Analisis Flow Analisis Marshal Quotient Dari hasil pengujian dengan kadar aspal 5,75 didapatkan nilai-nilai

82 mengalami retak. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa curing berpengaruh terhadap stabilitas, dari curing time 12 jam sampai curing waktu 72 jam mengalami kenaikan nilai stabilitas. Tetapi nilai tersebut akan mengalami nilai maksimal masih terjadi naik turun tetapi perbedaannya tidak terlalu mencolok. Stabilitas juga dipengaruhi oleh kadar aspal, jika kadar aspal yang kita gunakan kecil maka kekuatan untuk mengikat antar agregat kecil, hal ini bisa mengakibatkan lapisan mudah diresapi oleh air, oksidasi mudah terjadi dan mengakibatkan stabilitas kecil dan perkerasan jadi mudah hancur. Tetapi jika kadar aspal yang kita gunakan juga terlalu banyak maka lapis tersebut akan mengalami kegemukan terlalu banyak aspal sehingga dengan kondisi alam di Indonesia yang suhu udaranya tinggi dan repetisi beban lalu lintas maka dapat mengakibatkan lapis tersebut mengalami bleeding.

3. Analisis Flow

Dari pengujian dengan kadar aspal 5,75 didapatkan nilai–nilai flow yang grafiknya dapat dilihat pada Gambar 4.10. Flow vs Curing Time 2,0 2,2 2,4 2,6 Curing Time jam Fl ow m m Flow 2,433 2,333 2,393 2,260 2,393 2,320 12 24 36 48 60 72 83 Gambar 4.10 Hubungan antara nilai Flow dengan Curing Time pada Kadar Aspal 5,75 Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa nilai flow pada grafik ini cenderung rata dan tidak ada perubahan yang terlalu mencolok. Adanya variasi daripada curing time tidak berpengaruh terhadap nilai flow nya, dan hasil dari flow ini nantinya akan berpengaruh terhadap nilai MQ. Jika nilai flow besar maka nilai daripada MQ akan kecil, dan jika nilai flow nya kecil maka nilai daripada MQ besar. Flow adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm. Flow juga dapat juga merupakan indikator terhadap lentur. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan terhadap kelelahan jika VIM tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan kelelahan yang lebih cepat, dan jika VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel. Tetapi perlu diingat bahwa terlalu rendah kadar aspal akan mengakibatkan daya ikat kurang sehingga akan cepat merusak lapisan perkerasan, dan jika kadar aspal terlalu tinggi maka akan mengakibatkan kegemukan mudah terjadi bleeding. Oleh karena itu harus digunakan kadar aspal yang paling optimal.

4. Analisis Marshal Quotient Dari hasil pengujian dengan kadar aspal 5,75 didapatkan nilai-nilai

Marshall Quotient yang grafiknya dapat dilihat pada Gambar 4.11. 84 Marshall Quotient vs Curing Time 400 450 500 550 600 650 700 Curing Time jam M a rs ha ll Q u ot ie nt marshall Quotient 477,7 515,2 555,2 646,7 622,1 694,5 12 24 36 48 60 72 Gambar 4.11 Hubungan antara nilai Marshall Quotient dengan Curing Time pada Kadar Aspal 5,75 Nilai-nilai dari MQ tergantung dari nilai stabilitas dan flow. Jika nilai stabilitas cenderung mengalami kenaikan sedangkan flow cenderung menurun maka akan didapatkan nilai MQ yang cenderung merata. Apabila nilai stabilitas besar dan nilai flow kecil maka nilai MQ akan besar, sedangkan apabila nilai stabilitas kecil dan nilai flow besar maka nilai MQ akan kecil. Dari hasil analisis dan grafik 4.11 dapat diketahui bahwa nilai MQ mengalami kenaikan, ini dikarenakan nilai stabilitas yang mengalami kenaikan sedangkan nilai flownya cenderung stabil sehinggga nilai MQ nya juga mengalami kenaikan.

5. Analisis VMA