Penentuan Kondisi Perkerasan Jalan 1. Kondisi Perkerasan Jalan

lxii 105229,39 233458,57 1190786,26 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 LGV MGV HGV Jenis Kendaraan ES A L LGV MGV HGV Gambar 4.1 Grafik Hubungan Nilai ESAL dengan Jenis Kendaraan Tahun 2007 Sumber : Prasetyo, 2008 4.3. Penentuan Kondisi Perkerasan Jalan 4.3.1. Kondisi Perkerasan Jalan Pengamatan secara visual dilakukan untuk meneliti jenis-jenis kerusakan yang terjadi diruas jalan Brigjend Katamso dengan membagi ruas jalan yang terjadi per 100 m. Ruas jalan yang diteliti sepanjang 700 m. Stasioning 0+00 dimulai dari arah selatan, mulai dari perempatan depan kecamatan Mojosongo ke arah utara. lxiii Gambar 4.2 Lokasi Penelitian Gambar 4.3 Jenis kerusakan 1 retak kulit buaya, 2 pergeseran shoving , 3 amblas, 4 gelombang Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan Brigjend. Katamso dapat ditunjukkan pada Tabel 4.7. U 1 1 2 4 3 lxiv Tabel 4.7. Penyebaran kerusakan pada jalan Brigjend. Katamso lxv Beban yang berlebihan overloading pada ruas jalan tersebut kemungkinan penyebab kerusakan. Perkerasan yang tidak kuat menahan beban menyebabkan terjadinya pergeseran aspal sepanjang ruas jalan Brigjend Katamso. Jembatan timbang yang ada tidak berpengaruh terhadap penertiban jumlah beban yang dapat diangkut oleh kendaraan. Kebijakan pembatasan muatan harus benar – benar diterapkan sehingga perkerasan jalan tidak akan mengalami kerusakan yang besar yang berakibat kurang nyaman dan aman untuk melintasi ruas jalan tersebut. Faishal, 2008 Kondisi lingkungan diruas jalan Brigjend Katamso juga berpengaruh terhadap kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Drainase yang tertutup beton berakibat terjadinya genangan pada musim hujan yang akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada lapis permukaan seperti retak, lubang. Kendaraan yang mengerem dan berhenti di lampu merah kemudian melakukan akselerasi awal saat lampu hijau membuat perkerasan mengalami pergeseran.

4.3.2. Analisis Kondisi Perkerasan

Dari hasil pengamatan visual di lapangan diperoleh luas kerusakan, kedalaman ataupun lebar retak yang nantinya dipergunakan untuk menentukan kelas kerusakan jalan. Urutan penggunaan metode PCI sebagai berikut : lxvi 1. Membuat catatan kondisi dan kerusakan jalan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Catatan Kondisi dan Hasil Pengukuran Kerusakan Sta Kelas Ukuran Km Kerusakan P m L m D mm A m2 Lr mm Keterangan 00 - 100 M 25,40 1,20 30,00 30,48 2,00 Retak Kulit Buaya M 13,50 0,70 50,00 9,45 - Amblas M 12,40 1,15 20,00 14,26 - Pergeseran H 9,80 1,20 50,00 11,76 Keriting 100 - 200 M 31,50 0,90 20,00 28,35 2,00 Retak Kulit Buaya M 11,50 1,25 30,00 14,38 - Keriting M 29,50 1,10 20,00 32,45 - Pergeseran 200 - 300 M 25,60 0,95 20,00 24,32 2,00 Retak Kulit Buaya M 26,50 0,90 20,00 23,85 - Pergeseran M 9,80 0,85 30,00 8,33 - Amblas 300 - 400 M 20,50 1,10 20,00 22,55 2,00 Retak Kulit Buaya M 7,30 1,15 40,00 8,40 - Amblas 400 - 500 M 14,80 0,90 20,00 13,32 1,50 Retak Kulit Buaya 500 - 600 H 53,10 1,10 30,00 58,41 2,00 Retak Kulit Buaya M 9,80 1,20 20,00 11,76 - Amblas M 11,80 1,00 20,00 11,80 - Pergeseran 600 - 700 H 28,50 1,25 30,00 35,63 3,00 Retak Kulit Buaya M 10,80 1,10 50,00 11,88 - Amblas H 14,50 1,30 40,00 18,85 - Keriting M 11,50 1,15 20,00 13,23 - Pergeseran 2. Memasukkan nilai luasan kerusakan ke dalam tabel PCI Tabel 4.9. untuk selanjutnya memasukkan nilai densitas kerusakan, mencari deduct value DV, mencari corrected deduct value CDV dan menghitung nilai kondisi perkerasan PCI. Perhitungan segmen lainnya dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 4.9. Tabel PCI Pavement Condition Index lxvii SURVAI PEMELIHARAN JALAN Ruas Jalan = Brigjend. Katamso Lebar Jalan = 7 m Sta. = 0+00 sd 0+100 Luas Segmen = 700 m2 JENIS KERUSAKAN 1. Retak Kulit Buaya 3. Pergeseran 2. Amblas 4. Keriting JK 1 2 3 4 KTK m2 30,48 9,45 14,26 11,76 L m2 M m2 30,48 9,45 14,26 TOTAL H m2 11,76 Catatan JK = Jenis Kerusakan L = Low KTK = Kuantitas Kerusakan M = Medium H = High Mencari densitas = Total Kuantitas Kerusakan Luas Segmen x 100 PERHITUNGAN NILAI KONDISI PERKERASAN PCI ; Pavement Condition Index Jenis Kelas Total Kuantitas Densitas Deduct Kerusakan Kerusakan Kerusakan Value 1 M 30,48 4,35 46,00 2 M 9,45 1,35 18,00 PCI = 100 - CDV 3 M 14,26 2,04 20,50 = 100 - 64 4 H 11,76 1,68 39,00 = 36 Tingkat = Poor Total Deduct Value TDV = 123,50 Corrected Deduct Value CDV = 64,00 3. Menghitung nilai PCI rata – rata dari semua segmen Tabel 4.10. Nilai PCI Rata – Rata Ruas Jalan No. Segmen Jalan Nilai PCI Ket. lxviii 1. Sta.0+00 sd 0+100 36 Poor 2. Sta.0+100 sd 0+200 32 Poor 3. Sta.0+200 sd 0+300 48 Fair 4. Sta.0+300 sd 0+400 60 Good 5. Sta.0+400 sd 0+500 65 Good 6. Sta.0+500 sd 0+600 37 Poor 7. Sta.0+600 sd 0+700 29 Poor Total 307 Rata - rata PCI 43,86 Fair Rata – rata PCI yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam parameter Indeks dan Kondisi Lapis Permukaan Jalan sehingga didapatkan tingkat kerusakan jalan. Dari nilai rata – rata PCI 43,86 didapatkan kondisi jalan Fair . Tetapi pada beberapa segmen perlu segera untuk dilakukan perbaikan agar kerusakan tidak semakin parah.

4.4. Hasil Pengujian Benda Uji Gradasi Bina Marga