BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi. Untuk itu pendidikan
dan pengajaran harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu mengikuti perkembangan dunia yang begitu cepat. Pendidikan akan semakin berhasil apabila
didukung oleh sarana penunjang yang baik. Salah satu penunjang untuk mencapai hasil pendidikan yang baik adalah dengan memiliki perpustakaan. Perpustakaan
yang baik harus dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana. Universitas HKBP Nommensen merupakan salah satu universitas
terkemuka di Sumatera Utara yang didirikan oleh Huria Kristen Batak Protestan HKBP atau yang disebut dengan UHN pada 7 Oktober 1954. Kata Nommensen
pada UHN diambil dari nama salah satu misionaris yang memberitakan Kristus ke tanah Batak yaitu Dr. I.L. Nommensen. UHN yang seluruh kegiatannya
didasarkan pada kasih Kristiani mempunyai tujuan, visi, misi, falsafah dan motto. Sesuai dengan visi Universitas HKBP Nommensen yaitu “Menjadi Perguruan
Tinggi terbaik dan terkemuka di Indonesia dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk menghasilkan sumberdaya manusia
bermutu, beriman, berakhlak, yang tanggap terhadap tantangan lokal dan global”. UHN Medan memiliki beberapa fakultas yaitu: FKIP, Fakutas Teknik,
Fakultas Peternakan, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Psikologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Program
Pasca Sarjana. Perpustakaan UHN terbentuk sejak berdirinya UHN di Medan yang berada di dalam lingkungan kampus UHN Jl. Sutomo No.4-A Medan.
Perpustakaan UHN yang di lengkapi dengan koleksi digital yaitu berupa , E- book: 85.487 Judul, E-journal 27.953 Judul, Tesis 100 Judul dan Skripsi 1.100
Judul. Skripsi dan tesis tersebut menjadi hasil digitalisasi atau yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital yang terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
berbagai disiplin ilmu seperti ilmu hukum, kedokteran, ekonomi, bahasa dan seni, pikologi, kehutanan, pertanian, dan pasca sarjana. Perpustakaan UHN juga
melanggan E-Journal dalam memenuhi kebutuhan pemustaka yaitu dalam bidang ilmu kedokteran yaitu dari database ProQuest.
Pasal 1 ayat 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002
menyatakan bahwa “
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.” Khusus untuk Perpustakaan diberikan kebebasan untuk kepentingan pendidikan sehingga tidak sedikit para intelektualis dapat melakukan
pelanggaran hak cipta, baik dalam tindakan pelanggaran ataupun memperbanyak karya orang lain tanpa izin dari pencipta.
Dilihat dari kondisi yang ada di perpustakaan saat ini masalah yang terlihat adalah mengenai download secara full text pada koleksi digital tanpa ada
batasan-batasan sehingga ini dapat berdampak pada kasus pelanggaran hak cipta, juga pemustaka menyebarluaskan password yang telah diberikan oleh
Perpustakaan dan ini merupakan salah satu pelanggaran terhadap hak cipta yang dimiliki perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi bagi
masyarakat dituntut untuk dapat menyediakan informasi dalam berbagai format sesuai kebutuhan pemustaka, dengan cara berlomba-lomba untuk menghimpun
koleksi digital dalam rangka menuju perpustakaan digital. Bahkan saat ini koleksi digital dijadikan sebagai parameter apakah sebuah perpustakaan tersebut maju
atau tidak. Akan tetapi realisasi perpustakaan digital bukan tanpa masalah, terutama terkait dengan hak cipta. Untuk mendigitalisasi buku, jurnal dan koleksi
lainnya perpustakaan sering terbentur dengan masalah hak cipta. Saat telah ada aturan yang jelas mengenai digitalisasi koleksi yaitu Pasal 12 Undang- Undang
Hak Cipta N0. 19 Tahun 2002 berupa pengalihwujudan namun belum diketahui apakah telah sesuai dengan peraturan hak cipta. Dalam hak cipta melekat hak
ekonomi dan hak moral, dan proses digitalisasi dapat melanggar kedua hak tersebut yaitu apabila mendatangkan keuntungan bagi perpustakaan maka dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran hak ekonomi dan dikatakan melanggar hak moral karena digitalisasi mengalihbentukkan dari format tercetak kedalam format
Universitas Sumatera Utara
digital atau sebaliknya. Dalam kasus di Perpustakaan UHN Medan, Perpustakaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cepat dengan akses yang murah dan
mudah tidak menyulitkan pemustaka. Untuk itulah pihak perpustakaan memberikan peluang kepada pemustaka dalam rangka akses informasi digital
seperti skrispi, tesis, e-book dan juga e-journal yaitu dengan memberikan password kepada pemustaka untuk mengakses informasi tersebut. Hal ini dapat
memberikan peluang kepada pemustaka untuk mendownload file secara keseluruhan tanpa adanya batasan sehingga berpeluang untuk melakukan
pelanggaran dan dapat disalahgunakan oleh pemustaka. Namun belum diketahui, apakah
layanan tersebut memiliki dasar hukum yang jelas tanpa mengesampingkan nilai hak cipta yang terkandung dalam tiap bahan pustaka. Jika
ada, apakah telah diterapkan sesuai hukum yang berlaku. Proses penegakan hak cipta harus dilakukan secara nyata dengan dasar hukum yang jelas. Seharusnya
Perpustakaan sebagai penyedia informasi harus melindungi hak cipta khususnya koleksi digital yaitu dengan cara memberi batasan yaitu hanya pada bagian
tertentu saja atau dapat mendownload secara keseluruhan tetapi harus memberikan alamat email yang benar sehingga ini dapat memperkecil peluang penyalahgunaan
koleksi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Bertolak dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
“ Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan
Universitas HKBP Nomensen”.
1.2 Rumusan Masalah