9
2. Mendeskripsikan pelaksanaan peran ganda perempuan pada ibu yang
bekerja di sektor formal di Desa Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi ibu di Desa
Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta yang bekerja di sektor formal dalam menjalani peran ganda.
4. Mendeskripsikan cara mengatasi permasalahan yang dihadapi ibu di Desa
Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta yang bekerja di sektor formal dalam menjalani peran ganda.
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan pendidikan pada umumnya
baik secara teoritis maupun praktis. Harapan – harapan tersebut antara lain :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan untuk ibu dengan peran ganda agar dapat menjalankan perannya dengan baik.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menjadi hal yang akan
dipersembahkan untuk Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan. Selain itu pembuatan hasil penelitian dapat
10
dijadikan sarana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peneliti.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu referensi bagi peneliti yang hendak meneliti hal sejenis dan yang berkaitan dengan yang diteliti.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Peran Ganda Perempuan
Peran ganda perempuan muncul karena keberhasilan program kesetaraan gender. Menurut BKKBN Tri Siwi N, 2013:4 gender berasal dari
bahasa Latin, yaitu “genus”, berarti tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara
sosial maupun budaya. Gender dibentuk oleh sosial dan budaya setempat, dan tidak berlaku selamanya tergantung kepada waktu trend. Gender juga sangat
tergantung kepada tempat atau wilayah. Menurut Thorne Roziqoh dkk, 2014:88 gender adalah konstruksi
sosial, walaupun thorne merasa tidak puas dengan kerangka kerja sosialisasi gender gender sosialization dan pengembangan gender gender
development, karena konsep sosialisasi kebanyakan hanya satu arah. Pihak yang lebih berkuasa menyosialiasi pihak yang lebih lemah.
Menurut Mansour Fakih 2006:8-9 gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara
sosial maupun kultural. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional,
jantan dan perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat diertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan,
sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri