Analisis Data Aspek Maintainability Analisis Data Aspek Portability

58 tersebut dihitung berdasarkan persentase sukses untuk sessions, pages dan hits dengan perhitungan sebagai berikut Guritno Rahardja, 2009: = ���� peroleh ���� max × Menurut Asthana Olivieri 2009, hal. 1-6, dengan Telcordia Standar R3- 34 dalam GR 282 “Software Reliability and Quality Acceptance Criteria”, sistem dikatakan memiliki reliability yang baik jika tingkat keberhasilan ≥ 95 atau 0.95.

5. Analisis Data Aspek Security

Pengujian aspek security menggunakan aplikasi Acunetix Web Vulnerability Scanner 9.5 sehingga hasil analisis data untuk aspek security diperoleh dari hasil pengujian menggunakan aplikasi tersebut. Pengujian security dengan software Acunetix dimulai dengan menuliskan alamat URL sistem informasi yang diuji, menambahkan authentifikasi dan menjalankan software uji. Setelah indikator pada software Acunetix menunjukkan 100, hasil pengujian dapat langsung diamati pada kolom kanan. Langkah terakhir memberikan keterangan hasil pengujian dengan membandingkan hasil pengujian yang didapat dengan tabel 10. Tabel 10. Keterangan Peringatan pada Acunetix Acunetix, 2015, hal. 33-34 Peringatan Keterangan Level 3 high Kerentanan dikategorikan paling berbahaya, yang berarti sebuah situ beresiko tinggi terkena hacking dan pencurian data. Level 2 medium Kerentanan disebabkan oleh server, dan kelemahan sitecoding yang memfasilitasi gangguan server dan instruksi. Level 1 low Kerentanan berasal dari kurangnya enkripsi lalu lintas data atau pengungkapan jalur direktori. Informasi Hal-hal yang telah ditemukan selama memindai dan dianggap tidak berbahaya.

6. Analisis Data Aspek Maintainability

Pengujian maintainability menggunakan aplikasi Semantic Design. Pengujian dilakukan dengan membuka Setup Search and Demonstration, kemudian tampil command line. Pada command line ketikkan directory root, lalu 59 enter. Selanjutnya ketikkan PHP dan enter lagi dua kali. Kemudian menunggu hingga proses selesai dan menghasilkan file metrics.xml, gabungkan file metrics.xml dengan metrics_xml_to_html.xslt, menggunakan aplikasi web xml to html, kemudian akses transform file html tersebut dengan web browser. Analisis data hasil pengujian aspek maintainability menggunakan perhitungan maintainability index dengan rumus:0 = − . ln � − . �� − . ln � + sin √ . � Keterangan: HV = Halstead Volume CC = Cyclomatic Complexity LOC = Count of source Lines Of Code CM = Percent of lines of Comment optional Interpretasi dari maintainability index berdasarkan kualitas pemeliharaan sistem kemudian dikategorikan seperti tabel 11 berikut: Tabel 11. Kategori penilaian Maintainability Index Nilai MI Kategori Keterangan X 65 Rendah Sulit untuk dirawat 65 ≤ x 85 Sedang Normal untuk dirawat 85 ≤ x ≤ 100 Tinggi Sangat mudah untuk dirawat Aspek kualitas maintainability dikatakan semakin baik jika nilai Maintainability Index semakin tinggi. Software dikatakan memenuhi aspek maintainability jika memiliki nilai index dengan kategori sedang ke atas.

7. Analisis Data Aspek Portability

Pengujian pada aspek portability menggunakan cross browser compatibility testing yaitu dengan menjalankan sistem informasi pada browser dekstop yang berbeda-beda sehingga hasil analisis data untuk aspek portability diperoleh dari hasil pengujian aplikasi web di berbagai browser. Pengujiannya dengan cara 60 membuka halaman web menggunakan 5 web browser berbeda kemudian dilihat dari tampilan halaman web pada masing-masing web browser apakah dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada kesalahan. Peneliti melakukan pengujian portability sistem pada lima web browser: Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer, Safari dan Opera. Apabila sistem dapat berjalan di semua web browser yang diujikan, maka dinyatakan memenuhi uji aspek portability. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Uji Coba

Data uji coba untuk penelitian ini berasal dari 29 sampel yang terdiri dari 24 siswa dan 5 guru di SMK Negeri 2 Wonosari yang berperan sebagai pengguna sistem. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 untuk pengambilan data responden dengan melakukan demo aplikasi yang selanjutnya responden diminta mengisi kuesioner dalam bentuk kertas.

B. Analisis Kebutuhan

1. Analisis Kebutuhan Fungsional

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan koordinator guru BK SMKN 2 Wonosari, dapat disimpulkan analisis kebutuhan fungsional pada Sistem Informasi Bimbingan Konseling Berbasis Web SMKN 2 Wonosari sebagai berikut: a. Sistem informasi dapat diakses di mana pun, kapan pun dan oleh semua pengguna sistem informasi. b. Pengguna sistem informasi ini adalah Tim Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 2 Wonosari, siswa dan umum. c. Sistem memiliki 3 subsistem, yaitu: umum, guru BK dan siswa. 1 Halaman umum, yaitu halaman yang dapat diakses tanpa harus login, berisi informasi tentang SIBILING, BK dan SMK N 2 Wonosari, serta pencarian data siswa secara umum. 2 Halaman guru BK hanya dapat diakses oleh guru BK dengan menggunakan username dan password khusus guru BK. Subsistem guru BK berfungsi untuk mengelola data siswa, pengumuman dan data bimbingan konseling.