dikondisikan. Wawancara dengan seluruh informan tersebut barlangsung secara informal dan mendalam depth interview, disamping itu pelaksanaan wawancara
dilakukan secara substantif., artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Suasana dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang
apa adanya yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari dan siang tepatnya
berada di ruangan kerja masing-masing. Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa
informal, meskipun penulis kadang-kadang menggunakan istilah bidang ilmu perpustakaan. Bahasa informal tersebut digunakan tujuan untuk memancing
percakapan awal kepada informal tersebut. Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika
penulis merasa masih perlu penambahan atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.
4.3 Kategori
Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam
melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kembali membaca pedoman wawancara dan melakukan coding , yaitu melakukan pemilihan data yang relevan
dengan pokok pembicaraan dan menunjukkan hubungan antar bagian- bagian yang menurunkan emap kategori yang berkaitan dengan implementasi hak cipta
terhadap pemanfataan koleksi digital pada perpustakaan UHN Medan. Adapun ke empat kategori itu adalah :
1. Hak cipta
2. Perlindungan koleksi digital
3. Lisensi Sebagai Perjanjian
4. Sanksi Terhadap Pelanggaran
4.3.1 Hak Cipta
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transip wawancara dengan keempat informan adalah hak cipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
Universitas Sumatera Utara
Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta. Tingkat pengetahuan mengenai hak cipta pustakawan pada Perpustakaan UHN Medan dapat dikatakan cukup mengerti. Hal ini Sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Informan I
1,
I
2,
I
3,
dan I
4
yaitu sebagai berikut:
I
1
:“Hak cipta itu adalah hak yang telah melekat pada suatu ide yang telah diwujudkan dalam sebuah karya, jadi hak cipta itu tidak bisa
digunakan sembarangan oleh orang lain artinya tidak bisa dilanggar. I
2
:“Hak cipta itu bisa dikatakan suatu perlindungan terhadap karya orang lain ”.
I
3
: “Menurut saya hak yang timbul sendiri ketika suatu karya ide tersebut
telah diwujudkan misalnya dalam koleksi tercetak ataupun yang bukan tercetak.”
I
4
: “Hak ataupun suatu peraturan supaya karya-karya yang telah ditulis ataupun diterbitkan itu dapat perlindungan”.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pustakawan mengenai hak cipta tersebut sudah mengetahui namun penjabaran dari hak cipta
tersebut belum semaksimal mungkin dapat dijabarkan oleh pustakawan tersebut.
4.3.2 Perlindungan Koleksi Digital
Semua koleksi yang ada di perpustakaan pada umumnya mendapat perlindungan hak cipta baik itu berdasarkan undang-undang maupun berdasarkan
kebijakan ataupun peraturan yang telah dibuat oleh perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan UHN Medan dalam hal ini melindungi semua koleksi digital yang
ada pada perpustkakaan UHN Medan baik yang tercetak maupun dalam koleksi digital. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang telah diberikan I
1
, I
2
,dan I
3.
I
1
:“Semua koleki pada perpustakaan UHN Medan di lindungi karena salah satu fungsi perpustakaan itu melindungi suatu karya”.
I
2
:”Koleksi pada perpustakaan ini semuanya mendapat perlindungan hak cipta terutama itu koleksi digitalnya, karena sering terjadi
pelanggaran terhadap koleski digital sehingga kita perlu mengawasi semua koleski digital tanpa ada pengecualian.
I
3
: “Untuk melindungi koleksi digital di perpustakaan ini kita memberi batasan yaitu koleksi digital tersebut hanya bisa di download
maksimal 60 halaman dan pasword tersebut tidak sembarang kita berikan kepada pemustaka karena pernah ada kejadian pasword yang
telah kita berikan kepada pemustaka disebarluaskan ke Malasyia semenjak dari situ kita batasi pemberian pasword nya trus untuk
memberikan paswordnya pemustaka harus menulis identitas nya
Universitas Sumatera Utara
terlebih dahulu supaya apabila ada terjadi kelak pelanggaran kita dapat mengetahuinya secara cepat.
Berdasarkan jawaban diatas dapat dikatakan bahwa semua koleksi yang ada pada perpustakaan UHN Medan seluruh koleski mendapat perlindungan
terutama dalam bentuk koleksi digital karena pada koleski digital tersebut sering terjadi pelanggaran misalnya menyebarluaskan password kepada pihak lain
sehingga perlu pengawasan yaitu dengan cara membatasi download pada E- journal dan tidak semua pemustaka mendapat password.
4.3.3. Lisensi Perjanjian Hak Cipta