BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial. Minyak ini sudah dikenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir Kuno dan digunakan untuk
tujuan kegamaan pengobatan, atau sebagai balsam untuk mengawetkan jenazah. Pindah ke bangsa Cina Kuno, di sana minyak atsiri sudah dikenal sejak tahun
2.000 SM dan biasa digunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk pijat, akupuntur, mandi, dan obat hirup. Sejak zaman dahulu, penggunaan minyak
sangat terbatas dan masih bersifat tradisional. Nenek moyang kita memperkenalkan berbagai macam tanaman aromatik seperti bunga mawar, melati,
kenanga, dan daun pandan untuk berbagai ritual, seperti keagamaan maupun ritual adat. Misalnya di Jawa Kuno menggunakan wewangian dari bunga-bunga tertentu
untuk perawatan tubuh. Berbagai macam bunga tersebut juga digunakan pada acara pernikahan, tujuh bulanan, dan lain-lain Yuliani, 2012.
Kenanga minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri
kosmetik sabun, pasta gigi, sampai losion, dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa, dalam industri parfum sebagai
pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industri farmasi atau obat- obatan antinyeri antifeksi, pembunuh bakteri dalam industri bahan pengawet,
bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika minyak atsiri banyak diburu berbagai negara Luqman, 2002.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui bobot jenis dan lemak yang terdapat dalam minyak Kenanga menurut SNI 06-3949-1995 di Laboratorium Minyak Atsiri UPTD
Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Medan.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas akhir ini yaitu: -
Untuk mengetahui bobot jenis yang terdapat dalam kenanga memenuhi syarat SNI atau tidak.
- Untuk mengetaui kadar lemak yang terdapat pada kenanga dengan
penambahan KOH apakah memenuhi syarat menurut SNI atau tidak. -
Untuk mengetahui mutu kenanga yang diuji.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA