SISTEM PERJODOHAN (FAMAIGI NIHA) PADA MASYARAKAT NIAS (Studi pada Masyarakat Nias di Deli Tua).

(1)

SISTEM PERJODOHAN (FAMAIGI NIHA) PADA MASYARAKAT

NIAS

(Studi pada Masyarakat Nias di Deli Tua)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

MELITA RENATA NDURU

3123122041

PROGRAM PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Melita Renata Nduru. NIM 3123122041. Sistem Perjodohan (Famaigi Niha) Pada Masyarakat Nias (Studi Kasus Pada Masyarakat Nias di Deli Tua). Skripsi. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pencarian jodoh (famaigi niha), untuk mengetahui pengertian dan alasan perantauan masyarakat nias masih mempertahankan tradisi famaigi niha dan bagaimana perubahan famaigi niha terjadi dari jaman dulu hingga sekarang.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dalam bentuk observasi non partisipasi (non partisipan observer) dengan teknik observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi untuk menambah data yang relevan. Informan ditenukan dengan purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat nias di kelurahan Deli Tua yakni empat keluarga suku nias yang sudah menikah dengan proses famaigi niha dan satu penatua adat Nias.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Latar belakang terjadinya perjodohan (famaigi niha) pada masa dahulu yang menjadi tradisiturun-temurun oleh masyarakat Nias, Tradisi adat famaigi niha sebagai proses awal sebelum pernikahan yang bertujuan untuk memperoleh pasangan yang baik, Tata cara pelaksanaan famaigi niha yaitu: Manandra Fangifi, artinya melihat jodoh baik atau tidak dari mimpi calon mempelai laki-laki, Famaigi todo manu, artinya melihat jodoh baik atau tidak dari pemeriksaan jantung ayam. Kesimpulan menunjukkan bahwa pencarian jodoh (famaigi niha) bertujuan untuk mencarikan jodoh anak demi mendapatkan pernikahan yang murni. Famaigi Niha masih dilaksanakan dan dipertahankan oleh masyarakat Nias diperantauan meskipun terjadi sedikit perubahan cara melaksanakannya pada jaman dulu dengan sekarang.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Perjodohan (Famaigi Niha) Pada Masyarakat Nias (Studi Kasus Pada Masyarakat Nias di Deli Tua)” dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh ilmu pengetahuan, semangat, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof.Dr.Syawal Gultom,

M.Pd.

2. Ibu Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Dra.Nurmala Berutu, M.Pd.

3. Ibu ketua Prodi Pendidikan Antropologi Dr.Rosramadhana, M.Si.

4. Ibu Supsiloani, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi penulis yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir. Terima kasih untuk motivasi, saran, dan masukan yang sangat membangun serta ilmu pengetahuan baru yang telah diberikan kepada penulis.

5. Bapak Drs.Tumpal Simarmata, M.Si sebagai Penasehat Akademik

sekaligus Penguji I penulis.

6. Bapak Drs.Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Penguji II penulis yang telah

banyak memberi arahan beserta solusi kepada penulis.

7. Ibu Dra.Trisni Andayani, M.Si sebagai penguji III yang juga telah

memberikan banyak solusi dan motivasi kepada penulis.

8. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Antropologi yang telah banyak

membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan serta nasihat kepada penulis.


(7)

iii

9. Teristimewa kepada kedua orang tua terhebat, Bapak F.Nduru dan

Mama Y.Giawa. Terima kasih atas dukungan dan Doa serta segala kasih sayang yang tak ada habisnya sehingga menjadi dorongan semangat dan motivasi bagi penulis.

10.Saudara dan Saudari kandung Melsiada Mustika Karlina Nduru dan

Medistri Putra Nduru yang telah memberikan semangat kepada penulis.

11.Sahabat terbaik selama bersama di bangku perkuliahan dari semester

awal Christiany Ovalia, S.Pd, Noni Alfanita Sarumaha, S.Pd, Nurtaty Sianipar, S.Pd, Sintauli Edelina Situmorang, S.Pd, Tenny Sipayung, S.Pd, Yosi Sembiring, S.Pd dan teman sepamong Asnika Putri Simanjuntak, S.Pd. Terima kasih telah menjadi teman dalam suka maupun duka serta menjadi penyemangat yang memotivasi penulis menjadi sarjana seperti kalian.

12.Teman yang terkasih Lisman Erwanto Silaban (Zico Kyoii) yang telah

memberikan banyak perhatian dan motivasi yang membangun bagi penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan memberikan berkatNya yang berlimpah bagi kita semua. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum begitu sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

Medan, Januari 2017 Penulis,

MelitaRenata Nduru NIM.3123122041


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1 Manfaat Secara Teoritis ... 8

1.6.2 Manfaat Secara Praktis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Kebudayaan ... 11

2.2.2 Teori Perubahan ... 12

2.3 Kerangka Konseptual ... 15

2.3.1 Etnis Nias ... 15

2.3.2 Tradisi ... 16

2.3.3 Upacara Adat ... 17

2.4 Kerangka Berfikir... 18

BAB III METODE PENELITIAN... 20

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.4.1 Studi Lapangan... 23

3.4.1.1 Observasi ... 23

3.4.2 Wawancara ... 23

3.4.3 Dokumentasi ... 24

3.5 Teknik Analisa Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27


(9)

v

4.4.1 Kondisi Geografis ... 27

4.4.2 Administratif ... 27

4.2 Sosial dan Budaya ... 28

4.2.1 Pendidikan ... 28

4.2.2 Agama ... 31

4.2.3 Suku Bangsa/Etnis ... 31

4.2.4 Mata Pencaharian ... 33

4.3 Sistem Kekerabatan Etnis Nias ... 34

4.4 Hasil Penelitian ... 38

4.4.1 Sejarah Etnis Nias di Deli Tua ... 38

4.5 Tujuan Pelaksanaan Tradisi Mencari Jodoh (Famaigi Niha) ... 41

4.6 Tatacara Pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) ... 46

4.7 Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) Masih dipertahankan hingga sekarang oleh Perantau Nias di Deli Tua ... 51

4.8 Keterkaitan Teori ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN 1 ... 66

LAMPIRAN 2 ... 69


(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Penyebaran Jumlah Penduduk Menurut Jumlah Tingkat

Pendidikan Umum dan Khusus ... 29

Tabel 4.2 Jumlah Masyarakat Nias Menurut Pendidikan……….30

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Deli Tua ... 31

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk menurut Etnis di Kelurahan Deli Tua ... 32

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian ... 33


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Setiap suku biasanya memiliki tradisi yang menjadi keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku bangsa tentu menginginkan unsur-unsur kebudayaan mereka dipegang teguh disetiap generasi turun-temurun. Oleh karena itu berbagai bentuk praktik budaya pun dilaksanakan demi menjaga kelestarian kebudayaan. Praktik tersebut kemudian menjadi tradisi yang akan di jaga dan di kembangkan, dimana tradisi disini adalah sebagai alat kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan oleh sekelompok masyarakat.

Masyarakat menjalani tradisi untuk mencapai suatu keadaan yang dianggap baik oleh pemilik kebudayaan. Kebudayaan itu sendiri adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Koentjaraningrat (2009:144) mengatakan bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Setiap suku memiliki ciri-ciri yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan keragaman budaya. Keragaman budaya Indonesia sering sekali mengalami


(13)

2 benturan-benturan yang menyebabkan munculnya budaya baru ataupun adanya konflik antar etnis.

Etnis merupakan golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul atau tempat asal dan kebudayaannya. Ciri sebuah etnis antara lain bersifat tertutup dari kelompok lain, memiliki nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan, memiliki komunitas dan interaksi.

Salah satu etnis yang terdapat di Indonesia yaitu etnis Nias. Nias terletak ± 85 mil laut dari Sibolga (daerah Provinsi Sumatera Utara). Nias merupakan daerah kepulauan yang memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 27 buah. Dipulau ini terdapat etnis Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka Ono Niha (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai Tanö Niha (Tanö = tanah). Etnis Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö.

Harefa (dalam Sitorus, 2015:3) Suku Nias adalah masyarakat yang hidup didalam adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Masyarakat Nias memiliki banyak kebudayaan. Selain tradisi lompat batu masih banyak kubudayaan-kebudayaan Nias lainnya seperti tari parang, patung-patung, upacara kelahiran, upacara kematian, dan upacara pernikahan.

Adat istiadat pernikahan merupakan salah satu nilai budaya dari setiap suku atau kelompok masyarakat yang sekaligus merupakan kekayaan budaya suatu


(14)

3 bangsa. Suku Nias merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki adat istiadat perkawinan sejak dahulu kala.

Sitorus (2015:3) Pernikahan(Mangowalu)dalam masyarakat Nias merupakan hal yang sangat sakral dan harus mengikuti tahapan budaya yang sangat ketat. Pernikahan bukan hanya bersatunya dua individu melainkan dua keluarga besar. Oleh karena itu pernikahan tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba tetapi harus menjalankan beberapa proses dan syarat-syarat sehingga sampai pada bersatunya dua sejoli dalam ikatan rumah tangga. Sistem kekerabatan Etnis Nias yakni Patrilneal yaitu mengikuti hitungan hubungan kekerabatan melalui laki-laki dengan adat menetap setelah nikah yang virilokal, sehingga keluarga batih merupakan keluarga luas virilokal (extended family) yang disebut Sangambato Sebua. Gabungan dari Sangambato Sebua dari satu leluhur disebut mado atau gana. Mado dapat kita samakan dengan Marga bagi suku Batak, yakni klen besar yang Patrilineal. Fungsi Mado adalah untuk mengurus pembatasan jodoh dalam perkawinan yang beradat exogami-mado. Perkawinan di Nias umumnya dilakukan dalam sistem mengambil istri diluar marganya akan tetapi berlaku pula adat eksogami mado dalam batas-batas tertentu.

Pernikahan dalam masyarakat Nias merupakan hal yang sangat sakral dan harus mengikuti tahapan budaya yang sangat ketat. Pernikahan bukan hanya bersatunya dua individu melainkandua keluarga besar. Oleh karena itu pernikahan tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba tetapi harus menjalankan beberapa proses dan


(15)

4 syarat-syarat sehingga sampai pada bersatunya dua sejoli dalam ikatan rumah tangga.

Syarat pernikahan secara adat dalam masyarakat Nias adalah sebagi berikut:

1. Harus seagama

2. Tidak boleh menikahi sepupu baik dari pihak keluarga ibu ataupun pihak

keluarga bapak.

3. Boleh menikah dengan semarga dengan syarat 10 keturunan.

4. Pihak keluarga laki-laki mampu memenuhi jujuran yang sudah ditetapkan

oleh keluarga pihak perempuan.

5. Kedua mempelai memiliki kepribadian yang baik atau tidak memiliki

riwayat keluarga yang buruk secara turun temurun.

6. Bersedia menjalankan semua upacara-upacara adat yang berhubungan

dengan tahapan upacara pernikahan.

Proses pernikahan masyarakat Nias dihitung sejak proses Famaigi Niha, Fanunu Manu, sampai akhirnya mu fasao nono nihalo.Famaigi Niha(pencarian jodoh) adalah proses awal pernikahan di Nias, mencari calon istri bukan hanya hak pria saja tetapi peran orang tua dan paman (Sibaya) dan saudara dekat lainnya, berkewajiban menentukan siapa calon istri sang pemuda. Sebelum memulai mencari calon pasangan maka ritual sucinya adalah Fangandro Howu-howu Zochoyaitu meminta berkat dari sang Paman (saudara laki-laki ibu). Dengan duduk bersila di lantai kemudian sang Paman (sibaya) memercik air suci ke kepala si pria disebut fanefe idano dan menyebutkan berkat-berkat agar segera mendapatkan


(16)

5 jodoh wanita yang baik, dan semua bala telad jodoh tidak menimpa si pria ini (Sehao:2012).

Adat istiadat perjodohan adalah merupakan salah satu nilai budaya darisetiap suku atau kelompok masyarakat yang sekaligus merupakan kekeyaan budaya suatu bangsa. Suku Nias merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki adat istiadat perjodohan sejak dahulu kala.

Hingga saat ini Famaigi Niha sebagai tahap awal pernikahan suku Nias masih dipertahankan oleh masyarakat Nias, mencari jodoh (Famaigi Niha) dilakukan oleh orang tua atau saudara dari pihak laki-laki dengan cara mencari dan mendatangi rumah keluarga perempuan yang sudah siap menikah. Famaigi Niha ini dilakukan dengan tujuan agar pernikahan antara pemuda dan pemudi adalah murni artinya antara pemuda dan pemudi belum pernah bertemu, berpacaran maupun saling menyentuh akan tetapi seiring berjalannya waktu kini Famaigi Niha tidak lagi harus kehendak orang tua atau sudara pihak laki-laki dan perempuan. Mencari jodoh (Famaigi Niha) masih dilaksanakan di Nias maupun di perantauan akan tetapi jika pemuda dan pemudi yang dijodohkan tidak ada kecocokan tidak ada pemaksaan dari orang tua maupun saudara, pemuda dan pemudi bisa menentukan siapa jodoh yang akan dipilihnya. Famaigi Niha masih dipertahankan oleh masyarakat Nias karena Famaigi Niha ini adalah salah satu warisan budaya dari pendahulu-pendahulu mereka.


(17)

6 Penelitian ini dilakukan di jalan besar Deli Tua karena wilayah tersebut adalah salah satu wilayah migrasi etnis Nias dan memilih menetap di wilayah tersebut, sejauh ini peneliti melihat bahwa ada tiga keluarga beretnis Nias yang pada awalnya mereka melakukan pernikahan dan membentuk rumah tangga baru dengan proses famaigi niha.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas dan analisa kenyataan yang ada,

penulis tertarik melakukan penelitian tentang “SISTEM PERJODOHAN

(FAMAIGI NIHA) PADA MASYARAKAT NIAS(Studi Kasus pada

Masyarakat Nias di Deli Tua)”

1.2.IdentifikasiMasalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi adanya masalah yaitu:

1. Seiring dengan kemajuan jaman tradisi mencari jodoh (Famaigi Niha)

masih dipertahankan di daerah perantauan. Salah satunya adalah di wilayah Deli Tua masih ada beberapa keluarga yang latarbelakang pernikahan mereka adalah dijodohkan.

2. Peranan orang tua dalam acara Famaigi Niha

3. Faktor yang mempengaruhi perubahan cara melaksanakan Famaigi Niha

4. Dampak perjodohan terhadap kelangsungan rumah tangga

5. Persepsi Masyarakat Nias di Kelurahan Deli Tua Terhadap Perubahan


(18)

7

6. Tatacara adat pernikahan suku Nias

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang muncul, maka penulis merasa perlu membuat pembatasan masalah agar mendapatkan data dan lebih terarah.Untuk itu penulis

membatasi masalah pada “Sistem Perjodohan (Famaigi Niha) Pada Masyarakat

Nias (Studi Kasus Pada Masyarakat Nias di Deli Tua)”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka masalah yang akan dibahas adalah:

1. Apa tujuan dilaksanakannya Tradisi Mencari Jodoh (Famaigi Niha) oleh

etnik Nias?

2. Bagaimana tatacara pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha)

oleh etnik Nias?

3. Mengapa Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) masih di pertahankan


(19)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh pada

(Famaigi Niha) oleh Etnik Nias

2. Untuk mengetahui bagaimana tatacara pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh

(Famaigi Niha)

3. Untuk mengetahui Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) masih

dipertahankan hingga sekarang oleh perantau Etnik Nias terkhusus di Deli Tua.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan mampu mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.6.1. Manfaat Secara teoritis

1. Meningkatkan wawasan berfikir khususnya dalam lingkup kajian ilmu

antropologi dalam bidang penelitian mengenai tradisi adat Famaigi Niha oleh etnis Nias.

2. Sebagai bahan yang dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain

yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.


(20)

9

2.6.2. Manfaat Secara praktis:

1. Menambah informasi mengenai pelestrian budaya Famaigi Niha oleh

perantau Nias Selatan di Medan.

2. Dapat memberikan motifasi serta pemahaman yang positif bagi masyarakat,

pembaca guna mengetahui pentingnya melestarikan budaya.

3. Memperkaya Perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya Fakultas

Ilmu Sosial

4. Memberikan pengalaman dan wawasan penulis dalam penulisan Karya


(21)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Perjodohan adalah pertemuan antara calon suami atau istri dengan cara mencocokkan antar keduanya. Peran orang tua sangat penting dalam pencarian jodoh, akan tetapi perjodohan yang dimaksud bukan berarti memaksa anak untuk menerima calon suami atau istri yang carikan orang tua atau keluarganya. Orang tua atau keluarga akan mencarikan jodoh yang baik akan tetapi anak yang memilih siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yakni:

1. Tujuan dari tradisi famaigi niha ini adalah sebagai penghormatan bagi

pendahulu mereka sehingga masyarakat nias masih mempertahankan tradisi ini hingga saat ini. Tujuan lainnya yaitu untuk memperoleh pasangan yan baik. Dengan keikutsertaan orang tua dalam pemilihan jodoh, maka mereka percaya pernikahan dan hubungan setelah menikah akan berjalan dengan baik pula. Kekhawatiran orang tua jika anaknya mencari jodoh sendiri, belum tentu baik sehingga perlu kejelasan asal usul keluarga.

2. Tatacara Famaigi Niha antara lain: a.)Laki-laki bersama keluarganya

mencari gadis yang cocok untuk menjadi calon istri dan inilah yang disebut dengan tahap famaigi niha. b)Setelah utusan keluarga laki-laki menyampaikan niat mereka selanjutnya orang tua dari pihak laki-laki


(22)

63 mendatangi rumah calon menantunya. c) Manandra Fangifi, artinya melihat jodoh baik atau tidak dari mimpi calon mempelai laki-laki. d)Famaigi todo manu, artinya melihat jodoh baik atau tidak dari pemeriksaan jantung ayam.

3. Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) masih dipertahankan oleh

masyarakat Nias yang merantu terkhusus di Deli Tua itu sendiri, akan tetapi seiring berjalannya waktu, Famaigi Niha ini telah mengalami beberapa perubahan baik dari tatacara maupun proses pelaksanaannya.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya bagi generasi muda Nias, agar tidak kehilangan adat istiadat

aslinya, walaupun terjadi perubahan seiring perkembangan jaman, tetap mempelajari mengenai budayanya, meskipun untuk sekedar mengetahui dan memahaminya saja.

2. Orang Tua diharapkan mampu menjelaskan kepada anak tentang tradisi apa

saja yang ada pada Suku Nias itu sendiri dan apa makna dari tradisi tersebut.

3. Tokoh adat harus terlibat dalam memberikan pengajaran kepada masyarakat

Nias tentang pentingnya mengetahui dan menjalankan ritual adat istiadat mereka.


(23)

64 DAFTAR PUSTAKA

Dietrich Jansen, Arlin. 2003. Gondrang Simalungun:Struktur dan Fungsinya Bagi Masyarakat Simalungun. Medan:Bina Media

Emzir.2010. Metode Penelitan Kualitatif Analisis Data.Rajawali Press: Jakarta Esten Mursal. 1993. Minangkabau: Tradisi dan Perubahan. Padang: Angkasa

Raya

Haviland, W.A. 1993a. Antropologi Jilid II. Erlangga: Jakarta

Koentjaraningrat.1980. Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi. Jakarta: Rineka Cipta

______________.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta ______________. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta Progres

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Sairin, Safri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia: Perfektif Antropologi. Jakarta: Pustaka Belajar

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D.

Bandung:Alfabeta

Suyono, Aryono. 1985. Kamus Antroppologi. Jakarta: Akademika Pressindo Sztompaka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media


(24)

65 Sumber: Skripsi dan Jurnal

Deliani.2007.Perubahan Tradisi Bajapuk Pada Perkawinan Orang

MinangPariaman di Kota Binjai.Medan:Universitas Negeri Medan

Ningsih, Eva Yulistiana. 2013. Perjodohan di Masyarakat Bakeong Sumenep Madura (Studi Fenomenologi Tentang Motif Orang Tua Menjodohkan Anak). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Sarumaha, Noni Alfanita. 2016. Adat Perkawinan Etnis Nias Di Kelurahan Medan Tenggara VII Kecamatan Medan Denai Kota Medan (Suatu Studi Tentang Pergesera Bowo Menjadi Gogoila). Medan: Universitas Negeri Medan

Simanihuruk, Muba. 1999. Adaptasi Migran dalam Konteks Perkembangan Kota di Indonesia. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia

Sitorus, Lemsi. 2015. Tata Cara Adat Pernikahan Masyarakat Nias Desa Onowaembo Kecamatan Lahomi Kabupaten Nias Barat. Riau: Universitas Riau

Yanti, Rosida. 2015. Tradisi Adat Pencarian Jodoh (Manpasir) Pada Masyarakat Etnis Gayo di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues.Medan: Universitas Negeri Medan

Zai, Daniel. 2014. Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Maena pada Upacara Pesta Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Sumber Internet:

Sehao, Tuha. Proses Pertama Mencari Pasangan Hidup di Nias adalah Ritual Suci. http://marsiuspahri.blogspot.co.id/p/blog-page.html. diakses tanggal 09 Maret 2016. Online

Zairif. Perkawinan Suku Nias. http://zairifblogspot.co.id/2010/07.html. diakses tanggal 08 Oktober 2016. Online


(1)

8 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh pada

(Famaigi Niha) oleh Etnik Nias

2. Untuk mengetahui bagaimana tatacara pelaksanaan Tradisi Pencarian Jodoh

(Famaigi Niha)

3. Untuk mengetahui Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) masih

dipertahankan hingga sekarang oleh perantau Etnik Nias terkhusus di Deli

Tua.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini

diharapkan mampu mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.6.1. Manfaat Secara teoritis

1. Meningkatkan wawasan berfikir khususnya dalam lingkup kajian ilmu

antropologi dalam bidang penelitian mengenai tradisi adat Famaigi Niha

oleh etnis Nias.

2. Sebagai bahan yang dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain

yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan masalah dalam


(2)

9 2.6.2. Manfaat Secara praktis:

1. Menambah informasi mengenai pelestrian budaya Famaigi Niha oleh

perantau Nias Selatan di Medan.

2. Dapat memberikan motifasi serta pemahaman yang positif bagi masyarakat,

pembaca guna mengetahui pentingnya melestarikan budaya.

3. Memperkaya Perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya Fakultas

Ilmu Sosial

4. Memberikan pengalaman dan wawasan penulis dalam penulisan Karya


(3)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Perjodohan adalah pertemuan antara calon suami atau istri dengan cara

mencocokkan antar keduanya. Peran orang tua sangat penting dalam pencarian

jodoh, akan tetapi perjodohan yang dimaksud bukan berarti memaksa anak untuk

menerima calon suami atau istri yang carikan orang tua atau keluarganya. Orang

tua atau keluarga akan mencarikan jodoh yang baik akan tetapi anak yang memilih

siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan yakni:

1. Tujuan dari tradisi famaigi niha ini adalah sebagai penghormatan bagi

pendahulu mereka sehingga masyarakat nias masih mempertahankan tradisi

ini hingga saat ini. Tujuan lainnya yaitu untuk memperoleh pasangan yan

baik. Dengan keikutsertaan orang tua dalam pemilihan jodoh, maka mereka

percaya pernikahan dan hubungan setelah menikah akan berjalan dengan

baik pula. Kekhawatiran orang tua jika anaknya mencari jodoh sendiri,

belum tentu baik sehingga perlu kejelasan asal usul keluarga.

2. Tatacara Famaigi Niha antara lain: a.)Laki-laki bersama keluarganya

mencari gadis yang cocok untuk menjadi calon istri dan inilah yang disebut

dengan tahap famaigi niha. b)Setelah utusan keluarga laki-laki


(4)

63 mendatangi rumah calon menantunya. c) Manandra Fangifi, artinya melihat

jodoh baik atau tidak dari mimpi calon mempelai laki-laki. d)Famaigi todo

manu, artinya melihat jodoh baik atau tidak dari pemeriksaan jantung ayam. 3. Tradisi Pencarian Jodoh (Famaigi Niha) masih dipertahankan oleh

masyarakat Nias yang merantu terkhusus di Deli Tua itu sendiri, akan tetapi

seiring berjalannya waktu, Famaigi Niha ini telah mengalami beberapa

perubahan baik dari tatacara maupun proses pelaksanaannya.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya bagi generasi muda Nias, agar tidak kehilangan adat istiadat

aslinya, walaupun terjadi perubahan seiring perkembangan jaman, tetap

mempelajari mengenai budayanya, meskipun untuk sekedar mengetahui dan

memahaminya saja.

2. Orang Tua diharapkan mampu menjelaskan kepada anak tentang tradisi apa

saja yang ada pada Suku Nias itu sendiri dan apa makna dari tradisi tersebut.

3. Tokoh adat harus terlibat dalam memberikan pengajaran kepada masyarakat

Nias tentang pentingnya mengetahui dan menjalankan ritual adat istiadat


(5)

64 DAFTAR PUSTAKA

Dietrich Jansen, Arlin. 2003. Gondrang Simalungun:Struktur dan Fungsinya Bagi Masyarakat Simalungun. Medan:Bina Media

Emzir.2010. Metode Penelitan Kualitatif Analisis Data.Rajawali Press: Jakarta

Esten Mursal. 1993. Minangkabau: Tradisi dan Perubahan. Padang: Angkasa Raya

Haviland, W.A. 1993a. Antropologi Jilid II. Erlangga: Jakarta

Koentjaraningrat.1980. Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi. Jakarta: Rineka Cipta

______________.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

______________. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta Progres

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Sairin, Safri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia: Perfektif Antropologi. Jakarta: Pustaka Belajar

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suyono, Aryono. 1985. Kamus Antroppologi. Jakarta: Akademika Pressindo


(6)

65 Sumber: Skripsi dan Jurnal

Deliani.2007.Perubahan Tradisi Bajapuk Pada Perkawinan Orang MinangPariaman di Kota Binjai.Medan:Universitas Negeri Medan

Ningsih, Eva Yulistiana. 2013. Perjodohan di Masyarakat Bakeong Sumenep Madura (Studi Fenomenologi Tentang Motif Orang Tua Menjodohkan Anak). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Sarumaha, Noni Alfanita. 2016. Adat Perkawinan Etnis Nias Di Kelurahan Medan Tenggara VII Kecamatan Medan Denai Kota Medan (Suatu Studi Tentang Pergesera Bowo Menjadi Gogoila). Medan: Universitas Negeri Medan

Simanihuruk, Muba. 1999. Adaptasi Migran dalam Konteks Perkembangan Kota di Indonesia. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia

Sitorus, Lemsi. 2015. Tata Cara Adat Pernikahan Masyarakat Nias Desa Onowaembo Kecamatan Lahomi Kabupaten Nias Barat. Riau: Universitas Riau

Yanti, Rosida. 2015. Tradisi Adat Pencarian Jodoh (Manpasir) Pada Masyarakat Etnis Gayo di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues.Medan: Universitas Negeri Medan

Zai, Daniel. 2014. Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Maena pada Upacara Pesta Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Sumber Internet:

Sehao, Tuha. Proses Pertama Mencari Pasangan Hidup di Nias adalah Ritual Suci. http://marsiuspahri.blogspot.co.id/p/blog-page.html. diakses tanggal 09 Maret 2016. Online

Zairif. Perkawinan Suku Nias. http://zairifblogspot.co.id/2010/07.html. diakses tanggal 08 Oktober 2016. Online