Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

17 pythagoras. Peserta didik ditunjukan cara menentukan mana yang tripel pythagoras dan mana yang bukan.

4. Dalil Konektivitas atau Pengaitan Connectivity Theorem

Di dalam teorema konektivitas disebutkan bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan setiap ketrampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan yang lain. Adanya hubungan antara konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan itu menyebabkan struktur dari setiap cabang matematika menjadi jelas. Adanya hubungan-hubungan itu juga membantu guru dan pihak-pihak lain misalnya penyusun kurikulum, penulis buku, dan lain-lain dalam upaya untuk menyusun program pembelajaran bagi peserta didik. Dalil konektivitas dapat dilihat pada setiap pertemuan. Pertemuan pertama mengaitkan antara luas persegi dengan teorema pythagoras, pertemuan ke dua mengaitkan teorema pythagoras dengan penentuan sisi ketiga suatu segitiga jika dua sisi yang lain diketahui dan pertemun ke tiga mengaitkan sudut-sudut istimewa dengan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang mempunyai sudut istimewa.

2.1.2. Pembelajaran Kooperatif

2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai 18 anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut Lungdren dalam Shin’an 2008: 17. 1 Para peserta didik harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.” 2 Para peserta didik harus memiliki tanggungjawab terhadap peserta didik atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3 Para peserta didik harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4 Para peserta didik membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok. 5 Para peserta didik diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6 Para peserta didik berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. 19 7 Setiap peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pada penelitian ini, peserta didik pada kelas eksperimen dikelompokan 4-5 anak yang heterogen. Heterogen kelompok-kelompok ini dilihat dari jenis kelamin dan kemampuan peserta didik. Pembagian kelompok dibuat dengan mengacu hasil ujian tengah semester pada semester ganjil. Kegiatan kelompok selajuntnya sesuai keterangan di atas. Dari penyaman pandangan sampai pertanggungjawaban masing- masing peserta didik. Menurut Thompson, dkk dalam Shin’an 2008: 18, pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang peserta didik, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan peserta didik, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih peserta didik menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, peserta didik diberi lembar 20 kegiatan berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan Slavin dalam Shin’an 2008: 21 Peserta didik belajar menghormati pendapat temannya yang sedang mengungkapkan pendapat, disamping mereka sendiri berlatih berbicara di hadapan teman-temannya. Hal ini merupakan hal baru, karena selama pembelajaran ekspositori peserta didik tidak dilatih mengungkakan pendapatnya. Mereka cenderung erbicara, bukan dilatih. Sehingga tak jarang peserta didik kesulitan mengungkapkan apa yang dipikirkan.

2.1.2.2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: a setiap anggota memiliki peran, b terjadi hubungan interaksi langsung di antara peserta didik, c setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, d guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e guru berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan Carin dalam Shin’an, 2008: 24. Pada pengelompokan awal sengaja dibuat heterogen dalam kemampuan peserta didik. Hal ini dapat memungkinkan interaksi peserta didik semakin menarik. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih membantu peserta didik lain yang butuh bantuan dalam memahami materi pelajaran. Peserta didik yang masih bingung dengan materi tidak 21 langsung bertanya pada guru tetapi kepada teman kelompoknya dulu. Dan guru berinteraksi saat peserta didik memang membutuhkan bimbingan.

2.1.3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII

0 2 135

INKLUSIVITAS KELAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK BERKESULITAN BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: Studi Deskriptif Tentang Model Pembelajaran Kooperatif STAD di SD X Kota Bandung.

0 0 62

(ABSTRAK) IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR BRUNER DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA LKS DAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN I REMBANG PURBALINGGA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS.

0 0 2

BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Siswa Materi Teorema Pythagoras dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Kelas VIII MTs Darussalam Kademangan Blitar - PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS MENGGU

0 0 7

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP

0 0 10