Non Performing Loan NPL

24 3 Inflasi tinggi hyper inflation Inflasi tinggi hyper inflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja misalkan ditimbulkan karena adanya perang yang dibelanjaiditutup dengan mencetak uang. b. Inflasi menurut sebabnya Sebelum kebijaksanaan untuk mengatasi inflasi diambil, perlu telebih dahulu diketahui faktor-faktor yang menyebabkan inflasi. Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan permintaan yang disebabkan karena penambahan jumlah uang beredar. 1 Demand-pull inflation Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total agregate demand, sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir mendekati kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total 25 disamping menaikan harga dapat juga menaikan hasil produksi output. Apabila kesempatan kerja penuh full employment telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan Gross National Product GNP berada di atas atau melebihi Gross National Product GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat inflationary gap. Inflationary gap inilah yang dapat menimbulkan inflasi. 2 Cost-push inflation Berbeda dengan Demand-pull Inflation, Cost-push Inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan alam penawaaran total agregate supply sebab akibat kenaikan biaya produksi. Masalah kenaikan harga-harga yang berlaku di berbagai negara diakibatkan oleh banyak faktor. Di negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua masalah berikut: Sukirno, 2004 a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa 26 b. Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah

5. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI

Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan diskonto Ismail, 2011. Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan pilihan penempatan yang paling aman bagi bank. Bank menempatkan dananya dalam Sertifikat Bank Indonesia SBI maka bank dapat menjaga likuiditasnya sekaligus dapat memperoleh keuntungan dari diskonto yang diperoleh. Sertifikat Bank Indonesia SBI memiliki likuiditas pasar sangat tinggi, mudah diperjual belikan dan tidak mengandung risiko. Penjualan Sertifikat Bank Indonesia SBI diprioritaskan kepada lembaga perbankan karena lembaga ini merupakan salah satu lembaga finansial pengumpul dana masyarakat. Kebijakan moneter Indonesia dapat diukur dengan melihat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI sebagai salah satu instrumen kebijakan operasi pasar yang dapat mengatur peredaran uang sehingga laju inflasi pun dapat terawasi. Dalam menjual Sertifikat Bank Indonesia SBI, prosedurnya yaitu Bank Indonesia menentukan berapa besar volume dari Sertifikat Bank Indonesia SBI yang diterbitkan, sementara suku bunganya ditentukan dengan cara lelang. Bank Indonesia memperhatikan indikator pasar untuk menetukan besarnya volume Sertifikat Bank

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

40 207 60

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 113

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Analisis Pengaruh Portofolio Kredit Terhadap Non Performing Loan Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah 01 Medan

1 43 82

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Determinan Non Performing Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia: Pendekatan Unbalanced Panel Data

1 13 95

PENGARUH GDP, INFLASI, BI RATE, NILAI TUKAR TERHADAP NON PERFORMING LOAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA (Studi pada Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

0 2 10

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA DETERMINAN NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA BANK ASING DI INDONESIA PERIODE 2011-2017

0 0 15

DETERMINAN NON-PERFORMING LOAN (NPL) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA PERIODE 2006-2016 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 213