Hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko antara lain adalah: faktor genetika, faktor gaya hidup seseorang, faktor lingkungan tempat tinggal, dan
faktor-faktor lain yang masih belum jelas hubungan sebab akibatnyaAmerican Cancer Society, 2012.
Gaya hidup merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit keganasan. Salah satunya adalah merokok. Asap rokok yang terkandung dalam rokok adalah
suatu bahan leukemogen yang dapat menyebabkan keganasan pada tubuh manusia.
Tercatat di Amerika, 52,5 penduduknya merokok pada tahun 2009. Terbagi atas dewasa umur 18-24, dewasa umur 25-44, dewasa umur 45-64, dan
umur ≥65 tahunMorbidity and Mortality Weekly report,2010
Menurut Milne, E, et al 2011, adanya hubungan orang tua yang merokok meningkatkan risiko kejadian leukemia limfoblastik akut LLA. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa orang tua pria yang perokok berat selama masa konsepsi merupakan faktor risiko dari kejadian LLAoxford journals,2011.
Menurut Jeffrey S.Chang, et al 2010, merokok merupakan suatu faktor yang mendukung terjadinya leukemia pada anak. Penelitian tersebut
menghasilkan jumlah anak penderita leukemia pada anak yang terpapar asap rokok orang tua adalah 327 anak. 281 anak menderita leukemia limfoblastik akut
dan 46 anak menderita leukemia mieloblastik akutoxford journal, 2010 Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melihat adanya hubungan
antara leukemia pada anak dengan riwayat paparan asap rokok dari orang tua yang merokok sebelum, selama, atau setelah anak lahir.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan paparan asap rokok dari orang tua dan lingkungan rumah dengan kejadian Leukemia pada anak?
Universitas Sumatera Utara
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok orang tua
terhadap kejadian Leukemia pada anak pada RSUP. H. Adam Malik Medan.
1.3.2Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui asap rokok sebagai faktor resiko untuk
kejadian Leukemia pada anak. 2. Untuk mengetahui berapa lama paparan asap rokok yang dapat
menyebabkan Leukemia pada anak.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran
dan pengaplikasian ilmu peneliti selama ini.
2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Leukemia
Leukemia adalah suatu penyakit keganasan pada sistem hematopoiesis yang menyebabkan proliferasi sel darah yang tidak terkendali. Sel-sel progenitor
dapat berkembang pada elemen sel yang normal, karena peningkatan rasio proliferasi sel dan penurunan rasio apoptosis sel. Hal ini menyebabkan gangguan
dari fungsi sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah yang utamaKliegman,2007
Leukemia merupakan penyakit keganasan yang paling sering pada anak- anak. Diperkirakan sebanyak 41 dari seluruh penyakit keganasan pada anak
yang berumur kurang dari 15 tahun. Pada tahun 2002, tercatat sekitar 2500 anak dibawah umur 15 tahun didiagnosa dengan leukemia di Amerika. Insidensi
sebesar 4,5 kasus per 100.000 anakGreer J.P,2003 Leukemia limfoblastik akut terhitung sebanyak 77 kasus leukemia pada
anak. Leukemia mieloblastik akut sekitar 11, leukemia mieloblastik kronik sekitar 2-3, dan leukemia mieloblastik kronik juvenil sekitar 1-2American
Cancer Society,2012
2.2 Fisiologi Darah 2.2.1. Komponen Darah
Darah terdiri atas dua komponen penyusun yaitu plasma darah dan elemen-elemen pembentuk.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.1 Plasma Darah
Plasma darah adalah suatu cairan yang berwarna kekuningan. Pada plasma darah dapat ditemukan beberapa protein dalam tubuh, atau yang lebih sering
dikenal dengan plasma proteinTortora G J,2009. Plasma protein memiliki peran penting dalam mempertahankan tekanan
osmotik yang merupakan faktor penting dalam pertukaran cairan melewati
dinding kapilerTortora G J,2009. 2.2.1.2 Elemen-elemen Pembentuk
Elemen-elemen pembentuk dari darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit.
1. Eritrosit sel darah merah Eritrosit atau sel darah merah adalah sel darah yang khusus dalam
proses transport oksigen. Eritrosit tidak memiliki nucleus inti, oleh karena itu seluruh bagian dalamnya tersedia untuk mengankut oksigen.
Eritrosit tidak banyak memiliki mitokondria sehingga ATP yang diperoreh melalui anaerobikTortora G J,2009.
Fungsi utama dari sel darah merah adalah transport hemoglobin yang berguna membawa oksigen dari paru menuju jaringan tubuh. ketika sel
darah merah bebas dalam plasma,sekitar 3 berpindah melalui kapiler membran melalui membrana glomerular pada ginjal menuju filtrasi
glomerulus setiap kali darah melewati kapilerTortora G J,2009. 2. Leukosit Sel Darah Putih
Leukosit adalah sel darah yang aktif pada sistem pertahanan tubuh yaitu berfungsi melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal
jumlah sel darah putih berkisar dari 4.000 sampai 10.000mm3.
Universitas Sumatera Utara
Sel darah putih diklasifikasikan atas 2 kelompok berdasarkan granula sitoplasma yaitu leukosit granular dan leukosit agranular.
a Leukosit granular Leukosit ini mengandung granula spesifik dalam sitoplasmanya
dan mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi pada bentuknya. Leukosit granular terdiri atas 3 jenis yaitu:
i. Neutrofil
Neutrofil merupakan sistem pertahanan tubuh primer melawan infeksi bakteri dengan cara
PhagocytosisTortora G J,2009. ii.
Eosinofil Eosinofil memiliki fungsi Phagocytosis yang kurang
baik. Pada pewarnaan, granula tidak menutupi nukleus yang terdiri atas dua lobus yang saling
berhubunganTortora G J,2009. iii.
Basofil Basofil berfungsi dalam pengaktifan histamin. Pada
pewarnaan dijumpai berwarna biru-keunguan. Biasanya granula menutupi nukleus yang terdiri atas dua
lobusTortora G J,2009.
b Leukosit agranular Leukosit ini tidak memiliki granula spesifik dalam
sitoplasmanya. Leukosit agranular terdiri atas 2 jenis yaitu: i.
Limfosit Limfosit berbentuk bulat dan sedikit ada lekukan dan
berwarna gelap. Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T bergantung timus. Limfosit B tidak
bergantung timus, tersebar dalam folikel-folikel kelenjar getah bening. Limfosit T bertanggung jawab atas respons kekebalan
Universitas Sumatera Utara
selular melalui pembentukan sel yang reaktif antigen sedangkan limfosit B, jika dirangsang dengan semestinya,
berdiferesiansi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin, sel-sel ini bertanggung jawab atas respons
kekebalan hormonalTortora G J,2009. ii.
Monosit Monosit memiliki fungsi phagocytosis dan sangat aktif,
membuang sel-sel cedera dan mati, fragmen-fragmen sel, dan mikroorganismeTortora G J,2009.
3. Trombosit Trombosit berdiameter 2-
4 μm. Siklus hidupnya 5-9 hari dan memiliki banyak vesikel tetapi tidak memiliki nukleus. Trombosit berfungsi untuk
membentuk plug dalam hemostasis dan mengeluarkan bahan kimia yang menyebabkan spasme pembuluh darah dan pembekuan darahTortora G
J,2009.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 proses proliferasi sel darahTortora G J,2009
2.3. Klasifikasi Leukemia
Berdasarkan maturasi sel dan asal sel, leukemia dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Leukemia Akut Leukemia akut adalah suatu proses proliferasi dari sumsum tulang
yang immature. Sel-sel ini dapat melibatkan darah pada daerah tepi dan juga organ-organ padat. Persentase yang di temukan pada
penegakan diagnosa leukemia akut berkisar 30 atau lebihAbdul- Hamid G,2011.
1.a. Leukemia limfoblastik akut Leukemia limfoblastik akut adalah leukemia yang paling sering
terjadi pada anak-anak. Diperkirakan sejumlah 30 dari kanker
Universitas Sumatera Utara
anak-anak. Data yang diperoleh dari The National Cancer Institute`s surveillance, Epidemiology, and End Result SEER
menyatakan bahwa leukemia limfoblastik akut pada anak-anak terjadi sebanyak 26 anak 1.000.000 pertahun di Amerika
serikatGreer J.P, 2003. 1.b. Leukemia mieloblastik akut
Leukemia mieloblastik akut adalah suatu keganasan hematologi yang ditandai dengan pembentukan dan penyebaran dari sel
myeloid yang mudaGreer J.P, 2003.
2. Leukemia kronik Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai
proliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
2.a. Leukemia Mieloblastik kronik LMK LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan
produksi berlebihan sel mieloid seri granulosit yang relatif matang. LMK mencakup 20 leukemia dan paling sering dijumpai
pada orang dewasa usia pertengahan 40-50 tahun. Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada
90-95 penderita LMK. Sebagian besar penderita LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis
blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblaspromielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit
dan sel darah merah yang amat kurangGreer J.P, 2003. 2.b. Leukemia Limfoblastik kronik LLK
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B jarang pada limfosit T. Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan
akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan
Universitas Sumatera Utara
yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki dan perempuanGreer J.P, 2003.
2.4. Patofisiologi