dikeluarkan perusahaan tidak hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, tetapi juga biaya kekurangan persediaan atau shortage cost. Sehingga menurut pengamatan
penulis metode Economic Order Quantity dengan back order ini adalah metode yang tepat untuk menganalisis persediaannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka model Economic Order Quantity EOQ dengan Back Order sangat tepat diaplikasikan pada penentuan persediaan
spare part printer EPSON pada PT. Mitra Infoparama Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan persediaan spare part printer EPSON jenis inkjet dan spare part printer EPSON jenis dot matrix yang optimal
dengan metode Economic Order Quantity dengan Back Order pada PT. Mitra Infoparama Medan tahun 2012.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : a.
Hanya menentukan persediaan spare part printer EPSON bagian PrintHead yang optimal pada PT. Mitra Infoparama Medan.
b. Data atau informasi periode tahun 2012 dari PT. Mitra Infoparama Medan
perihal: 1.
Jumlah permintaan spare part printer EPSON setiap bulan. 2.
Biaya dan lamanya tenggang waktu pemesanan spare part printer EPSON.
3. Besarnya biaya penyimpanan tiap unit persediaan spare part printer
EPSON. 4.
Biaya kekurangan persediaan tiap unit spare part printer EPSON.
Universitas Sumatera Utara
c. Besarnya harga barang, biaya simpan, biaya pesan dan biaya kekurangan
persediaan tidak mengalami perubahan.
d. Jenis spare part printer yang diteliti, yaitu: spare part printer EPSON jenis
inkjet dan spare part printer EPSON jenis dot matrix.
1.4 Tinjauan Pustaka
Arman Hakim Nasution dan Yudha Prasetyawan, dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan Pengendalian Produksi” 2008 mengemukakan bahwa persediaan
adalah sumber daya menganggur idle rerources yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada
sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan pangan pada sistem rumah tangga.
Menurut Yamit 2005: 228 paling sedikit ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan maupun organisasi, yaitu:
1. Adanya unsur ketidakpastian permintaan permintaan yang mendadak.
2. Adanya unsur ketidakpastian dari pasokan supplier.
3. Adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu pemesanan.
Subagyo 1990 mengemukakan bahwa shortage cost timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan langganan. Bila langganan mau menunggu, maka biaya
terdiri dari ongkos produksi yang terburu-buru. Tetapi, bila langganan tidak rela menunggu, maka biaya terdiri dari kehilangan untung dan kehilangan kepercayaan.
Biaya dari jenis ini umumnya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena akibatnya tidak segera terasa dan sifatnya merusak serta berlangsung secara lambat-
laun.
Universitas Sumatera Utara
Uji kenormalan data Lilliefors diawali dengan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5 0,05 dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut Sudjana, 2002 : H
: Sampel berdistribusi normal H
1
: Sampel tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian :
Jika W
hitung
W
tabel
terima H , dan
Jika W
hitung
W
tabel
tolak H nilai W
hitung
didapat dari rumus |
| dengan:
= fungsi distribusi normal baku = fungsi distribusi kumulatif sampel
Menurut Siagian 2006: 27 rumus EOQ untuk model back order yaitu: √
√
√ √
Dan rumusan biaya persediaan tahunan total, yaitu:
dengan: = jumlah pemesanan optimal
= ordering cost per pemesanan = jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1 periode
= holding cost biaya simpan = biaya backordering per unit dalam satu periode
= total biaya persediaan tahunan = tingkat persediaan maksimum
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan Penelitian