21 3 Draft final ini kemudian disahkan oleh pejabat berwenang atau untuk
kebijakan undang-undang, dibawa ke proses legislasi yang secara perundang-undangan telah diatur dalam UU no. 102004, khususnya Pasal 17
dan seterusnya.
6. Implementasi Kebijakan
Menurut Tilaar dan Nugroho 2012: 211 untuk konteks Indonesia, rencana 20 keberhasilan, implementasi 60 sisanya, dan 20 sisanya adalah
bagaimana kita mengendalikan implementasi. Implementasi kebijakan adalah hal yang paling berat, karena di sini permasalahan yang kadang tidak dijumpai di
dalam konsep muncul di lapangan. Selain itu, ancaman utama adalah konsistensi implementasi.
Banyak teori implementasi kebijakan yang dijelaskan oleh para ahli. Setidaknya ada sepuluh teori implementasi kebijakan yang masing-masing dari
teori tersebut memiliki kekhasan atau keunggulan tersendiri. Tilaar dan Nugroho 2012: 213-219 menjelaskan, setidaknya ada tiga teori yang paling menonjol
diantara teori-teori yang lain, diantaranya teori Van Meter dan Van Horn, teori Mazmanian dan Sabatier, dan teori Hoodwood dan Gun. Di bawah ini akan
dijelaskan secara singkat teori implementasi kebijakan tersebut. a. Teori Van Meter dan Van Horn
Teori Van Meter dan Van Horn adalah teori klasik mengenai implementasi
kebijakan, yakni teori yang diperkenalkan oleh duet Donald dan Meter dengan Carl van Horn. Teori ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan
secara linier dari kebijakan, implementor, dan kinerja kebijakan. Beberapa
22 variabel yang dimasukkan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi
kebijakan adalah variabel: standard an tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi, aktivitas implementasi, karakteristik agen
pelaksana, kondisi ekonomi, sosial dan politik, serta karakter pelaksana. Teori
Van Meter dan Van Horn berangkat dari argumen bahwa perbedaan dalam proses implementasi akan sangat dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang
akan dilaksanakan. Sebab setiap kebijakan memiliki karakteristik yang berbeda. Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang mencoba untuk
menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi serta suatu model konseptual yang mempertautkan kebijakan dengan prestasi kerja.
Menurut teori Van Meter dan Van Horn bahwa perubahan, kontrol, dan
kepatuhan bertindak merupakan konsep-konsep yang penting dalam prosedur- prosedur implementasi. Model implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh
Van Meter dan Van Horn ini disebut sebagai Model Proses Implementasi Kebijakan. Selanjutnya, Meter dan Horn membuat tipologi kebijakan. Tipologi
kebijakan tersebut dibedakan menurut dua hal, yaitu: pertama, jumlah masing-
masing perubahan yang akan dihasilkan; kedua, jangkauan atau lingkup
kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi. Dari kedua indikator tersebut, maka dapat pahami bahwa suatu
implementasi kebijakan akan berhasil apabila pada satu sisi perubahan yang dikehendaki relatif sedikit, serta pada sisi lain adalah kesepakatan terhadap
tujuan dari para pelaku atau pelaksana dalam mengoperasikan suatu program. b. Teori Mazmanian dan Sabastian
23 Teori implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Mazmanian dan
Sabatier mengemukakan bahwa implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan Tilaar dan Nugroho, 2012: 215. Teori yang dikembangkan
oleh Mazmanian dan Sabatian ini disebut sebagai teori kerangka analisis implementasi
A Framework for Implementation Analysis. Duet Mazmanian dan Sabastian mengklarifikasikan proses implementasi kebijakan ke dalam tiga
variabel. Pertama, variabel independen yaitu mudah tidaknya masalah
dikendalikan yang berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan, keragaman obyek, dan perubahan seperti apa yang dikehendaki.
Kedua, variabel intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan konsistensi
tujuan, dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan hirarkis diantara lembaga pelaksana, aturan pelaksana dari lembaga
pelaksana, dan perekrutan pejabat pelaksana dan keterbukaan dengan pihak luar, dan variabel di luar kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi
yang berkenaan dengan indikator kondisi sosio-ekonomi dan teknologi, dukungan politik, sikap dan sumber daya dari konstituen, dukungan pejabat, dan kualitas
kepemimpinan dari pejabat pelaksana. Ketiga, variabel dependen, yaitu tahapan
dalam proses implementasi dengan lima tahapan, yaitu pemahaman dari badan pelaksana dalam bentuk disusunnya kebijakan pelaksana, kepatuhan obyek, hasil
nyata, penerimaan atas hasil nyata tersebut, dan akhirnya mengarah kepada revisi atas kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan
kebijakan yang bersifat mendasar.
24 c. Teori Hoodwood dan Gun
Hoodwood dan Gun berpendapat, untuk melakukan implementasi kebijakan diperlukan delapan syarat. 1 syarat pertama berkenaan dengan
jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembagabadan pelaksana tidak akan menimbulkan masalah yang besar. 2 apakah untuk melaksanakannya
tersedia sumber daya yang memadai, termasuk sumber daya waktu. 3 apakah perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada. 4 apakah
kebijakan yang akan diimplementasikan didasari hubungan kausal yang handal. 5 seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi. 6 apakah hubungan
saling ketergantungan kecil. 7 pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan. 8 bahwa tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan dalam
urutan yang benar. 9 komunikasi dan koordinasi yang sempurna. 10 bahwa pihak pihak yang memiliki wewenang kekuasaan atau
power adalah syarat bagi keefektivan implementasi kebijakan. Seberarnya, teori Hoogwood dan Gun
mendasarkan pada konsep manajemen strategis yang mengarah pada praktik manajemen yang sistematis dan tidak meninggalkankan kaidah-kaidah pokok.
Kelemahan, konsep ini tidak secara tegas mana syarat yang bersifat politik, strategis, dan teknis atau operasional.
B. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan SMK