sebab pengenalan karet pertama kali memang dalam bentuk bola. Untuk itu, tim tersebut harus menelusuri daerah asalnya sehingga dapat mengetahui hal yang sesungguhnya tentang karet.
Walaupun sudah dilakukan dua kali ekspedisi, tetapi hanya Ekspedisi Peru yang banyak memberi tambahan pengetahuan mengenai karet. Dengan bantuan penduduk asli, Tim Ekspedisi
Peru menelusuri daerah tempat tumbuhnya tanaman karet. Mereka berhasil menjumpai tanaman karet yang bisa diambil getahnya tanpa harus menebang pohonnya terlebih dahulu seperti yang
biasa dilakukan sebelumnya. Cara baru yang ditemukan adalah dengan melukai kulit batang tanaman. Siswoputranto, P.S., 1981
Tanaman yang dilukai batangnya ini diperkenalkan sebagai tanaman Hevea. Hasil laporan Ekspedisi Peru ditulis dalam buku oleh Freshneau tahun 1749 dengan menyebut nama tersebut.
Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1751, De La Condomine membuat usulan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman Hevea ini.
Pengenalan pohon Hevea membuka langkah awal yang sangat pesat kea rah zaman penggunaan karet untuk berbagai keperluan. Cara pelukaan untuk memperoleh getah karet
memang jauh lebih efisien dari pada cara tebang langsung. Lagipula dengan cara ini tanaman karet bisa diambil getahnya berkali – kali. Santoso, A.G., dkk., 1986
2.2. Perkembangan Industri Karet Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yang sejak sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1965 merupakan negara penghasil karet alam terbesar, pernah menganggap bahwa : “Rubber is de kruk waarop wij drijven” karet adalah
gabus dimana kita berapung. Walaupun sejak tahun 1957 kedudukan kita sebagai produsen nomor wahid direbut oleh Malaysia hingga sekarang, predikat pentingnya karet bagi
perekonomian Indonesia masih tetap menonjol setelah komoditi migas dan kayu.
Sebagai tanaman yang banyak dibutuhkan untuk bahan industri, karet banyak diusahakan mulai dari luasan kecil yang hanya beberapa puluh atau ratusan meter persegi hingga mencapai
luasan ribuan kilometer persegi.
Secara umum pengusahaan perkebunan karet di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa kelompok seperti dibawah ini :
1. Perkebunan besar negara atau yang diusahakan oleh pihak pemerintah, biasanya oleh PTP
Perseroan Terbatas Perkebunan. 2.
Perkebunan besar yang diusahakan oleh swasta. 3.
Perkebunan yang diusahakan oleh rakyat. Kendatipun demikian, karet yang mampu menghidupi hampir 1,5 juta penduduk ini boleh
dikatakan sebagai tanaman rakyat karena lebih dari 80 areal penanaman karet diusahakan oleh rakyat.
Selain industri karet alam, belakangan ini karet Indonesia mulai mengacu pada karet sintetis. Meskipun sebenarnya Indonesia bukan negara penghasil minyak bumi terpaksa mencoba
mengembangkan produk karet sintetis, terutama untuk jenis Syrene Butadien Rubber SBR. Jenis
Universitas Sumatera Utara
ini dikembangkan untuk mengimbangi peningkatan impor. SBR digunakan untuk industri ban, terutama untuk lapisan luarnya. Produksi karet sintetis Indonesia masih berskala kecil. Walaupun
masih berskala kecil, tetapi industri perkaretan Indonesia saat ini sudah semakin maju dan diproduksinya dua jenis karet yang laris di pasaran. Spillane, J.J., 1989.
2.3. Klasifikasi Karet
Adapun jenis karet yang terdapat pada sistem olahan terbagi atas karet alam dan karet sintetis. Dimana karet alam merupakan hasil yang terdapat pada pohon karet Havea Brasiliensis berupa lateks,
sedangkan karet sintetis merupakan karet hasil olahan dari pabrik seperti SBR, IIR, dan lain sebagainya.
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh
karet sintetis. Adapun kelebihan – kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah :
1. memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
2. memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
3. mempunyai daya aus yang tinggi
4. tidak mudah panas low heat build up, dan
5. memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan groove cracking resistance.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil. Tim Penulis PS.,
1999
2.4. Karet