Tanpa pekerjaan, bagian penting dari identitas diri itu juga ikut hilang. Walaupun dalam masa pensiun tersebut individu melakukan aktivitas-aktivitas lain, tetap
saja timbul perasaan frustrasi dan kehilangan. Bagi individu, tidak ada yang bisa menggantikan pekerjaan dan akhirnya tidak bisa menerima pensiun dengan baik.
2.3 Stres
2.3.1 Pengertian Stres
Stres merupakan sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya ancaman. Stres memiliki dua komponen yaitu perubahan fisiologis dan
psikologis, bagaimana seseorang merasakan keadaan dalam hidupnya. Perubahan keadaan fisik dan psikologis ini disebut sebagai stresor yaitu pengalaman yang
menginduksi respon stres. Pinel, 2009. Stres adalah faktor fisik, kimia, atau emosional yang dapat menyebabkan
ketegangan pada tubuh atau mental dan yang dapat bertindak sebagai faktor penyebab penyakit Colbert D., 2011.
Dari beberapa pengertian diatas, yang dimaksud dengan stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap suatu paparan atau tuntutan beban tertentu
yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis ataupun psikologis pada seseorang.
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Stres
Stresor adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua respon fisiologis nonspesifik yang
menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis Isnaeni, 2010. Sesuai dengan
penjelasan Lazarus Folkman 1984 dalam Potter Perry 2005, setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi stresor. Semakin
besar seseorang menyerap stresor, maka makin besar respon stres yang ditimbulkan. Respon terhadap segala bentuk stresor bergantung pada fungsi
fisiologis, kepribadian, serta sifat dari stresor. 1
Fungsi Fisiologis Menurut Hardjana 1994 dalam Puspasari 2009, menderita penyakit dapat
mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal
itu dapat menyebabkan stres pada kaum lanjut usia yang mengalaminya. Perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada penyakit
yang dideritanya. 2
Kepribadian Menurut Hawari 2008, tidak semua orang yang mengalami stresor
psikososial yang sama akan mengalami stres. Ternyata pada seseorang yang mempunyai tipe kepribadi
an tertentu, yaitu tipe kepribadian “A” lebih rentan terkena stres, sedangkan orang dengan tipe kepribadian “B” lebih kebal terhadap
stres. Dalam kaitannya dengan tipe kepribadian yang berisiko tinggi terkena stres tipe kepribadian “A”, Rosenmen Chesney 1980 dalam Hawari 2008
menggambarkannya antara lain dengan ciri-ciri, yaitu: ambisius, agresif dan kompetitif, banyak jabatan rangkap; kurang sabar, mudah tegang,
mudah tersinggung dan marah; kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan; cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, dan tidak
dapat diam; bekerja tidak mengenal waktu; pandai berorganisasi dan memimpin dan memerintah otoriter; lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan;
kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang tidak rileks, serba tergesa-gesa; mudah bergaul ramah, pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak
tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan; tidak mudah dipengaruhi, kaku tidak fleksibel; bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai;
berusaha keras segala sesuatunya terkendali. Orang dengan kepribadian tipe “B” atau pola perilaku tipe “B” adalah
kebalikan dari tipe “A” tersebut diatas, yaitu dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut: ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi
serta tidak memaksakan diri; penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah emosi terkendali; kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian
pula kontrol diri dan percaya diri tidak berlebihan; cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif; dapat mengatur waktu
dalam bekerja menyediakan waktu untuk istirahat; dalam berorganisasi dan memimpin bersikap akomodatif dan manusiawi; lebih suka bekerjasama dan tidak
memaksakan diri bila menghadapi tantangan; pandai mengatur waktu dan tenang rileks, tidak tergesa-gesa; mudah bergaul, ramah dan dapat menimbulkan empati
untuk mencapai kebersamaan; tidak kaku fleksibel, dapat menghargai pendapat lain, tidak merasa dirinya paling benar; dapat membebaskan diri dari segala
macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur; dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta mengendalikan diri
Hawari, 2008.
3 Sifat dari stresor
Menurut Lazarus Folkman 1984 dalam Potter Perry 2005, setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi stresor. Makin besar
seseorang mencerap stresor, maka makin besar respon stres yang ditimbulkan.
2.3.3 Tingkat Stres