Koefisien determinasi OBJEK DAN METODE PENELITIAN

33 pelaksanaan self assessment system sebagai variabel dependen Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan Hipotesis Penetapan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya hubungan antara variable x dan variable y, yaituhipotesis nol Ho dan hipotesis alternative Hi. Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. a. Hipotesis Penelitian Untuk mengetahui adanya pengaruh akan Kualitas informasi akuntansi keuangan dan Persepsi wajib pajak dalam pelaksanaan Self assessment system. Maka dilakukan uji hipotesis melalui asumsi sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh antara kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system Hi : Terdapat pengaruh antara kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system b. Hipotesis Statistik Untuk mengetahui peranan maka dilakukan uji statistic melalui asumsi sebagai berikut : Ho : þ = 0 , secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi keuangan dan persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system 34 Hi : þ ≠ 0 , secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system. c. Menentukan tingkat signifikan Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam status penelitian. 1 Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus : dan Sumber : Umi Narimawati 2010:51 Keterangan : r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel t = thitung 2 Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria : a Tolak Ho jika thitung ttabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. 35 b Tolak Ho jika thitung ttabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c Tolak Ho jika nilai t – sign ɑ 0,05. 3 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut : a Hasil t hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. Jika t hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. t hitung ; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan t tabel ; dicari didalam table distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21 b Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : Tolak ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan 36 Sumber : Umi Narimawati 2010:54 Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 4. Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya,kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi wajib pajak berpengaruh tidak berpengaruh terhadap Pelaksanaan self assessment system.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan self assesment system pada KPP Madya Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kualitas informasi akuntansi keuangan Wajib Pajak Badan pada KPP Madya Bandung secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Namun demikian informasi akuntansi keuangan yang dihasilkan Wajib Pajak Badan pada KPP Madya Bandung Masih Ada yang kurang lengkap tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini terlihat pada hasil jawaban responden yaitu pada presentase 12,64 bahwa informasi akuntansi keuangan yang dihasilkan sudah sangat lengkap sesuai dengan kebutuhan, pada presentasi 35,63 informasi akuntansi keuangan yang dihasilkan sudah lengkap sesuai dengan kebutuhan, pada presentase 29,89 bahwa informasi akuntansi keuangan cukup lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dan pada presentase 21,84 bahwa kualitas informasi akuntansi keuangan tidak lengkap tidak sesuai dengan kebutuhan. 2. Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap KPP Madya Bandung secara umum berada dalam kategori cukup baik. Namun sebagian besar Wajib Pajak Badan menilai pegawai KPP Madya Bandung belum menyampaikan prosedur yang harus dilakukan oleh wajib pajak dengan benar sehingga sebagian besar Wajib Pajak Badan pasih kurang paham dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Madya Bandung. 3. Pelaksanaan self assesment system yang dilakukan Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung secara umum berada dalam kategori baik. Namun sebagian besar Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung cukup. mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan pajak sendiri dan juga cukup mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak. 4. Secara bersama-sama kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi Wajib Pajak memberikan pengaruh sebesar 54,4 terhadap pelaksanaan self assesment system pada KPP Madya Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas informasi akuntansi keuangan dan persepsi Wajib Pajak secara bersama-sama simultan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan self assesment system pada KPP Madya Bandung. Diantara kedua independen, persepsi Wajib Pajak memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pelaksanaan self assesment system pada KPP Madya Bandung dibanding kualitas informasi akuntansi keuangan. Kualitas informasi akuntansi keuangan secara parsial hanya memberikan pengaruh sebesar 14,7 terhadap pelaksanaan self assesment system, sementara persepsi Wajib Pajak secara parsial memberikan pengaruh sebesar 39.7 terhadap pelaksanaan self assesment system.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

4 30 56

Self Assessment System Dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada KPP Pratama Bandung Karees)

1 15 74

Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada WP Badan Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 2 1

Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying)

0 9 1

Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Tax Evasion (Survey Pada wajib Pajak Badan Di KPP Madya Bandung)

0 2 1

Pengaruh Perilaku Wajib Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

0 2 1

Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi keuangan Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan self Assessment System (Survei Pada Kantor pelaynana Pajak Pratama Soreang )

2 16 43

Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System dan Implikasinya Pada Kepatuhan Perpajakan (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas)

6 34 82

Pengaruh teknologi informasi, sanksi pajak dan self assessment system terhadap kepatuhan pajak : (survey terhadap wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

7 25 76

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan dan Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Efektivitas Sistem Self Assessment.

0 0 15