PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MENGGUNAKAN PRAKTIKUM HAND ON DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1 SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

MENGGUNAKAN PRAKTIKUMHAND ONDENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1

SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

NOVIANA SITI NURHAYATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

MENGGUNAKAN PRAKTIKUMHAND ONDENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1

SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

NOVIANA SITI NURHAYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Noviana Siti Nurhayati

NPM : 0853022039

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Mulya Kencana RK 03 RT 06, Tulang Bawang Barat

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, November 2012

Noviana Siti Nurhayati NPM. 0853022039


(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA

MENGGUNAKAN PRAKTIKUMHAND ONDENGAN MEDIA

VIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1 SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Noviana Siti Nurhayati

Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang berkembangnya teknologi. Pembelajaran fisika hendaknya dilakukan secara aktif dan luwes oleh siswa karena fisika

menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami suatu konsep. Kegiatan praktikum diharapkan dapat digunakan untuk pembuktian konsep-konsep fisika yang sudah ada. Dalam pengaplikasiannya praktikum dapat memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk memahami materi dari percobaan yang dilakukan. Karena dalam hal ini siswa terjun langsung dalam praktikum, sehingga keterampilan yang dimiliki oleh siswa lebih baik dan lebih meningkat dibandingkan tanpa melakukan praktikum. Sedangkan video

pembelajaran adalah media atau alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep dan teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat perbandingan rata-rata hasil belajar siswa yang praktikumhand ondengan yang menggunakan video


(5)

pembelajaran. Pada kedua kelas sampel diberikan dua perlakuan, yaitu

praktikumhand ondan video pembelajaran pada masing-masing topik yang telah ditentukan. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, perhitungan dilakukan menggunakan program SPSS 16,0. Pada ujiindependent sample t-testdihasilkan nilaiSig. (2-tailed)adalah sebesar 0,010. Karena nilai signifikansinya lebih kecil

0ditolak sedangkan Haditerima. Sehingga

hasil penelitian yang telah dilakukan adalah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang praktikumhand ondengan video pembelajaran.


(6)

KOGNITIF FISIKA SISWA

MENGGUNAKAN PRAKTIKUMHAND ON

DENGAN MEDIAVIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1 SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Noviana Siti Nurhayati Nomor Pokok Mahasiswa : 08530220039

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Eko Suyanto, M.Pd. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

NIP.196403101991121001 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(7)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Sekretaris :Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(8)

Penulis dilahirkan di Mulya Kencana, Tulang Bawang Barat pada tanggal 08 November 1990 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sutardi dan Ibu Sunarni.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di TK Dahlia, Mulya Kencana, Tulang Bawang Barat selesai tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar yaitu, di SD Negeri 1 Mulya Kencana, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Mulya Kencana yang diselesaikan pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Paramarta 1 Seputih Banyak Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di


(9)

Sujud syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho, dan karunia-Nya pada penulis. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan lembaran-lembaran karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah sabar dan ikhlas membesarkan penulis, selalu mendengarkan segala keluh kesah, membimbing, mendidik,

. Tiada balasan yang mampu menggantikan semua yang telah kalian berikan selain membahagiakan kalian.

2. Kakanda dan Adinda mas Nanang dan Titis

memberikan motivasi, do a, dan warna dalam hidup penulis dengan canda dan tawa kalian.

3. Keluarga besar yang selalu mendukung, mendoakan dan membantu keberhasilan penulis.


(10)

Minta tolonglah kamu dengan sabar dan shalat, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Q.S. Al Baqarah ayat 153)

Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa


(11)

wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

perbandingan hasil belajar kognitif fisika siswa menggunakan praktikumhand ondengan media video pembelajaran siswa kelas X SMAN 1 Seputih Agung semester genap tahun pelajaran 2011/2012 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran dan motivasi. 5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(12)

Lampung Tengah beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Nanik Sunarsih, S.Pd. selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas X2dan

X6SMAN 1 Seputih Agung Lampung Tengah atas bantuan dan kerja

samanya.

9. Keluarga besar penulis yang selalu menyayangi, mendoakan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

10. Joko Nugroho yang tiada hentinya memberi arahan, , dan motivasi kepada penulis. Terima kasih telah menjadi seseorang yang mau menerima segala kekurangan yang penulis miliki.

11. Terima kasih teruntuk Ike, Arif, Eva, Nurul, Mayang, mas Ewo, mbak Indah dan Via yang telah membantu penulis yang berhubungan dengan skripsi. 12. Teman seperjuangan penulis di P. Fisika 08 terima kasih atas kebersamaan

yang tak terlupakan.

13. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat angatan 2004 2011 di P.Fisika yang namanya tidak bisa di tuliskan satu per satu semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika bersatu.

14. Teman-teman PPL dan KKN: Slamet, Muji, Gede, mak Nay, Kanjeng Mami Rama, Iyoh, Nurul, Novita, Meli, Tince, dan Helda. Kebersamaan yang kita lewati selama 3 bulan akan selalu penulis ingat dan melekat dalam hati ini.

15. Teman-teman kosta ci, isma, erma, mbak

wid, Thepillo, dan yang tak bisa penulis sebutkan seluruhnya, terima kasih untuk kebersamaan yang kita jalani sampai saat ini. Sampai kapanpun kalian akan selalu penulis ingat dan selalu penulis kenang.


(13)

Aan, Bowo, Detu, Purwadi, teh Vini, Salma, Nenek, Marta,dan Anggraeni elah kalian berikan.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, November 2012 Penulis


(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang berkembangnya teknologi. Banyak fenomena alam yang terjadi dapat dijelaskan dengan konsep-konsep fisika. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari seorang guru ke siswa. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan oleh guru dengan menyesuaikan pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan seharusnya bukan hanya diterima secara pasif dari guru, melainkan dibentuk oleh siswa secara aktif. Oleh karena itu, proses pembelajaran fisika handaknya dilakukan secara aktif dan luwes oleh siswa karena fisika menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami suatu konsep.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara terhadap guru bidang studi fisika di SMAN 1 Seputih Agung Kelas X diketahui bahwa proses

pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru terpaku pada teori-teori yang ada di buku, hal ini berbanding terbalik dengan konsep-konsep fisika yang dalam penjelasannya memerlukan dukungan fakta-fakta. Kenyataan tersebut pada akhirnya membawa dampak kepada suasana belajar yang tidak menyenangkan bagi


(15)

siswa, sehingga siswa merasa bosan pada materi yang diberikan guru. Sebenarnya untuk mendukung proses belajar mengajar guru dapat

memanfaatkan alat-alat praktikum dan media-media yang tersedia di sekolah tersebut. Selain dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa cara ini diharapkan untuk menghilangkan kejenuhan yang dialami siswa karena cara pengajaran yang berlangsung selama ini.

Pengetahuan dan kemampuan seorang guru menggunakan video pembelajaran sebagai pengganti praktikum dalam proses belajar mengajar sangat terbatas sehingga penggunaan media video pembelajaran kurang diperkenalkan atau digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar. Walaupun sebenarnya cara ini bisa dijadikan alternatif dalam menyampaikan materi kepada siswa. Pada zaman sekarang ini fasilitas teknologi informasi semakin pesat sehingga penggunaan video pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam

pembelajaran fisika.

Pengamatan dalam eksperimen dan teori merupakan dua hal yang saling berkaitan yang tidak dapat dipisahkan dan saling ketergantungan satu sama lain didalam fisika. Teori bergantung pada hasil-hasil eksperimen untuk sesuatu yang baru, tapi disisi lain arah eksperimen dipandu dengan adanya teori. Semakin berkembangnya teknologi, terutama teknologi komputer, baik eksperimen maupun teori maka video pembelajaran dapat menjembatani ruang yang terpisah antara teori dengan eksperimen.

Semakin berkembangnya teknologi terutama dalam dunia pendidikan dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran salah satunya adalah video


(16)

menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya. Video merupakan media yang cocok untuk berbagai media

pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa. Video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa. Akan tetapi keberhasilan suatueksperimen Audio-visual belum menjamin terwujudnya hal yang sama apabila dicoba dalam

eksperimen. Hal ini mengingat idealisasi yang umum dilakukan dalam video pembelajaran yaitu hanya bermanfaat untuk memberi bekal pengetahuan saja. Video pembelajaran juga mengalami keterbatasan dalam memberikan

pengalaman dan keterampilan yang nyata dalam melakukan proses praktikum.

Sedangkan praktikum lain dan yang sering ditemukan dalam pembelajaran adalah praktikumhand on. Pembelajaran dengan praktikum dapat

dikembangkan dengan alat-alat yang tersedia di laboratorium sekolah. Praktikumhand ondapat membentuk pengalaman bagi siswa apabila kemampuan psikomotorik, kognitif, dan afektif dilakukan secara besama-sama dalam menggunakan sarana laboratorium yang tersedia di sekolah. Praktikumhand on juga dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh siswa dalam


(17)

proses belajar tidak mudah dilupakan. Apabila siswa menggunakan praktikumhand on,maka siswa akan memperoleh pengetahuan tersebut secara langsung melalui pengalaman yang telah ia lakukan.

Dalam prakteknya di lapangan tentu saja guru dapat mengalami permasalahan dalam pelaksanaan praktikum, terutama praktikum dengan hand on.Video pembelajaran dilakukan ketika percobaan secara langsung sangat rumit, terlalu rumit, tidak tersedia alat dan bahan karena mahal untuk digunakan di dalam kelas atau karena praktikum yang dilakukan membahayakan praktikan. Maka video pembelajaran dapat digunakan sebagai pengganti praktikumhand ontersebut. Untuk mengetahui keefektifan video pembelajaran sebagai pengganti praktikumhand on, maka permasalahan yang diangkat dalam

Perbandingan hasil belajar kognitif fisika menggunakan praktikumhand ondengan media video pembelajaran pada siswa kelas X

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikum hand ondengan video pembelajaran?


(18)

2. Manakah yang lebih tinggi rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikum hand ondengan video pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikum hand ondengan video pembelajaran.

2. Mengetahui rata-rata hasil belajar fisika siswa yang lebih tinggi antara yang praktikumhand ondengan video pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:

1. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Secara teoritis sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta

pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah maka ruang lingkup penelitian ini, yaitu: 1. Praktikumhand onmerupakan praktikum yang proses pelaksanaannya

menggunakan alat-alat yang berbentuk nyata yang sesuai dengan kebutuhan praktikum yang biasanya tersedia di laboratoruim


(19)

2. Video pembelajaran merupakan alat bantu atau media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

3. Pada penelitian ini, peneliti membandingkan perolehan hasil belajar fisika siswa melalui praktikumhand ondengan menggunakan video

pembelajaran.

4. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan pada seorang siswa setelah melakukan interaksi dari kegiatan belajar mengajar yang dibatasi pada aspek kognitif.

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor dengan kompetensi dasar menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Seputih Agung tahun pelajaran 2011/2012.


(20)

II. KERANGKA TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan suatu

permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang

dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah pikiran.Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.Setelah melakukan perbuatan belajar, maka seseorang akan memperoleh suatu hasil yang disebut hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4)

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121)

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.


(21)

Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan suatu permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang

dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah pikiran. Dari kedua pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolah ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Menurut Bloom dalam Sardiman (2004: 23-24) bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu:

a) Kognitif:Knowledge(pengetahuan, ingatan),comprehension (pemahaman, menjelaskan,meringkas),analysis(menguraikan, menentukan hubungan),synthesis(mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru),evaluation(menilai), application(menerapkan).

b) Affective:Receiving(sikap menerima),responding(memberi respon), Valuing(menilai),organization(organisasi),characterization

(karakterisasi).

c) Psychomotor:initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Hasil belajar menurut Hamalik (2002: 30) adalah suatu pencapaian usaha belajar yang dilakukan siswa dalam aktivitas belajar yang menentukan tingkat keberhasilan pemahaman siswa.


(22)

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang yang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah: (1) pengetahuan; (2) pengertian; (3) kebiasaan; (4) keterampilan; (5)

apresiasi; (6) Emosional; (7) Hubungan Sosial; (8) Jasmani; (9) Etis atau budi pekerti; (10) Sikap.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran.

Menurut Rusman (2011: 13):

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kierja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, serta penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. Menurut Sudjana (2005: 3)

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.


(23)

Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari suatu interaksi belajar-mengajar yang kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotoris.

Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes.

Abdullah (2008: 56) menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut: Hasil belajar(achievement)itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam aspek kognitif setelah melalui proses belajar, yaitu berupa skor yang diperoleh siswa dari tes formatif pokok bahasan. Hasil belajar ini berupa terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamalik (2002: 19)

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Dengan memiliki hasil belajar, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan


(24)

memperoleh perubahan dalam dirinya dan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Jadi, hasil belajar adalah terjadinya perubahan pada seseorang setelah melakukan proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Dalam penelitian ini, dari tiga ranah yang ada pada hasil belajar akan diambil satu ranah saja yaitu pada ranah kognitif.

2. Praktikum

Praktikum adalah bagian dari pembelajaran yang bertujuan untuk menguji dan melaksanakan suatu teori dalam keadaan nyata. Dalam pengertian yang lebih khusus, praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi melalui aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap teori yang dilakukan baik di dalam laboratorium ataupun di lapangan.

Menurut Uno (2008: 132) menyatakan elajar praktik memiliki kekhususan karena biasanya dapat diukur melalui observasi, dan konotasi belajar praktik dan belajar keterampilan .

Sedangkan Neiminem (2006: 68) menjelaskan bahwa:

Terdapat dua hal yang saling terkait yang tidak bisa dipisahkan dalam fisika, yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Untuk sesuatu yang baru teori bergantung pada hasil-hasil eksperimen, tetapi disisi lain arah eksperimen dipandu dengan adanya teori .


(25)

Sehingga dalam pembelajaran fisika hendaknya teori yang sudah mapan dibuktikan melalui sebuah praktikum dimana siswa mendapat sebuah pengalaman praktis. Dalam hali ini praktikum dapat memberikan sebuah masukan wawasan dan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dengan pengalaman praktis wawasan peserta terbuka dan menjadi luas.

Menurut Roestiyah (2008: 80):

Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Jika menginginkan hasilnya lebih baik, maka diperlukan latihan yang terus-menerus. Bagaimanapun juga keterampilan yang digunakan harus diajarkan dengan penuh kesadaran dan sesuai prosedur yang benar, sehingga tidak sekedar mengembangkan sesuai dengan keinginan siswa tetapi lebih dari itu agar manfaatnya lebih baik. Apabila semakin sering dan terus-menerus siswa melakukan praktikum, maka kemampuan yang dimiliki oleh siswa akan semakin terasah, terarah, dan terus berkembang pemikirannya mengenai praktikum menjadi yang lebih baik.

Menggunakan metode dengan efektif merupakan salah satu faktor untuk siswa dalam mencapai keberhasilan dan tujuan suatu pembelajaran. Metode praktikum merupakan salah satu cara yang umum untuk mempraktikkan teori yang telah dipelajari. Sehingga siswa sanggup melakukan apa yang belum diketahui dengan hasil yang lebih baik dan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam segi pembelajaran. Sifat metode praktikum adalah


(26)

pengembangan keterampilan. Pengalaman praktik sangat penting pada pelajaran yang memerlukan keterampilan motorik.

Menurut Nursidik (2008: 93):

Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu

kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya.

Dari kelebihan metode praktikum tersebut, maka dengan kerja praktik dapat memberikan siswa suatu ide untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kerja praktik dapat menolong siswa untuk mendemonstrasikan hal-hal yang relevan dengan mata pelajaran secara menyeluruh. Metode praktikum secara langsung melibatkan siswa dalam pengalaman konsep pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan akan memberikan kesan yang baik untuk siswa. Dengan demikian siswa dapat membandingkan sendiri hasil praktikum yang telah dilakukan dengan teori yang telah ada dan sudah dipelajari.

Metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Trianto ( 2011: 196-197):

Kelebihannya:

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi ( menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.

c. Degan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.


(27)

a. Tidak cukupnya alat alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang bidang ilmu dan teknologi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode praktikum dapat memberikan dampak baik kepada siswa, karena siswa dapat mencari dan menemukan sendiri jawaban mengenai persoalan atau kasus yang dihadapinya dengan melakukan praktikum sendiri. Hal itu dapat membantu siswa dalam memahami dan mengerti praktikum yang dilakukan, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan dari siswa maupun guru/

pembimbing.

Kurangnya alat praktikum yang digunakan dapat menghambat kegiatan praktikum yang diberikan, sehingga membuat siswa kurang dapat

mengembangkan bakat serta ide-ide untuk melakukan praktikum dengan cara lain tidak dapat dilakukan. Apabila praktikum yang dilakukan dapat

menghabiskan waktu yang cukup lama, maka dengan terpaksa praktikum tidak dilakukan atau diisi lagi dengan melanjutkan pelajaran yang

selanjutnya, sehingga pembelajaran tidak efektif dan efisien.

Menurut Roestiyah (2008: 101):

Kelemahan metode praktikum adalah (1) Ketidak kesediaan alat peraga atau prasarana yang mendukung; (2) Biasanya membutuhkan biaya laboratorium yang mahal.

Oleh sebab itu, diperlukan alasan yang kuat apabila akan melaksanakan belajar mengajar dengan cara tersebut. Belajar dengan kerja praktek di laboratorium juga bukan merupakan suatu keharusan apabila hanya


(28)

merupakan cara untuk mengisi jadwal pelajaran seperti yang sering ditemui. Agar tujuan belajar dengan praktik benar-benar dapat dipahami dan di capai siswa, maka tujuan belajar tersebut dinyatakan dengan jelas. Dengan

demikian baik pengajar maupun siswa dapat mengetahui apa yang mereka peroleh dari pelajaran tersebut. Apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka hasil belajar semata-mata hanya merupakan formalitas saja tanpa dimengerti oleh siswa. Akibatnya siswa tidak dapat mengoperasikan tujuan belajar dalam bentuk praktik tersebut. Desain belajar dengan kerja praktik dan laboratorium bisanya kurang relevan dengan situasi masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Belajar di laboratorium bukanlah suatu hal yang paling ekonomis dan efisien, oleh karena itu dalam laboratorium, tetapi efisiensi metode ini dalam mencapai tujuan belajar yang lebih tinggi biasanya dikombinasikan dengan praktik kerja yang masih dipertanyakan.

Praktikum disekolah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan materi yang akan diajarkan dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah-langkah pembelajaran tersebut digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Langkah-langkah praktikum disekolah

Tahap Kegiatan guru

Tahap 1

Orientasi siswa pada praktikum

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi atau cerita untuk menjelaskan materi memotivasi siswa untuk terlibat dalam menguraikan materi yang dipilih dengan praktikum


(29)

Tahap 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas praktik yang berhubungan dengan materi. Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan praktikum, untuk mendapatkan penjelasan.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya berupa laporan serta membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses praktikum

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap praktikum mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Menurut Sucipto (2009: 20):

Metode praktikum mempunyai kelebihan sebagai berikut: (1) Siswa langsung dihadapkan pada permasalahan nyata; (2) Keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan guru dengan melakukan praktik; (3) Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.

Dari pernyataan tersebut nampak bahwa dalam pembelajaran praktikum dapat memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk memahami materi dari percobaan yang dilakukan. Karena dalam hal ini siswa terjun langsung dalam praktikum, sehingga keterampilan yang dimiliki oleh siswa lebih baik dan lebih meningkat dibandingkan tanpa melakukan praktikum. Sehingga dari sini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami dan yakin terhadap teori yang sudah diberikan.

3. PraktikumHand On

Praktikumhand onmerupakan sebuah praktikum langsung yang dilakukan secara nyata dengan menggunakan alat-alat laboratorium. Dalam praktikum


(30)

hand onakan terbentuk suatu penghayatan dan pengalaman untuk

menetapkan suatu pengertian karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik, kognitif dan afektif yang biasanya

menggunakan sarana laboratorium atau sejenisnya.

Menurut Echolas (1997) dalam kamus bahasa Inggrishandberarti tangan dan onadalah atas/hidup. Jadi praktikumhand onadalah bagian dari pembelajar-an ypembelajar-ang bertujupembelajar-an untuk menguji dpembelajar-an melakspembelajar-anakpembelajar-an suatu teori dalam

keadaan nyata dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam praktiknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Dalam praktikumhand ondigunakan media asli yang merupakan media tiga dimensi, sedangkan yang dimaksud dengan media asli disini adalah benda dalam keadaan yang sebenarnya dan seutuhnya.

Surakhmad dalam Ziad (2004: 22) mengungkapkan Benda asli merupakan benda-benda riil yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari . Penggunaan media asli pada proses belajar mengajar akan mengefektifkan guru dalam menyampaikan pelajaran. Selain itu siswa juga akan lebih memahami informasi yang diberikan guru, karena media asli merupakan media tiga dimensi yang mempunyai bentuk, ukuran, tekstur, berat, warna dan keasliannya.

Menurut Suleiman dalam Ziad (2004: 24):

Sebelum menggunakan macam-macam alat audio-visual, maka media asli merupakan yang paling efektif untuk mengikut sertakan berbagai indra dalam belajar. Karena media asli mempunyai ukuran besar,


(31)

tekstur, berat, warna ada kalanya disertai gerak dan bunyi disamping keasliannya.

Jadi media asli merupakan dasar dari media yang digunakan dalam kegiatan praktik, karena kegiatan praktik pada intinya memberikan sebuah bukti nyata dari sebuah konsep, maka media yang mempunyai sebuah bentuk, ukuran, berat, warna, dan keasliannya yang lebih mudah untuk memberikan teori yang ada.

Adapun aspek yang penting dalam menggunakan media asli adalah: 1. Memakai media asli akan menjadi tidak wajar apabila alat yang di

gunakan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2. Menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa seharusnya ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sendiri sebagai pengalaman yang berharga.

3. Tidak semua hal dapat di ditampilkan di kelas sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. 4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Praktikumhand onini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

Kelebihan menggunakan praktikumhand on:

1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat diamati.

2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang ditampilkan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.


(32)

3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. 4. Dapat menambah pengalaman anak didik.

5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan. 6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan

kongkrit.

7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Dari segi kelemahan dalam menggunakan media asli adalah: 1. Memerlukan waktu yang cukup banyak.

2. Apabila terjadi kekurangan alat dan bahan, menjadi kurang efesien. 3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli

bahan-bahannya.

4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

5. Apabila siswa tidak aktif maka kegiatan menjadi tidak efektif.

Dalam pelaksanaanhand on agar benar-benar efektif perlu memperhatikan beberapa hal meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Pada ranah kognitif dapat dilatihkan dengan memberi tugas, memperdalam teori yang berhubungan dengan tugashands on activityyang dilakukan, menggabungkan berbagai teori yang telah diperoleh, menerapkan teori yang pernah diperoleh pada masalah yang nyata. Ranah psikomotorik dapat dilatihkan melalui: memilih, mempersiapkan, dan menggunakan seperangkat alat atau instrumen secara tepat dan benar. Ranah afektif dapat dilatihkan dengan cara: merencanakan kegiatan mandiri, bekerjasama dengan kelompok


(33)

kerja, disiplin dalam kelompok kerja, bersikap jujur dan terbuka serta menghargai ilmunya.

4. Video Pembelajaran

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin,video-vidi-visumyang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalamThe Contemporary English-Indonesian Dictionary(1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan

the storage of visuals and their display on television-type screen

(penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Menurut Cheppy Riyana (2007: 5):

Media video pembelajaran adalah media atau alat bantu yang

menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

Saat ini penggunaan media pembelajaran yang berbasis video sudah banyak digunakan guru untuk membantu proses belajar mengajar. Audio visual yang


(34)

merupakan komponen penting dalam sebuah video digunakan dengan tujuan mempermudah daya serap siswa. Pemahaman terhadap materi pelajaran dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karakteristik media video juga sangat mendukung untuk digunakan sebagai media

pembelajaran, yaitu:

1. mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan 3. pesan yang disampaikan cepat dan mudah untuk diingat 4. mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5. mengembangkan imajinasi peserta didik

6. memperjelas hal-hal yang abstrak dengan memberikan gambaran yang lebih realistik.

7. sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

8. sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respons yang diharapkan dari siswa

9. semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai

10. menumbuhkan minat dan motivasi belajar

11. dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi

Menurut Munadi (2008: 127) manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran.


(35)

Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensiemosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung sampai kepada sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak

ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah


(36)

hubungan antar sesama, mereka bisa saling mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.

Menurut Smaldino (2008: 311-312):

Manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran

diantaranya adalah: (1) Mengatasi jarak dan waktu; (2) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan; (3) Pesan yang

disampaikannya cepat dan mudah diingat; (4) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa;(5) Mengembangkan imajinasi; (6)

Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik; (7) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas; (8) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Menurut Setyosari & Sihkabuden (2005: 117) menyatakan Video dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media pandang-dengar. Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran. Video merupakan media yang cocok untuk berbagai media pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa

seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa. Video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan

keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.

Sehingga penggunaan video tertentu dapat diulang tayang dan dilihat berkali-kali untuk membantu meningkatkan daya ingat dan kemahiran. Video/film tertentu dapat merangsang umpan balik/ respon, interaksi dan penyertaan siawa terhadap apa yang dipaparkan secara psikomotor atau afektif. Dari berbagai jenis sumber bahan pelajaran, umumnya video mempunyai kesan yang lebih tinggi untuk pembelajaran yang berkaitan dengan fakta.


(37)

Menurut Hidayat (2007: 124):

Seringkali, melihat video-video pendidikan merupakan persoalan pasif. Para peserta didik duduk di tempat-tempat duduknya, dengan menunggu untuk dihibur. Ini adalah suatu cara aktif untuk membuat para peserta didik menyaksikan suatu video.

Video dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan dampak yang positif. Video dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu, video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan peningkatan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan lebih mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Selain itu juga video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

B. Kerangka Pemikiran

Fisika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti karena terlalu banyak rumus. Pembelajaran yang tepat untuk fisika adalah

pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan praktikum maupun demonstrasi. Pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dalam memahami materi dan memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa.

Untuk mendapatkan hasil belajar dengan optimal siswa tidak hanya menjadi pendengar saat guru menyampaikan sebuah materi. Siswa sebaiknya


(38)

diberikan praktikum setelah guru memberikan materi agar siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuan fisika pada tingkatan selanjutnya. Dengan kata lain praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang baik adalah adanya interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Interaksi yang baik ini juga menghendaki suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan memicu motivasi yang terus-menerus sehingga hasil belajarnya baik pula. Fisika sebagai pelajaran yang dianggap sulit dalam proses penalaran dan aplikasinya menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dilakukan agar siswa akan berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran fisika. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa. Dalam penelitian ini akan digunakan praktikumhand ondan video pembelajaran di SMA Negeri 1 Seputih Agung untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang berlangsung di SMA N 1 Seputih Agung didominasi oleh guru, guru mempresentasikan materi kemudian siswa diberikan praktikum hand ondan ditampilkan video pembelajaran tentang praktikum pada topik yang sudah ditetapkan.

Praktikumhand onadalah praktikum yang dapat dikembangkan dengan alat-alat yang tersedia di laboratorium sekolah dan dapat digunakan secara

langsung dalam menunjang proses belajar mengajar, sehingga akan

mengefektifkan guru dalam menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini siswa diberikan permasalahan secara nyata setelah guru menyampaikan materi. Selain itu siswa juga akan lebih memahami informasi yang diberikan guru.


(39)

Jadi, praktikumhand ondapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perantara pembelajaran yang efektif. Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena siswa telah mempunyai gambaran yang jelas akan penjelasan guru, sehingga konsep yang ada dapat tertanam dengan baik dalam ingatan siswa dan hal ini mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

Selain itu, media lain yang digunakan adalah video pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran audio visual yang sangat menarik. Selain pembelajaran berbasis media dengan tujuan dapat memberikan motivasi belajar, guru juga harus dapat memperhatikan kemampuan dan aktivitas siswa yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran khususnya yang telah dirumuskan oleh guru. Dengan media ini, maka proses pembelajaran pun menjadi menarik. Konsep-konsep abstrak pun dapat dijelaskan dengan konkret dan tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan semakin meningkat.

Pembelajaran dengan praktikumhand onyang teknis pelaksanaannya hampir sama dengan pembelajaran menggunakan video pembelajaran.Pada

praktikumhand on,guru memberikan masalah kepada siswa, dan dibuktikan dengan melakukan praktikum dengan siswa ikut serta dalam melakukan praktikum. Sedangkan pada pembelajaran menggunakan video pembelajaran siawa memperhatikan praktikum melalui video yang ditampilkan oleh guru dan menyimpulkan hasilnya.


(40)

Pada akhir pembelajaran akan dilihat rata-rata nilai hasil belajar dari masing-masing perlakuan tersebut. Hasil belajar akhir merupakan penilaian secara keseluruhan dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Pada penilaian tersebut, siswa diberi kebebasan untuk mengetahui nilai yang telah diperolehnya. Setelah pembelajaran selesai maka hasil belajar kognitif siswa antara dua perlakuan tersebut dibandingkan, untuk mengetahui manakah yang lebih unggul.

Dalam hal ini penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan dua kelompok kelas. Pada penelitian ini di lakukan pengujian pada

pembelajaran dengan menggunakan model praktikumhand ondan video pembelajaran, kemudian dilakukan perbandingan hasil belajar antara keduanya. Secara singkat kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Siswa

PraktikumHand On

1. Siswa terlatih untuk bekerja sama dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas kelompok dalam praktikum.

2. Dengan kemampuannya, siswa akan melakukan praktikum dengan masing-masing kelompok, sehingga pembelajaran akan lebih efektif karena melakukan praktikum dari apa yang dipelajarinya.

3. Guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka melakukan praktikum. 4. Mengevaluasi hasil diskusi. 5. Memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik.

Video Pembelajaran

1. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi lewat video pembelajaran.

2. Siswa berkomunikasi dengan baik dengan sajian video

pembelajaran yang diberikan, hal ini untuk memudahkan tiap-tiap siswa dalam mengisi lembar interaktif.

3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyimpulkan hasil pengamatan pada video pembelajaran. 4. Mengevaluasi hasil diskusi.

5. Memberi penghargaan pada siswa yang terbaik dalam memberikan pernyataan.


(41)

Gambar 2.1 Bagan Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan PraktikumHand Ondengan Video Pembelajaran

Berikut ini merupakan diagram kerangka pemikiran untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari kerangka pikir di atas:

Gambar 2.2. Hubungan teoritis studi perbandingan hasil belajar siswa yang praktikum menggunakanhand ondengan video pembelajaran. Keterangan :

X1 = Kelas sampel

X2 = Kelas sampel

Y1a = Menggunakan praktikumhand onpada topik hubungan massa dengan

kalor

Dibandingkan

Dibandingkan X1

Y1a

Y2b

Y3a

Y4b

X2

Y1b

Y2a

Y3b

Y4a


(42)

Y1b = Menggunakan video pembelajaran pada topik hubungan massa dengan

kalor

Y2a = Menggunakan praktikumhand onpada topik perubahan wujud zat

Y2b = Menggunakan video pembelajaran pada topik perubahan wujud zat

Y3a = Menggunakan praktikumhand onpada topik hubungan antara kalor

dengan perubahan suhu

Y3b = Menggunakan video pembelajaran pada topik hubungan antara kalor

dengan perubahan suhu

Y4a = Menggunakan praktikumhand onpada topik pemuaian

Y4b = Menggunakan video pembelajaran pada topik pemuaian

= Hasil belajar mengunakan praktikumhand on

= Hasil belajar mengunakan media video pembelajaran

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah

1. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih Agung mendapat materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Kemampuan awal siswa yang praktikumhand ondengan video pembelajaran sama.

D. Hipotesis

1. Hipotesis Umum

a. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan praktikumhand ondengan siswa yang menggunakan video pembelajaran.

b. Rata-rata hasil belajar siswa yang praktikum dengan hand onlebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan video pembelajaran.


(43)

(44)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 1 Seputih Agung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Pada penelitian ini, populasi penelitian yang diambil merupakan seluruh siswa kelas X SMA N 1 Seputih Agung semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 6 kelas sebanyak 192 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel diambil 2 kelas yang terdiri dari 6 kelas secara acak ataurandom sampling. Sampel yang diperoleh kelas X2yang berjumlah 27 siswa dan

kelas X6yang berjumlah 32 siswa, sehingga jumlah yang digunakan dalam

sampel sebanyak 59 siswa. Kemudian kelas tersebut diajar menggunakan praktikumhand ondan video pembelajaran sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didasarkan pada studi eksperimen dengan menggunakan desainOne-Shot Case Study. Dengan pemberian perlakuan, kemudian diberikan soal ujian. Untuk mengetahui


(45)

X1 O1

X2 O2

perbandingan hasil belajar siswa digunakan dua kelas eksperimen sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini siswa yang menjadi sampel penelitian dianggap memiliki kemampuan yang relatif sama dan siswa mendapatkan materi pelajaran yang sama. Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran menggunakan dua perlakuan yaitu praktikumhand on dan media video pembelajaran sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Gambar 3.1 Desain eksperimenOne-Shot Case Study Keterangan:

X1= perlakuan dengan praktikumhand on

X2= perlakuan dengan media video pembelajaran

O1= nilai observasi hasil perlakuan dengan praktikumhand on

O2= nilai observasi hasil perlakuan dengan video pembelajaran

(Sugiyono, 2010: 110)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu:

1. Variabel bebas: dalam penelitian ini pembelajaran menggunakan praktikumhand onyang dilambangkan dengan Y1a, Y3a,Y2a, dan Y4a

sedangkan yang menggunakan video pembelajaran dilambangkan dengan Y2b,Y4b,Y1bdan Y3b.

2. Variabel terikat: hasil belajar fisika dengan praktikumhand onyang dilambangkan dengan dan hasil belajar fisika dengan video pembelajaran yang dilambangkan .


(46)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes pada akhir pembelajaran berupa soal uraian hasil belajar kognitif siswa pada masing-masing topik yang telah ditentukan.

F. Analisis Instrumen

Instrumen terlebih dahulu diuji kevalidan dan reliabelnya. Apabila instrumen sudah dikatakan valid dan reliabel, instrumen dapat digunakan untuk kelas sampel.

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan).

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

= ( )( )

{ ( ) }{ ( ) }

(Arikunto, 2008: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi


(47)

antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika rhitung> rtabel

korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

=

1 1

dimana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2 = jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109) Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat


(48)

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan metode syang diukur berdasarkan skalaalpha

0 sampai 1.

Menurut Sayuti dikutip oleh Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori Ukuran Kemantapan

Nilai koefisien Ukuran kemantapan

0,00 sampai dengan 0,20 kurang reliabel 0,21 sampai dengan 0,40 agak reliabel 0,41 sampai dengan 0,60 cukup reliabel 0,61 sampai dengan 0,80 Reliabel 0,81 sampai dengan 1,00 Sangat reliabel

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menganalisis skor hasil soal observasi yang yang telah diberikan pada masing-masing topik. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan memperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dijawab dengan benar.


(49)

a) Skor yang diperoleh dari masing masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

b) Ketuntasan tergantung tempat penelitian.

Untuk kategori nilai rata rata hasil belajar menggunakan Arikunto (2008: 245) yaitu:

Bila nilai siswa > 66, maka dikategorikan baik.

Bila 55 < nilai siswa > 66, maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55, maka dikategorikan kurang baik.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimulai dengan uji normalitas, homogenitas, dan Uji Independent Sample T Test. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan metode analisis dikategorikan sebagai uji analisis statistik nonparametik. Uji yang dilakukan menggunakan metode One-Sample Kolmogorov Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : Data terdistribusi secara normal

1

H : Data tidak terdistribusi secara normal

Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan pada probabilitas atau nilai Asymp. Sig (2-Tiled)dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5%(0,05), maka dengan demikian kriteria uji sebagai berikut:

1. Jika nilaiAsymp. Sig (2-Tiled)atau signifikasi nilai probabilitas >0,05 ; maka Hoditerima


(50)

2. Jika nilaiAsymp. Sig (2-Tiled)atau signifikasi atau nilai probabilitasnya <0,05 ; maka tidak cukup bukti untuk Hoditerima.

b. Uji Homogenitas

Syarat dalam analisisvariansadalah homogenitas sampel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kehomogenan dari perilaku yang diberikan kepada sampel. Pertimbangan efisiensi uji ini dilakukan dengan menggunakan fungsi

univariatepada SPSS 16.0. Kriteria uji yang digunakan adalah: Ho= Varians sampel adalah homogen

H1= Varians sampel adalah tidak homogen

Ketentuan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a) Jika probabilitas atau nilai Sig. > 0,05 maka Hoditerima.

b) Jika probabilitas atau nilai Sig. <0,05 maka Hoditolak.

c. UjiIndependent Sample T Test

UjiIndependent Sample T Testdigunakan untuk membandingkan dua

kelompok mean dari dua sample yang berbeda (independent). Prinsip dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi dengan membandingkan dua mean sample-nya sehingga sebelum diuji denganIndependent sample t-testmaka syaratnya data tersebut harus berdistribusi normal dan homogen.

Untuk menginterpretasikant-testterlebih dahulu harus ditentukan: 1. Nilai

2. df (degree of freedom) = N-k

a. untukindependent sample t-testdf=N-2 b. Bandingkan nilai thitungdengan nilai ttabel


(51)

Untuk mengetahui efisiensi perhitungan analisis data uji independent sample t-testdigunakan aplikasi Program SPSS 16.0For Windows.

Kriteria yang digunakan adalah:

(1)Jika nilaiSig. (2-Tiled) 5) maka terima Ho

(2)Jika nilaiSig. (2-Tiled) 5) maka tolak H1

Di samping menggunakan perbandingan nilai probabilitas signifikan Sig. (2-Tiled)dapat juga melakukan perbandingan nilai t dengan kriteria.

(1)Jika thitung< dari ttabel, maka Hoditerima

(2)Jika thitung> dari ttabel, maka Hoditolak, dimana nilai t nilai mutlak.

Perumusan Hipotesis

a. Uji kesamaan dua rata-rata

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikum hand ondengan menggunakan video pembelajaran.

Ho: 1 2

Ha: Ada perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikum hand ondengan menggunakan video pembelajaran.

Ha: 1 2

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Ho : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang praktikumhand onlebih kecil dari siswa yang belajar menggunakan video pembelajaran.


(52)

Ha: Rata-rata hasil belajar belajar fisika antara siswa yang praktikum dengan hand onlebih tinggi dari siswa yang menggunakan video pembelajaran. Ha: 1 2

Semua analisis data menggunakan alat bantu SPSS(Statistical Product dan Service Solutions)Versi 16.0


(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Seputih

Agung yang praktikumhand ondengan yang menggunakan video pembelajaran.

2. Rata-rata nilai hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Seputih Agung yang menggunakan praktikumhand onlebih tinggi dibandingkan yang menggunakan video pembelajaran.Secara signifikasi kedua hasil belajar tersebut tidak mempunyai perbedaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan sebagai berikut: 1. Dalam menyampaikan materi fisika hendaknya diimbangi dengan

memberikan praktikumhand on. Hal ini dikarenakan siswa dihadapkan langsung dengan penjelasan materi secara nyata.

2. Bagi praktisi pendidikan, hendaknya dalam menyampaikan materi didampingi dengan memberikan praktikum.


(54)

xiv Halaman Gambar 2.1 Bagan perbandingan hasil belajar siswa menggunakan

praktikumhand ondengan video pembelajaran ... 28 Gambar 2.2 Hubungan teoritis studi perbandingan hasil belajar siswa

yang praktikum menggunakanhand ondengan video

pembelajaran ... 29 Gambar 3.1 Desain eksperimenone-shot case study ... 32

Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil belajarhand ondan video

Pembelajaran Pada Kelas X2... 51

Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil belajarhand ondan video


(55)

x Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Maslah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hasil belajar ... 7

2. Praktikum ... 10

3. PraktikumHand On... 16

4. Video Pembelajaran ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Anggapan Dasar ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian... 30

C. Desain Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Analisis Instrumen ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 33

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 34

1. Analisis Data ... 34

2. Pengujian Hipotesis ... 35

a. Uji Normalitas ... 35


(56)

xi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

a. Uji Validitas Soal ... 39

b. Uji Reliabilitas Soal ... 40

2. Data Kuantitatif ... 41

a. Data Hasil Belajar Siswa ... 41

b. Uji Normalitas ... 42

c. Uji Homogenitas ... 43

d. UjiIndependent Sample T-Test... 43

B. Pembahasan ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 55

2. Rencana pelaksanaan pembelajaranhand on ... 57

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran video pembelajaran ... 70

4. Lembar kerja kelompokhand on ... 82

5. Jawaban lembar kerja kelompokhand on... 93

6. Lembar kerja kelompok video pembelajaran ... 104

7. Jawaban lembar kerja kelompok video pembelajaran ... 115

8. Soal pada topik hubungan massa dengan kalor ... 127

9. Jawaban soal pada topik hubungan massa dengan kalor ... 128

10. Kisi-kisi pada topik hubungan massa dengan kalor ... 130

11. Rubrikasi pada topik hubungan massa dengan kalor ... 132

12. Soal pada topik perubahan wujud zat ... 135

13. Jawaban soal pada topik perubahan wujud zat ... 137

14. Kisi-kisi pada topik perubahan wujud zat ... 140

15. Rubrikasi pada topik perubahan wujud zat ... 144

16. Soal pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 146

17. Jawaban soal pada topik hubungan kalor dengan perubahan sushu ... 147

18. Kisi-kisi pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 149

19. Rubrikasi pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 153

20. Soal pada topik pemuaian ... 156

21. Jawaban soal pada topik pemuaian ... 157

22. Kisi-kisi pada topik pemuaian ... 159

23. Rubrikasi pada topik pemuaian ... 162

24. Analisis nilai pada topik hubungan massa dengan kalor kelas X2 ... 165

25. Analisis nilai pada topik perubahan wujud zat kelas X2 ... 166

26. Analisis nilai pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu kelas X2 ... 167

27. Analisis nilai pada topik pemuaian kelas X2 ... 168


(57)

xii

30. Analisis nilai pada topik hubungan massa dengan kalor kelas X6 ... 171

31. Analisis nilai pada topik perubahan wujud zat kelas X6 ... 172

32. Analisis nilai pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu kelas X6... 173

33. Analisis nilai pada topik pemuaian kelas X6 ... 174

34. Rata-rata hasil belajarhand onkelas X6... 175

35. Rata-rata nilai video pembelajaran kelas X6 ... 176

36. Langkah-langkah menghitung normalitas menggunakan SPSS 16.0 ... 177

37. Langkah-langkah menghitung homogenitas, dan menghitung data dengan menggunakan SPSS 16.0 ... 180

38. Hasil uji validitas pada topik hubungan massa dengan kalor ... 184

39. Hasil uji validitas pada topik perubahan wujud zat ... 185

40. Hasil uji validitas pada topik hubungan antara kalor dengan perubahan suhu ... 186

41. Hasil uji validitas pada topik pemuaian ... 187

42. Hasil uji Reliabilitas pada topik hubungan massa dengan kalor ... 188

43. Hasil uji reliabilitas pada topik perubahan wujud zat ... 189

44. Hasil uji reliabilitas pada topik hubungan antara kalor dengan perubahan suhu ... 190

45. Hasil uji reliabilitas pada topik pemuaian ... 191

46. Hasil ujiIndependent Sample T-Test ...192


(58)

xiii Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah praktikum di Sekolah ... 16

Tabel 3.1 Kategori ukuran kemantapan ... 35

Tabel 4.1 Hasil uji validitas ... 41

Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas ... 42

Tabel 4.3 Rata-rata hasil belajar siswa ... 43

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas ... 43


(1)

54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Seputih

Agung yang praktikumhand ondengan yang menggunakan video pembelajaran.

2. Rata-rata nilai hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Seputih Agung yang menggunakan praktikumhand onlebih tinggi dibandingkan yang menggunakan video pembelajaran.Secara signifikasi kedua hasil belajar tersebut tidak mempunyai perbedaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan sebagai berikut: 1. Dalam menyampaikan materi fisika hendaknya diimbangi dengan

memberikan praktikumhand on. Hal ini dikarenakan siswa dihadapkan langsung dengan penjelasan materi secara nyata.

2. Bagi praktisi pendidikan, hendaknya dalam menyampaikan materi didampingi dengan memberikan praktikum.


(2)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan perbandingan hasil belajar siswa menggunakan

praktikumhand ondengan video pembelajaran ... 28 Gambar 2.2 Hubungan teoritis studi perbandingan hasil belajar siswa

yang praktikum menggunakanhand ondengan video

pembelajaran ... 29 Gambar 3.1 Desain eksperimenone-shot case study ... 32

Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil belajarhand ondan video

Pembelajaran Pada Kelas X2... 51

Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil belajarhand ondan video


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Maslah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hasil belajar ... 7

2. Praktikum ... 10

3. PraktikumHand On... 16

4. Video Pembelajaran ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Anggapan Dasar ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian... 30

C. Desain Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Analisis Instrumen ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 33

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 34

1. Analisis Data ... 34

2. Pengujian Hipotesis ... 35

a. Uji Normalitas ... 35


(4)

c. UjiIndependent Sample T-Test... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

a. Uji Validitas Soal ... 39

b. Uji Reliabilitas Soal ... 40

2. Data Kuantitatif ... 41

a. Data Hasil Belajar Siswa ... 41

b. Uji Normalitas ... 42

c. Uji Homogenitas ... 43

d. UjiIndependent Sample T-Test... 43

B. Pembahasan ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 55

2. Rencana pelaksanaan pembelajaranhand on ... 57

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran video pembelajaran ... 70

4. Lembar kerja kelompokhand on ... 82

5. Jawaban lembar kerja kelompokhand on... 93

6. Lembar kerja kelompok video pembelajaran ... 104

7. Jawaban lembar kerja kelompok video pembelajaran ... 115

8. Soal pada topik hubungan massa dengan kalor ... 127

9. Jawaban soal pada topik hubungan massa dengan kalor ... 128

10. Kisi-kisi pada topik hubungan massa dengan kalor ... 130

11. Rubrikasi pada topik hubungan massa dengan kalor ... 132

12. Soal pada topik perubahan wujud zat ... 135

13. Jawaban soal pada topik perubahan wujud zat ... 137

14. Kisi-kisi pada topik perubahan wujud zat ... 140

15. Rubrikasi pada topik perubahan wujud zat ... 144

16. Soal pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 146

17. Jawaban soal pada topik hubungan kalor dengan perubahan sushu ... 147

18. Kisi-kisi pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 149

19. Rubrikasi pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu ... 153

20. Soal pada topik pemuaian ... 156

21. Jawaban soal pada topik pemuaian ... 157

22. Kisi-kisi pada topik pemuaian ... 159

23. Rubrikasi pada topik pemuaian ... 162

24. Analisis nilai pada topik hubungan massa dengan kalor kelas X2 ... 165

25. Analisis nilai pada topik perubahan wujud zat kelas X2 ... 166

26. Analisis nilai pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu kelas X2 ... 167

27. Analisis nilai pada topik pemuaian kelas X2 ... 168


(5)

29. Rata-rata nilai video pembelajaran kelas X2 ... 170

30. Analisis nilai pada topik hubungan massa dengan kalor kelas X6 ... 171

31. Analisis nilai pada topik perubahan wujud zat kelas X6 ... 172

32. Analisis nilai pada topik hubungan kalor dengan perubahan suhu kelas X6... 173

33. Analisis nilai pada topik pemuaian kelas X6 ... 174

34. Rata-rata hasil belajarhand onkelas X6... 175

35. Rata-rata nilai video pembelajaran kelas X6 ... 176

36. Langkah-langkah menghitung normalitas menggunakan SPSS 16.0 ... 177

37. Langkah-langkah menghitung homogenitas, dan menghitung data dengan menggunakan SPSS 16.0 ... 180

38. Hasil uji validitas pada topik hubungan massa dengan kalor ... 184

39. Hasil uji validitas pada topik perubahan wujud zat ... 185

40. Hasil uji validitas pada topik hubungan antara kalor dengan perubahan suhu ... 186

41. Hasil uji validitas pada topik pemuaian ... 187

42. Hasil uji Reliabilitas pada topik hubungan massa dengan kalor ... 188

43. Hasil uji reliabilitas pada topik perubahan wujud zat ... 189

44. Hasil uji reliabilitas pada topik hubungan antara kalor dengan perubahan suhu ... 190

45. Hasil uji reliabilitas pada topik pemuaian ... 191

46. Hasil ujiIndependent Sample T-Test ...192


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah praktikum di Sekolah ... 16

Tabel 3.1 Kategori ukuran kemantapan ... 35

Tabel 4.1 Hasil uji validitas ... 41

Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas ... 42

Tabel 4.3 Rata-rata hasil belajar siswa ... 43

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas ... 43


Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMAN 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 62

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PRAKTIKUM HAND ON DENGAN VIRTUAL LABORATORY

2 18 77

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 12

PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 78

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MENGGUNAKAN PRAKTIKUM HAND ON DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SMAN 1 SEPUTIH AGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 58

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 80

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TEKNIK LATIHAN SISWA KELAS 1 SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 40

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 83

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 18 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 1 GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 5