BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk membingkai masalah dalam penelitian ini, digunakan beberapa kajian yang dapat membingkai permasalahan yang ada. Konsep yang digunakan
dalam penelitian ini adalah konsep pemberdayaan masyarakat, kerjasama pengelolaan pakir, kelembagaan, retribusi daerah serta beberapa penelitian yang
dijadikan gambaran dalam penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang Pengelolaan Retribusi Parkir untuk Pemberdayaan Masyarakat Studi pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kuta
Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Provinsi Bali belum pernah dikaji sebelumnya. Namun penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang
memiliki konsep yang sama. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terkait dengan penelitian ini, yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan olehAbdul Qodir 2011 dalam tesis beliau di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok
dengan judul Analisis Kelembagaan Dalam Upaya Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Studi Kasus Peranan Koperasi Jasa Keuangan Dalam Pelaksanaan
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan di Kelurahan Kebon Kosong Kecamatan Kemayoran Kotamadya Jakarta Utara yang telah diselesaikan
pada bulan Juli 2011 ini dimaksudkan untuk mempelajari peran lembaga lokal dalam upaya mewujudkan ketahanan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari
pembangunan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data yang deskriptif dan diperoleh melalui
wawancara yang mendalam dengan para informan. Penelitian ini menjelaskan tentang Koperasi Jasa Keuangan KJK PEMK
merupakan organisasi lokal yang dibentuk oleh masyarakat dan berada ditengah- tengah komunitas masyarakat kelurahan, namun belum menjadi sebuah lembaga
lokal karena harus menempuh proses pelembagaan didalamnya. Kasus yang dipilih adalah peranan Koperasi Jasa Keuangan KJK dalam pelaksanaan
program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan PEMK di Kelurahan Kebon Kosong Jakarta Pusat.
Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan berdasarkan pembahasan yang didasarkan pada kebijakan, temuan lapangan dan pendapat para ahli adalah:
Koperasi Jasa Keuangan KJK Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan PEMK adalah lembaga keuangan mikro non bank berbadan hukum koperasi
yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan setempat yang menjadi mitra Unit Pengelola Dana Bergulir UPDB PEMK dalam pengelolaan dan bergulir,
pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan PEMK di Kelurahan Kebon Kosong merupakan sebuah proses untuk meningkatkan derajat
kehidupan ekonomi masyarakat Kelurahan Kebon Kosong dan diperuntukan bagi masyarakat yang memiliki kelompok usaha bersama kube dan berskala
usaha mikro, perubahan tata kelola kelembagaan dari Dewan Kelurahan Dekel pada masa Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK menjadi
Koperasi Jasa Keuangan KJK Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
PEMK, dilatar belakangi oleh beberapa hal yaitu aspek yuridis, aspek filosofis, dan aspek lembaga.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui kelembagaan. Dimana kelembagaan yang terdapat di penelitian Abdul Qodir
merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat Kelurahan Kebon Kosong yaitu Koperasi Jasa Keuangan KJK, sedangkan penelitian yang akan penulis
teliti adalah kelembagaan yang dibentuk oleh negara yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat tetapi anggota dari lembaga tersebut dipilih langsung
oleh masyarakat. Perbedaannya adalah penelitian Abdul Qodir memberdayakan masyarakat kelurahannya dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat usaha
mikro, sedangkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kuta memberdayakan masyarakat kelurahannya dengan memberikan bantuan dan
kegiatan dari hasil pengelolaan retribusi parkir. Penelitian kedua yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian dari
Sheila Ratna Dewi 2013 dalam E-jurnal Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang berjudul Peranan Retribusi Parkir Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang. Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana peran retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Magelang dan upaya apa yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi parkir.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kontribusi retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah Kota
Magelang dalam mengoptimalkan penerimaan dari retribusi parkir. Dalam
peranannya retribusi parkir memiliki peran yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan retribusi daerah dan pajak daerah lainnya di Kota Magelang. Walaupun
peranannya tidak terlalu besar, retribusi parkir juga memiliki pengaruh bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang. Retribusi parkir mampu mencapai
bahkan melebihi target yang telah ditetapkan tiap tahunnya. Apabila retribusi parkir tidak memberikan kontribusi sesuai target atau kurang dari yang
ditargetkan maka Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang juga akan berkurang nilai penghasilannya. Dalam upaya mengoptimalkan penerimaan retribusi parkir
Pemerintah Daerah Kota Magelang sudah melakukan upaya, salah satunya yaitu menaikan target Pendapatan Asli Daerah dan menaikan target retribusi parkir tiap
tahunnya. Penelitian ini mengambil beberapa kesimpulan yaitu ditinjau dari
peranannya, retribusi parkir memiliki peran yang tidak terlalu besar bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang dibandingkan dengan pajak daerah atau
retribusi daerah lainnya. Tetapi, walaupun peranannya kecil, retribusi parkir mampu melebihi target setiap tahunnya. Hal tersebut dapat membantu
peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Magelang. Dengan adanya retribusi parkir sendiri, pendapatan daerah di Kota Magelang dapat meningkat. Retribusi
parkir juga memiliki pengaruh bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Magelang, kerena apabila retribusi parkir tidak memberikan kontribusi sesuai target atau
kurang dari yang ditargetkan maka Pendapatan Daerah Kota Magelang juga akan berkurang nilainya.
Telah ditemukan berbagai masalah dalam penyelenggaraan perparkiran di Kota Magelang antara lain masih banyak juru parkir yang tidak memberikan
karcis parkir kepada pengguna jasa parkir di Kota Magelang. Masih sering pengguna jasa parkir yang tidak dapat memarkirkan kendaraannya disaat lokasi
perpakiran ramai, sehingga hal tersebut menyebabkan kemacetan di sekitar jalanan Kota Magelang. Faktor tersebut disebabkan karena area parkir yang
kurang, sehingga pengguna jasa parkir membutuhkan waktu 5 sampai 20 menit untuk memarkirkan kendaraannya. Pada umumnya petugas parkir di Kota
Magelang telah menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi dalam menjalankan tugas juru parkir masih kurang mengetahui tentang peraturan yang mengatur
perparkiran di Kota Magelang. Juru parkir hanya menjalankan tugasnya dengan menata kendaraan dan menyetorkan hasil pekerjaannya kepada pengelola parkir.
Untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi parkir, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya membuat kesepakatan bersama untuk
meningkatkan penerimaan retribusi, baik eksekutif, legislatif, maupun masyarakat. Menyediakan seragamidentitas juru parkir untuk meminimalkan munculnya juru
parkir liar serta melengkapi dan memelihara fasilitas parkir. Membentuk asosiasi pengelola parkir yang terdiri dari para pengelola pemilik gedung komersial
membuat kesepakatan bersama untuk meningkatkan penerimaan retribusi, baik dan para perusahaan jasa pengelola parkir. Menyerahkan kepada pihak ketiga
untuk jasa pengembilan uang retribusi parkir tiap hari dan menyetorkan ke Pemerintah Daerah setiap hari untuk mengurangi tingkat kebocoran uang setoran
parkir. Melakukan pengawasan rutin dan audit rutin kepada pengelola parkir oleh
Pemerintah Daerah. Melakukan pembinaan terhadap petugas parkir. Mengadakan evaluasi kepada seluruh juru parkir dan pengelola parkir. Mengadakan
pengawasan dan pengendalian di lapangan dan menaikan target retribusi. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan persamaan berupa meneliti
pengelolaan retribusi parkir dan masalah pengelolaan parkir yang terjadi di wilayah masing-masing. Selain itu hasil dari retribusi tersebut diberikan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Perbedaannya adalah dimana penelitian dari Sheila tersebut pengelolaan parkir dikelola oleh Perusahaan Daerah Parkir
sehingga hasil retribusi parkir seluruhnya diberikan kepada Pemerintah Daerah Kota Magelang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya, sedangkan
penelitian peneliti saat ini pengelolaan parkir dikelola oleh Kelembagaan yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM dimana anggotanya dipilih langsung
oleh warga setempat dan hasil dari retribusi parkir tersebut dibagi 60 persen untuk pengelola dan 40 persen untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Badung.
2.2 Kerangka Teori