17
1. Sistem Tata Sekat Yaitu cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan
koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini, pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan
petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca ditempat itu. Namun demikian sistem ini bisa juga
diterapkan pada sistem terbuka, yakni pemakai mengambil sendiri lalu dicatatkandilaporkan kepada petugas, selanjutnya petugaslah yang
mengembalikan ke rak semula.
2. Sistem Tata Parak Yaitu sistem pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan
koleksi terpisah dari ruang baca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat atau dibaca
diruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka.
3. Sistem Tata Baur Yaitu suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca
agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri. Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem
pinjam terbuka p. 158.
Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa ruangan perpustakaan harus ditata sedemikian rupa agar terlihat suatu gambar yang wajar dan menarik
serta adanya keleluasaan yang wajar dari pemakai.
2.4.3. Ruangan Perpustakaan
Ruangan perpustakaan adalah tempat atau bagian tertentu dalam satu gedung perpustakaan yang dipakai untuk meletakaan suatu barang tertentu yang
mempunyai fungsi tertentu yang dibatasi oleh alat pemisah atau penyekat. Setiap perpustakaan memiliki tempat atau bagian tertentu dari sebuah
gedung terdiri dari sejumlah ruangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ruangan disediakan untuk perpustakaan harus terpisah dari aktifitas lain. Selain
penempatan ataupun pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah pengguna, jumlah staf, dan keamanan, dan tata
kerja perpustakaan. Sehingga kelancaran pelaksanaan kegiatan perpustakaan berjalan dengan baik.
Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum 1992 dinyatakan bahwa, ”Ruangan perpustakaan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan pustaka, tempat melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan dan tempat bekerja petugas perpustakaan” p. 5.
Universitas Sumatera Utara
18
Berdasarkan pedoman Perpustakaan Nasional RI 1992 Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu diperhatikan beberapa
faktor dalam perancangan ruang perpustakaan, antara lain: 1.
Jumlah koleksi dan perkembangannya di masa yang akan datang. 2.
Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan. 3.
Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan. 4.
Jumlah petugaskaryawan yang menggunakan ruangan p. 5. Selain itu Siregar 2010 mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menetukan ruangan perpustakaan yaitu: 1.
Kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan tersebut. Untuk itu perlu di identifikasi terlebih dahulu secara rinci kegiatanpekerjaan serta tahapan
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Rincian kegiatan, dan rangkaian pelaksanaan pekerjaan itu harus jelas, sehingga diketahui perabot dan
perlengkapan apa yang dibutuhkan setiap tahap pelaksanaannya.
2. Kegiatan yang dilakukan harus dihubungkan dengan luas ruangan yang
dibutuhkan, kondisi dan daya tampung ruangan tersebut serta hubungannya dengan ruangan lain, karena hal ini akan menentukan
perlengkapan yang dibutuhkan, sehingga dapat diketahui apakah suatu ruangan dapat digunakan untuk kegiatan yang dimaksud.
3. Perlu dipertimbangkan jumlah koleksi yang dimiliki dan yang
direncanakan pada masa 10 tahun kemudian. Di samping itu jangkauan pelayanan yang akan diselenggarakan, petugas yang dibutuhkan dalam
setiap ruangan, serta pengembangannya untuk 10 tahun mendatang. Penentuan ruangan ini juga dipengaruhi oleh pengelolaan bidang
administrasi dan pengembangannya.
4. Pertimbangan khusus sesuai dengan penggunaan ruangan tersebut,
seperti ruangan khusus untuk petugas perpustakaan dimana pengunjung tidak diperbolehkan masuk, dan dimana pengguna dapat masuk p. 12.
Pada dasarnya suatu perpustakaan yang paling sederhana sekalipun harus memiliki sejumlah ruangan yang mempunyai fungsi yang berlainan. Dengan kata
lain, suatu perpustakaan mempunyai ruang pokok, yang merupakan kebutuhan minimal setiap perpustakaan. Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki
sebuah perpustakaan menurut Perpustakaan Nasional RI 1992 adalah sebagai berikut:
1. Ruang Koleksi
Ruang koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang
dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya
ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi Audio Visual dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
19
2. Ruang Baca
Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembacapemakai
jasa perpustakaan.
3. Ruang Pelayanan
Ruang Pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas,
mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.
4. Ruang Kerja Teknis Administrasi
Ruang Kerja Teknis Administrasi adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan
pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai perpustakaan. b.
Ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya. c.
Ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak. 5.
Ruang Khusus Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang
diskusipertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk kantin p. 5.
Dari sekian jumlah ruangan perpustakaan yang disebutkan di atas, perlu mengadakan pengaturan sedemikian rupa, sehingga memberikan kesan sejuk,
menyenangkan, bagi petugas perpustakaan serta dapat mengundang para pemakai menggunakan bahan perpustakaan serta membacanya. Menurut Purwati 2007
standar pembagian ruangan perpustakaan berdasarkan presentase seluruh luas lantai perpustakaan yang diperuntukkan bagi kepentingan koleksi, pengguna, staf,
dan keperluan lain, sebagai berikut: a. Untuk perpustakaan dengan sistem tertutup
- Areal untuk koleksi 45
- Areal untuk pengguna 25
- Areal untuk staf 20
- Areal untuk keperluan lain 10
b. Untuk perpustakaan dengan sistem terbuka -
Areal koleksi dan pengguan 70 -
Areal untuk staf 20 -
Areal untuk keperluan lain 10 p. 7. Menurut Sulistyo-Basuki 1991 sesuai standar yang dibuat oleh
Thompson Untuk menghitung luas ruangan sesuai dengan fungsinya, besarnya koleksi buku rak, pengguna dan staf perpustakaan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
20
a . Rak
Rak satu muka, dengan lebar 100 cm, dapat memuat 115 – 165 eksemplar buku, dan jarak antara rak 100 - 110 cm. Dengan demikian 1
m2 luas lantai dapat memuat 150 - 220 eksemplar.
b . Ruang baca
Untuk mahasiswa diploma dan sarjana membutuhkan ruang 1,2 – 2,3 m2 per mahasiswa, sedangkan mahasiswa pasca sarjana 3,25 – 3,70 m2
per mahasiswa.
c . Ruang khusus
Ruang khusus terdiri dari: 1.
Areal pandang dengar: 3,0 m2meja 2.
Areal diskusiseminar: 2,0 m2tempat duduk 3.
Areal untuk konfrensi: 1,9 m2orang Untuk ruangan lain seperti corridor selasar, aula, toilet dan gudang
diperlukan seluas 10-15 dari seluruh luas lantai yang telah dihitung.
d . Staf perpustakaan
1. Kepala dan wakil kepala perpustakaan 30 m2
2. Pengklasifikasi, pengkatalog, pustakawan pengadaan dan
pemeliharaah 9 m2 3.
Staf administrasi dan profesional yang tidak bertugas di titik jasa serta staf lainnya terkecuali point b adalah 5 m2.
e. Jasa