xx
1. Memberi pengetahuan tentang kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur
baik sebab maupun akibatnya disertai penanganannya. 2.
Mengetahui manfaat perencanaan perkerasan dalam menjamin umur pelayanan suatu jalan.
3. Mengetahui kondisi perkerasan sebagai acuan perlu tidaknya perbaikan dan
melakukan prediksi umur layan jalan Brigjend. Katamso. 4.
Memberi gambaran pemeliharaan jalan raya yang lebih baik sehingga biaya perawatan bisa berkurang serta keamanan dan kenyamanan yang diperoleh
pemakai jalan menjadi lebih baik.
BAB II LANDASAN TEORI
xxi 2.1. Tinjauan Pustaka
Dari penelitian Sunaryono 2007 nilai pengujian ITS dan ITSM benda uji umur 14 hari masing – masing 225 kPa dan 1081 Mpa, sedangkan untuk benda uji umur
29 hari terjadi kenaikan masing – masing 275 kPa dan 1285 MPa. Semenara penelitian Batista 2005 yang dilakukan pada aspal emulsi terjadi perubahan nilai
stiffness modulus
dari 1000 MPa menjadi 2000 MPa setelah
ageing
selama dua bulan.
Dari penelitian Hamidi 1998 angka modulus kekakuan dari campuran aspal sangat bergantung terhadap temperatur, penambahan
Gilsonte
yang cukup berarti terjadi pada temperatur 25
o
C dengan peningkatan 45 dan 77 untuk penambahan berturut – turut 4 dan 8
Gilsonite
. Pada temperatur 35
o
C dan 45
o
C angka modulus dari semua campuran aspal berkurang secara drastis dan penambahan
Gilsonite
tidak cukup berarti dalam hal meningkatkan angka modulus.
Penelitian Daniel 2008 yang dilakukan dengan membuat benda uji
open graded asphlat
OGA dengan variasi kadar aspal 2,5 ; 3 ; dan 3,5 yang ditambahkan dengan 0,3
additive Gilsonite
didapat nilai ITS berkisar 871,23 kPa hingga 1164,83 kPa, dengan nilai ITS tertinggi pada kadar aspal 3,5
xxii
Penelitian Batista 2005 yang dilakukan pada aspal emulsi terjadi perubahan nilai
stiffness modulus
dari 1000 MPa menjadi 2000 MPa setelah
ageing
selama dua bulan.
Dari penelitian Agung 2005 pada suhu 45
o
C pada campuran HRS-
Coal ash
diperoleh nilai kuat tarik tak langsung sebesar 20,5 psi, sedangkan pada campuran HRS-Standar diperoleh nilai kuat tarik tak langsung sebesar 29,2 psi.
Penelitian Firmansyah 2007 pada Split Mastic Asphalt SMA didapatkan nilai
Indirect Tensile Strength
pada suhu 25
o
C, 35
o
C, dan 45
o
C dengan penambahan
latex
sebanyak 6 masing – masing 122,57 psi, 61,43 psi, 31,74 psi.
Sedangkan penelitian Thanaya 2007 didapatkan nilai
Indirect Tensile Stiffness Modulus
pada aspal penetrasi 50, suhu pengujian 20
o
C untuk
Glass Mix
sebesar 2218 MPa,
Sslag Mix
sebesar 2732 MPa, HRA sebesar 4564 MPa, dan AC sebesar 5683 MPa.
2.2. Dasar Teori