Statistik deskriptif ini memberikan gambaran umum bahwa pola hubungan antar variabel tidak memberikan suatu hubungan yang kuat dan jelas sesuai dengan
teori yang berlaku. Secara umum, statistik deskriptif diatas belum mampu memberikan gambaran yang jelas sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini
sesuai dengan dengan tujuan statistik deskriptif semula yang bertujuan hanya memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan dilakukan.
4.1.2. Pengujian Normalitas Data
Asumsi distribusi normal adalah suatu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan analisis regresi berganda. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov, pengujian ini adalah pengujian paling valid atas asumsi normalitas. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika
nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05, maka variable penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.
Seperti yang telah dikemukakan pada beberapa bagian terdahulu, diduga data tidak berdistribusi normal. Walaupun bukan cara yang paling baik, penghilangan data
harus dilakukan agar penelitian ini dapat dilanjutkan. Secara teoritis terdapat prosedur lain yaitu melakukan transformasi logaritma terhadap data tersebut, namun data yang
digunakan memiliki banyak nilai negative dan nilai nol, sehingga transformasi ini tidak dapat dilakukan. Sejumlah data pencilanoutlier dihapuskan dalam penelitian.
Hasil akhir pengujian normlitas ditunjukkan oleh tabel 4.2.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
Tabel 4.2. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov relative didukung oleh pengujian skewness dan kurtosis. Pengujian skewness menunjukkan bahwa nilai
skewness berada dibawah berada diantara -2 sampai dengan 2. Nilai ini memberikan indikasi bahwa data telah berdistribusi normal. Walaupun nilai kurtosis relative besar
namun dalam asumsi normalitas, nilai skewness lebih diperhatikan. Hasil pengujian normalitas ini diperkuat dengan diagram PP-Plot Lampiran
VIII yang menunjukkan sebaran data berada di sekitar garis diagonal. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa data telah berdistribusi normal.
4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik
4.1.3.1.Pengujian Multikolinearitas
Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi dalam penelitian regresi, secara khusus dalam regeresi berganda adalah variabel independen dalam penelitian ini tidak
boleh saling berkorelasi. Keberadaan korelasi tersebut dapat mengakibatkan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
75 75
75 75
75 4.5183
1.1933 -6.2224
-25.4625 -22.5992
48.01147 137.17194
124.71700 128.99272
106.05554 .150
.108 .132
.108 .132
.071 .108
.118 .108
.127 -.150
-.076 -.132
-.091 -.132
1.297 .937
1.146 .932
1.140 .069
.343 .145
.350 .148
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed Return_
Saham Arus_Kas_
Operasi Arus_Kas_
Investasi Arus_Kas_
Pendanaan Earning_Per_
Share
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
terjadinya perubahan tanda koefisien regresi. Pengujian dapat dilakukan dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation.
Tabel 4.3. Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran IX yang ditunjukkan di dalam tabel 4.3 terlihat bahwa nilai tolerance masih berada di sekitar 1 sehingga dapat
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Nilai Variance Inflaction Factor VIF juga lebih kecil dari 5, hal ini juga menujukkan variabel independen tidak saling
berkorelasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa antar variabel independen dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi, sehingga data yang telah diperoleh dapat
digunakan di dalam penelitian.
4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas timbul karena adanya ketidakstabilan variansi error sehingga hasil regresi menjadi diragukan karena estimator yang digunakan menjadi
tidak efisien. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membentuk diagram plot untuk melihat pola persebaran data. Apabila pola persebaran data tidak
membentuk pola tertentu maka data dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas.
Coefficients
a
.368 .265
.232 .870
1.150 .016
-.126 -.107
.942 1.062
.293 .178
.153 .914
1.094 .434
.354 .320
.859 1.164
Arus_Kas_Operasi Arus_Kas_Investasi
Arus_Kas_Pendanaan Earning_Per_Share
Model 1
Zero-order Partial
Part Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Return_Saham a.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa plot yang dibentuk dari variabel ZPRED sebagai variabel X dan SRESID sebagai variabel Y dari model penelitian
tidak memiliki pola tertentu sehingga model penelitian ini dapat dikatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
4 2
-2 -4
Regression Standardized Predicted Value
2 1
-1 -2
-3 -4
-5
R egressi
on S
tudent iz
ed R
esi dual
Dependent Variable: Return_Saham Scatterplot
Gambar 4.1. Pengujian Heterokedastisitas
4.1.3.3.Pengujian Autokorelasi
Autokorelasi adalah masalah statistik dalam model yang ditunjukkan oleh adanya hubungan antara variasi error antara berbagai periode waktu penelitian. Gejala
ini dapat timbul dalam penelitian time series. Berdasarkan pengujian otokorelasi dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson, diperoleh nilai d untuk persamaan
regresi yang diajukan sebesar 1. 896 Lampiran X. Model yang tidak memiliki autokorelasi jika du d 4- du atau dalam persamaan ini unt
uk n sebanyak 75, α = 5, dan k =4 maka du = 1.74 dan dl = 1.51 sehingga 1.741.8922.264-1.74. Hal
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
ini berarti variabel gangguan antara satu periode dengan periode lain tidak saling berkorelasi. Berdasarkan pengujian ini persamaan regresi yang diajukan sudah dapat
dianalisa dengan baik. Tabel 4.4. Pengujian Autokorelasi
4.1.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian data menyangkut normalitas data, pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedastisitas, dan pengujian autokorelasi menghasilkan bahwa model
penelitian yang diajukan di dalam penelitian ini sudah dapat dianalisa dengan menggunakan analisis regresi berganda. Untuk memberikan kemudahan analisa,
persamaan regresi yang diajukan beserta hasil yang diperoleh disampaikan di dalam tabel 4.5. Cara perolehan nilai dalam tabel 4.5 :
1. Nilai F
Hitung
dan t
Hitung
diperoleh dari output pengolahan data berdasarkan analisa regresi SPSS Lampiran XIII
2. Nilai F
Tabel
diperoleh untuk α = 5 untuk k sebanyak variabel bebas yang dimasukkan yaitu 4 variabel serta derajat kebebasan sebesar n-k-1, yaitu 75-4-
1=70. 3. Nilai t
tabel
diperoleh dari nilai α = 5 dan derajat kebebasan n-k-1.
Model Summary
b
.535
a
.286 .245
41.70463 1.892
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, Earning_Per_Share, Arus_Kas_Investasi, Arus_ Kas_Pendanaan, Arus_Kas_Operasi
a. Dependent Variable: Return_Saham
b.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
Berdasarkan ringkasan hasil pengolahan data dalam tabel diatas, kesimpulan terkait hipotesa penelitian dapat disampaikan sebagai berikut :
Tabel 4.5. Pengujian Hipotesis
1. H
1
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
≠ 0, Hipotesa penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi, arus kas investasi,
arus kas pendanaan, dan arus Earnings per Share EPS secara simultan terhadap return saham berdasarkan pengujian analisa regresi terhadap sampel penelitian
terbukti. Hal ini terlihat dari nilai F
Hitung
F
Tabel
serta nilai signifikansi 0.0000.05.
Model Summary
b
.535
a
.286 .245
41.70463 1.892
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, Earning_Per_Share, Arus_Kas_Investasi, Arus_ Kas_Pendanaan, Arus_Kas_Operasi
a. Dependent Variable: Return_Saham
b.
ANOVA
b
48828.191 4
12207.048 7.018
.000
a
121749.3 70
1739.276 170577.5
74 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Earning_Per_Share, Arus_Kas_Investasi, Arus_Kas_ Pendanaan, Arus_Kas_Operasi
a. Dependent Variable: Return_Saham
b.
Coefficients
a
9.191 5.005
1.836 .071
.087 .038
.249 2.296
.025 .368
.265 .232
.870 1.150
-.043 .040
-.111 -1.063
.292 .016
-.126 -.107
.942 1.062
.059 .039
.160 1.511
.135 .293
.178 .153
.914 1.094
.156 .049
.345 3.166
.002 .434
.354 .320
.859 1.164
Constant Arus_Kas_Operasi
Arus_Kas_Investasi Arus_Kas_Pendanaan
Earning_Per_Share Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Zero-order Partial
Part Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Return_Saham a.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
2. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel independen terhadap variabel dependen tidak terlampau kuat. Pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen hanya sebesar 28.6. Hal ini berarti bahwa variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model memberikan
pengaruh yang jauh lebih besar yakni sekitar 71.4. 3. H
i
: b
i
≠ 0, Hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap return saham, kesimpulannya secara
parsial adalah sebagai berikut : 1. Variabel Arus Kas Operasi berpengaruh positif secara signifikan
terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
serta tingkat signifikansi 0.025 lebih kecil dari 0.05. Koefisien sebesar 0.087 memberikan pengertian bahwa
perubahan arus kas operasi sebesar 1 dapat memberikan pengaruh sebesar 0.087 terhadap harga saham.
2. Variabel Earnings Per Share terbukti secara signifikan memberikan pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini terbukti dari nilai
t
hitung
t
tabel
serta tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.002. Koefisien regresi sebesar 0.156 memberikan pengertian
bahwa perubahan Earnings Per Share sebanyak 1 akan memberikan dampak sebesar 0.156 dengan arah yang sama.
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008
4. H : b
i
= 0, Hipotesa yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent secara parsial terhadap return saham, kesimpulannya
sebagai berikut : 1. Variabel arus kas investasi terbukti tidak memberikan pengaruh yang
signifikan karena t
hitung
t
tabel
serta tingkat signifikansi 0.292 0.05. 2. Variabel arus kas pendanaan terbukti tidak memberikan pengaruh yang
signifikan karena t
hitung
t
tabel
serta tingkat signifikansi 0.135 0.05.
4.2. Pembahasan
Pengujian yang dilakukan diatas terhadap model menunjukkan bahwa model yang diajukan secara signifikan membuktikan adanya pengaruh arus kas operasi, arus
kas investasi, arus kas pendanaan, dan earnings per share secara bersama terhadap return saham. Pengaruh ini tidak terlampau besar jika ditinjau dari koefisien
determinasi yang hanya berada di sekitar 28.6. Hasil penelitian ini sejalan dengan berbagai penelitian di pasar modal sebelumnya bahwa hubungan yang kuat antara
informasi akuntansi dengan harga saham tidak secara kuat dan nyata. Hasil yang diperoleh sering tidak konsisten sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan yang jelas.
Hasil yang tidak konsisten ini merupakan indikasi bahwa memang tidak terdapat pola yang kuat terkait dengan masalah ini. Faktor penyebab yang sering
diduga menjadi penyebab hal ini adalah masalah rentang waktu dari informasi akuntansi yang diumumkan telah terlebih dahulu diprediksi oleh investor. Keadaan
Rosdiana : Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia, 2008