Tahap Penerimaan Orang Tua Tentang Kondisi Anak Penyandang

36 5 Apabila orang tua merasa mampu berperan sebagai orang tua, sikap mereka terhadap anak dan perilakunya lebih baik dibandingkan sikap mereka yang merasa kurang mampu dan ragu-ragu. 6 Kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan pola kehidupan yang berpusat pada keluarga. 7 Alasan memiliki anak. Apabila alasan untuk memiliki anak untuk mempertahankan perkawinan yang retak ini tidak berhasil maka sikap orang tua terhadap anak akan berkurang dibandingkan dengan sikap orang tua yang menginginkan anak untuk memberikan kepuasan mereka dengan perkawinan mereka. 8 Cara anak bereaksi terhadap orang tuanya mempengaruhi sikap orang tua terhadapnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang turut mempengaruhi sikap penerimaan orang tua secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep orang tua tentang anaknya, apakah anak tersebut sudah sesuai dengan gambaran ideal orang tuanya, gaya pengasuhan orang tua terhadap anaknya, kemampuan dan penyesuaian orang tua terhadap perkawinannya, dan alasan orang tua memiliki anak. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi sikap penerimaan orang tua adalah pengalaman dengan teman-teman, pengalaman dan cara bereaksi anak terhadap orang tua, dan media massa.

2.3.4 Tahap Penerimaan Orang Tua Tentang Kondisi Anak Penyandang

Cacat Fisik Dalam hal penerimaan terhadap anak penyandang cacat fisik diperlukan waktu dan usaha dari kedua orang tua. Proses penerimaan ini secara umum melalui beberapa tahapan Sujadi, 2003 : 27 : 1 Tahap Shock kaget Tahap awal berupa kaget dengan hadirnya anak cacat yang tidak diharapkan kehadirannya berkembang menjadi bingung, takut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Perasaan ini menjadikan orang tua 37 menolak kehadiran si anak, merasa bersalah dan menyalahkan pasangannya. 2 Tahap Realization realisasi Sikap melihat kenyataan bahwa benar anggota keluarga ada yang cacat, sehingga mulai berkembang keraguan terhadap kemampuan untuk menerima kenyataan ini. 3 Tahap Defensif membela diri Hasil dari meragukan kemampuan dapat berkembang kecenderungan lari dari kenyataan. Ada yang tumbuh rasa masa bodoh atau mengusahakan penyembuhan. 4 Tahap Acknowledgement mengakui Perkembangan yang lebih positif adalah mulai tumbuh keinginan untuk memelihara, merawat, mengasuh, sehingga perlu dikonsultasikan dengan pihak-pihak lain yang dianggap mengetahui hal ini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastrini dalam http:digilib.unicom.ac.id menunjukkan beberapa persamaan dan perbedaan dalam proses penerimaan orang tua terhadap anaknya yang menyandang cacat fisik bawaan dan cacat fisik perolehan. Persamaannya adalah keduanya merasakan shock kaget ketika pertama kali melihat dan menghadapi keadaan anaknya yang cacat. Orang tua untuk dapat menerima anaknya melakukan sharing berbagi dengan sesama orang tua dari anak cacat. Sedangkan perbedaannya, yang pertama terletak pada jangka waktu untuk dapat menerima keadaan anak. Pada orang tua yang cacat perolehan lebih lama karena awalnya, baik orang tua maupun anak pernah merasakan hidup normal sementara dengan kondisi cacat diperlukan waktu untuk penyesuaian diri. Perbedaan yang kedua yaitu kecenderungan orang tua mengkonsultasikan kecacatan anaknya. Orang tua dari anak cacat perolehan cenderung ke dokter dan pengobatan alternatif, sedangkan orang tua dari anak cacat fisik bawaan cenderung hanya ke dokter. Berdasarkan uraian di atas, maka cepat atau lambatnya psoses penerimaan orang tua bergantung pada sebab terjadinya kecacatan anak. Anak yang 38 mengalami cacat bawaan cenderung cepat diterima dalam keluarganya. Sedangkan anak yang cacat perolehan cenderung lama diterima dalam keluarga karena awalnya, baik orang tua maupun anak pernah merasakan hidup normal.

2.4 Pengaruh Penerimaan Orang Tua Tentang Kondisi Anak