dibandingkan dengan kebutuhan dan ketersediaan praktik industri otomotif di DIY. Tingkat ketersediaan sarana dan kelayakan peralatan praktik jurusan
otomotif yang diteliti tersebut dianggap layak dan memenuhi standar dengan membandingkan langsung peralatan yang ada dan digunakan industri-
industri otomotif di DIY. Kriteria ketersediaan dan kelayakan sarana peralatan praktik dalam penelitian yang dilakukan Ruswid ditentukan dari
jawaban yang diajukan pada kepala service manager, kepala mekanik masing-masing industri otomotif dengan hasil tingkat ketersediaan sangat
tinggi. Penelitian Afandi tentang ketersediaan dan kelayakan sarana peralatan praktik ditentukan dari jawaban persepsi siswa dengan kategori
layak. Sedangkan dalam penelitian ini akan meninjau tingkat ketersediaan sarana dan peralatan praktik di jurusan teknik pengelasan dengan
menggunakan ketentuan minimal standar kebutuhan peralatan praktik yang dikeluarkan oleh BSNP yang kemudian dikomparasikan dengan hasil
observasi, telaah dokumentasi, dan hasil wawancara dengan siswa, guru, dan pengelola sekolah sebagai bentuk konfirmasi akan ketersediaan sarana
dan peralatan yang ada.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini berangkat dari permasalahan di lapangan dan yang bertujuan untuk mengukur tingkat ketersediaan sarana belajar dan peralatan
praktik yang ada di jurusan Teknik Pengelasan di SMK Negeri 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan standar minimal yang telah
ditetapkan oleh BSNP. Tingkat ketersediaan akan diukur dari dengan langsung
melihat sarana dan peralatan praktik yang tersedia di lapangan yang kemudian merujuk pada standar yang dikeluarkan oleh BSNP. Selain itu juga sistem
penggunaan sarana dan prasarana praktik untuk siswa juga akan menjadi tinjau dalam penelitian ini. Dari kedua hal itu kemudian akan ditarik analisa dan
kesimpulan seberapa jauh tingkat ketersediaan, sistem managerial, dan keterlaksanaan penggunaan sarana dan peralatan praktik yang tersedia.
Penggunaan standar sarana dan peralatan praktik yang dikeluarkan BSNP sebagai pedoman dalam penelitian ini dianggap sangat relevan bila
dibandingkan persyaratan sarana dan prasarana praktik yang ditetapkan oleh industri bidang industri pengelasan. Selain itu standar yang dikeluarkan oleh
BSNP adalah standar yang kapabel dan yang memang sebuah lembaga yang bertugas dalam bidang tersebut dan standar tersebut adalah standar minimal
kebutuhan. Menjadikan sarana dan peralatan praktik yang distandarkan industri tidak akan bisa mengakomodir kebutuhan, karena perbedaan tujuan. SMK
bertujuan dalam kompetensi siswa, sedangkan industri lebih pada tuntutan memenuhi permintaan konsumen.
Dengan meninjau tingkat ketersediaan sarana dan peralatan praktik dengan menggunakan standar yang dikeluarkan BSNP adalah bentuk
pengukuran yang rasional dalam menempatkan SMK sebagai lembaga pendidikan dalam membentuk keterampilan siswa. Dengan meninjau sarana
dan peralatan praktik yang ada dengan standar BSNP adalah bentuk kompromi yang tidak langsung dalam memenuhi kebutuhan dalam menunjang
pembentukan kompetensi siswa. Hal terpenting dalam meninjau ketersediaan
sarana dan peralatan praktik yang ada adalah dengan tidak melupakan sistem yang berlaku dalam sekolah tersebut yang harus diselaraskan dengan
pertimbangan sekolah dalam merumuskan sasaran belajar, pengaturan jadwal pembelajaran, ukuran kelompok, jenis ruangan, dan keuangan yang tersedia.
D. Pertanyaan Penelitian