BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Return Saham
Apabila seseorang membeli saham, berarti dia mengorbankan konsumsinya pada masa kini dengan harapan bahwa ia akan mampu mengkonsumsikan yang lebih
dimasa yang akan datang. Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa yang akan datang didasarkan atas dividen yang diharapkan akan diperoleh, dan
berharap kenaikan harga sahamnya di waktu yang akan datang Husnan, 1994 dalam Lysia dan Rina 2002. Maksudnya dalam melakukan aktivitas investasi pada saham,
diharapkan mendapatkan hasil dimasa yang akan datang yang berupa return. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return tersebut sebagai kompensasi dari pengorbanan ekonomi yang dilakukan saat ini.
Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan resiko di masa
datang. Ekspektasi ini biasanya digunakan sebagai dasar analisa teknikal yaitu
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa datang.
Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain losses dan deviden yield. Deviden Yield merupakan pembagian laba bersih
badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar
deviden kepada pemegang saham biasa. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian
deviden. Dalam menetapkan besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Deviden Payout Ratio, yang
merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa deviden kas maupun deviden saham yang
pembayarannya diberikan secara periodik sebesar D
t
rupiah perlembar, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 -
t
P Yield
Deviden
t
D =
………………………………. Jogiyanto, 2000 Dimana :
D
t
= Deviden kas yang dibayarkan P
t-1
= Harga saham pada periode t-1 Sedangkan Capital Gain Loss merupakan selisih antara nilai pembelian
saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain
terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
Sedangkan Capital Losses merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital Gain atau
Capital Loss ini dikaitkan dengan pertumbuhan pada pendapatan pertahun.
1 -
t 1
t
P P
Losses Gain
Capital
−
− =
t
P .............................. Jogiyanto, 2000
Dimana : P
t
= Harga saham pada peride t P
t-1
= Harga saham pada periode t-1 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan
sebagai berikut: Rate of return = devidend yield + capital gain loss yield
1 t
t 1
- t
t 1
- t
t 1
- t
1 -
t t
t i,
P D
P -
P P
D P
P -
P R
−
+ =
+ =
…………………… Jogiyanto, 2000 Dimana:
R
i.t
= Return total P
t
= Harga saham pada periode t P
t-1
= Harga saham pada periode t-1 D
t
= Dividen kas yang dibayarkan Formula diatas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau
dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui dengan pasti oleh investor sehingga investor hanya dapat mengestimasi return saham. Untuk
mengestimasi return saham maka investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, yang disebut probabilitas kejadian.
Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas saham tersebut. Penghitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya.
Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu saham:
∑
=
=
n 1
t i
i
pr R
ER
…………………………………………..Tandelilin, 2001 Dimana:
ER = Return yang diharapkan dari suatu saham R
i
= Return ke-i yang mungkin terjadi pr
i
= Probabilitas kejadian return ke-i n
= Banyaknya return yang mungkin terjadi Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan juga dapat dilakukan dengan
dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitunga rata-rata aritmatik arithmetic mean dan rata-rata geometrik geometric mean. Kedua metode perhitungan itu
sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu,misalnya return suatu asset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut.
Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.
Secara matematis, rumus arithmetic mean:
n X
X ∑
=
…………………………………………………… Tandelilin, 2001 Dimana:
∑
Χ
= penjumlahan nilai return selama suatu periode n = total jumlah nilai n
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
Metode geometric mean adalah metode yang digunakan untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial kumulatif misalnya