Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian Asumsi Klasik

terjadinya perubahan tanda koefisien regresi. Pengujian dapat dilakukan dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Tabel 4.3. Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran IX yang ditunjukkan di dalam tabel 4.3 terlihat bahwa nilai tolerance masih berada di sekitar 1 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Nilai Variance Inflaction Factor VIF juga lebih kecil dari 5, hal ini juga menujukkan variabel independen tidak saling berkorelasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa antar variabel independen dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi, sehingga data yang telah diperoleh dapat digunakan di dalam penelitian.

4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas

Gejala heteroskedastisitas timbul karena adanya ketidakstabilan variansi error sehingga hasil regresi menjadi diragukan karena estimator yang digunakan menjadi tidak efisien. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membentuk diagram plot untuk melihat pola persebaran data. Apabila pola persebaran data tidak membentuk pola tertentu maka data dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas. Coefficients a .368 .265 .232 .870 1.150 .016 -.126 -.107 .942 1.062 .293 .178 .153 .914 1.094 .434 .354 .320 .859 1.164 Arus_Kas_Operasi Arus_Kas_Investasi Arus_Kas_Pendanaan Earning_Per_Share Model 1 Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Return_Saham a. Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008 Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa plot yang dibentuk dari variabel ZPRED sebagai variabel X dan SRESID sebagai variabel Y dari model penelitian tidak memiliki pola tertentu sehingga model penelitian ini dapat dikatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 4 2 -2 -4 Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 R egressi on S tudent iz ed R esi dual Dependent Variable: Return_Saham Scatterplot Gambar 4.1. Pengujian Heterokedastisitas 4.1.3.3.Pengujian Autokorelasi Autokorelasi adalah masalah statistik dalam model yang ditunjukkan oleh adanya hubungan antara variasi error antara berbagai periode waktu penelitian. Gejala ini dapat timbul dalam penelitian time series. Berdasarkan pengujian otokorelasi dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson, diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 1. 896 Lampiran X. Model yang tidak memiliki autokorelasi jika du d 4- du atau dalam persamaan ini unt uk n sebanyak 75, α = 5, dan k =4 maka du = 1.74 dan dl = 1.51 sehingga 1.741.8922.264-1.74. Hal Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008 ini berarti variabel gangguan antara satu periode dengan periode lain tidak saling berkorelasi. Berdasarkan pengujian ini persamaan regresi yang diajukan sudah dapat dianalisa dengan baik. Tabel 4.4. Pengujian Autokorelasi

4.1.4. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 40 143

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh EPS (Earning Per Share), ROE (Return On Equity) dan Tingkat Bunga Deposito terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta.

0 0 100

Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

0 0 11