bahan kosmetika, juga sebagai jamu sehat setelah melahirkan. Selain itu tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati beberapa penyakit dengan cara sebagai
berikut: 1. Malaria
Bahan: 3 kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan. Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan ditutup rapat.
Cara menggunakan: disaring dan diminum secara teratur. 2. Sesak Napas
Bahan: frac12; genggam bunga kenanga dan 1 frac12; sendok gula putih. Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga
tinggal frac12; gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum, dilakukan secara rutin pagi-sore.
3. Bronkhitis Bahan: 2 kuntum bunga kenanga.
Cara membuat: direbus dengan 1 gelas air panas sampai mendidih hingga tinggal frac12; gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum, dilakukan secara rutin pagi-sore Farida, 2012.
2.5. Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada
suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak
atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri
Universitas Sumatera Utara
dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di
tempat yang kering dan sejuk Gunawan Mulyani, 2004. 2.5.1 Keadaan Minyak Atsiri Dalam Tumbuhan
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar pada famili Labiatae, di dalam sel-sel parenkim misalnya famili
Piperaceae, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen pada famili Pinaceae dan Rutaceae. Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma
akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu Gunawan Mulyani, 2004.
Sifat minyak atsiri sendiri antara lain: 1.
Dapat didestilasi. 2.
Tidak meninggalkan noda. 3.
Tidak tersabunkan. 4.
Tidak tengik. 5.
Tidak mengandung asam. Itulah sifat yang membedakan minyak atsiri dengan minyak lemak.
Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri bisa di berbagai tempat antara lain:
•
Dalam rambut kelenjar seperti Labiatae, misal: kumis kucing, mentha.
•
Di dalam sel-sel parenkim seperti Piperaceae, misal: merica
•
Pada tabung minyak seperti Umbelliferae, misal: adas.
•
Saluran lisogen dan sisogen seperti Pinaceae Rutaceae, misal: pinus, jeruk.
Universitas Sumatera Utara
Sedang cara pembentukan minyak atsiri dalam tanaman antara lain langsung dari protoplasma, dekomposisi dari resin ataupun dengan cara hidrolisis
dari glikosida tertentu. Bila minyak atsiri baru saja didestilasi, umumnya tidak berwarna atau
berwarna pucat. Penyimpanan dalam jangka waktu lama yang tidak terkontrol dapat menyebabkan minyak menjadi berwarna, mulai dari kuning tua hingga
coklat. Untuk menghindari kerusakan seperti itu dapat diatasi dengan perlakuan seperti:
- Disimpan pada wadah tertutup rapat. - Terlindung dari cahaya.
- Di tempat yang kering. - Di tempat yang sejuk.
- Disimpan penuh dalam wadah. Pada bagian tanaman, minyak atsiri terkandung dominan misalnya:
•
Di tumbuhan Rosa sinensis, pada petala bunga.
•
Cinamomum, pada korteks dan daun.
•
Foeniculi vulgare, pada perikap buah.
•
Labiatae, pada rambut kelenjar.
•
Citrus, pada kulit buah. Bagi tanaman penghasil minyak, minyak atsiri berfungsi sebagai insect
repellant mengusir seranggaparasit lain dan insect attractant menarik. Dalam beberapa hipotesis dapat disimpulkan bahwa tumbuhan akan memproduksi
minyak atsiri secara maksimal jika kondisi tumbuh dalam keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air, struktur tanah berkapur atau jarang
Universitas Sumatera Utara
nutrisi makanan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu membuat tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap toksik terhadap serangan
serangga maupun parasit lain. Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut:
1. Bau khas.
2. Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform, dan pelarut
organik lain. 3.
Sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap. 4.
Yang mengandung fenol dapat membentuk garam 5.
Dapat membentuk kristal. Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran dan
tidak pernah dalam bentuk tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5 komponen besar seperti cineol, borneol, limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa
terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau sedap tapi pedas seperti minyak kayu putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus, limonen harum seperti jeruk keprok,
alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa terpinen berbau jeruk citrun. Nah, campuran dari kelima komponen itulah yang membuat aroma khas kapulaga.
Dari semua jenis minyak atsiri sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis metabolit sekunder:
•
Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid.
•
Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik. Contoh kerangka minyak atsiri:
1. Monoterpen yaitu: a. Asiklis.
Universitas Sumatera Utara
b. Siklis 2. Seskuiterpen.
3. Senyawa fenil propanoid Cara penyarian minyak atsiri ada beberapa metode tergantung dari jenis
dan sifat dari bahan baku dan minyak atsirinya. Beberapa metode umum yang biasa digunakan antara lain:
1. Destilasi air, uap dan air-uap 2. Pengepresan
3. Ekstraksi 4. Enfleurasi
5. Hidrolisis glikosida tertentu 2.5.2 Golongan Minyak Atsiri
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bersifat kimia, fisika serta mempunyai bau dan aroma yang khas, demikian pula peranannya sangat besar
sebagai obat. Komponen penyusun minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
1. Minyak Atsiri Hidrokarbon Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri
dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus famili Pinaceae. Komponen terpentin
sebagian besar berupa asam-asam resin hingga 90, ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena. Terpentin larut dalam
alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh
Universitas Sumatera Utara
darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam.
2.Minyak Atsiri Alkohol Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman pokok atau Mentha
piperita Linn. Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1, juga mengandung resin 12 dan tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan
mengandung 2 minyak permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega
hidung tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi 3. Minyak Atsiri Fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau
Syzigium caryophyllum famili Myrtaceae. Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan karena mengandung
minyak atsiri sampai 20. Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu sampai 95 dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-
eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan
minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah. 4. Minyak Atsiri Eter Fenol
Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare famili
Apiaceae atau Umbelliferae. Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena.
Universitas Sumatera Utara
Minyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum.
5. Minyak Atsiri Oksida
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L family Myrtaceae. Komponen penyusun minyak
atsiri kayu putih paling utama adalah sineol 85. 6.
Minyak Atsiri Ester Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari
isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L family Erycaceae. Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak
ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan parfum, dalam industri permen, dan minuman tidak beralkohol.
2.5.3 Parameter Minyak Atsiri Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali
kualitas minyak atsiri meliputi: 2.5.3.1 Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada yang sama pula. Berat jenis sering dihubungkan
dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai
densitasnya. Biasanya berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi Sastrohamidjojo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2 Indeks Bias Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam
udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya.
Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri akan
bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai indeks
juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak kenanga tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai
indek biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus
dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil Sastrohamidjojo, 2004.
2.5.3.3 Putaran optik Sifat optik dari minyak atsiri ditentukan menggunakan alat polarimeter
yang nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam cahaya yang dipolarisasikan maka memiliki sifat memutar
bidang polarisasi ke arah kanan dextrorotary atau ke arah kiri laevorotary. Pengukuran parameter ini sangat menentukan kriteria kemurnian suatu minyak
atsiri Sastrohamidjojo, 2004. 2.5.3.4 Bilangan Asam
Universitas Sumatera Utara
Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan asam yang semakin besar dapat mempengaruhi terhadap kualitas minyak
atsiri. Yaitu senyawa-senyawa asam tersebut dapat merubah bau khas dari minyak atsiri. Hal ini dapat disebabkan oleh lamanya penyimpanan minyak dan adanya
kontak antara minyak atsiri yang dihasilkan dengan sinar dan udara sekitar ketika berada pada botol sampel minyak pada saat penyimpanan. Karena sebagian
komposisi minyak atsiri jika kontak dengan udara atau berada pada kondisi yang lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan udara oksigen yang dikatalisi
oleh cahaya sehingga akan membentuk suatu senyawa asam. Jika penyimpanan minyak tidak diperhatikan atau secara langsung kontak dengan udara sekitar,
maka akan semakin banyak juga senyawa-senyawa asam yang terbentuk. Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri terutama golongan aldehid dapat membentuk
gugus asam karboksilat sehingga akan menambah nilai bilangan asam suatu minyak atsiri. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penyulingan pada tekanan tinggi
temperatur tinggi, dimana pada kondisi tersebut kemungkinan terjadinya proses oksidasi sangat besar. Bilangan asam adalah ukuran dari asam lemak bebas
dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1N yang digunakan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Sastrohamidjojo, 2004.
2.5.3.5 Kelarutan Dalam Alkohol Telah diketahui bahwa alkohol memiliki gugus OH. Karena minyak atsiri
dapat larut dalam alkohol maka pada komposisi minyak atsiri yang dihasilkan tersebut terdapat komponen-komponen terpen teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pernyataan Guenther bahwa kelarutan minyak dalam alkohol ditentukan oleh jenis komponen kimia yang terkandung dalam minyak. Pada umumnya minyak atsiri
yang mengandung persenyawaan terpen teroksigenasi lebih mudah larut daripada yang mengandung terpen. Makin tinggi kandungan terpen makin rendah daya
larutnya atau makin sukar larut, karena senyawa terpen tak teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil kelarutan minyak atsiri pada alkohol biasanya alkohol 90 maka kualitas minyak atsirinya semakin baik
Sastrohamidjojo, 2004.
2.6 Metode Penyulingan Minyak Atsiri