Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik Proses Kebijakan

14 Selanjutnya, Tilaar dan Nugroho 2012: 184-185 mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut. “kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh Negara…. Kebijakan publik merupakan strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju kepada masyarakat yang dicita-citakan. Kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis dari pada fakta politis ataupun fakta teknis….” Pemikiran dari Para ahli di atas menekankan bahwa kebijakan publik berisi suatu program yang dikerjakan oleh pemerintah untuk mencapai sebuah hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pemahaman ini, istilah “keputusan” termasuk juga ketika pemerintah memutuskan untuk “tidak memutuskan” isu terkait. Dengan demikian, pemahaman disini mengacu kepada pemahaman Dye, bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh pemerintah.

3. Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik

Kebijakan pendidikan memuat dua makna, yaitu kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik dan kebijakan pendidikan sebagai bagian dari kebijakan publik. Dalam penelitian ini dibahas kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik. Pemahaman ini dimulai dari ciri-ciri kebijakan publik secara umum. Tilaar dan Nugroho 2012: 264-265 menyatakan bahwa kebijakan publik memiliki ciri: “pertama, kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh Negara…. kedua, kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama…. ketiga, dikatakan sebagai kebijakan publik jika manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari produk yang dihasilkan jauh lebih banyak atau lebih besar dari pengguna langsungnya….” Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara dalam lampiran penjelasan tentang kebijakan disebutkan, kebijakan publik adalah: 15 “…keputusan yang dibuat oleh suatu lembaga pemerintah atau organisasi yang mengatasi permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu atau mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan dan manfaat bagi masyarakat banyak, bersifat mengikat pihak-pihak yang terkait dengan kelembagaan tersebut.” Kebijakan publik yang diputuskan oleh lembaga pemerintah umumnya berbentuk produk hukum yang ditulis dalam perundang-undangan. Begitupun dengan kebijakan pendidikan sebagai keseluruhan keputusan yang mengatur penyelenggaraan pendidikan yang diputuskan oleh lembaga pemerintahan bidang pendidikan. Rohman: 2009 menyatakan bahwa kebijakan pendidikan yang diputuskan banyak berupa peraturan-peraturan dan perundang-undangan seperti: Undang-Undang, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri dan berbagai produk hukum lain yang di buat oleh pemerintahan dibawahnya.

4. Proses Kebijakan

Proses kebijakan menjadi dimensi paling inti dalam suatu kebijakan publik ataupun kebijakan pendidikan. Proses kebijakan sebagai sebuah kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan suatu kebijakan untuk memecahkan masalah ataupun mencapai tujuan. Proses kebijakan merupakan satu kesatuan sistem yang bergerak dari bagian ke bagian yang lain secara berkesinambungan, saling menentukan dan saling membentuk. Banyak model teori proses kebijakan yang telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa diantaranya adalah proses kebijakan menurut Anderson dkk, proses kebijakan menurut Dunn, proses kebijakan menurut Patton Sawicki, proses kebijakan menurut Dye, dan lain sebagainya. Berdasarkan pemikiran Tilaar dan Nugroho 2012, model kebijakan 16 yang telah dikembangkan oleh para pakar tersebut secara garis besar terdapat satu pola yang sama, bahwa model formal dari proses kebijakan adalah dari “gagasan kebijakan”, “formalisasi dan legalisasi kebijakan”, “implementasi”, baru kemudian menuju kepada kinerja atau mencapai prestasi yang diharapkan, yang didapatkan setelah dilakukan “evaluasi kinerja kebijakan”, atau dapat diklasifikasikan kedalam input, troughputprocess, dan output. Gambar 1 di bawah ini merupakan siklus proses kebijakan yang ideal dari Tilaar dan Nugroho 2012: Gambar 1. Proses Kebijakan yang Ideal Sumber: Tilaar Nugroho, 2012: 189 Secara singkat siklus proses kebijakan Gambar 1 dapat diilustrasikan sebagai berikut. Pertama, dari isu kebijakan pendidikan yang berkembang di masyarakat, diidentifikasi isu-isu prioritas dan amat mendasar yang menyangkut kepentingan orang banyak dan menuntut untuk dapat segera dipecahkan. Kedua, berdasarkan karakteristik masalah yang ingin diatasi, maka dirumuskan IsuAgenda Kebijakan Formulasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Kinerja Kebijakan 1 2 3 4 Proses kebijakan Evaluasi Kebijakan Proses politik Input Process Output Lingkungan Kebijakan 17 sebagai alternatif kebijakan beserta proyeksi tingkat keberhasilan masing-masing alternatif yang telah diidentifikasi. Dilakukan pembahasan untuk memutuskan alternatif mana yang akan dipilih dalam mengatasi permasalahan, berdasarkan beberapa kriteria misalnya: tingkat efektifitas, efisiensi, keadilan, kelayakan, sumberdaya, dan lain sebagainya. Selanjutnya pilihan kebijakan tersebut dilegalisasi dalam bentuk keputusan. Biayanya dituangkan dalam peraturan perundang-undangan UU, PP, Keppres, Permen, Kepmen. Ketiga, kebijakan yang telah diputuskan dilaksanakan diimplementasikan oleh pelaksana kbijakan dengan melibatkan segenap stakeholder lainnya, khusunya sasaran kebijakan baik individu, kelompok masyarakat, lembaga, organisasi atau masyarakat luas pada umumnya. Keempat, pelaksanaan kebijakan dimulai dari tingkat efektifitas, efisiensi dan kinerja melalui kegiatan monitoring selama berlangsungnya pelaksanaan kebijakan dan evaluasi pada akhir pelaksanaan kebijakan. Hasil penilaian akan menjadi umpan balik, apakah kebijakan tersebut mampu mengatasi masalah yang dirumuskan atau mencapai tujuan tertentu.

5. Perumusan Kebijakan