70
adalah 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam. Setelah mencapai waktu yang ditentukan maka benda uji tersebut dapat langsung diuji dengan
menggunakan alat Marshall.
J. Pengujian Benda Uji dengan Marshall Test
Setelah benda uji selesai dirancang dan dibuat, dan telah mencapai waktu curing yang telah ditentukan maka dilakukan pengujian dengan alat Marshall
untuk mendapatkan nilai stabilitas, flow, dan MQ. Sedangkan nilai density, VMA, VFWA, VIM didapatkan dari hasil perhitungan. Nilai–nilai yang didapat harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila tidak memenuhi persyaratan yang ada maka langkah penelitian kembali ke perancangan campuran
beton aspal. Untuk lebih jelasnya tentang persyaratan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan Tabel 2.7.
Peralatan yang kita butuhkan adalah Mesin tekan Marshall lengkap dengan : 1.
Alat untuk menekan benda uji berbentuk setengah lingkaran satu pasang.
2. Arloji sebagai penunjuk kelelehan.
3. Alat penekan benda uji berbentuk cincin dengan kapasitas 2500 kg
5000 pound dengan ketelitian 12,5 kg 25 pound dan arloji untuk penekan benda uji dengan tingkat ketelitian 0,0025 cm 0,0001”.
K. Analisa Perhitungan Karakteristik Marshall
Data–data hasil analisa yang diperoleh dari hasil tes laboratorium adalah :
71
a. Berat jenis benda uji
1. Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat bitumen dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. BJ Aspal =
Berat
pada suhu 25°C gr cm
3
Volume 2.
Berat jenis agregat adalah hasil gabungan antara berat jenis agregat kasar dan agregat halus. Untuk memudahkan perhitungan berat jenis
bulk dari total agregat yang ada dinyatakan dalam Gsb. Gsb =
100
gr cm
3
BP
1
+ BP
2
+ PSR + ABU BJ BULK BJ BULK BJ BULK BJ BULK
Berat jebis semu dari total agregat yang ada dinyatakan dalam Gsa Gsa =
100
gr cm
3
BP
1
+ BP
2
+ PSR + ABU BJ APP BJ APP BJ APP BJ APP
Berat jenis efektif dari total agregat : Gse=
Gsb – Gsa
gr cm
3
2 Berat jenis maksimum dari campuran :
Gmm =
100
gr cm
3
100 – aspal + aspal Gse BJ aspal
72
b. Density kerapatan
Nilai dari density berat jenis bulk campuran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BJ Bulk Campuran =
Berat di udara
gr cm
3
SSD – Berat dalam air c.
Void In The Mix VIM VIM adalah nilai prosentase rongga udara yang ada dalam campuran,
didapat dengan rumus sebagai berikut : VIM =
BJ Maks. Camp – BJ Bulk Camp
x 100 BJ Maks Camp.
d. Void In Mineral Aggregate VMA
Nilai dari VMA dapat dihitung demgan rumus sebagai berikut :
VMA =
100 – BJ Bulk camp. 100 – aspal
Gsb e.
Void Filled With Aspal VFWA VFWA adalah nilai prosentase rongga yang terisi aspal efektif, didapat dari
rumus sebagai berikut :
aspal x BJ Bulk camp.
BJ aspal VFWA = x 100
aspal x BJ Bulk camp. BJ aspal
+ VIM
73
f. Stabilitas
Nilai stabilitas dari benda uji didapat dari pembacaan arloji stabilitas alat tekan Marshall. Angka ini dikoreksi dengan angka kalibrasi alat dan angka
koreksi ketebalan benda uji. Rumus stabilitas adalah
S = P x koreksi tebal benda uji kg P = Kalibrasi proving ring pada O
O = Nilai pembacaan arloji stabilitas g.
Kelelehan flow Nilai flow = r didapat dari pembacaan arloji flow yang menyatakan
deformasi benda uji dalam satuan 0,01 mm h.
Hasilbagi Marshall Marshall Quotient Perhitungan nilai Marshall Quotient didasarkan atas rumus :
MQ =
Stabilitas
kg mm 102 x Flow strip x 0,01
74
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Pengujian Agregat
Hasil dari pengujian agregat dapat dilihat pada Tabel 4.1 : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Agregat
Parameter Pengujian Hasil
Pengujian Spesifikasi Keterangan
Agregat Kasar
1. Berat Jenis
2. Penyerapan
3. Abrasi dengan Mesin Los
Angeles 4.
Kelekatan Agregat Terhadap Aspal
2,703 grml 1,437
20,2
95 2,5 grml
3 40
95 Memenuhi
Memenuhi Memenuhi
Memenuhi
Agregat Halus
1. Berat Jenis
2. Penyerapan
2,758 grml 1,999
2,5 grml 3
Memenuhi Memenuhi
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan semua persyaratan spesifikasi memenuhi persyaratan maka agregat tersebut dapat digunakan sebagai bahan
campuran pembuatan briket.
B. Pengujian Aspal