25 upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan kualitas mutu kompetensi
lulusan SMK. Namun sebelum pembahasan lebih jauh tentang peemenuhan SKL SMK, perlu pemahaman apa itu Pendidikan Menengah Kejuruan.
1. Pendidikan Menengah Kejuruan
Pengetian pendidikan kejuruan dikembangkan dari terjemahan konsep vocational education pendidikan kejuruan dan occupational education
pendidikan keduniakerjaan, keduanya termasuk dalam pendidikan untuk menghasilkan lulusan untuk bekerja maupun berwirausaha. Terdapat banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan kejuruan, namun demikian secara esensi makna pada prinsipnya sama. Pendapat ahli yang
kaitannya dengan pendidikan kejuruan, Ruper Evans Wardiman, 1999: 34 mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan
yang mempersiapkan seseorang secara khusus agar mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan. Definisi lain dalam sebuah kongres
united State Congress Wardiman, 1998: 34 menyatakan pendidikan kejuruan adalah program
pendidikan yang secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk suatu pekerjaan tertentu atau untuk mempersiapkan karier seseorang.
Pendapat berbeda diungkapkan Clarke Winch 2007: 62, menurutnya pendidikan kejuruan merupakan upaya pengembangan sosial ketenagakerjaan,
pemeliharaan, percepatan, dan peningkatan kualitas tenaga kerja tertentu dalam rangka peningkatan produktivitas masyarakat. beberapa devinisi ahli tersebut di
atas, dapat dinyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja. Orientasi demikian akan
26 membawa konsekuensi bahwa pendidikan kejuruan harus dekat dengan dunia
kerja. Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan salah satu lembaga
pendidikan kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja kelas menengah dalam memasuki dunia kerja dengan produktif dan
mengembangkan sikap professional. Lulusan SMK disiapkan untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikan pada jenjang lebih tinggi, sehingga dalam
menjalankan misinya SMK lebih menganut azas “pendidikan dan latihan Diklat” untuk menghasilkan calon tenaga kerja yang produktif kelas menengah.
Gasskov 2000: 5 menyatakan bahwa amanat bagi sekolah kejuruan, terpenting bahwa sistem pendidikan dan latihan kejuruan harus memberikan
bekal keterampilan khusus untuk individu yang memungkinkan mereka untuk mencari pekerjaan atau melalui bisnis mandiri, melatih untuk bekerja produktif
dan beradaptasi dengan kondisi kemanjuan teknologi. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 76 ayat 2 menyatakan bahwa fungsi pendidikan menengah kejuruan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecapakan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan fungsi SMK tersebut,
maka SMK harus berhubungan dengan pihak masyarakat, dalam hal ini dikhususkan pada penyedia lapangan kerja yaitu dunia usaha dan dunia industri
DUDI. Hal itu penting agar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada siswa memang sesuai dan dibutuhkan DUDI, serta agar peserta didik
27 mengetahui dan memahami pemanfaatan dan perkembangan teknologi yang
digunakan DUDI. Peserta didik diberi pilihan dalam memilih ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan teknologi kompetensi. Pilihan-pilihan tersebut tercantum dalam Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Spectrum tersebut
berisi enam bidang keahlian, diantaranya Teknologi dan rekayasa, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, seni, kerajinan dan pariwisata, agribisnis
dan agroteknologi, bisnis dan manajemen. Program keahlian tersebut mengandung berbagai program studi dan kompetensi keahlian. Peserta didik
bebas memilih kompetensi keahlian sesuai dengan minat dan potensi daerahnya, dan tentunya berdasarkan keberadaan kompetensi keahlian yang diberikan SMK.
2. Standar Kompetensi Lulusan SMK Program Keahlian TKJ