Hasil Belajar Afektif Hasil Belajar Psikomotorik

49

4.1.2 Hasil Belajar Afektif

Penilaian hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Indikator penilaian meliputi perhatian dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, keaktifan dalam mengajukan pertanyaan kepada guru, menghargai pendapat orang lain, dan kejujuran. Hasil belajar afektif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek hasil Kelas Eksperimen Kelas Kontrol belajar afektif Pertemuan Pertemuan No. siswa I II III Rata- rata I II III Rata- rata Perhatian dalam 1 83,87 89,25 93,55 88,89 86,67 88,57 87,62 87,62 mengikuti pembelajaran Keaktifan dalam 2 70,97 75,27 79,57 75,27 65,71 87,62 72,38 75,24 menjawab pertanyaan Keaktifan dalam 3 60,22 63,44 73,12 65,59 50,48 71,43 54,29 58,73 mengajukan pertanyaan Menghargai pendapat 4 77,42 79,57 80,65 79,21 83,81 80 86,67 83,49 orang lain 5 80,65 80,65 80,65 80,65 83,81 83,81 83,81 83,81 Kejujuran 74,62 77,63 81,51 77,92 74,09 82,29 76,95 77,78 Jumlah rata-rata

4.1.3 Hasil Belajar Psikomotorik

Penilaian hasil belajar psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Penilaian psikomotorik ini ada dua, yaitu ketika siswa mengikuti kegiatan praktikum dan ketika diskusi kelompok. Indikator penilaian ketika siswa mengikuti kegiatan praktikum meliputi menyiapkan alat dan 50 bahan praktikum, merangkai alat dan bahan praktikum, melakukan dan menyimpulkan hasil praktikum, kerjasama dalam kelompok, dan merapikan kembali alat dan bahan praktikum. Indikator penilaian ketika siswa diskusi kelompok meliputi ketepatan pelaksanaan tugas yang diberikan, melakukan dan menyimpulkan hasil diskusi, kerjasama dalam kelompok, dan ketepatan waktu dalam mengumpulkan hasil diskusi. Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ketika melakukan diskusi kelompok disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ketika Melakukan Diskusi Kelompok Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Aspek hasil belajar psikomorik siswa No. I I II Rata- rata Ketepatan pelaksanaan tugas yang diberikan 1. 100 100 100 100 Melakukan dan menyimpulkan hasil diskusi 2. 75,27 55,24 83,81 69,53 3. Kerjasama dalam kelompok 82,79 86,67 86,67 86,67 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan hasil diskusi 4. 100 100 100 100 Jumlah rata-rata 89,52 85,48 92,62 89,05 Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ketika melakukan praktikum disajikan pada Tabel 4.9. 51 Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik antara Kelompok Ekspe- rimen dan Kelompok Kontrol ketika Melakukan Praktikum Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Aspek hasil belajar psikomorik siswa 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum 89,25 96,19 2. Merangkai alat dan bahan praktikum 88,17 91,43 Melakukan dan menyimpulkan hasil praktikum 3. 86,02 67,62 4. Kerjasama dalam melakukan praktikum 90,32 80 5. Merapikan kembali alat praktikum 76,34 100 Jumlah rata-rata 86,02 87,05 4.1.4 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fisika Sebelum penelitian dilakukan, dilakukan wawancara terhadap guru fisika, guru biologi, dan guru geografi untuk mengetahui pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah, keaktifan siswa, serta nilai siswa. Pertanyaan yang diberikan kepada ketiga guru sama dan jawaban yang diberikan oleh ketiga guru secara garis besar juga sama. Hasil wawancara menunjukkan bahwa model pembelajaran yang selama ini dipakai di SMP Negeri 1 Juwana adalah model pembelajaran terpisah, baik untuk IPA ataupun IPS. Metode pembelajaran yang digunakan oleh ketiga guru adalah campuran yaitu ceramah, diskusi, dan eksperimen untuk guru fisika dan guru biologi. Siswa juga aktif bertanya ataupun menyampaikan pendapat selama pembelajaran berlangsung. Nilai untuk ketiga pelajaran sudah tergolong baik, hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai ulangan semester yang sudah mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal SKBM yaitu 70. Guru fisika membutuhkan empat jam pelajaran atau dua kali pertemuan untuk mengajarkan materi cahaya. Guru biologi membutuhkan dua jam pelajaran atau satu kali pertemuan untuk mengajarkan materi fotosintesis. Guru geografi membutuhkan dua jam pelajaran atau satu kali pertemuan 52 untuk mengajarkan materi penyimpangan sosial. Jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan ini sesuai dengan silabus yang ada. Menurut ketiga guru, jumlah jam pelajaran yang dibutuhkan untuk mengajarkan ketiga materi diatas tidaklah mutlak seperti itu. Kadang-kadang guru menambahkan dua atau tiga jam pelajaran lagi untuk menyelesaikan materi yang disampaikan. Penambahan jam pelajaran ini biasanya untuk praktikum atau penyampaian materi yang memang belum selesai diajarkan karena banyaknya materi yang harus disampaikan. Pihak sekolah, khususnya para guru sebenarnya sudah mengetahui adanya model pembelajaran terpadu. Pemahaman ketiga guru tentang model pembelajaran terpadu juga sudah baik. Para guru sudah mengetahui bahwa dalam pembelajaran terpadu, materinya yang memang seharusnya digabungkan, bukan hanya namanya saja yang pelajaran terpadu tapi dalam kenyataannya materi yang disampaikan masih terpisah-pisah sesuai mata pelajaran. Setelah penelitian dan analisis data hasil tes akhir, dilakukan wawancara lagi terhadap guru fisika untuk mengetahui pendapat tentang pembelajaran terpadu yang telah dilakukan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa menurut guru fisika, pembelajaran terpadu yang dilakukan sudah benar karena sudah menggabungkan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema tertentu. Setelah siswa diajar menggunakan model pembelajaran terpadu memang terdapat perubahan dalam pembelajaran, meliputi keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan serta dari ketuntasan belajar siswa. Siswa lebih aktif bertanya dan mengajukan pertanyaan serta ketuntasan siswa yang melebihi 90 dan hanya tiga siswa yang nilainya masih dibawah 70 atau tidak tuntas. Pembelajaran terpadu 53 memang membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan pembelajaran terpisah. Setelah melihat hasil penelitian, guru fisika berpendapat bahwa model pembelajaran terpadu layak untuk digunakan tetapi harus ada beberapa pembenahan dalam beberapa hal.

4.2 Pembahasan