1 Target dan Hasil Penjualan Pocari Sweat April 2009 ... 38

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 43

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ...43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kuantitas Mengkonsumsi Pocari Sweat Dalam Jangka Waktu Satu Bulan ...44

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Sampel Tentang Variabel Status Pionir ... 45

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Sampel Tentang Variabel Sikap Konsumen ...46

Tabel 4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

Tabel 4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ...50

Tabel 4.9 Relibility Statistics ...50

Tabel 4.10 Variable Entered/Removed (b) ...51

Tabel 4.11 Coefficients ...51


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual………... 7 Gambar 3.1 Struktur Organisasi ...37


(10)

ABSTRAK

Nina Karina Tarigan (2010), Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan). Ketua Departemen: Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, Msi. Dra. Ulfah, Msi. selaku dosen pembimbing, Dra. Marhayanie, Msi. sebagai dosen penguji I, Frida Ramadhi, SE, MM. sebagai dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan. Status pionir dan sikap konsumen adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang pernah mengkonsumsi Pocari Sweat paling sedikit tiga kali dalam jangka waktu satu bulan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for windows, yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linear sederhana, uji hipotesis, dan identifikasi determinan (R2).

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa status pionir sebuah merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan maraknya promosi iklan saat ini, sangat mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk. Hal ini menjadi suatu faktor penting bagi produsen dalam memahami sikap konsumen, karena konsumen menjadi fokus perhatian produsen.

Konsumen yang bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya, sebaliknya jika konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, biasanya konsumen tidak akan memperhitungkan produk itu sebagai pilihan pembeliannya, bahkan tidak jarang konsumen akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut kepada teman, kerabat, atau tetangganya. Berbagai upaya harus dilakukan produsen untuk mengembangkan sikap positif terhadap produk, baik dari segi kualitas maupun kekuatan mereknya.

Sebuah merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam strategi pemasaran untuk membedakan suatu produk perusahaan dengan produk pesaingnya. Situasi persaingan yang semakin ketat, maka peran merek pun akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak cukup hanya menawarkan produk berkualitas tinggi untuk menarik perhatian konsumen, tetapi juga perlu meningkatkan kekuatan mereknya di pasar. Oleh karena itu, sebuah merek harus mengeluarkan semua keunggulan yang dimilikinya.


(12)

Menurut Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61), status pionir sebuah merek (pioneer-status) adalah merek yang muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Schnaars mendefinisikan status pionir sebuah merek sebagai merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses (Tjiptono, 2005:61). Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh merek pionir sungguh mengagumkan sehingga mampu membuat merek pionir bertahan dari serangan para pesaing, hadirnya merek baru, inovasi produk pesaing, kompetisi harga, dan perubahan selera konsumen (Carpenter dan Nakamoto dalam Wardayanti, 2006:74).

Beberapa tahun belakangan ini, kategori produk yang ramai dimasuki oleh perusahaan-perusahaan besar adalah kategori minuman isotonik. Minuman isotonik merupakan minuman yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia dan dapat sekejap terserap oleh tubuh. Minuman isotonik mampu menggantikan ion-ion dan elektrolit tubuh yang keluar bersama keringat di saat kita melakukan aktivitas, baik itu bekerja, belajar, berolahraga bahkan tidur. Pada umumnya, kandungan dalam minuman isotonik adalah Na+,K+, Mg2+, Ca2+, dan Cl- serta beberapa tambahan vitamin B dan C (http://www.scribd.com/doc/8966339/A-Quasi-At).

Pelopor dalam kategori minuman isotonik di Indonesia adalah merek Pocari Sweat, yang memasuki pasar Indonesia pada tahun 1990. Saat itu PT. Amerta Indah Otsuka (AIO) sebagai produsen dan pemasar Pocari Sweat mengalami frustasi karena masyarakat lebih memilih kategori minuman ringan, sehingga kategori minuman isotonik tidak dilirik oleh pasar. Para dokter mulai


(13)

menganjurkan minuman isotonik Pocari Sweat sebagai salah satu alternatif pilihan minuman untuk mempercepat kestabilan cairan tubuh ketika penyakit demam berdarah mewabah di Indonesia. Pada awalnya, larutan oralit (larutan air dan garam) yang digunakan sebagai terapi cairan untuk orang yang mengalami ketidakstabilan cairan tubuh. Namun dewasa ini, terjadi inovasi larutan oralit menjadi lebih praktis dengan cara memunculkan suatu produk berlabel minuman isotonik yang kandungannya sama dengan oralit namun berbeda dari segi rasa. Faktor rasa itu menjadi sesuatu yang penting, oleh sebab itu, Pocari Sweat terus secara konsisten melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat sehingga akhirnya bisa menjadi pionir yang kuat untuk kategori minuman isotonik di benak konsumen Indonesia (www.swa.com).

Penjualan Pocari Sweat yang meningkat membuat banyak perusahaan tergiur dengan pasar minuman isotonik yang awalnya hanya dikuasai oleh Pocari Sweat. Selama dua sampai tiga tahun Pocari Sweat menjadi satu-satunya perusahaan yang mendominasi pasar minuman isotonik di Indonesia, kemudian tahun 2005 mulai masuk beberapa pesaing untuk merebut pasar konsumen minuman isotonik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:


(14)

Tabel 1.1

Produsen Minuman Isotonik

Merek Perusahaan Launching (Tahun) Bentuk Kemasan Harga (Rp) Rasa Pocari

Sweat PT. AIO 1990

Kaleng

(330 ml) Rp 3.350,- Citrus Powerade Coca Cola Akhir 2005 Kaleng

(330 ml) Rp 3.200,- Jeruk Bali Prosweat Orang Tua Akhir 2005 Kaleng

(330 ml) Rp 3.025,- Jeruk Optima

Sweat Sinar Mas Akhir 2005

Kaleng

(330 ml) Rp 3.375,- Guava Kino

Sweat Kino Group Awal 2005 Sachet Rp 750,- -

Mizone Aqua 2005 Botol Plastik

(500 ml) Rp 2.275,-

Orange Lime & Passion

Fruit Vitazone Mayora Awal 2006 Botol Plastik

(500 ml) Rp 2.875,- Cool Ice Zporto Triusaha Akhir 2005 Botol Plastik

(400 ml) Rp 2.875,- Lemon Sumber : http://www.scribd.com/doc/8966339/A-Quasi-At

Pada Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa Pocari Sweat muncul pertama kali sebagai minuman isotonik pada tahun 1990. Sekitar tahun 2005, mulai bermunculan pesaing baru setelah melihat adanya peluang pasar yang begitu menjanjikan. Meskipun bermunculan pesaing baru, namun PT. Amerta Indah Otsuka (AIO) tetap tidak khawatir dengan produk-produk baru yang menawarkan value added, seperti penambahan variasi rasa dan juga penawaran harga yang lebih murah dibandingkan Pocari Sweat karena Pocari Sweat merupakan produk yang sudah melewati uji klinis dan telah terbukti manfaatnya sehingga merek Pocari Sweat sudah tertanam di benak konsumen.


(15)

Selain muncul sebagai pelopor dalam kategori minuman isotonik, Pocari Sweat juga menjadi Top Brand Indeks Kategori Minuman Isotonik 2008 versi BPOM. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2

Top Brand Indeks Kategori Minuman Isotonik 2008 Merek TBI

Pocari Sweat 53,4 %

Mizone 38,7 %

Vitazone 4,8 %

Powerade 0,6 %

Optima Sweat 0,5 %

Sumber: Produk Komplemen BPOM, http://www.pom.go.id/

Berdasarkan hasil survei di atas, maka dapat dilihat bahwa saat ini pasar minuman isotonik masih dipimpin oleh Pocari Sweat (53,4%) dengan pertumbuhan penjualan dalam tiga tahun terakhir (2006-2008) berhasil melampaui rata-rata industrinya yaitu sekitar 30-40%. Dengan kondisi tersebut, Pocari Sweat saat ini berada di posisi market leader dengan market share sekitar 50 %.

Pocari Sweat muncul sebagai pelopor minuman isotonik di Indonesia dan menjadi minuman isotonik yang paling diminati masyarakat sehingga akhirnya Pocari Sweat menyandang status pionir dalam kategori minuman isotonik. Dengan status pionir yang dimiliki Pocari Sweat menjadikan minuman isotonik ini dipercaya penuh oleh konsumen. Konsumen yang sudah bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya.

Salah satu segmen pasar dari minuman isotonik Pocari sweat adalah mahasiswa. Mahasiswa mempunyai banyak aktivitas yang menghabiskan banyak energi. Begitu juga dengan mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang mempunyai


(16)

aktivitas lain selain perkuliahan seperti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini yang menyebabkan mereka membutuhkan minuman isotonik. Mahasiswa Politeknik Negeri Medan merupakan konsumen minuman isotonik Pocari Sweat. Hal ini terlihat dari pra survei, yang menunjukkan bahwa 16 dari 20 mahasiswa mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat minimal 3 kali dalam sebulan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara status pionir sebuah merek minuman isotonik Pocari Sweat terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan status pionir sebuah merek adalah merek yang muncul pertama kali di dalam kategori produk baru. Schnaars dalam Tjiptono (2005:61), definisi status pionir adalah merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses.  Konsumen yang sukses menggunakan merek pertama dalam suatu kategori produk baru cenderung akan lebih menyukai merek tersebut


(17)

dibandingkan merek-merek lainnya yang masuk pasar belakangan (Tjiptono, 2005: 63).

Engel, et. al. dalam Sumarwan (2002:136) mengemukakan bahwa sikap konsumen menunjukkan apa yang disukai dan yang tidak disukai. Sikap konsumen merupakan faktor psikologis penting yang perlu dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat dengan perilaku, bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektif untuk mengetahui perilaku konsumen. Definisi sikap tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan).

Pionir bisa mempengaruhi cara konsumen mengevaluasi atribut-atribut penting dalam kategori produk yang pada gilirannya menyebabkan pionir berhasil menjadi standar dalam kategori produk. Selain itu, pionir bisa ‘mengikat’ pelanggan melalui berbagai program loyalitas pelanggan (Kalyanaram, dll. dalam Tjiptono, 2005:63) .

Berdasarkan teori tersebut, dapat disusun skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu:

Sikap Konsumen (Y) Status Pionir Merek (X)

Gambar 1.1 Kerangka konseptual


(18)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara status pionir sebuah merek minuman isotonik Pocari Sweat terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh status pionir merek terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kekuatan status merek pionir agar mampu terus bertahan menguasai pasar dalam kategori produk minuman isotonik Pocari Sweat yang pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan. b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang akan datang, maupun untuk penelitian lanjutan.


(19)

c. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai pengaruh status pionir sebuah merek minuman isotonik Pocari Sweat terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

a. Variabel X adalah status pionir merek.

b. Variabel Y adalah sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan. 2. Definisi Operasional Variabel

a. Status Pionir Merek (Variabel X)

Status pionir merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses.

b. Sikap Konsumen (Variabel Y)

Sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap konsumen adalah


(20)

faktor psikologis penting yang perlu dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat dengan perilaku, bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektif untuk mengetahui perilaku konsumen.

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel

Skala Pengu kuran Status Pionir Merek (X)

Status pionir merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses.

a.Pengetahuan akan status pionir.

b.Keberhasilan menembus pasar.

c.Kekuatan status pionir di benak konsumen. Skala Likert Sikap Konsumen (Y)

Sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek.

a.Kognitif (Kepercayaan). b.Afektif (Perasaan). c.Konatif (Tindakan).

Skala Likert

Sumber: Tjiptono (2005) dan Sumarwan (2002), diolah penulis (2010). 3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2006:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dilihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut:


(21)

Tabel 1.4

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2006:86)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Medan di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010-Juni 2010.

5. Populasi dan sampel

Populasi adalah sekelompok elemen lengkap, yang biasanya berupa orang, objek transaksi, atau kejadian yang membuat kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitan (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang berjumlah 4.446 orang. Karena mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono, 2003:62):

n = (Zα)² (p) (q) d²


(22)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 Z = 1,67

bila α = 0,01 Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi

q = 1-p

d = Penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5; dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n = (Zα)² (p) (q) d²

n = (1,96)² (0,5) (0,5) = 96,04 = 96 orang (0,1)²

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kebetulan (Ginting dan Situmorang, 2008:141). Adapun kriteria yang telah ditentukan adalah Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang telah mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat minimal tiga kali dalam satu bulan.


(23)

6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire) kepada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi baik dari buku, jurnal, majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu konsumen minuman isotonik Pocari Sweat untuk mendapatkan informasi.

b. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih yakni para konsumen minuman isotonik Pocari Sweat.


(24)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah, dan inforemasi dari internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi penelitian ini.

8. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

b. Metode Analisis Statistik 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a.. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang


(25)

telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 15,00 for Windows.

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear sederhana adalah metode yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel X (status pionir merek) terhadap variabel Y (sikap konsumen) dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + bX Dimana:

Y = Sikap Konsumen X = Status Pionir Merek a = Konstanta

b = Koefisien Regresi 3. Uji Hipotesis

Dilakukan uji t, yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh status pionir merek sebagai variabel X terhadap sikap konsumen sebagai variabel Y.


(26)

Kriteria Pengujian:

Ho : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen.

Ha : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila koefisien Determinasi (R2) = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan bila (R2) mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(27)

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Wardayanti (2006) melakukan penelitian jurnal berjudul “Analisis Pengaruh Pioneer-Status Sebuah Merek terhadap Sikap Konsumen dalam Kategori Produk Vitamin C 500 mg”. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas Kristen Petra dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen dalam kategori produk tablet hisap vitamin C 500 mg dengan membandingkan sikap konsumen terhadap Vitacimin sebagai merek pionir dan Xon-ce sebagai merek pengikut. Hasil dari penelitian tersebut adalah status pionir sebuah merek berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen. Konsumen yang mengetahui bahwa Vitacimin merupakan merek pionir mempunyai sikap yang lebih baik secara signifikan terhadap merek Vitacimin daripada merek Xon-ce.

Gultom (2006) melakukan penelitian berjudul Analisis Brand Equity Sabun Lifebuoy yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian pada Keluarga Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh elemen-elemen brand equity tehadap keputusan pembelian pada keluarga Kelurahan Kenangan Baru, dan faktor mana yang paling dominan pengaruhnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakan uji simultan, uji parsial, dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian


(28)

menggunakan 300 keluarga sebagai sampel dengan metode Quota Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan elemen-elemen brand equity, yang terdiri dari brand awareness (kesadaran merek). Brand association (asosiasi merek), perceived quality, dab brand loyalty (loyalitas merek) mempengaruhi secara signifikan keputusan pembelian sabun Lifebuoy pada keluarga Kenangan Baru. Dan secara parsial, elemen loyalitas merek merupakan faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian sabun Lifebuoy pada keluarga Kenangan Baru.

B. Merek

Menurut The American Marketing Association dalam Kotler (2000: 227), merek adalah sebuah nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi antar mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu atau sekelompok penjual, dan untuk mendiferensiasikan dari barang ke jasa pesaing. UU Merek No. 15 Tahun 2001 mendefinisikan merek sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf - huruf, angka – angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan sesuatu yang dapat berupa tanda, gambar, simbol, nama, kata huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya untuk membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dengan tujuan untuk menjalin sebuah hubungan yang erat antara konsumen dan

perusahaan melalui sebuah makna psikologis.

Dalam suatu merek terdapat enam jenis makna (Kotler, 2001: 228), yaitu: a. Atribut


(29)

Merek pertama-tama membawa atribut-atribut tertentu ke dalam benak seseorang. Mercedes akan memberi kesan mahal, berancang bangun dan berteknologi tinggi, kuat dan tahan lama, sangat bergengsi, nilai jual kembali tinggi, gesit dan sebagainya. Perusahaan akan menggunakan satu atau beberapa dari atribut-atribut tersebut untuk mengiklankan mobilnya. Selama bertahun-tahun Mercedes mengiklankan, “Direkayasa tidak seperti mobil-mobil lain di dunia.” b. Manfaat

Sebuah merek lebih dari sekadar sekumpulan atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat.

c. Nilai-nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya, sehingga Mercedes berarti berkinerja tinggi, kemanan, gengsi, dan sebagainya. Pemasar merek harus menemukan kelompok pembeli mobil tertentu yang mencari nilai-nilai tersebut.

d. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, kualitas tinggi.

e. Kepribadian

Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau sebuah obyek, apa yang akan masuk ke dalam benak kita? Mercedes mungkin memberi kesan boss yang rasional


(30)

(obyek). Kadang-kadang ia mengambil kepribadian dari seseorang yang terkenal atau seorang juru bicara.

f. Pemakai

Merek memberi kesan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut menyaksikan seorang sekretaris berusia sekitar 20 tahun mengendarai sebuah Mercedes. Sebaliknya kita akan berharap melihat seorang eksekutif puncak berusia sekitar 55 tahun berada di belakang kemudi. Para penggunanya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian dari produk tertentu.

Tjiptono dan Diana (2000:39) menyatakan bahwa penggunaan merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:

a. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan pembelian ulang. b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan

bentuk desain dan warna-warni yang menarik).

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan membangun merek yang terkenal, bercitra baik, dan dilindungi hak ekslusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan dapat meraih dan memperthankan loyalitas konsumen.


(31)

Menurut Tjiptono dan Diana (2000:42) agar suatu merek dapat mencermin kan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan:

a. Merek harus khas atau unik.

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaianya.

c. Merek harus menggaambarkan kualitas produk. d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk baru yang mungkin ditambahkan ke lini produk.

C. Merek Pionir

1. Pengertian Merek Pionir

Menurut Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) pionir adalah merek yang muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Kalyanaram, Robinson, dan Urban dalam Tjiptono (2005:61) mendefinisikan pionir sebagai merek yang pertama kali masuk ke sebuah pasar baru. Sementara itu, definisi lebih spesifik oleh Schnaars dalam Tjiptono (2005:61) yang merumuskan pionir sebagai merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses.


(32)

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa merek pionir adalah suatu merek baru dalam kategori produk baru dan sukses menjualnya di pasar serta tetap mempertahankannya sehingga membekas di benak konsumen.

2. Keunggulan dan Risiko Merek Pionir

Keunggulan dan risiko merek pionir menurut Tjiptono (2005:63):

a. Response lags antara pionir yang pertama memasuki pasar dan perusahaan kedua yang memasuki pasar memberikan kesempatan kepada pionir untuk menjadi monopolis temporer dan meraup pendapatan substansial.

b. Pionir berkesempatan untuk mencapai skala ekonomis sebelum later entrants masuk. Ini dikarenakan pionir cenderung memiliki pasar yang dilayani lebih luas dibandingkan para pesaingnya.

c. Pionir berpeluang membangun loyalitas merek dan switching cost (baik ekonomis maupun psikologis) terlebih dahulu, sehingga setiap pendatang baru harus bekerja keras guna meyakinkan pelanggan agar bersedia beralih ke produknya. Dengan demikian pionir bisa mendapatkan loyalitas dari konsumen-konsumen yang tergolong risk averse.

d. Pionir berpeluang mendapatkan citra dan reputasi positif atas daya inovasi dan keprogresifannya dalam membuka pasar.

e. Terciptanya hambatan masuk bagi para later entrants bila pionir mendapatkan perlindungan hak paten.

f. Pionir berkesempatan mendominasi jaringan distribusi dan periklanan, sehingga hanya akan tersedia tempat terbatas bagi para pendatang berikutnya.


(33)

g. Pionir bisa menciptakan standar produk, standar industri, dan basis pelanggan yang berguna untuk mendukung penyempurnaan produk selanjutnya.

h. Pionir berpeluang untuk mempercepat proses belajarnya dalam hal produksi dan teknologi dibandingkan para pesaingnya.

i. Pionir dapat mendominasi berbagai aset langka, seperti sumber daya alam, lokasi, dan rak pajangan di gerai ritel.

Implikasinya, pionir cenderung berhasil meraih pangsa pasar terbesar dalam industrinya. Namun Carpenter & Nakamoto dalam Tjiptono (2005:62) mengingatkan bahwa keunggulan pionir baru bisa tereliasasi apabila merek pionir tersebut berhasil membentuk preferensi konsumen dengan jalan secara terus – menerus menyempurnakan dan mendiferensiasikan produknya dari para pesaing atau disebut later entrants.

Menurut Brown, Jain, dan Schnaars dalam Tjiptono (2005:70), tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh merek pionir diantaranya:

a. Pionir harus unggul dalam teknologi (untuk ini dibutuhkan investasi yang besar).

b. Resiko kegagalan dalam introduksi produk baru relatif besar. c. Biaya riset dan pengembangan produk sangat mahal.

d. Proses inovasi acapkali harus melewati tahapan – tahapan panjang yang tidak berguna dikarenakan kemajuan yang berlangsung lambat sehubungan dengan faktor trial and error.

e. Pionir harus “membuka jalan” dengan menciptakan dan mengembangkan permintaan primer serta mengedukasi pelanggan.


(34)

D. Sikap Konsumen

1. Pengertian Sikap Konsumen

Menurut Allport dalam Suryani (2008:161) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu obyek dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek.

Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2002:136) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Sikap konsumen merupakan faktor psikologis penting yang perlu dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat dengan perilaku. Bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektif untuk mengetahui perilaku konsumen. Definisi sikap tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan).

Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, kalau konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk tersebut


(35)

sebagai pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut kepada teman, kerabat atau tetangganya (Suryani, 2005: 160).

Terdapatnya hubungan yang erat antara sikap dan perilaku inilah yang menyebabkan sikap dipandang penting. Berbagai upaya dilakukan oleh pemasar untuk mengembangkan sikap positif serta mengubah sikap netral maupun negatif ke arah sikap positif. Melihat televisi, mendengar radio, maupun membaca media cetak, sebagian besar tujuannya tidak lain adalah mengembangkan sikap positif konsumen.

Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behaviour). Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2002:135) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.

2. Model Sikap Konsumen

Secara garis besar, Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa model sikap, antara lain:


(36)

Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif). b. Multi Attribute Attitude Model (Fishbein).

Model multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

c. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal).

Engel et al. dalam Sumarwan (2002:82), menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek yang ideal yang dirasakan konsumen.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

a. Komponen Kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (beliefs) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek memiliki sikap atribut dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan pada hal yang spesifik.


(37)

b. Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai.

c. Komponen konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap.

3. Fungsi Sikap Konsumen

Menurut Kazt dalam Suryani (2008:172) terdapat empat fungsi sikap: a. Fungsi Utilitarian

Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah obyek sikap (misalnya produk) memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya. Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengekspresikan perasaannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman dari orang lain. Konsumen dapat mengembangkan sikap positifnya apabila obyek dipandang memberikan manfaat atau mendatangkan keuntungan bagi dirinya.

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap dapat terbentuk sebagai fungsi dari keinginan individu untuk mengekspresikan nilai-nilai individu kepada orang lain. Ekspresi sikap digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya. Hampir sebagian besar konsumen dalam perilaku pembelian, terutama ketika memilih suatu produk atau merek tidak terlepas dari keinginannya untuk menunjukkan nilai-nilai yang


(38)

dianutnya dan dijunjung tinggi kepada konsumen lain atau masyarakat. Karena sikap merupakan fungsi dari ekspresi nilai, maka pemasar harus berusaha mempengaruhi sikap konsumen dengan cara mengiklankan produknya dengan menonjolkan ekspresi nilai tertentu bagi para pemakainya.

c. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap konsumen seringkali merupakan sarana bagi konsumen unttuk melindungi atau mempertahankan egonya. Sikap digunakan sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya atau sesuatu yang akan mengancam. Atas dasar hal ini pemasar dalam iklannya berusaha mempengaruhi konsumen dengan memberikan pesan pada promosinya bahwa produknya dapat melindungi ego konsumen dari penghinaan orang lain.

d. Fungsi Pengetahuan

Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman konsumen mengenai obyek sikapnya. Sikap juga digunakan individu sebagai dasar untuk memahami. Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak, atau tidsak tahu sama sekali mengenai obyek sikap. Oleh karena pengetahuan merupakan komponen penting dari sikap, maka pemasar perlu memberikan informasi, wawasan mengenai produk atau obyek sikap lainnya kepada konsumen.


(39)

4. Karakteristik Sikap Konsumen

Karakteristik sikap konsumen menurut Sumarwan (2002:137) yaitu: a. Sikap Memiliki Objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan media, dan sebagainya. Jika kita ingin mengetahui sikap konsumen, maka kita harus mendefinisikan secara jelas sikap konsumen terhadap apa.

b. Konsistensi Sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. Namun, faktor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap dan perilaku.

c. Sikap Positif, Negatif, dan Netral

Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif), atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap.

d. Intensitas Sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat


(40)

tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

e. Resistensi Sikap

Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten atau merekrut konsumen baru.

f. Persistensi Sikap

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

g. Keyakinan Sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.

h. Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap sutu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.


(41)

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen menurut Suryani (2008:175) adalah sebagai berikut:

a. Pengalaman Langsung

Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu. Seorang konsumen remaja putri sangat menyukai produk – produk keluaran Pond’s, karena dia merasa puas ketika membeli bedak, dia merasa cocok ketika membeli susu pembersih dan lipstiknya. Ketika dia membutuhkan produk tersebut juga selalu tersedia, serta tenaga penjual yang melayaninya memberikan pelayanan yang sangat memuaskan.

b. Pengaruh Keluarga

Keluarga memiliki peranan penting daam pembentukan sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orangtuanya terhadap produk tersebut. Seorang anak remaja menggunakan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh seperti yang digunakan orangtuanya karena merasa sudah cocok dan terbiasa. c. Teman Sebaya

Teman sebaya punya peran cukup besar terutama bagi anak – anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk mendapatkan


(42)

penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan sumber-sumber lainnya.

d. Pemasaran Langsung

Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan konsumen. Pemasaran langsung yang dilakukan oleh City Bank, Bank Niaga, atau beberapa produsen lainnya merupakan sarana yang potensial untuk membentuk sikap konsumen.

e. Tayangan Media Massa

Media massa yang merupakan sarana komunikasi yang hampir setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen. Karena peran media ini sangat penting dalam pembentukan sikap konsumen, maka pemasar perlu mengethaui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap positif dapat dibentuk.

6. Cara untuk Mengubah Sikap

Ada tiga cara untuk mengubah sikap menurut Suryani (2008:177), yaitu: a. Dengan mempengaruhi persepsi konsumen.

Agar terbentuk sikap positif pada konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan aspek fungsi sikap. Misalnya: ketika produk belum banyak dikenal oleh pasar, sebaiknya informasi tentang produk dan manfaatnya lebih ditonjolkan agar konsumen mempunyai pengetahuan tentang produk. Selain itu nilai – nilai apa yang dijunjung tinggi oleh pasar sasaran juga


(43)

perlu diperhatikan karena sikap merupak fungsi ekspresi nilai. Jadi konsumen mengembangkan sikap positifnya jika produk yang ditawarkan mampu menunjukkan nilai – nilai yang dianutnya.

b. Dengan mengubah komponen multi atribut

Untuk mengubah sikap konsumen, pemasar menambah atribut pada produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan keunggulan produknya.

c. Dengan mengubah keyakinan merek pesaing

Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan produknya dengan produk lain, dengan harapan agara konsumen berubah keyakinannya/kepercayaannya terhadap merek pesaing.


(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. AMERTA INDAH OTSUKA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., yaitu sebuah perusahaan farmasi yang terkenal di Jepang. PT. Amerta Indah Otsuka bergerak di bidang bisnis minuman isotonik, perusahaan ini dulu belum sebesar dan berkembang dibandingkan saudaranya PT. Otsuka Indonesia yang lebih dahulu masuk ke Indonesia yang bergerak di bidang farmasi. PT. Amerta Indah Otsuka merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan produk minuman Pocari Sweat di Indonesia. Belakangan ini selain memproduksi minuman isotonik dengan merek Pocari Sweat, PT. Amerta Indah Otsuka juga memproduksi makanan ringan berbentuk bar yang terbuat dari tepung kedelai dan buah-buahan asli dengan merek Soyjoy.

Perusahaan ini mempunyai komitmen yang tinggi untuk mendukung kesehatan masyarakat Indonesia dengan menghasilkan produk-produk inovatif demi menyumbangkan solusi yang berkaitan dengan kesehatan melalui sudut pandang yang unik serta pengembangan ilmu pengetahuan terkini. Adapun visi dari PT. Amerta Indah Otsuka adalah "to be a Brilliant Company by giving the most reliable contribution to consumers & societies”. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi dari PT. Amerta Indah Otsuka yaitu:

1. Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk memastikan produk yang dihasilkan juga berkualitas tinggi.

2. Menjadikan produk dan kesejahteraan konsumen dan kepentingan sosial sebagai prioritas utama.

3. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan rekan bisnis.

4. Menjadi perusahaan yang terpercaya.

5. Menjadi perusahaan yang efektif dan efisien baik dalam bidang operasional maupun keuangan.


(45)

6. Menggunakan setiap peluang sebaik-baiknya dalam menciptakan pasar yang baru untuk mendistribusikan produk berkualitas tinggi kepada lebih banyak konsumen.

Pocari Sweat mulai masuk ke pasar Indonesia pada tahun 1990. Pertama kali masuk ke Indonesia hanya 30.000 kaleng setahun. Inipun harus didatangkan dari pabrik minuman Pocari Sweat di Korea Selatan. Pada tahun 1991, Otsuka Pharmaceutical CO,. Ltd mendirikan PT. Amerta Indah Otsuka dengan membuka pabriknya di Lawang (Malang, Jawa Timur) yang memproduksi Pocari Sweat dengan dipimpin presiden direkturnya Yoshishiro Bando.

Pada waktu baru didirikan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 7 juta kaleng per bulan. Tapi sebelum dipasarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka, penjualan Pocari Sweat di bawah kendali PT. Otsuka Indonesia sebagai perusahaan patungan di bidang farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co,. LTd Jepang. Selama di bawah kendali PT. Otsuka Indonesia distribusi Pocari Sweat dijadikan satu dengan produk farmasi (obat-obatan) yang menyebabkan Pocari Sweat menjadi kurang jelas dan distribusinya tidak berjalan dengan baik. Agar lebih fokus, akhirnya diputuskan pemasaran dan distribusi Pocari Sweat sepenuhnya diserahkan ke PT. Amerta Indah Otsuka.

Setelah selama 13 tahun beroperasi dari tahun 1991 sampai tahun 2004 pabrik di Lawang diputuskan untuk dipindahkan ke pabrik Sukabumi pada awal tahun 2004. Pertimbangannya adalah untuk lebih menekan biaya produksi dan transportasi serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku. Sejak


(46)

dipindahkan ke Sukabumi, pabrik mampu memproduksi Pocari Sweat dua kali lipat menjadi 14 juta kaleng per bulan.

Pada tahun 2007 dibangun pabrik baru dengan fasilitas produksi PET (minuman kemasan botol) untuk memproduksi Pocari Sweat dalam bentuk botol. Menelan biaya investasi lebih dari Rp 100 miliar, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 250.0000 botol per jam. Produk Pocari Sweat terus berkembang. Hal ini membuat PT. Amerta Indah Otsuka berinisiatif untuk mengembangkan pasarnya ke Sumatera dengan mendirikan kantor cabang di Medan.

PT. Amerta Indah Otsuka cabang Medan didirikan pada bulan September 2004 yang berkantor di jalan Krakatau. PT. Amerta Indah Otsuka yang ada di Medan diberi tugas untuk memasarkan dan mendistribusikan Pocari Sweat untuk wilayah kota Medan. Pada saat pertama kali memasarkan produk Pocari Sweat di Medan, PT. Amerta Indah Otsuka memasarkan Pocari Sweat dalam bentuk sachet dan kaleng 330 ml. Pada tahun 2007 diperkenalkan Pocari Sweat dalam kemasan botol 500 ml, pada tahun 2009 diperkenalkan dalam kemasan botol 350 ml dan kemasan botol 2 liter.

PT. Amerta Indah Otsuka berkomitmen untuk memberikan yang terbaik pada konsumen dan masyarakat. Komitmen ini diwujudkan dengan kegiatan operasional yang menjunjung tinggi kualitas dan standar internasional. yang telah diakui dunia. Komitmen dan kerja keras PT. Amerta Indah Otsuka telah diakui berbagai pihak melalui berbagai sertifikat, diantaranya adalah sebagai berikut :


(47)

Sertifikat OHSAS Sertifikat ISO SNI 01-4852-1998 / Halal Certificate 18001:2007 14001:2004 HACCP

Gambar 3.1 Sertifikat PT. Amerta Indah Otsuka Sumber:

B. Struktur Organisasi

Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan perusahaan, struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu unsur yang menentukan. Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanaanan pencapaian tujuan perusahaan sehingag usaha-usaha yang dilakukan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

C. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja terkini dari PT. Amerta Indah Otsuka adalah mampu menjadi market leader dalam industri minuman isotonik di Indonesia. Selain itu, PT. Amerta Indah Otsuka juga memiliki satu-satunya perusahaan minuman isotonik yang memiliki banyak varian produk. Pocari Sweat dipasarkan dalam 5 kemasan yang berbeda yaitu dalam kemasan sachet berupa serbuk, dalam bentuk minuman kaleng berisi 330 ml dan dalam kemasan botol berisi 350 ml, 500 ml, dan 2 liter. Hal ini cukup membanggakan dan diharapkan mampu memperlus pasar Pocari


(48)

Sweat. Dan dari segi perjalanan, PT. Amerta Indah Otsuka pusat menargetkan 500 juta kaleng pada tahun 2009-2010 seluruh Indonesia.

Dalam pemasaran dan target penjualan semua varian produk Pocari Sweat dihitung dalam bentuk satuan kemasan kaleng, jadi pada penjualan kemasan botol dan sachet pun dikonversikan dalam satuan hitung kaleng. Sebagai contoh dapat kita lihat target penjualan Pocari Sweat pada bulan Mei 2009 di regional Sumatera berdasarkan data perusahaan. Target penjualan yang ditetapkan PT. Amerta Indah Otsuka pusat (Jakarta) sekitar 1.980.287 kaleng.

Tabel 3.1

PT. Amerta Indah Otsuka Medan Target dan Hasil Penjualan Pocari Sweat

Pada Bulan April 2009

Hasil Penjualan

Produk Jumlah

Kaleng 330 ml 527.583

Botol 350 ml 301.349

Botol 500 ml 347.559

Botol 2 Liter 1.083

Sachet 18.974

Total Penjualan 1.196.548

Target Penjualan 1.495.685

Sumber : www.amertaindahotsuka.com D. Produk

1. Pocari sweat

Pocari Sweat adalah minuman isotonik yang dapat membantu menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat aktivitas. Pocari Sweat dapat diserap tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan terdiri dari elektrolit-elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh. Komposisinya adalah air, gula, garam, natrium sitrat, natrium klorida, kalium klorida, kalsium laktat,


(49)

magnesium karbonat dan perisa sitrus. Konsentrasi elektrolitnya adalah K+, NA+, Ca2+, Mg2+, CL-, Citrate3-, Lactate-.

Pocari Sweat dipasarkan dalam 5 kemasan yang berbeda yaitu dalam kemasan sachet berupa serbuk, dalam bentuk minuman kaleng berisi 330 ml, dan dalam kemasan botol berisi 350 ml, 500 ml, dan 2 liter.

Gambar 3.3 Pocari Sweat dalam 5 kemasan berbeda Sumber: www.amertaindahotsuka.com

2. Soyjoy

Soyjoy adalah makanan berbentuk bar, terbuat sepenuhnya dari tepung kedelai dan buah-buahan dan merupakan sumber protein tinggi sebesar 38%. Kedelai di dalamnya juga mengandung lemak nabati, yaitu lesitin. Kandungan lainnya ialah serat pangan sebanyak 15%, asam amino essensial, vitamin B & E, mineral seperti phospor, kalium, zinc& besi, juga isoflavon.

Paduan dari keledai dan buah tentunya akan memberikan nutrisi yang baik bagi tubuh. Perpaduan rasa kedelai dan buahnya begitu unik, dengan empat pilihan rasa Hawthorn Berry, Raisin Peanut, Apple, dan Mango Coconut. Soyjoy terbukti sebagai camilan dengan nilai GI rendah (Low Glycemic Index), yaitu 25


(50)

dari skala 0 sampai 100. GI adalah indikator kecepatan proses perubahan dari karbohidrat diubah menjadi gula di dalam tubuh.

\

Gambar 3.4 Soyjoy dengan berbagai pilihan rasa. Sumber: www.amertaindahotsuka.com


(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian teoritis dan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis dan evaluasi pembahasan. Adapun hal yang dianalisis dan dievaluasi adalah pengaruh status pionir sebuah merek terhadap sikap konsumen pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian. Adapun hal yang dianalisis secara statitsik dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari responden. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (status pionir) terhadap variabel terikat (sikap konsumen). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for windows.

A. Metode Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 9 pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan untuk variabel bebas (X) dan 6 pertanyaan untuk variabel terikat (Y). Sebagaimana tujuan penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden penelitian berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh status pionir


(52)

sebuah merek pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

1. Deskriptif Responden

Penelitian ini menggunakan mahasiswa Politeknik Negeri Medan sebagai populasi yang berjumlah 4.446 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Dalam penelitian ini diambil sampel yang berjumlah 96 orang, yang menurut Supramono (2003:62) sudah dianggap representatif dan sudah mewakili populasi. Dari sampel tersebut disebarkan kuesioner. Di dalam kuesioner diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, jurusan, dan kuantitas mengkonsumsi Pocari Sweat dalama jangka waktu satu bulan.

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber :Hasil data penelitian 2010 (diolah)

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

1 Perempuan 61 63,5%

2 Laki-Laki 35 36,5%

Total 96 orang 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat dengan jelas jenis kelamin dari responden, dimana kebanyakan dari responden yaitu sebanyak 63,5% merupakan berjenis kelamin perempuan sedangkan laki-laki hanya berjumlah 36,5%.


(53)

b. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Persentase

1 18 14 14,6%

2 19 19 19,8%

3 20 24 25%

4 21 30 31,2%

5 22 9 9,4%

Total 96 orang 100%

Sumber :Hasil data penelitian 2010 (diolah)

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa 14 orang responden (14,6%) adalah mahasiswa yang berumur 18 tahun, 19 orang responden (19,8%) adalah mahasiswa yang berumur 19 tahun, 24 orang responden (25%) adalah mahasiswa yang berumur 20 tahun, 30 orang responden (31,2%) adalah mahasiswa yang berumur 21 tahun, 9 orang responden (9,4%) adalah mahasiswa yang berumur 22 tahun.


(54)

c. Karakteristik responden berdasarkan jurusan. Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Sumber :Hasil data penelitian 2010 (diolah)

No Umur Jumlah Responden Persentase

1 Akuntansi 45 46,9%

2 Administrasi Bisnis 29 30,2%

3 Perbankan 9 9,4%

4 Teknik Mesin 6 6,3%

5 Teknik Sipil 2 2%

6 Teknik Energi 4 4,2%

7 Telekomunikasi 1 1%

Total 96 orang 100%

Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa 45 orang responden (46,9%) adalah mahasiswa jurusan Akuntansi, 29 orang responden (30,2%) adalah mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis, 9 orang responden (9,4%) adalah mahasiswa jurusan Perbankan, 6 orang responden (6,3%) adalah mahasiswa jurusan Teknik Mesin, 2 orang responden (2%) adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil, 4 orang responden (4,2%) adalah mahasiswa jurusan Teknik Energi, 1 orang responden (1%) adalah mahasiswa jurusan Telekomunikasi.


(55)

d. Karakteristik responden berdasarkan kuantitas mengkonsumsi Pocari Sweat dalam jangka waktu satu bulan.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Kuantitas Mengkonsumsi Pocari Sweat Dalam Jangka Waktu Satu Bulan

Sumber :Hasil data penelitian 2010 (diolah)

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

1 Tiga Kali 27 28,1%

2 Diatas Tiga Kali 69 71,9%

Total 96 orang 100%

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 27 orang (28,1%) mengkonsumsi Pocari Sweat sebanyak tiga kali dalam satu bulan dan 69 orang (71,9 %) mengkonsumsi Pocari Sweat lebih dari tiga kali dalam satu bulan.

2. Deskriptif Variabel a. Variabel Status Pionir

Status pionir sebuah merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan menjualnya dengan sukses. Distribusi jawaban responden sampel tentang variabel status pionir dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Sampel Tentang Variabel Status Pionir

STS TS KS S SS

Item

No F % F % F % F % F %

Total %

Total Respo-nden

1 1 1,1 3 3,1 27 28,1 46 47,9 19 19,8 100 96

2 0 0 1 1,1 5 5,2 68 70,8 22 22,9 100 96

3 0 0 2 2,1 17 17,7 62 64,6 15 15,6 100 96 Sumber: Hasil data penelitian 2010 (diolah)


(56)

Tabel 4.5 menerangkan bahwa frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 1 yaitu mengenai Pocari Sweat adalah minuman isotonik yang pertama kali muncul di pasar diketahui bahwa 1 orang responden (1,1%) menjawab sangat tidak setuju, 3 orang responden (3,1%) menjawab tidak setuju, 27 orang responden (28,1%) menjawab kurang setuju, 46 orang responden (47,9%) menjawab setuju, dan 19 orang responden (19,8 %) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 2 mengenai Pocari Sweat berhasil menjadi minuman isotonik yang digemari konsumen diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 1 orang responden (1,1%) menjawab tidak setuju, 5 orang responden (5,2%) menjawab kurang setuju, 68 orang responden (70,8%) menjawab setuju, dan 22 orang responden (22,9 %) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 3 mengenai Pocari Sweat lebih diminati konsumen daripada minuman isotonik lainnya diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 2 orang responden (2,1%) menjawab tidak setuju, 17 orang responden (17,7%) menjawab kurang setuju, 62 orang responden (64,6%) menjawab setuju, dan 15 orang responden (15,6%) menjawab sangat setuju.

b. Variabel Sikap Konsumen

Sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap konsumen adalah


(57)

faktor psikologis penting yang perlu dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat dengan perilaku, bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektif untuk mengetahui perilaku konsumen.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Sampel Tentang Variabel Status Pionir

Sumber: Hasil data penelitian 2010 (diolah)

STS TS KS S SS

Item

No F % F % F % F % F %

Total %

Total Respo-nden

1 0 0 0 0 17 17,7 62 64,6 17 17,7 100 96 2 0 0 3 3,1 12 12,5 67 69,8 14 14,6 100 96 3 1 1,1 3 3,1 21 21,8 55 57,3 16 16,7 100 96 4 0 0 0 0 16 16,7 65 67,7 15 15,6 100 96

5 0 0 1 1,1 9 9,4 70 72,8 16 16,7 100 96

6 0 0 2 2,1 15 15,6 53 55,2 26 27,1 100 96

Tabel 4.6 meneragkan bahwa frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 1 yaitu responden yakin Pocari Sweat adalah merek pionir diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, tidak ada responden (0%) menjawab tidak setuju, 17 orang responden (17,7%) menjawab kurang setuju, 62 orang responden (64,6%) menjawab setuju, dan 17 orang responden (17,7%) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 2 yaitu responden yakin bahwa status pionir Pocari Sweat menunjukkan kualitas yang lebih baik dibanding merek pengikut diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 3 orang responden (3,1%) menjawab tidak setuju, 12 orang responden (12,5%) menjawab kurang setuju, 67 orang responden (69,8%) menjawab setuju, dan 14 orang responden (14,6 %) menjawab sangat setuju.


(58)

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 3 yaitu responden tetap mengkonsumsi Pocari Sweat meskipun banyak minuman isotonik yang hadir dengan kelebihan masing-masing diketahui bahwa 1 orang responden (1,1%) menjawab sangat tidak setuju, 3 orang responden (3,1%) menjawab tidak setuju, 21 orang responden (21,8%) menjawab kurang setuju, 55 orang responden (57,3%) menjawab setuju, dan 16 orang responden (16,7%) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 4 yaitu responden yakin bahwa minuman isotonik Pocari Sweat adalah pilihan yang tepat diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, tidak ada responden (0%) menjawab tidak setuju, 16 orang responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 65 orang responden (67,7%) menjawab setuju, dan 15 orang responden (15,6 %) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 5 yaitu kualitas yang diberikan minuman isotonik Pocari Sweat sesuai dengan yang responden harapkan diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 1 orang responden (1,1%) menjawab tidak setuju, 9 orang responden (9,4%) menjawab kurang setuju, 70 orang responden (72,8%) menjawab setuju, dan 16 orang responden (16,7%) menjawab sangat setuju.

Frekuensi jawaban responden sampel tentang pernyataan (item) 6 yaitu Pocari Sweat menjadi pilihan utama ketika ingin mengkonsumsi minuman isotonik diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 2 orang responden (2,1%) menjawab tidak setuju, 15 orang responden (15,6%)


(59)

menjawab kurang setuju, 53 orang responden (55,2%) menjawab setuju, dan 26 orang responden (27,1%) menjawab sangat setuju.

B. Metode Analisis Statistik 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

  Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.7

Uji Validitas dan Reliabiltas Corrected

Item-Total Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

Variabel 1 .598 0,361 Valid

Variabel 2 .574 0,361 Valid

Variabel 3 .243 0,361 Tidak Valid

Variabel 4 .469 0,361 Valid

Variabel 5 .439 0,361 Valid

Variabel 6 .584 0,361 Valid

Variabel 7 .655 0,361 Valid

Variabel 8 .330 0,361 Tidak Valid

Variabel 9 .572 0,361 Valid

Variabel 10 .463 0,361 Valid

Variabel 11 .520 0,361 Valid

Variabel 12 .352 0,361 Tidak Valid


(60)

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa butir pernyataan variabel 3, variabel 8, dan variabel 12 tidak valid karena r hitung < r tabel (0,361). Oleh karena itu, butir pernyataan tersebut dibuang sehingga tinggal butir pertanyaan yang valid. Setelah itu dilakukan kembali pengujian validitas dan reliabilitas pada pertanyaan yang tertinggal. Setelah dilakukan pengujian kembali terhadap data penelitian, maka keluarlah hasil seperti pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8

Uji Validitas dan Reliabiltas

Sumber: Pengolahan hasil data penelitian (2010) dengan SPSS 15.0 Corrected

Item-Total Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

Variabel 1 .644 0,361 Valid

Variabel 2 .625 0,361 Valid

Variabel 4 .467 0,361 Valid

Variabel 5 .490 0,361 Valid

Variabel 6 .605 0,361 Valid

Variabel 7 .641 0,361 Valid

Variabel 9 .473 0,361 Valid

Variabel 10 .457 0,361 Valid

Variabel 11 .457 0,361 Valid

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa tidak ada lagi butir pernyataan yang tidak valid, dimana r hitung < r tabel (0,361). Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dapat ditentukan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika rα positif dan rα > r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika rα positif dan rα < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.


(61)

Tabel 4.9 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.824 9

Sumber: SPSS 15.0, 2010 (diolah) 2. Regresi Linear Sederhana

Hasil Regresi Linear Sederhana dapat dilihat secara ringkas, yang diperoleh dari pengolahan data melalui SPSS 15.0 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Status

Pionir(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Sikap Konsumen

Sumber: SPSS 15.0, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10, pada variable enter/removed terlihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan (entered) adalah Variabel Status Pionir. Metode yang dipilih adalah metode enter.

Tabel 4.11 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model

B Std.Error Beta t Sig.

(Constant) 11.769 1.730 6.802 .000

1 Pionir 1.018 .144 .589 7.065 .000

Dependent Variable: Sikap konsumen (Y) Sumber: SPSS 15.0, 2010 (diolah)


(62)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.11, dapat dirumuskan model persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = 11,769 + 1,018X

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 11,769, menunjukkan nilai konstan. Dimana jika nilai variabel bebas = 0, maka Sikap Konsumen (Y) akan meningkat sebesar 11,769.

b. Koefisien regresi Status Pionir (X) sebesar 1,018, menunjukkan bahwa variabel Status Pionir berpengaruh positif terhadap Sikap Konsumen (Y). Dengan kata lain, jika Status Pionir sebuah merek Pocari Sweat ditingkatkan maka Sikap Konsumen akan meningkat sebesar 1,018.

3. Uji Hipotesis

Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas, yaitu variabel Status Pionir.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen.

Ha : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah : Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%


(63)

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5 % Hasil pengujiannya adalah:

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = Jumlah Sampel, n = 96

k = Jumlah Variabel yang digunakan, k = 1

Maka: Derajat bebas (df) = n - k = 96 – 1 = 95 Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients Model

B Std.Error Beta t Sig.

(Constant) 11.769 1.730 6.802 .000

1 Pionir 1.018 .144 .589 7.065 .000

Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05(95) = 1,980

Tabel 4.12 Coefficientsa Dependent Variable: Sikap konsumen (Y)

Sumber: SPSS 15.0, 2010 (diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa:

Nilai thitung variabel Status Pionir adalah 7,065 dan nilai ttabel bernilai 1,980 sehingga thitung > ttabel ( 7,065 > 1,980) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Status Pionir sebuah merek Pocari Sweat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Sikap Konsumen pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Determinan (R2) atau R-square ini digunakan untuk melihat berapa besar variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat. Dengan kata lain koefisien


(64)

determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel status pionir sebuah merek (X) pada kategori minuman isotonik Pocari Sweat terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik negeri Medan (Y).

Tabel 4.13 Hasil Uji R2

Model Summaryb

a Predictors: (Constant), Pionir Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .589(a) .347 .340 2.12355 b Dependent Variable: Sikap konsumen

Sumber: SPSS 15.0, 2010 (diolah)

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.12 diketahui nilai R sebesar 0,589 menunjukkan bahwa status pionir (X) mampu mencerminkan proporsi variabel sikap konsumen yang dijelaskan oleh variabel bebas (status pionir) mendekati angka 1 dan menjauhi angka nol sehingga model regresi linear sederhana ini layak digunakan untuk memprediksi atau meramalkan pengaruh status pionir terhadap sikap konsumen. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa status pionir sebuah merek memiliki pengaruh terhadap sikap konsumen.

Penjelasan lain yang dapat diperoleh yaitu nilai R Square sebesar 0,347 menjelaskan status pionir sebagai variabel bebas mampu menjelaskan sikap konsumen sebagai variabel terikat sebesar 34,7% dan sisanya sebesar 65,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Status Pionir sebuah merek kategori minuman isotonik Pocari Sweat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap konsmuen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan, artinya apabila status pionir merek Pocari Sweat naik maka sikap konsumen pada minuman isotonik Pocari Sweat akan naik, sebaliknya jika status pionir merek Pocari Sweat turun, maka sikap konsumen pada minuman isotonik Pocari Sweat juga akan turun.

2. Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,347 menjelaskan Status Pionir sebuah merek (X) kategori minuman isotonik Pocari Sweat mempengaruhi sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan sebagai variabel terikat (Y) sebesar 34,7% dan sisanya sebesar 65,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.


(66)

B. Saran

Berdasarkan evaluasi dan analisis dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka diajukan saran yaitu variabel status pionir sebuah merek minuman isotonik Pocari Sweat berpengaruh signifikan dan positif terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan, sehingga disarankan agar PT. Amerta Indah Otsuka tetap menjaga keunggulan status pionir tersebut dengan meningkatkan promosi dan edukasi sehingga konsumen yakin akan Pocari Sweat adalah status pionir dan menjadi pilihan utama ketika ingin mengkonsumsi minuman isotonik.


(1)

B. Saran

Berdasarkan evaluasi dan analisis dari hasil penelitian serta

kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka diajukan saran yaitu variabel

status pionir sebuah merek minuman isotonik Pocari Sweat berpengaruh

signifikan dan positif terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Politeknik

Negeri Medan, sehingga disarankan agar PT. Amerta Indah Otsuka tetap

menjaga keunggulan status pionir tersebut dengan meningkatkan promosi dan

edukasi sehingga konsumen yakin akan Pocari Sweat adalah status pionir dan


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Paham dan Situmorang, Syafrizal Helmi 2008, Filsafat Ilmu dan Metode Riset, Cetakan Kedua, USU Press, Medan.

Gultom, Febri Anne. 2006. Analisis Brand Equity Sabun Lifebuoy yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian pada Keluarga Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia. Yogyakarta: Andi.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlanggga.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Analisis Data Penelitian. Medan: USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Supramono, dan Haryanto, Jony Octavian. 2003. Desain Proposal Penelitian: Studi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2000. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. Yogyakarta: J & J Learning.

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi. Wardayanti, Cynthia. 2006. Analisis Pengaruh Pioneer- Status Sebuah Merek

terhadap Sikap Konsumen dalam Kategori Produk Vitamin C 500mg, Jurnal Manajemen Pemasaran. www.petra.co.id

www.amertaindahotsuka.com diakses oleh Nina Karina Tarigan, 25 April 2010, pukul 19.30 WIB.

http://www.pom.go.id/ diakses oleh Nina Karina Tarigan, 17 Januari 2010 pukul 19.45 WIB.


(3)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16908/4/Chapter%20II.pdf .com diakses oleh Nina Karina Tarigan, 23 April 2010, pukul 15.55 WIB.

http://www.scribd.com/doc/8966339/A-Quasi-At diakses oleh Nina Karina Tarigan, 20 Januari 2010, pukul 15.30 WIB.

www.swa.com diakses oleh Nina Karina Tarigan, 19 Januari 2010, pukul 14.50 WIB.


(4)

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN a. Umum

Responden yang terhormat, pertanyaan yang ada di kuesioner ini bertujuan

untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul:

“Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhadap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)”. Status pionir sebuah merek adalah merek yang pertama kali memperkenalkan suatu produk baru ke pasar dan

menjualnya dengan sukses.

Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai penulis mengharapkan :

1. Saudara dapat menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Dan

perlu diketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan

dengan benar atau salah.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check (√) pada salah satu jawaban paling sesuai menurut Saudara. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan

skala berikut ini :

Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Jawaban Tidak Setuju (TS) : 2

Jawaban Kurang Setuju (KS) : 3

Jawaban Setuju (S) : 4


(5)

b. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Umur :

Jurusan :

Mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat : kali dalam sebulan

A. Status Pionir

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Pocari Sweat adalah minuman isotonik yang pertama kali muncul di pasar.

2. Pocari Sweat berhasil menjadi minuman isotonik yang digemari konsumen.

3. Pocari Sweat lebih diminati konsumen daripada minuman isotonik lainnya.

B. Sikap Konsumen

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya yakin Pocari Sweat adalah merek pionir. 2. Saya yakin bahwa status pionir Pocari Sweat

menunjukkan kualitas yang lebih baik dibanding merek pengikut.

3 Saya tetap mengkonsumsi Pocari Sweat meskipun banyak minuman isotonik yang hadir dengan kelebihan masing-masing.

4. Saya yakin bahwa minuman isotonik Pocari Sweat adalah pilihan yang tepat.

5. Kualitas yang diberikan minuman isotonik Pocari Sweat sesuai dengan yang saya harapkan.

6. Pocari Sweat menjadi pilihan utama ketika ingin mengkonsumsi minuman isotonik.


(6)

REGRESI LINEAR SEDERHANA

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Status

Pionir(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Sikap Konsumen

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 11.769 1.730 6.802 .000 1

pionir 1.018 .144 .589 7.065 .000 a Dependent Variable: skp.konsumen

Koefisien Determinan

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .589(a) .347 .340 2.12355 a Predictors: (Constant), pionir